Anda di halaman 1dari 19

JURNAL 1

Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat


Depresi Pada Lansia Di Panti UPTD Griya Wreda
Surabaya
dan
JURNAL 2
Efektifitas Terapi Humor Terhadap Penurunan
Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Di Panti
Wredha Pucang Gading Semarang

NERS 8, KELOMPOK 4, WISMA D


JURNAL 1

Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Depresi Pada


Lansia Di Panti UPTD Griya Wreda Surabaya

 Abstrak - Salah satu masalah psikologis yang dialami para lansia adalah rentan terhadap
terjadinya depresi, namun hal ini dapat dicegah dengan terapi tertawa. Tetapi pada
kenyataannya masih terdapat lansia yang terlihat sedih, murung, menyendiri, ada berbagai
macam penyebab misalnya tidak pernah dijenguk, memikirkan anak dan keluarganya. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap tingkat
depresi pada lansia di UPTD Panti Griya Wreda Surabaya. Desain penelitian ini
menggunakan Pra Experiment dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design,
populasi seluruh lansia yang mulai berusia 60-69 tahun sebesar 30 orang, sampel sebagian
lansia sebesar 28 diambil dengan metode simple random sampling. Variabel independen
terapi tertawa, variabel dependen adalah tingkat depresi. Instrumen yang digunakan adalah
lembar kuisioner dan SOP. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai kemaknaan α
= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan terapi tertawa hampir setengahnya
35,7% mengalami depresi sedang dan setelah diberikan terapi didapatkan hampir setengah
dari responden 35,7% normal/tidak depresi. Hasil uji wilcoxon pada terapi tertawa
didapatkan nilai ρ = 0,000 dan nilai α = 0,05 berarti ρ < α maka H0 ditolak, artinya ada
pengaruh terapi tertawa terhadap tingkat depresi pada lansia di UPTD Panti Griya Wreda
Surabaya.Simpulan dari penelitian ini semakin rutin mengikuti terapi tertawa semakin
rendah tingkat depresi lansia. Diharapkan perawat bisa melanjutkan kegiatan terapi tertawa
di Panti Griya Wreda Surabaya, sehingga lansia termotivasi untuk melakukan hal ini secara
rutin dan berkelompok.
JURNAL 2

Efektifitas Terapi Humor Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada


Lanjut Usia Di Panti Wredha Pucang Gading Semarang

 ABSTRAK

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan
kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan
hidup.Penatalaksanaan depresi dengan obat antidepresan dan juga terapi
komplementer.Salah satu terapi komplementer adalah terapi humor.Terapi humor adalah
terapi yang merangsang timbulnya tawa, bertujuan mengurangi depresi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas terapi humor terhadap penurunan tingkat depresi pada
lanjut usia di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dalam
waktu 2 minggu dalam 4 kali terapi.Rancangan penelitian menggunakan Gamma Sommers
18 responden yang mengalami depresi.Tingkat depresi diukur menggunakan Geriatric
Depression Scale dengan 30 pertanyaan sebelum dilakukan perlakukan dan sesudah
dilakukan perlakuan. Hasil uji dari Gamma didapatkan p value = 0.004 maka Ha diterima
yang artinya terapi humor efektifitas terhadap penurunan tingkat depresi pada lanjut usia.
Hasil uji dari Sommers didapatkan p value = 0.004 maka Ha diterima yang artinya efektifitas
terapi humor terhadap penurunan tingkat depresi pada lanjut usia di Panti Wredha Pucang
Gading Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi institusi pelayanan
kesehatan untuk dapat menggunakan terapi humor terapi untuk penanganan lanjut usia
dengan depresi.
ANALISA PICO
NO. KRITERIA JAWAB PEMBENARAN & CRITICAL THINKING
1. Problem/ Ya Jurnal I:
populasi Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Uptd
Griya Wreda Surabaya.
Jurnal II:
Efektifitas Terapi Humor Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lanjut
Usia Di Panti Wredha Pucang Gading Semarang.

Critical thinking:
Proses menua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis, maupun psikologis. Salah satu masalah proses
psikologis yang terjadi pada tahap tua adalah depresi. Depresi adalah
perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan pesimis, yang berhubungan dengan
suatu penderitaan. Depresi dapat berupa serangan yang ditujukan kepada diri
sendiri atau perasaan marah yang dalam (Nugroho, 2008). Depresi
merupakan suatu gangguan mood, yang ditandai dengan kemurungan,
kelesuhan, tidak bergairah, perasaan tidak berguna, putus asa dan sebagainya
(Nasir, 2011). Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara
lain timbulnya masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan
kesehatan (Nugroho, 2008).
NO. KRITERIA JAWAB PEMBENARAN & CRITICAL THINKING
1. Problem/ Ya Critical thinking:
populasi Lanjut usia yang mengalami depresi tentu akan mengurangi produktifitas dan
peran serta dalam pembangunan bangsa, selain depresi pada lanjut usia
adalah menurunnya harapan dan kualitas hidup pada lanjut usia itu sendiri,
serta meningkatkan ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio
dependency). Sehingga diperlukan penanganan serius terhadap masalah
psikologis yang dialami lanjut usia khususnya depresi (Mensos, 2012, dalam
Khana & Kasra, 2012, hlm.67). Ada beberapa faktor yang menyebabkan lanjut
usia mengalami depresi seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup
seperti factor fisik yang berhubungan dengan adanya penyakit, factor
psikologis ditandai dengan adanya faktor yang tidak terselesaikan dan faktor
sosial pada usia lanjut yang disebabkan kehilangan orang-orang yang dicintai
dan bahkan kehilangan pekerjaan (Erita, 2014).
NO. KRITERIA JAWAB PEMBENARAN & CRITICAL THINKING
1. Intervention Ya Jurnal I:
(I) 1. Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara menghirup napas
melalui hidung, tahan nafas selama 15 detik dengan pernapasan perut.
Lalu hembuskan secara perlahan melalui mulut. Lakukan tiga kali
berturut-turut.
2. Kemudian pemandu terapi mengemukakan pada kelompok bahwa terapi
akan dimulai
3. Pemandu kemudian tertawa lebar (haahaa-haa-hii-hii-huu-huu) dan diikuti
oleh anggota kelompok dengan saling berhadapan, bertatap muka dan
menertawakan satu sama lain.
4. Tertawa ini bisa berlangsung selama 15 detik. Setelah 5 menit, kembali
tertawa (menyuarakan hii-hii-hii). Bila kurang kompak, lakukan kembali
dengan menyuarakan (huu-huu-huu). Sampai semua kompak saat
melakukan latihan terapi tertawa.
5. Setelah dilakukan pemanasan, kemudian pemandu memberikan media
untuk terapi tertawa dengan menggunakan video lucu.
6. Kemudian lakukan 4 kali seminggu selama 15 detik pada jam 09.00 pagi.
NO. KRITERIA JAWAB PEMBENARAN & CRITICAL THINKING
1. Intervention Ya Jurnal 2:
(I)
1. Memberikan pengamatan awal terlebih dahulu (Pretest)
2. Diberikan Intervensi: di pilih berdasarkan peminatan dari responden
seperti menyukai tayangan humor Ketoprak Jawa (Ketoprak (Kirun &
Bagio), Gareng (Dagelan)) & Ketoprak Modern (OVJ).
3. Dilakukan pengamatan terakhir setelah diberikan intervensi (Postest).
Terapi tertawa adalah ekspresi jiwa atau emosional yang diperlihatkan
melalui raut wajah dan bunyi-bunyian tertentu. Tertawa merupakan suatu
reaksi dari suatu stimulus tertentu yang terlihat dari ekspresi bahagia atau
perasaan senang. Ketika tertawa tubuh akan melepaskan hormon
endorphin yang memberikan rasa nyaman bagi tubuh (sebagai penenang
alami), hormon stres akan berkurang dan meningkatkan perasaan bahagia.
Endhorphine adalah hormon yang dilepaskan oleh kelenjar HPA
(Hipotalamic Pituitary Adrenal) salah satu kelenjar penghasil hormon yang
berada dibawah hipotalamus dan hormon ini akan disekresikan apabila
seseorang merasa nyaman serta rileks. Kemudian peningkatan hormon
endorphin yang dihasilkan dalam terapi tertawa akan memberikan dampak
positif bagi psikologis dan fisik seseorang seperti: menekan emosi atau
stress mental, meningkatkan hubungan interpersonal, meningkatkan rasa
percaya diri, meningkatkan hubungan sosial, merangsang jantung dan
sirkulsi darah, meningkatkan kekebalan tubuh (Katona, 2012) sehingga
tertawa akan mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan hormon
endorphin.
Terapi humor adalah terapi yang merangsang timbulnya tawa, bertujuan
mengurangi depresi. Humor akan menghasilkan tawa yang secara fisiologis
dan psikologis akan berdampak positif. Secara fisiologis dapat membantu
memberikan stimulasi dan relaksasi terbentuk setelah tertawa, yang
mengakibatkan otot pernapasan berkembang secara baik, menurunkan
ketegangan otot. Pemberian terapi humor ini dapat diberikan dalam
berbagai bentuk media seperti tayangan humor, cerita lucu, atau
meragakan sesuatu yang menggelikan (Ariana, 2006, dalam Fahruliana,
(2011)
3 Comparation Ya Jurnal I:
Pada terapi tertawa diajarkan tahapan cara tertawa.
Sebelum tahapan tertawa diajarkan cara pemanasan terlebih dahulu
(dengan cara menghirup napas melalui hidung, tahan napas selama 15
detik dengan pernapasan perut dilakukan 3 kali berturut-turut).
Desain penelitian yang digunakan pre eksperimental yaitu one-group
pra-post test design dengan cara kelompok subjek di observasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
dilakukan intervensi.
Responden yang digunakan sebanyak 28 dengan rentang usia 60-69
tahun.
Dari segi waktu, jurnal ini membutuhkan waktu selama 1 minggu
yang dilakukan selama 4 kali secara berturut-turut.

Jurnal II:
Pada terapi humor tidak diajarkan tahapan cara tertawa.
Responden langsung disajikan video humoris tanpa pemanasan.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperiment.
Dalam penelitian ini menggunakan metode one group pre-post test
yang dilakukan dengan cara memberikan pengamatan awal terlebih
dahulu sebelum diberikan intervensi (pretest), kemudian dilakukan
pengamatan terakhir setelah diberikan intervensi (postest.)
Responden yang digunakan sebanyak 18 dengan rentang usia 9
responden (60-70 tahun) dan 9 responden (75-90 tahun).
Dari segi waktu, jurnal ini membutuhkan waktu selama 2 minggu
dalam 4 kali terapi.
Critical thinking:
Terapi tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap
demi tahap. Sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa
benar-benar bermanfaat. Terapi tertawa untuk mengurangi
stress sudah banyak dilakukan orang. Tertawa 5-10 menit bisa
merangsang pengeluaran endhorphin dan serotonin, yaitu
sejenis morfin alami tubuh dan juga melatonin. Ketiga zat ini
merupakan zat baik untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih
tenang. Terapi tertawa merupakan teknik yang mudah
dilakuakan, tetapi efeknya sangat luar biasa, bahkan dapat
menyembuhkan pasien dengan gangguan mental akibat stres
berat (Padila, 2013).
Jurnal 1 dan Jurnal 2 tidak dijelaskan interval waktunya.
4 Outcome Ya Jurnal I:
Hasil uji wilcoxon pada terapi tertawa didapatkan
nilai ρ = 0,000 dan nilai α = 0,05 berarti ρ < α
maka H0 ditolak.

Jurnal II:
Uji Gamma diperoleh nilai p value = 0.004 maka
Ha diterima. Hasil uji Sommers diperoleh nilai p
value = 0.004 maka Ha diterima.
Berdasarkan hasil uji p Value pada Jurnal 1 (terapi tertawa) dan
Jurnal 2 (terapi humor) lebih efektif pada jurnal 1 (terapi
tertawa) karena di Jurnal 1 (terapi tertawa) diajarkan cara
mengeskpresikan tertawa sehingga pada pasien-pasien yang
memiliki ekspresi datar dapat mengekspresikan tertawa saat
melihat video humoris.
JURNAL 1 JURNAL 2

KELEBIHAN KELEMAHAN KELEBIHAN KELEMAHAN


• Memiliki SOP Video yang • Hemat tenaga dan Pada Jurnal ini lansia
tertawa yang ditampilkan di Jurnal waktupengimplem yang memiliki
sudah dilakukan ini tidak dijelaskan entasian. ekspresi datar tidak
riset. tentang video yang • Video yang dapat
• Tidak disenangi oleh para ditampilkan mengekspresikan
membutuhkan lansia. sesuai yang tertawa dengan
banyak biaya. disenangi oleh melihat video
• Jurnal ini para lansia. humoris, sehingga
memberikan • Tidak tidak memicu
modifikasi dengan membutuhkan pelepasan hormon
menampilkan banyak biaya. enorphin.
video lucu setelah
diberikan terapi
tertawa.
• Jurnal ini dapat
merangsang
tertawa bagi lansia
yang memiliki
ekspresi datar.
JURNAL PENDUKUNG
JUDUL HASIL
EFEKTIFITAS TERAPI HUMOR TERHADAP Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 2
PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA minggu dalam 4 kali terapi. Tingkat depresi
LANJUT USIA DI PANTI WREDHA diukur menggunakan Geriatric Depression
PUCANG GADING SEMARANG Scale dengan 30 pertanyaan sebelum dilakukan
perlakukan dan sesudah dilakukan perlakuan.
Nevi Puspitasari*), Elis Hartati**), Mamat Hasil uji dari Gamma didapatkan p value =
Supriyono ***) 0.004 maka Ha diterima yang artinya terapi
humor efektifitas terhadap penurunan tingkat
depresi pada lanjut usia. Hasil uji dari Sommers
didapatkan p value = 0.004 maka Ha diterima
yang artinya efektifitas terapi humor terhadap
penurunan tingkat depresi pada lanjut usia di
Panti Wredha Pucang Gading Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi
institusi pelayanan kesehatan untuk dapat
menggunakan terapi humor terapi untuk
penanganan lanjut usia dengan depresi.
JURNAL PENDUKUNG
JUDUL HASIL
TERAPI TAWA UNTUK MENGURANGI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
EMOSI MARAH PADA CAREGIVER LANSIA efektivitas terapi tawa untuk mengurangi emosi
marah pada caregiver lansia. Subjek penelitian
Nandhini H. Anggarasari H. Fuad Nashori RA berjumlah 20 orang, yang terbagi menjadi
Retno Kumolohadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
dengan kriteria wanita atau laki-laki yang
mengasuh lansia dan mengisi rekam medis.
Berdasarkan hasil uji prates dan pascates pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
dengan menggunakan analisis t-Test, gain score
diperoleh skor F = 0,296 dan skor p sebesar
0,478 (2-tailed)/ 0,593 (1-tailed). Skor p > 0,01,
menunjukkan tidak adanya perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah terapi. Namun, berdasarkan angket
terbuka, subjek merasa lebih tenang dan bugar
setelah terapi tawa dilakukan, merasa bahwa
terapi ini sangat bermanfaat dan sebaiknya
JURNAL PENDUKUNG
JUDUL HASIL
PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP Berdasarkan hasil penelitian yang telah
PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
LANSIA DENGAN HIPERTENSI SISTOLIK • Rata-rata tekanan darah lansia dengan
TERISOLASI DI PANTI SOSIAL BUDI hipertensi sistolik terisolasi sebelum
AGUNG KUPANG dilakukan terapi tertawa sebagai berikut:
tekanan darah sistoliknya 175 dan tekanan
darah diastoliknya 80.
Petrus Kanisius Siga Tage • Rata-rata tekanan darah lansia dengan
hipertensi sistolik terisolasi sesudah
dilakukan terapi tertawa sebagai berikut:
tekanan darah sistoliknya 163,79 dan
tekanan darah diastoliknya 69,21.
• Ada pengaruh antara pemberian terapi
tertawa terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi sistolik
terisolasi. Hasil T-Test menunjukkan 0,000.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
 Bagi profesi keperawatan
Tahapan tertawa bisa dilakukan untuk pasien depresi.
 Bagi lahan praktek
Latihan tahapan tertawa dilakukan sebelum senam lansia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai