Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen Pengajar : Ns. Sulaeman S. Kep,. M. Kep

MAKALAH

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH:

DARNA

201701002

PROGRAM STUDI NERS JENJANG SARJANA

STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada NabiMuhammad SAW
yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yangdiridhoi Allah SWT.

Makalah ini disusun agar dapat lebih memahami tentang Proses


Keperawatan Keluarga yang akan sangat berguna terutama untuk mahasiswa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak


sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun yang membuat
dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................i
Daftar Isi ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................2
BAB II PROSES KEPERAWATAN KELUARGA .......................................
A. Pengkajian ................................................................................................3
B. Diagnosa....................................................................................................17
C. Intervensi ..................................................................................................21
D. Implementasi.............................................................................................21
E. Evaluasi ....................................................................................................22
BAB III PENUTUP ............................................................................................24
A. Kesimpulan ..............................................................................................24
B. Saran .........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga yang merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang diundang oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiran yang ikut mengumpulkan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari individu-individu yang ada di sini.
Keluarga terdiri dari orangorang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
ikatan darah dan yang diadopsi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga,
anggota keluarga terkait dan berkomunikasi satu sama lain dengan peran
sosial keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga adalah proses kompleks yang
menggunakan pendekatan sistematik yang bekerja sama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
Perawat harus dapat mengetahui apa saja tahapan dari proses
keperawatan ini agar dapat mempermudah dalam menjalankan asuhan
keperawatan kepada pasien (Stander dalam Maryam, Setiawati & Ekasari,
2008).
Tahap-tahap dalam proses keperawatan ini saling bergantungan satu
sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk
menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lain.
Tahapan ini meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Dimana pengkajian ini merupakan pengumpulan data klien
kemudian setelah data dapat dilanjutkan dengan perencanaan yaitu tindakan
apa yang selanjutnya dilaksanakan, dan setelah itu pelaksanaan apa yang akan
dilakukan dari perencanaan tersebut dan terakhir evaluasi.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga
dengan pendekatan proses keperawatan keluarga, sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga.
2. Tujuan Khusus :
Mahasiswa mampu :

a. Menjelaskan tentang proses keperawatan keluarga, meliputi:


pengkajian, diagnosa keperawatan keluarga, intervensi, implementasi
dan evaluasi.
b. Melakukan pengkajian keluarga pada keluarga kelolaan yang telah
ditentukan.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga bersama dengan keluarga
sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam pengkajian.
d. Menyusun rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga sesuai dengan diagnosa keperawatan keluarga yang telah
dirumuskan.

2
BAB II

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses
perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga
untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga.
Pada tahap ini, perawat dapat mengidentifikasi berbagai masalah
keperawatan yang terjadi pada klien sebagai keluarga. Kegiatan yang dapat
Anda lakukan dalam kegiatan pengkajian keperawatan keluarga adalah
mengumpulkan data yang akurat dari klien dan keluarga, sehingga diketahui
berbagai masalah kesehatan yang terjadi.
Agar pengkajian dapat Anda lakukan dengan baik dan benar, perawat
harus memiliki pengetahuan di antaranya pengetahuan tentang kebutuhan
dasar manusia sebagai sistem biopsikososial dan spiritual. Selama proses
pengkajian, perawat memandang manusia dari aspek biologis, psikologis,
sosial, dan aspek spiritual. Kemampuan lain yang harus dimiliki juga oleh
perawat adalah melakukan observasi secara sistematis pada klien dan
keluarga, kemampuan dalam membangun suatu kepercayaan, kemampuan
mengadakan wawancara, serta melakukan pemeriksaan fisik keperawatan.
Karakteristik data yang dikumpulkan
1) Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan
klien dan keluarga. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu
mengatasi masalah secara adekuat. Misalnya, klien tidak mau
melaksanakan diet DM, kaji secara mendalam mengapa klien tidak mau
(alasan-alasan yang diungkapkan menjadi data pelengkap).
2) Akurat
Data yang dikumpulkan harus akurat untuk menghindari kesalahan.
Perawat harus berpikir bagaimana caranya mengklarifikasi data yang
ditemukan melalui keluhan klien adalah benar, dengan membuktikan apa

3
yang telah didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan. Data
perlu divalidasi sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh membuat
kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan,
perawat tidak boleh langsung menuliskan “klien tidak mau makan karena
stres“. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai data yang ditemukan pada saat
pengkajian.
3) Relevan
Data yang dikumpulkan harus relevan dengan kondisi klien dan
keluarga. Oleh karenanya, perawat perlu memahami penyakit yang
diderita klien sebelum melakukan pengkajian data. Perawat dapat
membuat catatan-catatan tentang data yang akan dikaji apabila tidak
disediakan format pengkajian.
Sumber Data
1) Sumber data Primer
Data yang dikumpulkan secara langsung dari klien dan keluarga, yang
dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan
yang dihadapinya.
2) Sumber data Sekunder
Data yang dikumpulkan dari orang terdekat dari klien (keluarga),
seperti orang tua, Anda, atau pihak lain yang mengerti kondisi klien
selama sakit. Data sekunder dapat pula didapatkan dari catatan-catatan
keperawatan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak lain. Secara
umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
kesehatan keluarga adalah berikut ini.
a. Klien dan keluarga.
b. Orang terdekat.
c. Catatan klien.
d. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan).
e. Konsultasi.
f. Hasil pemeriksaan diagnostik.

4
g. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.
h. Perawat lain.
i. Kepustakaan.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Wawancara, yaitu komunikasi dengan klien dan keluarga untuk
mendapatkan respon, baik verbal maupun nonverbal. Wawancara
adalah menanyakan atau membuat tanyajawab yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh klien, atau disebut dengan anamnesa.
Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi klien dan keluarga serta merupakan
suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan pada klien dan keluarga. Wawancara juga bertujuan
untuk membantu memperoleh informasi tentang partisipasi klien dan
keluarga dalam mengidentifikasi masalah dan membantu perawat
untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
Wawancara juga dilakukan untuk menjalin hubungan antara perawat
dengan klien.
2) Observasi, adalah mengamati perilaku serta keadaan klien dan
keluarga untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan yang
dialami. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan
alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan, dan pendengaran.
Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah
yang dihadapi klien melalui kepekaan alat indera. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan observasi adalah berikut ini.
a. Pemeriksaan yang akan dilakukan tidak selalu harus dijelaskan
secara rinci kepada klien, karena dapat berisiko meningkatkan
kecemasan klien dan keluarga serta mengaburkan data.
Contoh : Pemeriksaan tanda-tanda vital menghitung pernafasan,
jika perawat memberikan informasi akan dilakukan penghitungan

5
pernafasan, kemungkinan data yang diperoleh menjadi tidak valid,
karena klien akan berusaha untuk mengatur napasnya.
b. Observasi dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi fisik, mental,
sosial, dan spiritual klien.
c. Hasil observasi harus selalu didokumentasikan dengan baik,
sehingga datanya dapat digunakan oleh tim kesehatan lain sebagai
data pendukung yang penting.
3) Konsultasi Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah
kesehatan yang ditemukan. Hasil konsultasi dapat digunakan sebagai
data pendukung dan validasi data.
4) Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.
a. Inspeksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti
mata kuning (ichteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan
(cyianosis), dan sebagainya.
b. Palpasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya,
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dan
sebagainya.
c. Auskultasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
pendengaran. Alat yang digunakan adalah stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah bunyi jantung, suara napas, dan bising usus.
d. Perkusi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
mengetuk bagian tubuh dengan menggunakan tangan atau alat
bantu, seperti reflex hammer untuk mengetahui reflek seseorang.
Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan
fisik klien. Perkusi dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi perut
kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui
pengembangan paru), dan sebagainya.

6
Untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dapat
dilakukan dengan pendekatan head to toe atau pendekatan sistem
tubuh.
5) Pemeriksaan penunjang. Misalnya, pemeriksaan laboratorium, rontgen,
dan pemeriksaan lain sesuai dengan kondisi klien.
Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi :
Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :
a. Mengidentifikasi data demografi dan socio cultural.
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga.
d. Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga.
Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota
keluarga, adalah pengkajian :

a. Fisik
b. Mental
c. Emosi
d. Sosial
e. Spiritual

7
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI DALAM KELUARGA ADALAH :
1. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a. Nama kepala keluarga (KK)
b. Usia
c. Alamat dan telepon
d. Pekerjaan kepala keluarga
e. Pendidikan kepala keluarga
f. Komposisi keluarga

Status
Imunisasi Ket.
N J Hub. Pendidik
Nama Umur B Hepatiti Campa
O K Dgn KK an Polio DPT
C s k
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
G

Genogram :

g. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe/bentuk keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe/bentuk keluarga
tersebut.
h. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Kalau ada
perpedaan dalam keluarga bagaimana keluarga beradaptasi terhadap

8
perbedaan tersebut, apakah berhasil atau tidak dan kesulitan kesulitan
yang masih dirasakan sampai saat ini sehubungan dengan proses
adaptasi tsb.
i. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan. Apakah berasal dari agama dan
kepercayaan yang sama, kalau tidak bagaimana proses adaptasi
dilakukan dan bagaimana hasilnya.
j. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga. Tingkat status sosial ekonomi : adekuat bila keluarga telah
dapat memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder dan keluarga
mempunyai tabungan; marginal bila keluarga tidak mempunyai
tabungan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, miskin bila
kelurga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari hari secara maksimal,
sangat miskin bila keluarga harus dibantu dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
k. Aktivitas rekerasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktifitas rekreasi. Seberapa sering rekreasi dilakukan dan apa kegiatan
yang dilakukan baik oleh klg scr keseluruhan maupun oleh anggota
klg. Eksplorasi perasaan keluarga setelah berekreasi, apakah keluarga
puas / tidak. Rekreasi dibutuhkan utk memperkokoh dan
mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki perasaan masing-
masing anggota klg curah pendapat / sharing, menurunkan ketegangan
dan utk bersenang-senang.

9
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti. Contoh : keluarga Bapak A mempunyai 2 orang anak,
anak pertama berumur 7 tahun dan anak ke 2 berumur 4 tahun, maka
keluarga Bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga
dengan usia anak sekolah.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga terbentuk ( co. apakah
pacaran sebelum nikah, dijodohkan, terpaksa, dll ), riwayat kesehatan
pada keluarga inti, yang meluputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan
yang bisa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan
istri,
3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabot rumah tangga, jenis septicktank, jarak septicktank
dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. Apakah
rumah dan lingkungan sekitar telah memenuhi syarat-syarat
lingkungan sehat, tk keamanan dalam pengunan fasilitas yg ada di

10
rumah, apakah privasi masing-masing anggota keluarga adekuat dan
eksplorasi perasaan anggota klg tentang keadaan rumah co puas / tidak,
memadai / tidak.
Diagnosa : Gangguan penatalaksanaan rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga meliputi urban, sub
urban, pedesaan hunian, industri, agraris, bgmn keamanan jalan yang
digunakan. Karakteristik komunitas setempat meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masy. umumnya,
tk kepadatan pddk, stabil / tidak, yan kes / yan sos yg ada dan tk
kejahatan yang terjadi
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat. Tgl didaerah yg sekarang sudah berapa lama dan
apakah sdh dpt beradaptasi dg lingkungan sdetempat
4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan oleh keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana
keluarga interaksinya dengan masyarakat. Kepuasan dalam
keterlibatan dg perkumpulan atau pelayanan yg ada. Bgmn persepsi
keluarga terhadap masyarakat sekitarnya
Diagnosa : isolasi social, menarik diri
5) Sistim pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistim pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan dari masyarakat setempat. Dapat digambarkan dengan
menggunakan genogram dan ekomap

11
4. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara / pola berkomunikasi antar anggota
keluarga. Pola komunikasi fungsional bila komunikasi dilakukan
secara efektif, proses komunikasi berlangsung dua arah dan saling
memuaskan kedua belah pihak. Komunikasi fisfungsional bila
komunikasi tidak fokus pada 1 ide pembicaraan sehingga pesan tidak
jelas, bila bertahan pada pendapat masing - masing dan tidak dapat
menerima pendapat orang lain sehingga pembicaraan menjadi buntu /
tdk berkembang, serta bila ada pesan pesan penting yang ditutupi
padahal penting untuk dibicarakan.
Diagnosa : gangguan komunikasi verbal
2) Struktur kekuatan keluarga
Bagaimana proses pengambilan keputusan : konsensus bila perbedaan
masih dapat disatukan, proses pengambilan keputusan yang paling
sehat; akomodasi bila perbedaan tidak dapat disatukan ( tawar
menawar, kompromi, paksaan ); de facto bila keputusan diserahkan
kepada yang melaksanakan co. KB. Bagaimana hasil keputusan : siapa
yg membuat keputusan akhir, memuaskan / tidak, bila tidak apa yang
dilakukan. Kesimpulannya bagaiman kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
Diagnosa : konflik keputusan
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal ( suam-istri, ayah-ibu, anak-sanak saudara,dsb ) maupun
informal ( pengharmonis, pendamai, penghalang dominator,
penyalahkeras hati, sahabat, penghibur, perawat klg,penghubung klg,
dsb ) dan bgmn pelaksanaannya. Apakah ada yang mempengaruhi
pelaksanaanya. Bagaiman peran lain dilaksanakan co. ibu berperan
sebagai ayah krn ayah telah meninggal.

12
Diagnosa : berduka yg diantisipasi, berduka disfungsional, isolasi
sosial, perubahan proses klg, perubahan parenting, perubahan
penampilan peran, gangguan penatalaksanaan rumah, gangguan citra
tubuh
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yang berhubungan dengan kesehatan. Bagaimana nilai dan norma
menjadi suatu keyakinan dan diinterpretasikan dalam btk perilaku.
Apakah perilaku ini dapat diterima oleh masyarakat dan apakah dapat
diterima oleh masyarakat.
Diagnosa : konflik nilai
5. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Bagaimana anggota keluarga mempersepsikan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan psikososial ( membtk sifat-sifat kemanusiaan,
stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin hub
yang akrab, menumbuhkan konsep diri yang positif ). Hal yang perlu
dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
Diagnosa : gangguan proses klg, gangguan parenting, berkabung
yang disfungsional, koping klg tidak adekuat
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana membesarkan anak, siapa yang
melakukan, adakah budaya-budaya yang mempengaruhi pola
pengasuhan ada masalah dalam memberikan pola pengasuhan dan
bgmn keamanan dalam memberikan pengasuhan. Sosialisasi dilakukan
mulai dari lahir sampai meninggal karena sosialisasi merupakan proses
belajar yang menghasilkan perubaham perilaku sebagai respon

13
terhadap situasi ( tumbuh kembang keluarga dan tumbuh kembasng
anak ) yang terpola secara sosial .
Diagnosa : perubahan proses klg, kurang pengetahuan, konflik
peran, gangguan parenting
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga
didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat dilingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah :
 Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
 Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah :
₋ Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah.
₋ Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
₋ Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami.

14
₋ Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit.
₋ Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
₋ Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada.
₋ Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
₋ Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
 Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,
penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada
dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggungjawab,
sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial).
₋ Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
 Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah :
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki.
₋ Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan.
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.

15
₋ Sejauhmana sikap.pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
₋ Sejauhmana kekompakan antara anggota keluarga.
 Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarajat, hal yang
perlu dikaji adalah :
₋ Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.
₋ Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.
₋ Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan
fasilitas kesehatan.
₋ Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan.
₋ Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi adalah :
 Berapa jumlah anak
 Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
 Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
pengendalian jumlah anggota keluarga.
 Pola hubungan seksual
Diagnosa : perubahan pola seksualitas, disfungsi seksual
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
 Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan.
 Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.

16
6. Stres dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga ± 6 bulan.
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga lebih dari 6
bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang perlu di kaji adalah bagaimana keluarga keluarga berespon
terhadap situasi/stresor baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Strategi koping konstruktif yang digunakan
Strategi koping konstruktif yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
Diagnosa : koping individu takefektif, koping keluarga
takefektif:melemah, koping keluarga takefektif:ketidakmampuan
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik
di klinik.
8. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

B. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian.
Tipologi dari diagnosis keperawatan :
1. Aktual (Terjadi defisit/gangguan kesehatan)

17
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan
Contoh : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An. N,
keluarga Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan gangguan mobilisasi.
2. Resiko (ancaman kesehatan)
Sidah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya :
Contoh :
₋ Resiko konflik keputusan pada keluarga Bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gangguan komunikasi
verbal.
₋ Resiko gangguan perkembangan pada An. N keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat An N dengan
masalah tumbang.
3. Potensial (Keadaan sejahtera/”Wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Contoh :
₋ Potensial peningkatan gizi pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bpk.K.
₋ Potensial peningkatan menyusui efektif bayi keluarga Bapak X

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil


pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk
mendiagnosis keperawatan potensial (sejahtera / “wellness”) boleh
menggunakan/ tidak menggunakan etiologi.

Dalam satu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 (satu)
diagnosis keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap
diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan cara sebagai berikut :

18
Skala untuk Menentukan Prioritas
Asuhan Keperawatan Keluarga

(Bailon dan Maglaya, 1978)

Kriteria Bobot
No
1. Sifat masalah : 1

Skala : Tidak/kurang sehat/aktual 3

Ancaman kesejatan/resiko 2

Keadaan sejahtera/potensia 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Skala : Mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

3. Potensial masalah untuk dicegah 1

Skala : Tinggi 3

Cukup 2

Rendah 1

4. Menonjol masalah 1

Skala : Masalah berat, harus segera ditangani 2

19
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

1) Tentukan skore untuk setiap kriteria


2) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot :

Skore

X Bobot

Angka tertinggi

3) Jumlahkanlah skore untuk semua criteria


Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :

Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot


yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga.

Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah


perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

₋ Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk


menangani masalah.
₋ Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
₋ Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
₋ Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.

20
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-
faktor yang perlu diperhatikan adalah :
₋ Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
₋ Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah
itu ada.
₋ Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
₋ Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
penambahan potensi untuk mencegah masalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan.

D. TAHAP TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
₋ Memberikan informasi
₋ Mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
₋ Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

21
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
₋ Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
₋ Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
₋ Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara :
₋ Mendemonstrasikan cara perawatan.
₋ Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
₋ Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara :
₋ Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
₋ Melakukan perubahan lingkyngan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara :
₋ Mengenakan fasilitas kesehatan yabg ada dilingkungan keluarga.
₋ Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

E. TAHAP EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin
tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu
dapat dilksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S : adalah hal-hal yang dikemukakan keluarga secara subyektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : Keluarga menyatakan
nyerinya berkurang.

22
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
tujuan jangka pendek yang terkait dengan diagnosis.

P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari


keluarga pada tahapan evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi


formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan,
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan keluarga yang merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga. Proses keperawatan keluarga, meliputi:
pengkajian, diagnosa keperawatan keluarga, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
B. Saran
Dengan tersusunya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena
penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan dan
sangat mengharapkan kritik dan saran itu dari pembaca untuk penulisan
makalah selanjutnya yang lebih baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Kholifah, St, N & Wahyu, W. 2016. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas.


Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .

Proses Keperawatan Keluarga. Https://www.academia.edu. Diakses Tanggal 16


April 2020

25

Anda mungkin juga menyukai