Oleh:
APRIANTO WIBOWO
891191033
2020
SAP Pencegahan Covid 19 Pada Keluarga
B. LatarBelakang
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru(SARS-CoV-2) dan disebut coronavirus diease 2019(covid-
19). Diketaui asal mula virus ini berasal dari wuhan, tiongkok. Ditemukan pada
akhir desember 2019 tahun sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 65 negara
yang telah terjangkit virus satu ini(PDPI,2020)
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus,
2019-nCoV). Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV berlangsung cukup cepat dan
sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan
26 Januari 2020, secara global 1.320 kasus konfim di 10 negara dg 41 kematian
(CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan,
dan Macau) dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian di
Provinsi Hebei, 1 kematian di Provinsi Heilongjiang), Jepang (3 kasus), Thailand
(4 kasus), Korea Selatan (2 kasus), Vietnam (2 kasus), Singapura (3 kasus), USA
(2 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (3 kasus), Australia (3 kasus). Diantara kasus
tersebut, sudah ada beberapa tenaga kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Sampai
dengan 24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia
kemanusia terbatas (pada kontak keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian besar
Kota Wuhan, China dan negara lain (WHO,2020).
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa
SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-
CoV dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada
hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia (kemenkes, 2020)
Para peneliti di Institute of Virology di Wuhan telah melakukan analisis
metagenomics untuk mengidentifikasi virus corona baru sebagai etiologi
potensial. Mereka menyebutnya novel coronavirus 2019 (nCoV-2019).
Selanjutnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut
virus corona sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) dan sekarang
penyakitnya populer dengan istilah coronavirus disease-19 (COVID-19). Virus
corona termasuk superdomain biota, kingdom virus. (Parwanto,2020). Pasien
dengan confirmed Infeksi 2019-nCoV sebagian besar memiliki pernafasan tanda-
tanda dan gejala. Demam dilaporkan di seluruh itu kasus sering terjadi flu dan
batuk, sebagian besar kering. Dyspnoea tidak jarang terjadi dan dilaporkan pasien
mengeluh gejala gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare, juga muncul
selama sakit, berbeda ciri, cermat menggambarkan Kasus pertama AS, mengeluh
pertama dari pernafasan gejala (yaitu batuk kering) diikuti oleh ketidaknyamanan
perut dan membatasi diri mual, muntah dan diare. Disana ada mialgia atau
kelelahan di 44 - 60% dari serangkaian kasus Asian (Lupia et al, 2020).
Dikalimantan Barat per tanggal 13 apri 2020, kasus positif terkonfirmasi 13
orang, pasien sembuh 5 orang, pasien yang meninggal 3 orang, dirawat 4 orang
dan isolasi ketat 1 orang, maka dari itu perlu adanya edukasi kepada keluarga agar
bias memutuskan rantai penyebaran covid 19 diKalimantan Barat (Dinkes prov
kalbar, 2020)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendengarkan penjelasan diharapkan keluarga mampu
mengetahui cara pencegahan
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan
lansia dapat mengetahui dan memahami tentang :
a. Keluarga mampu mengerti dan memahami pengertian covid 19
b. Keluarga mampu mengerti dan memahami cara penyebaran covid 19
c. Keluarga mampu mengerti dan memahami tanda dan gejala covid 19
d. Keluarga mampu mengerti dan memahami cara mencegah covid 19
e. Keluarga mampu mengerti dan memahami cara penanganan covid 19
f. Keluarga mampu mengerti dan memahami Cara melindungi keluarga
dari covid 19
D. PelaksanannKegiatan
1. Topik : pencegahan covid 19 pada keluarga
2. Sasaran : keluarga
3. Metode : ceramah, mendemonstrasikan
4. Media dan Alat : leafleat, SAP, laptop, dan video tentang covid 19
5. Waktu dan Tempat : Jam 14.00 WIB/ rumah keluarga Tn. S
6. Materi (Terlampir) :
7. Pelaksana : Aprianto Wibowo
8. Kriteria peserta
a. Kriteria
1) Klien bisa diajak kerja sama
2) Klien bisa membaca dan menulis
3) Klien mampu berkonsterasi
4) Klien dengan keluarga lengkap
b. Jumlah peserta : 1-3 orang
9. Kegiatan
E. Evaluasi
1. Evalusi lisan
a. Sebutkan apa pengertian covid 19?
b. Sebutkan bagaimana cara penyebaran covid 19?
c. Sebutkan apa tanda dan gejala covid 19?
d. Sebutkan bagaimana cara mencegah covid 19?
e. Sebutkan bagaimana cara penanganan covid 19?
f. Sebutkan Cara melindungi keluarga dari covid 19?
2. evaluasi tertulis
NO Pertanyaan YA TIDAK
1 Virus covid 19 menyerang system pernafasan?
2 Virus covid 19 menyebar melalui sentuhan atau
droplet?
3 Virus covid 19 bisa menyebar melalui binatang?
4 Virus covid 19 memiliki tanda dan gejala demam
(suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas?
5 Mencuci tanggan dan tidak berjabatan tangan
merupakan pencegahan covid 19?
6 Boleh berpergian keluar rumah saat tidak ada
kepentingan ?
7 Hanya tinggal di rumah, membatasi kontak sosial,
dan memakai masker pelindung di depan umum?
8 Hanya bekerja dirumah merupakan cara
melindungi keluarga dari covid 19?
9 Mengisolasi diri dirumah merupakan salah satu
cara penanganan covid 19?
10 Menggunakan masker didepan umum merupakan
salah satu cara pencegahan?
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Novel coronavirus (COVID-19) adalah virus baru penyebab penyakit
saluran pernafasan. Virus ini berasal dari cina. Novel coronavirus merupakan
satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS (KEMENKES, 2020)
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian
(Alodokter. 2020)
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul
dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan
serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha
coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus
(PDPI,2020).
B. Penyebaran Covid 19
Secara singkat, kasus cenderung dalam kelompok yang tiba di
gelombang, dan berkembang menjadi wabah yang lebih besar di seluruh
dunia. wabah pertama kali didokumentasikan terjadi terutama di Wuhan. 1
Menurut laporan harian dari Organisasi Kesehatan Dunia, epidemi SARS -
COV- 2 sejauh terdaftar 78 630 kasus dan 2747 kematian di Cina, menyebar
ke 46 negara lain yang melaporkan total 3664 kasus dengan 27 Februari 2020.
Ada bukti menunjukkan bahwa modus transmisi manusia ke manusia. 25,26
Rute utama penularan COVID - 19 adalah droplet dan kontak dekat. Apakah
infeksi dapat terjadi melalui rute lisan atau konjungtiva tidak diketahui, tetapi
SARS - COV - 2 telah terdeteksi di air mata, 27 yang menyerupai SARS -
COV diperkirakan oleh beberapa studi. Atas dasar data klinis dari pasien di
COVID - 19 wabah awal, mean R 0 itu mulai dari 2,20-3,58, yang berarti
bahwa setiap pasien telah menyebarkan infeksi ke dua atau tiga orang
lainnya. 25,29 Hal ini masih terlalu dini untuk mengembangkan akurat R 0
memperkirakan atau untuk menilai dinamika penularan. Penelitian lebih
lanjut diperlukan di masa depan. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 5 hari,
mulai dari 1 sampai 14 hari dan 95% dari pasien mungkin mengalami gejala
dalam 12,5 hari kontak. Data ini menunjukkan 14 Hari periode pengamatan
medis atau karantinauntuk terkena dan dekat kontak person. Namun,
pembawa asimtomatik dilaporkan dan masa inkubasi adalah 19 LLL,
menunjukkan tantangan rumit untuk mengandung wabah (He, Feng et al,
2020).
C. Tanda Dan Gejala Covid 19
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk
dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas
lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat
perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis
metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,
bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis
baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal (Yuliana.
2020). Pasien tanpa demam atau bahkan tanpa gejala dapat dibiarkan untuk
dikarantina sebagai sumber infeksi diam, jika metode pengawasan difokuskan
berat deteksi demam. Selain itu, timbulnya gejala dapat membantu dokter
mengidentifikasi pasien dengan prognosis buruk. Pasien yang dirawat ICU
lebih mungkin untuk laporan nyeri, dyspnea, pusing, nyeri faring perut dan
anoreksia(Xie & Chen, 2020). Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika
terinfeksi. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
1. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam,
batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise,
sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan
lanjut usia dan pasien immune compromises presentasi gejala menjadi
tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak
disertai dengan demam dan gejala relative ringan. Pada kondisi ini pasien
tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas
pendek.
2. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun
tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia
tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas
3. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),
distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.
D. Pencegahan Covid 19
Untuk mengurangi risiko umum transmisi akut infeksi pernafasan,
termasuk menghindari dekat kontak dengan orang-orang menderita akut
infeksi pernafasan, sering mencuci tangan terutama setelah kontak langsung
dengan sakit orang atau mereka lingkungan, dan menghindari kontak tanpa
pelindung dengan pertanian atau liar hewan. Selain itu, orang dengan gejala
akut pernafasan Infeksi harus berlatih etiket batuk, yaitu untuk
mempertahankan jarak, penutup batuk dan bersin dengan sekali pakai
jaringan atau pakaian, dan mencuci tangan, dan dalam fasilitas kesehatan
ditingkatkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi standar adalah
direkomendasikan di rumah sakit, terutama di bagian gawat darurat. US
Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC) memiliki didirikan
bimbingan klinis interim untuk COVID19 yang wabah ke melaksanakan
langkah-langkah agresif untuk memperlambat transmisi SARS-CoV-2 di
Amerika Serikat(Lai et al, 2020). individu tanpa gejala dan pra-gejala,
menurut definisi, tidak batuk atau bersin untuk setiap tingkat yang cukup. Ini
daun langsung atau tidak langsung mode kontak dan aerosol transmisi sebagai
mungkin mode utama penularan. perhatian banyak media yang telah benar
difokuskan pada kemungkinan langsung dan tidak langsung transmisi melalui
misalnya terkontaminasi tangan, dengan pesan-pesan kesehatan masyarakat
yang berfokus pada pentingnya mencuci tangan secara menyeluruh dan
sering, gunakan masker dan dari ucapan orang lain tanpa berjabat tangan
( Asadi et al, 2020).
E. Penanganan Covid 19
Pada saat pasien pertama kali teridentifikasi, isolasi pasien di rumah
atau isolasi rumah sakit untuk kasus yang ringan. Pada kasus yang ringan
mungkin tidak perlu perawatan di rumah sakit, kecuali ada kemungkinan
perburukan cepat. Semua pasien yang dipulangkan diinstruksikan untuk
kembali ke rumah jika sakit memberat atau memburuk(PDPI,2020). Strategi
terbaik untuk menangani SARS - COV - 2 epidemi termasuk mengendalikan
sumber infeksi, melindungi orang yang rentan, dan memotong transmisi. Para
pasien yang terinfeksi harus diidentifikasi awal oleh teknologi deteksi cepat
dan kuat, yang disediakan dengan pengobatan dioptimalkan dalam isolasi
tepat waktu. Orang-orang kontak dekat harus dikarantina dengan tindak -
naik. Orang-orang yang sehat harus menyadari beratnya COVID - 19 dan
mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri, seperti
tinggal di rumah, membatasi kontak sosial, dan memakai masker pelindung di
depan umum(He, feng et al, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Alodoker,2020. https://www.alodokter.com/virus-corona, diakses jam 11.00
Asadi et al, 2020. The coronavirus pandemic and aerosols: Does COVID-19
transmit via expiratory particles?. Aerosol Science and Technology.
He, feng et al, 2020. Coronavirus disease 2019: What we know?. J Med Virol.
2020;1–7.
Lai. Chih, c et al, 2020 Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) and coronavirus disease-2019 (COVID-19): The epidemic and the
challenges. International Journal of Antimicrobial Agents
WHO,2020. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/events-as-they-happen
Xie. Mingxuan & Chen, Qiong, 2020. Insight into 2019 novel coronavirus an
updated intrim review and lessons from SARS-CoV and MERS-CoV.
International Journal of Infectious Diseases
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
(Aprianto wibowo)