Anda di halaman 1dari 35

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun oleh :

Heppy Kristina Silalahi 032020012

Agnes Noviyanti Situmorang 032020015

Romiani Naibaho 032020027

Ony Pasaribu 032020044

Dosen Pembimbing : Friska Br Sembiring, S.Kep., Ns., M.Kep

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya rahmat-Nya kami
akhirnya bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Proses Keperawatan Keluarga”
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Alasan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Keluarga”.
Kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan proses pembuatan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya kami dapat menyusun makalah
dengan baik dan benar. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 15 Februari 2023

Kelompok III

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi .............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4

BAB II ISI

2.1 Pengkajian Keperawatan Keluarga....................................................................5

2.2 Rumusan Masalah Keperawatan Keluarga.....................................................13

2.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga.....................................................................15

2.4 Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga ........................................................20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................34

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat terpisahkan. Pelayanan
keperawatan menurut depKes RI (2001) dalam Sumijatun (2010) adalah suatu bentuk
pelayanan profsional yang merupakan bagian internal dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang kompherensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Kepuasan pasien merupakan
komponen utama atau penting. Jika pasien tidak puas terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan, dia tidak akan mencari layanan itu atau menerimanya, walaupun layanan
tersebut tersedia, mudah di dapat dan mudah di jangkau (Pohan, 2007).

Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan dimata


masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan
jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta
kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya. Salah atu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayan keperawatan yang diberikan itu
memuaskan atau tidak dibawah ini suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(DepKes RI 1998).

Maka diperlukan pelayanan keperawatan dalam keluarga. Peran manajemen


keperawatan dalam mengelola tenaga keperawatan maupun sumber lainnya merupakan
fantor penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
profesional. Sebagai sumber manajer harus memadukan antara kepemimpinan dan
manajemen sehingga dapat mencapai tujuan.

Proses keperawatan adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada
pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2005). Proses keperawatan adalah inti dan esensi
keerawatan yang merupakan pusat dari tindakan keperawatan, dapat digunakan pada setiap
setting peayanan sehingga dapat menghasilkan asuhan keperawatan yang tepat khusunya
kepada keluarga. Proses keperawatan merupakan suatu pendekatan untuk pemecah
masalah yang mendukung kemampuan perawat untuk mengatur dan memebrikan asuhan
keperawatan. Dalam proses kita harus berfikir kritis untuk memungkinkan perawat dalam
melakukan penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan penalaran.

3
Proses keperawatan keluarga adalah proses dalam pemberian pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan dalam keluarga dalam lingkup keperawatan dan dalam kondisi
sehat maupun sakit.pemberian pelayanan dalam asuhan keperawatan keluarga dapat
dilakukan di ranah masyarakat. Proses keperawatan keluarga diberikan dengan pendekatan
proses keperawatan, yang ,ama kita ketahui bersama bahwa pendekatan dalam proses
keperawaan dilakukan melalui proses pengkajian, penerapan diagnosis keperawatan,
penerapan intervensi. Tujuan proses keperawatan keluarga adalah sebagai sarana untuk
mencapai peningkatan kesehatankeluarga dalam merumuskan kebutuhan untuk mengatasi
masalah keluarga. Sasaran keluarga yang dimaksud dalam proses keperawatan keluarga
adalah individu sebagai anggota keluarga dan keluarga itu sendiri (Prastanti, 2012).

Dalam melakukan proses kepewatan keluarga perawat memiliki peran paling penting
dalam membantu keluarga. Perawat perlu memahami unit keluarga dan makna sakit bagi
pasien dan fungsi keluarganya. Perawat mengjadi bentuk dan keanggotaan keluarga,
perawat menanyakan bentuk konsep keluarga, tempat tinggal, struktur keluarg, yang
menentukan kekuatan struktur di dalam keluarga serta pola peran dan pembagian tugas
dalam keluarga.

Salah satu hal terpenting dari keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada unit
keluarga. Keluarga bersama individu, kelompok dan komuitas adalah klien atau respien
keluarga. Keluarga sebagai suatu kelompok individu di dalam keluarga dapat
menimbulkan, mencegah mengabaikan atau memperbaiki masalah kesehatan dalam
kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan individu di dalam keluarga mulai
dari awal sampai akhir akan dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga mempunyai peran utama
dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarganya dan bukan individu itu sendiri
yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkan. Jika salah satu dari
anggota keluarga terserang penyakit maka akan berdampak dengan yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pengkajian keperawatan keluarga?
2. Bagaimana perumusan masalah keperawatan keluarga?
3. Bagaimana menentukan diagnosa keperawatan dalam keluarga?
4. Bagaimana mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga pada satu kasus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan keluarga
2. Untuk mengetaui perumusan masalah keperawatan keluarga

4
3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan keluarga.

BAB II

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses kompleks yang menggunakan


pendekatan sistematik yang bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang diundang oleh perkawinan, adopsi
dan kelahiran yang ikut mengumpulkan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu
yang ada di sini.

Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan
darah dan yang diadopsi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga, anggota keluarga
terkait dan berkomunikasi satu sama lain dengan peran sosial keluarga. Perawat harus
dapat mengetahui apa saja tahapan dari proses keperawatan ini agar dapat mempermudah
dalam menjalankan asuhan keperawatan kepada pasien (Stander dalam Maryam, Setiawati
& Ekasari, 2008).

Tahap-tahap dalam proses keperawatan ini saling bergantungan satu sama lainnya
dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan
dari tahap yang satu ke tahap yang lain. Tahapan ini meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dimana pengkajian ini merupakan pengumpulan
data klien kemudian setelah data dapat dilanjutkan dengan perencanaan yaitu tindakan apa
yang selanjutnya dilaksanakan, dan setelah itu pelaksanaan apa yang akan dilakukan dari
perencanaan tersebut dan terakhir evaluasi.

2.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

2.1.1 Definisi Pengkajian

Pengkajian yaitu langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian merupakan


pengumpulan data secara sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut (Setiadi, 2012). Pengkajian adalah
pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya (Manurung, 2011).
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk

5
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial
dan lingkungan menurut (Dermawan, 2012).

Pengkajian adalah sutu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi


secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk mendapatkan data
mengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang biasa digunakan setiap hari), lugas dan sederhana.

2.1.2 Tahap pengkajian

1. Membina hubungan yang baik. Membina hubungan yang baik antara perawat-
klien (keluarga) merupakan modal utama dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk kesehatan yang
ada di keluarga
d. Menjelaskan kesanggupan perawat yang dapat dilakukan untuk membantu
keluarga
e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan
perawat
2. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari umat
pelayanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan. Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkap keadaan
kleuarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.

Sumber data pengkajian melalui proses dari anamnesa (wawancara), pemeriksaan


atau pengkajian fisik anggoata keluarga dan pemeriksaan diagnostik maupun
laboratorium serta dokumen rekam medik.Tipe data menurut Setiadi (2012) adalah data
subjektif dan objektif. Sata subjektif adalah informasi data-data mengenai perawaan
klien dan apa yang sedang terjadi ataupun yang sedang dialami klien. Sata Subjektif
siperoleh dari klien itu sendiri ataupun informasi dari kleuarganya tentang status

6
kesehatannye. Data objektif adalah data yang merupakan bagian dari informasi yang
dapat diukur dan diobservasi tentang kondisi kesehatan klien.

2.1.3 sumber data dalam pengkajian keluarga

1. Wawancara: Bisa dilakukan dengan anggota keluarga yang berkaitan dengan


riwayat kesehatan dan gaya hidung, wawancara hanya berfokus, disusun
berdasarkan struktur dan bertujuan. Memberikan kesempatan kepada setiap
individu untuk mengungkapkan persepsinya, dan memberikan kesempatan kepada
perawat untuk melihat interaksi anggota keluarga.
2. Observasi: Hal ini dilakukan secara objektif, dengan melakukan pengamatan
terhadap lingkungan perumahan dan fasilitas-fasilitasnya. Dapat menggunakan cek
list yang berkaitan dengan data yang memerlukan pengamatan, dan dengan
inventaris untuk mengkaji situasi rumah dalam kaitannya dengan kelayakan rumah.
3. Informasi: Informasi tertulis maupun lisan dari berbagai lembaga yang menangani
kesehatan keluarga maupun dari anggota tim kesehatan lainnya.

2.1.4 Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap Perkembangan Keluarga Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap I: Keluarga Pemula 1. Membangun perkawinan yang saling


memuaskan
Keluarga pemula adalah perkawinan dari 2. Menghubungkan jaringan persaudaraan
sepasang insan yang menandai adanya secara harmonis
sebuah keluarga baru 3. Keluarga berencana (keputusan
kedudukan sebagai orang tua)

Tahap II: Keluarga sedang mengasuh 1.Membentuk keluarga muda sebagai


anak sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam
Keluarga yang sedang mengasuh anak keluarga)
adalah tahap yang dimulai dari kelahiran 2. Rekonsiliasi tugas-tugas yang
anak pertama hingga bayi berusia 30 bertentangan dan kebutuhan anggota
bulan. keluarga
3. Mempertahankan hubungan perkawinan

7
yang memuaskan
4. Memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambah peran-
peran orang tua dan kakek-nenek.
Tahap III: Keluarga dengan anak usia 1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
pra sekolah seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan
keamanan
Tahap ini di mulai saat anak pertama 2. Mensosialisasikan anak
berusia 2,5 tahun dan berakhir pada anak 3. Mengintegrasikan anak yang baru
berusia 5 tahun sementara tetap memenuhi kebutuhan
  anak-anak yang lain
4. Mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
hubungan orang tua dan anak) dan di luar
keluarga (keluarga besar dan komunitas)
Tahap IV: Keluarga dengan anak usia 1.Mensosialisasikan anak-anak, termasuk
sekolah meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
Di mulai ketika anak pertama berusia 6 sebaya yang sehat
tahun ( di mulai masuk sekolah dasar ) dan 2. Mempertahankan hubungan perkawinan
berakhir pada usia 13 tahun ( awal dari yang memuaskan
masa remaja ) 3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga
Tahap V: Keluarga dengan anak 1.Menyeimbangkan kebebasan dengan
remaja tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
Di mulai ketika anak pertama berusia 13 2. Memfokuskan kembali hubungan
tahun hingga 20 tahun perkawinan
3. Berkomunikasi secara terbuka antara
orang tua dan anak
Tahap VI: Keluarga yang melepaskan 1.Memperluas siklus keluarga dengan
anak usia dewasa muda memuaskan anggota keluarga yang baru
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
Fase yang di tandai oleh anak pertama 2. Melanjutkan untuk memperbaharui dan

8
meninggalkan rumah orang tua dan menyesuaikan kembali hubungan
berakhir dengan rumah kosong ketika anak perkawinan
terakhir meninggalkan rumah 3. Membantu orang tua lanjut usia dan
sakit sakit an dari suami maupun istri
Tahap VII: tahap orang tua usia 1.Menyediakan lingkungan yang
pertengahan meningkatkan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan-hubungan
Dimulai ketika salah satu pasangan orang yang memuaskan dan penuh arti dengan
tua meninggal dunia ( 44-45 tahun sampai para orang tua lansia dan anak-anak
dengan 16-18 tahun kemudian ) 3. Memperkokoh hubungan perkawinan
Tahap VIII: Keluarga dalam masa 1.Mempertahankan pengaturan hidup yang
pensiun dan lanjut usia memuaskan
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun
Menunjuk kepada keluarga yang berusia 3. Mempertahankan hubungan perkawinan
lanjut usia atau pensiun hingga pasangan 4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan
yang sudah meninggal dunia pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi
mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

2.1.5 Hal-hal yang dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga

1. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a. Identifikasi keluarga, yang dimaksud adalah: nama kepala keluarga, umur,
alamat dan telpon, pekerjaan kepala keluarga, pendidik kepala keluarga.
b. Komposisi keluarga dan genogram, komposisi keluarga perlu sekali dalam hal
ini diketahui, kemudian dapat diperjelas dengan genogram, yang dapat
dilukiskan dengan tabel dan lambang-lambang atau simbol-simbol.
c. Tipe keluarga, menjelaskan tentang bentuk dan model atau jenis keluarga,
seperti apa. Apakah keluarga besar, keluarga kecil, keluarga agamis, keluarga

9
satearawan, dan lain sebagainya. Untuk menemukan tipe keluarga, lakukan
identifikasi terhadap KK-ny. Kemudian lakukan penentuan tipe keluarga.
d. Suku bangsa, mengkaji asal/suku bangsa keluarga (pasangan), dapat digunakan
untuk mengidentifikasi budaya suku keluarga yang terkait dengan kesehatan,
juga dapat mengidentifikasi bahasa sehari-hari yang digunakan oleh keluarga.
e. Agama, mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga, seberapa aktif
keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama, organisasi agama,
kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan kleuarga terutama dalam hal kesehatan.
f. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain
itu ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga,
barang-barang yang dimilik oleh keluarga. Tanyakan mengenai jumlah
pendapat perbulan, sumber-sumber pendapat perbulan, jumlah pengeluaran
perbulan, apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga, dan
bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluaran.
g. Aktivitas rekreasi keluarga, tidak hanya bepergian ke luar rumah secara
bersama atau sendiri menuju tempat rekreasi, tetapi kesempatan berkumpul di
rumah untuk menikmati hiburan radio atau televisi bersama juga
bercengkarema bersama keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga
a. tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga
dirtentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. Contoh: keluarga bapak A
memiliki dua orang anak, anak pertama berusia tujuh tahun dan anak kedua
berusia empat tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan usia anak sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan mengenai tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti, menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk

10
status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya, menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Pengkajian lingkungan
a. karakteristik rumah, karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, rumah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah
rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW, menjelaskan mengenai karakteristik
tetangga dan komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan
atau kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga, ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga
berpindah tempat
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauh mana interaksi keluarha dengan masyarakat.
4. Struktur keluarga
a. sistem pendukung keluarga, termasuk sistem pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
b. Pola komunikasi dengan keluarga, menjelaskan bagaimana cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
 Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan mereka dengan jelas
 Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan
baik terhadap pesan
 Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan
 Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga
 Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan
(langsung atau tidak langsung)

11
 Jenis-jenis disfungsinal komunikasi apa yang terlihat dalam pola
komunikasi keluarga
c. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku
d. Nilai dan norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut
oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi efektif, hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimilii oleh anggota keluarga, dukungan anggota
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
b. Fungsi sosialisasi, dikaji bagaimana interasksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga bealajar disipli, norma, budaya, serta perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan, menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan kelurga
di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mmapu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan
fasilitas terhadap kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
d. Fungsi reproduksi, hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
 Berapa jumlah anak?
 Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?
 Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga?
e. Fungsi ekonomi, hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah:
 Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan?

12
 Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
 Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan
 Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dikaji sejauhmana keluarga
berespon terhadap stressor
c. Strategi koping yang digunakan, dikaji strategi koping yang digunakan bila
menghadapi permasalahan/ stress
d. Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahanm/ stress
e. Pemeriksaan fisik, dilakukan pada semua anggota kaluarga. Metode digunakan
sama dengan pemeriksaan fisik klinik
f. Harapan keluarga, pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.2 PERUMUSAN MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah dilakukan pengumpulan data, segera di lakukan analisa yaitu dengan


mengkait kan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga.

Cara analisa data adalah sebagai berikut :

a. Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang di kumpulkan dalam pengkajian
b. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio psiko-sosial dan spiritual
c. Membandingkan dengan standard
d. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang di temukan
e. Data di bagi dalam subjektif ( ungkapan ) dan objektif ( data yang dapat di uji
kebenarannya melalui observasi, pemfis, dll )

2.2.1 Perumusan masalah dalam keperawatan keluarga

13
Perumusan masalah dalam keperawatan keluarga dapat di arahkan kepada sasaran kita
baik individu maupun keluarga. Komponen dalam penulisannya terdiri atas problem
(masalah), etiologi (penyebab), dan sign/simptom (tanda dan gejala)

a. Masalah ( problem )

Kalimat sederhana yang mendefenisi kan persoalan yang dialami oleh klien dalam
pengkajian yang sudah dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan status kesehatan
klien secara jelas dan sesingkat mungkin.Sebagai rujukan dalam menentukan diagnosa
yang tepat, perlu dilihat buku diagnosa keperawatan nanda sebagai referensi.

b. Etiologi (Penyebab).

Dalam keperawatan keluarga, penyebab dari masalah yang terjadi diambil dari 5
tugas keluarga dengan asumsi bahwa apabila keluarga tidak menjalankan kelima tugas
dengan baik maka akan timbul masalah kesehatan. Kelima penyebab masalah tersebut
adalah:

 Keluarga tidak mampu mengenal masalah Kesehatan tiap anggota keluarganya.


 Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan tindakan
yang tepat.
 Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarganya yang sakit atau yang tidak
dapat menolong dirinya sendiri karena cacat atau karena usianya yang terlalu muda.
 Keluarga tidak mampu mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
 Keluarga tidak mampu mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga
dan lembaga kesehatan (puskesmas, dll).

c. Sign dan Simptom

Sign dan simpton adalah sekumpulan data tanda dan gejala yang merupakan
manifestasi adanya gangguan dari hasil pengkajian baik berupa data subyektif maupun
obyektif. Tanda dan gejala inilah yang mendukung adanya masalah dan penyebab. Dalam
penulisan tanda dan gejala diharapkan dapat meminimalisir penggunaan data obyektif.
Ungkapan pasien tidak selamanya bisa dipercaya tanpa adanya data obyektif. Perawat
dituntut untuk mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan sekalipun di
analisa dan terdapat banyak data untuk diangkat dalam sebuah masalah.

14
2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

2.3.1 Definisi Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan. Diagnosa


keperawatan tentang pernyataan mengenai masalah kesehatan klien yang aktual dan
potensial yang dapat dikelola melalui intervensi keperawatan. Dimana perawat mempunyai
lisensi dam kompetensi untuk mengatasinya (Sumijatu, 2010). Diagnosa keperawatan
diperoleh dari pengumpulan data data klien dengan pernyataan yang jelas, singkat dan
pasti tentang masalah klien yang nyata serta penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah
menjadi tindakan keperawatan menurut Gordon (1982, dalam Dermawan, 2012.)

Masalah kesehatan adalah situasi/ kondisi yang berhubungan dengan tidak


terpenuhi nya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga. Sedangkan diagnosa
keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masalah kesehatan aktual
dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.Diagnosa keperawatan keluarga
merupakan kesimpulan yang ditarik dari data yang dikumpulkan tentang
keluarga.Diagnosa ini berfungsi sebagai alat untuk mengggambarkan masalah keluarga
yang dapat ditangani oelh perawat. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik
mengenai respons individu, keluarga, dan komuniats terhadap permaslahan kesehatan atau
proses kehidupan yang aktual dan potensial.

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisis data serta hasil
penglajian keluarga, yang dimana diagnosisnya diangkat berdasarkan masalah-masalah
padafungsi keluarga, struktur keluarga, dan linfkungan keluarga (Andarmoyo, 2012).

2.3.2 Daftar Diagnosis Keperawatan

Berikut akan disampaikan daftar diagnosis keperawatan menurut NANDA yang sering
muncul dalam asuhan keperawatan keluarga, diantaranya:

A) Diagnosis Keperawatan Keluarga pada Masalah Lingkungan

15
 Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah, adalah suatu kondisi dimana
keluarga mengalami atau beresiko mengalami kesulitan mempertahankan
kebersihan dan manjaga lingkungan rumah
 Resiko Cidera, suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang
merugikan yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan
atau usia maturasi. Resiko cedera sebagai akibat dari interaksi kondisi
lingkungan dengan adaptasi individu dan sumber pertahanan.
 Resiko infesksi (penularan penyakit), kondisi keluaga yang beresiko
menularkan agen-agen patogen ke anggota yang lain.
B) Diagnosis Keperawatan Keluarga pada Masalah Struktur Komunikasi

Komunikasi keluarga disfungsional. Hal yang dimaksud adalah keadaan


tempat keluarga mengalami atau beresiko terhadap penurunan untuk mengirimi
atau menerima pesan.

C) Diagnosis Keperawatan Keluarga pada Masalah Struktur Peran


 Berduka dan Diantisipasi, suatu keadaan keluarga yang mengalami reaksi-
reaksi dalam berespon terhadap kehilangan bermakna yang diperkirakan
 Berduka disfungsional, suatu kondisi dimana keluarga mengalami berduka
jangka panjang yang tidak teratasi dan menimbulkan aktivitas yang merusak
 Isolasi sosial, suatu keadaan dimana keluarga mengalami atau memahami
suatu kebutuhan atau mengharapakan untuk melibatkan orang lain tetapi
tidak dapat membuat hubungan tersebut
 Perubahan dalam Proses Keluarga (Dampak adanya orang sakit terhadap
keluarga), suatu keadaan yang dukungan keluarganya biasa diterima,
mengalami atau beresiko mendapat suatu stressor yang mengancam tetapi
keluarga yang sebelumnya efektif
 Proses keluarga terhenti, sutu keadaan perubahan dalam hubungan atau
fungsi keluarga
 Resiko terhadap Kerusakan Kedekatan Orang tua/ Bayi/ Anak, merupakan
kerusakan proses interaksi antara orang tua atau orang terdekat yang berarti
dan anak dalam pemeliharaan pemeliharaan perkembangan melindungi dan
memelihara hubungan timbal balik

16
 Resiko Ketegangan Peran Pemberi Perawatan, pemberi perawatan mudah
untuk diserang perasaan kesulitan dalam menampilkan peran pemberi
perawatan keluarga
 Penampilan Peran tidak Efektif, pola perilaku dan ekspresi diri tidak sesuai
dengan konteks lingkungan, norma dan harapan
D) Diagnosis Keperawatan Keluarga pada Masalah Fungsi Sosial
 Perubahan Perkembangan, suatu keadaan dimana keluarga mengalami atau
beresiko terhadap kerusakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas
perkembangan
 Kurang Pengetahuan, suatu kondisi tempat keluarga mengalami atau
memahami suatu kebutuhan atau mengharapkan untul melibatkan orang
lain tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut
 Kerusakan Interaksi Sosial, pengalaman kesendiarian secara individu dan
dirasakan segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau
mengancam
 Resiko Kekerasan terhadap Orang lain, resiko perilaku individu yang dapar
membahayakan orang lain secara fisik, emosional dan atau seksualitas
 Resiko Kekerasan terhadap Diri, resiko perilaku kekerasan terhadap
individu yang dapat membahayakan diri sendiri secara fisik, dan atau
seksualitas
 Konflik Peran Orang Tua, orang tua mengalami kebingungan dan konflik
peran dalam merespon terhadap krisis
E) Diagnosis Keperawatan Keluarga pada Masalah Fungsi Perawatan Kesehatan
 Manajemen Regimen Terapeutik pada Masalah Fungsi Perawatan
Kesehatan, pola dalam mengatur dan mengintegrasikan program keluarga
dalam proses terapi penyakit dan gejala akibat sakit tidak memuaskan untuk
memenuhi tujuan kesehatan yang dicapai
 Kerusakan Pemeliharaan Rumah, ketidakmampuan secara bebas dalam
pemeliharaan keamanan peningkatan pertumbuhan berhubungan dengan
lingkungan
 Perilaku Mencari Kesehatan, untuk mengubah perilaku kesehatan seseorang
dan atau lingkungan untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi.
 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif, ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengatur dan atau mencari pertolongan untuk pemeliharan kesehatan

17
F) Diagnosis Keperawatan Keluarga pada Masalah Koping
 Koping Keluarga Melemah, orang yang biasa memberikan dukungan utama
(anggota keluarga atau teman dekat) dalam memberikan dukungan dan
bantuan tidak mencukupi, tidak efeltif, melemah yang mungkin diperlukan
oleh klien untuk mengatur atau menguasai tugas yang berhubungan dengan
tantangan kesehatan
 Kesiapan dalam Peningkatan Koping Keluarga, manajemen adaptif yang
efektif oleh anggota keluarga yang tertarik dengan masalah kesehatan klien
yang sekarang menunjukkan keinginan dan kesiapan untuk meningkatkan
kesehatan dan pertumbuhan untuk menghormati diri sendiri dalam
hubungan dengan klien
 Koping Keluarga Cacat, perilaku dari orang terdekat (anggota keluarga atau
teman dekat) yang cacat atau tidak sesuai dengan kapasitas klien dalam
memenuhi tugas esensial secara efektif untuk beradaptasi dalam
menghadapi tantangan kesehatan
 Resiko Berduka Disfungsional, resiko tidak berhasil dalam menggunalan
respon intelektual dan emosional dan perilaku oleh indivisu, keluarga atau
komunitas dalam kematian atau persepsi kehilangan

2.3.3 Jenis Diagnosa Keperawatan

a. Aktual : masalah yang nyata terjadi saat pengkajian dan didapatkan tanda dan
gejala yang mengarah pada masalah tersebut. Komponen dari masalah ini terdiri
atas PES (problem, etiologi, sign/simptom ).
Contoh :
Ketidak efektifan penatalaksanaan pengobatan An. I berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga Tn. Y dalam mengenal masalah (aturan pengobatan TB)
yang ditandai dengan Tn. Y mengungkapkan tidak mengerti tentang obat TB, Tn. Y
tidak bisa menjelaskan tata cara pengobatan TB, tidak punya jadwal pengambilan
obat, tidak terdapat anggota keluarga yang menjadi PMO, An. I jarang kontrol ke
puskesmas.

18
b. Resiko/ancaman: sudah ada data yang terjadi dan menunjang terjadinya masalah
kesehatan tetapi belum terjadi gangguan.
Contoh:
Data yang didapatkan misalnya: An. I tidak nafsu makan, kemampuan
ekonomi keluarga rendah, An. I sering muntah, akan tetapi belum didapatkan tanda
terjadinya kekurangan nutrisi pada An. I.
Contoh diagnosa:
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. I
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
c. Potensial : keadaan sejahtera di mana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan dapat di tingkatkan sebagai komponen diagnosa keperawatan : masalah,
penyebab, tanda dan gejala.

19
2.4 APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN

A. Data Umum
1. Identifikasi Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.S
Alamat Kepala Keluarga : Jl. Bunga Terompet No.124 Medan Selayang
Umur Kepala Keluarga : 40 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SD
Nomor HP : 0812-7869-9809

2. Komposisi Keluarga

Laki-laki :
Perempuan :
Tn. S (Klien) :
Meninggal :

20
3. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti (The Nuclear Family) yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
4. Suku Bangsa
Seluruh anggota kelurga berasal dari suku Batak toba, Indonesia.
5. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama Kristen Protestan dan mereka selalu taat
beribadah dan menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa.
6. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ini tergolong berkecukupan dengan penghasilan kurang
lebih 3,5 juta/ bulan.
7. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tn. S mengatakan tidak ada jadwal tertentu untuk melakukan aktivitas rekreasi
keluarga, dan Tn. S beserta keluarga jarang berkumpul bersama untuk sekedar menonton
TV dan mereka pun jarang makan bersama.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Tn. S mempunyai 3 orang anak, anak pertama berumur 14 tahun, Anak kedua
berumur 10 tahun dan anak ketiga berumur 7 tahun. Maka keluarga Tn.S saat ini adalah
tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Komunikasi yang kurang anta orang tua dan anak yang membuat anak pertama dan
kedua kurang terbuka kepada Tn. S dan istri
3. Riwayat Kesehatan Inti

Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular . Riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:
Tn. S : Klien mengalami riwayat Hipertensi dan sekitar dua bulan yang lalu
mengalami stroke dan harus dirawat di Rumah Sakit selama 10 hari
Istri : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien berobat dan rawat inap
di Rumah Sakit

21
Anak ke 1 : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien berobat dan rawat inap
di Rumah Sakit
Anak ke 2: Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien berobat dan rawat inap di
Rumah Sakit
Anak ke 3: Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien berobat dan rawat inap di
Rumah Sakit

4. Riwatar Keluarga Sebelumnya


Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya orang tua Tn. S tepatnya ibunya
mengalami hipertensi dan diabetes

C. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah yang ditempati keluarga Tn. S rumah sendiri, Permanen,
Lantai Keramik, luas rumah kurang lebih 6x30 meter2 , mempuyai 2 jendela pada
depan dan samping 2 jendela, individu yang tinggal 5 orang. Rumah memiliki 1 Ruang
Tamu, 1 Ruang santai keluarga, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, dan teras.
Pencahayaan cukup, Ventilasi baik. lantai keramik dalam keadaan bersih, dan barang
tertatah rapi. Saluran buang limbah baik karena air cucian digunakan untuk menyiram
halaman dan tanaman yang ada disekitar rumah. Tn.S menggunakan sumber air bersih
yang berasal dari PAM. Jamban yang digunakan keluarga adalah leher angsa. Tempat
pembuangan sampah keluarga Tn.S memiliki bak penampung sampah.

2. Karakteristik Tetangga

Tetangga yang ada disekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal diwilayah


perkotaan sehingga jarak rumah dengan rumah yang lainnya cukup dekat. Warga
memiliki kebiasaan untuk melaksanakan arisan, dan warga juga sering malakukan
ibadah malam di rumah masing-masing warga secara bergantian.

3. Mobilitas Geografis Keluarga

Tn. S sejak menikah dengan Ibu R, keluarga Tn. S tinggal di Medan Selayang dan
tidak pindah.

4. Perkumpulan dengan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

22
Setiap hari, Tn. S dan istri sibuk menjaga di toko sehingga ajarang berkumpul
bersama anak-anak. Keluarga Tn. S jarang makan bersama. Keluarga Tn. S sering
berinteraksi dengan masyarakat sekitar karena mereka berjualan yang membuat sering
bertemu dengan banyak orang

D. Struktur Keluarga

1. Sistem pendukung Keluarga

Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antar anggota keluarga saling
menyayangi satu sama lain. Bagi Tn. S, istri dan anak-anak adalah sistem pendukung
yang sangat berarti. Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi tempat tidur
yang nyaman, sumber air bersih, motor sebagai sarana transportasi. Sedangkan
fasilitias sosial keluarga Tn. S adalah mengikuti penyuluhan tentang DBD,
diadakannya imunisasi misal: tetanus, campak, polio dan lain-lain. Sedangkan
dukungan psikologis dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

2. Pola Komunikasi Keluarga

Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dengan masyarakat adalah


bahasa batak toba dan bahasa indonesia. Pola komunikasi keluarga Tn. S kurang, anak
Tn.S yang pertama dan anak nomer 2 beranjak dewasa dan kurang komunikasi, anak
terakhir juga kurang komunikasi dikarenakan Tn.S bekerja jadi jarang ada waktu untuk
anak-anaknya.

3. Struktur Kekuatan Keluarga

Struktur kekuatan keluarga Tn. S adalah isteri dan anak-anaknya, sehingga sebagai
kepala keluarga, Tn.S selalu berusaha untuk memnuhi kebutuhan setiap anggota
keluarganya.

4. Nilai dan norma keluarga

Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga mereka


membiasakan cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan dan memperhatikan
kecukupan gizi dalam keluarga. Namun Tn. S tidak mengetahui makanan yang

23
harus dihindari untuk penderita Hipertensi, dan klien juga tetap merokok juga
keluarga tidak melarangnya untuk merokok.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif

Keluarga klian saling menyayangi walaupun seing terjadi kurang komunikasi. Tn.S
selalu mendukung apa yang dilakakukannya selama dalam batas wajar dan tidak
melanggar etika dan sopan santun. Keluarga Tn. S sulit untuk mengambil keputusan saat
menghadapi suatu masalah

2. Fungsi Sosialisasi

Interaksi keluarga kurang dikarenakan kesibukan bekerja kedua orang tua yang
membuat jarang berkomunikasi dengan anak mengenai hari-hari yang sudah dilewati anak-
anak mereka. Masing-masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan
sopan santun dan etika dalam berperilaku.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi pemenuhan (perawatan / pemeliharaan) Kesehatan keluarga belum mampu


mengenal masalah Kesehatan Tn.S yang jarang kontrol Kesehatan karena mempunyai
Riwayat hipertensi, belum tepat mengambil keputusan mengenai tindakan Kesehatan,
keluarga tidak sepenuhnya memberikan dukungan kepada Tn. S karena anak-anaknya
masih sekolah dan bingung untuk merawat anggota keluarga yang sakit, belum
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada secara rutin melainkan memilih untuk berobat
ke pengobatan herbal, namun mampu memodifikasi lingkungan yang sehat seperti keadaan
rumah yang bersih dan ventilasi yang baik.

4. Fungsi Reproduksi

-Jumlah anak anak yang dimiliki Tn. S dan Ibu R adalah 3 orang yakni 2
perempuan dan 1 laki-laki

-Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran


anak satu dengan yang lain.

-Tn. S dan istri menggunakan metode program KB Jenis IUD dan spiral sejak
kelahiran anak terakhir

24
5. Fungsi Ekonomi

Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari


pendapatan yang didapatkan dan mereka memiliki toko yang bisa memenuhi pangan
keluarga Tn. S dan Tn. S memanfaat kan layanan kesehatan jika anaknya tiba-tiba sakit.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
- Janga pendek : Terjadi kerusakan rumah akibat gempa dan trauma adanya
gempa susulan
- Jangka Panjang : Riwayat Hipertensi Tn. S dan stroke yang pernah dialami

2. Kemampuan keluarga bersepon terhadap situasi stressor

stress jangka pendek, Tn. S mengaku cemas dan karena keluarga tidak bisa
merasakan tenang dan nyaman karna tekaut terjadi gempa susulan, namun keluarga
berusa untuk memperbaiki rumah yang rusak dan tetap waspada dengan adanya gempa
susulan yang datangnya kapan saja. Untuk stressor jangka panjang Tn. S masih tidak
bisa percaya dan menerima bahwa Tn. S memiliki riwayat hipertensi yang
menyebabkan Tn. S mengalami stroke dan harus dirawat dirumah sakit.

3. Strategi Koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan Beribadah dan berdoa. Strategi koping yang
digunakan Keluarga Tn. S adalah jika ada masalah Tn.S sebisa mungkin
menyelesaikannya sendiri karena tidak mau membebani istri dan anak-anak nya.

4. Strategi Adaptasi Fungsional

Strategi adaptasi disfungsional keluarga mengatakan bahwa jika terdapat masalah


sering diselesaikan sendiri dan mencoba acuh dengan masalah yang ada.

5. Pemeriksaan Fisik

25
I. Kepala Keluarga /Tn. S

a. Keadaan umum : kesadaran Compos mentis (sadar dan berespon dengan baik),
Tekanan Darah 160/100mmHg, Respirasi rate 20x/m, Nadi 80x/m,
Suhu 37°C.

b. kepala : bentuk bulat, rambut sedikit beruban, distribusi penyebaran rambut


merata, tidak ada lesi atau benjolan.

c. Mata dan wajah : Bentuk wajah oval, tidak ada bekas luka, warna kulit coklat,
tampak sedikit keriput dan sedikit pelo (bibir mencong kanan) pasca
stroke, Mata tampak bersih tidak kuning dan simetris, konjungtiva
ananemis, sklera putih, reflek pupil miosis (mengecil saat dapat
rangsang cahaya).

d. Hidung : Hidung tampak bersih, tidak ada sekret, posisi septum medial.

e. Mulut : Mulut tampak bersih, bibir lembab, mukosa bibir dan tidak ada
stomatitis, gusi merah muda, gigi tampak berlubang sebagian, lidah
bersih, tidak ada gangguan menelan atau mengunyah. Pasien terlihat
sulit bicara, Bicara masih belum jelas

f. Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, meatus auditorius eksterna bersih,


serumen dan sekret tidak ada, Tn. S mampu mendengar dan
berespon terhadap pertanyaan perawat

g. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis

h. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi,suara paru vesikuler.

i. Abdomen : Bentuk abdomen datar , tekstur kulit baik, tidak ada nyeri tekan
dan nyeri lepas.

j. Ekstremitas : Ekstrimitas atas dan bawah simetris, oedema dan varises tidak ada,
akral teraba hangat, kuku pendek dan bersih

k. Genetalia & rectum : Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada gangguan dan
enggan.

26
II. Istri/ Ibu R

a. Keadaan umum : kesadaran Compos mentis (sadar dan berespon dengan baik),
Tekanan Darah 120/80mHg, Respirasi rate 20x/m, Nadi 80x/m,
Suhu 36.5°C.

b. kepala : bentuk bulat, rambut lurus dan panjang, distribusi penyebaran


rambut merata, tidak ada lesi atau benjolan.

c. Mata dan wajah : Bentuk wajah oval, tidak ada bekas luka, warna kulit coklat,
tampak sedikit keriput, Mata tampak bersih tidak kuning dan
simetris, konjungtiva tidak ananemis, sklera putih, reflek pupil
miosis (mengecil saat dapat rangsang cahaya).

d. Hidung : Hidung tampak bersih, tidak ada sekret, posisi septum medial.

e. Mulut : Mulut tampak bersih, bibir lembab, mukosa bibir dan tidak ada
stomatitis, gusi merah muda, gigi tampak berlubang sebagian, lidah
bersih, tidak ada gangguan menelan atau mengunyah. Pasien terlihat
sulit bicara, Bicara masih belum jelas

f. Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, meatus auditorius eksterna bersih,


serumen dan sekret tidak ada, ibu R mampu mendengar dan
berespon terhadap pertanyaan perawat

g. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis

h. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi,suara paru vesikuler.

i. Abdomen : Bentuk abdomen datar , tekstur kulit baik, tidak ada nyeri tekan
dan nyeri lepas.

j. Ekstremitas : Ekstrimitas atas dan bawah simetris, oedema dan varises tidak ada,
akral teraba hangat, kuku pendek dan bersih

k. Genetalia dan rectum : Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada gangguan dan
enggan.

III.Anak Pertama /An. H

27
a. Keadaan umum :Terlihat sehat, tidak mengeluh apapun, kesadaran Composmentis,
Tekanan Darah 120/80mmHg Respirasi rate 20x/m, Nadi 78x/m,
Suhu 37°C, bentuk kepala bulat, distribusi rambut merata, tidak ada
lesi

b. Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, distribusi rambut merata tidak
ada lesi, tampak bersih.

c. Mata dan wajah : Bentuk wajah oval, tidak ada bekas luka, warna kulit coklat. Mata
tampak bersih, posisi mata simetris, konjungtiva ananemis, sklera
putih, reflek pupil miosis.

d. Hidung : Hidung tampak bersih, septum medial, lubang hidung bersih, tidak
ada secret.

e. Mulut : Mulut tampak bersih, bibir lembab, mukosa bibir dan tidak ada
stomatitis, gusi merah muda, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada
gangguan menelan atau mengunyah.

f. Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, meatus auditorius eksterna bersih,


serumen dan sekret tidak ada, An. H mampu mendengar dan
berespon terhadap pertanyaan perawat

g. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis

h. Dada : Bentuk dada simetris, suara paru vesikuler, tidak ada lesi.

i. Abdomen : Bentuk abdomen datar, tekstur kulit keriput, tidak ada nyeri tekan
dan nyeri lepas.

j. Ekstremitas : Tidak ada edema, turgor kulit

k.Genitalia dan Anus : Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada gangguan

IV. Anak Kedua / An. R

a. Keadaan umum : terlihat sehat, tidak mengeluh apapun, kesadaran Compos mentis,
Tekanan Darah 120/80mmHg Respirasi rate 20x/m, Nadi 80x/m,
Suhu 37°C.

28
b. Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, distribusi rambut merata tidak
ada lesi, tampak bersih.

c. Mata dan wajah : Bentuk wajah oval, tidak ada bekas luka, warna kulit kuning
langsat. Mata tampak bersih, posisi mata simetris, konjungtiva
ananemis, sklera putih, reflek pupil miosis.

d. Hidung : tampak bersih, septum medial, lubang hidung bersih, tidak ada
secret.

e. Mulut : tampak bersih, bibir lembab, mukosa bibir dan tidak ada stomatitis,
gusi merah muda, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada gangguan
menelan atau mengunyah.

f. Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, meatus auditorius eksterna bersih,


serumen dan sekret tidak ada, An. R mampu mendengar dan
berespon terhadap pertanyaan perawat

g. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis

h. Dada : Bentuk dada simetris, suara paru vesikuler, tidak ada lesi.

i. Abdomen :Bentuk abdomen datar , tekstur kulit keriput, tidak ada nyeri tekan
dan nyeri lepas.

j. Ekstremitas : Tidak ada edema, turgor kulit

k. Genetalia dan anus : Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada gangguan

V. Anak ketiga / An. A

a. Keadaan umum : terlihat sehat, tidak mengeluh apapun, kesadaran Composmentis,

b. Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, distribusi rambut merata tidak
ada lesi, tampak bersih.

c. Mata dan wajah : Bentuk wajah oval, tidak ada bekas luka, warna kulit coklat. Mata
tampak bersih, posisi mata simetris, konjungtiva ananemis, sklera
putih, reflek pupil miosis.

29
d. Hidung : tampak bersih, septum medial, lubang hidung bersih, tidak ada
secret.

e. Mulut : tampak bersih, bibir lembab, mukosa bibir dan tidak ada stomatitis,
gusi merah muda, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada gangguan
menelan atau mengunyah.

f. Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, meatus auditorius eksterna bersih,


serumen dan sekret tidak ada, An. A mampu mendengar dan
berespon terhadap pertanyaan perawat

g. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis

h. Dada : Bentuk dada simetris, suara paru vesikuler, tidak ada lesi.

i. Abdomen : Bentuk abdomen datar, tekstur kulit keriput, bising usus 10x/menit,
tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas.

j. Ekstremitas : Tidak ada edema, turgor kulit

k. Genetalia dan anus : Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada gangguan

6. Harapan Keluarga

Harapan keluarga semua Tn. S bisa sembuh dari penyakitnya yaitu Hipertensi dan tidak
pernah lagi mengalami stroke. Tn. S dan istri juga berharap anak nya bisa lebih terbuka
dan berkomunikasi yang baik antar sesama keluarga. Anak-anak Tn. S berharap orang tua
nya tidak terlalu sibuk bekerja agar lebih memiliki waktu bersama,

30
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data Keperawatan

No Data Masalah Penyebab


1 DS: Keluarga tidak tau penyebab dan Defisit Keluarga belum mampu
penatalaksanaan hipertensi, dan pasca Pengetahuan mengenal masalah (kurang
stroke. Keluarga tidak mengerti makanan (SDKI terpapar informasi)
yang harus dihindari sesuai penyakitnya D0111)

DO:Tidak meminum obat dari dokter dan


tidak memilih menu makanan yang
seharusnya dianjurkan.

2 DS: Keluarga mengungkapkan tidak Manajemen Ketidakmampuan


memahami masalah kesehatan yang kesehatan mengambil keputusan
diderita keluarga tidak (Kompleksitas program
efektif pengobatan / pelayanan)
DO: Keluarga tidak tepat menangani (SDKI
masalah kesehatan D0115)

3 DS: Tn. S mengatakan bahwa dirinya Perilaku Ketidakmampuan keluarga


merokok hingga saat ini dan keluarga tidak kesehatan merawat anggota keluarga
pernah melarang Tn. S untuk merokok cenderung yang sakit
beresiko
DO: Saat kunjungan terlihat merokok dan (SDKI
tidak mampu menjawab beberapa D0111)
pertanyaan bahaya merokok

31
B. Daftar Diagosis yang Muncul

No Diagnosa Keperawatan (PES)


1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keluarga belum mampu mengenal masalah
(kurang terpapar informasi) ditandai dengan keluarga tidak tau penyebab dan
penatalaksanaan hipertensi dan pasca stroke, makanan yang harus dihindari. Tn. S tidak
meminum obat dari dokter.
2 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan keluarga belum mampu
mengambil keputusan (kompleksitas perawatan/ pengobatan) ditandai dengan keluarga
mengatakan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita dan tidak mampu menangani
masalah kesehatan.
3 Perilaku kesehatan cenderung bereiko berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan keluarga (kurang terpapar informasi) ditandai dengan Tn. S
mengatakan bahwa dirinya merokok hingga saat ini dan keluarga tidak melarangnya untuk
merokok. Saat kunjunganTn. S terlihat merokok dan tidak mampu menjawab beberapa
pertanyaan bahaya merokok.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpulan dan tingal disuatu tempat dibawah suatu atap dakam
keadaan saling ketergantungan. (DepKes 1998). Perencanaan keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tidakan yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Maka diperlukan
layanan keperawatan dalam keluarga. Meskipun pelayanan kesehatan dalam keluarga masi
kurang disebabkan karena kurangnya fasilitas kesehatan yang digunakan untuk menunjang
pelayanan kesehatan lebih baik. Maka diharapkan atau diperlukanya dukungan pemerintah
dan masyarakat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan dalam keluarga. Implementasi
atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujud dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan.

Keluarga adalah unit terkecil terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry
point dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Untuk itu, dalam
memberikan pelayanan kesehatan maka perlu melewati tahapan proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan suatu proses yang kompleks dan bersifat dinamis dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota keluarga dengan
metode ilmiah.

Dalam hal ini proses keperawatan pada keluarga sudah diterapkan dan
dilaksanakan keperawatan ini bukan hanya pada keluarga tapi pada setiap kondisi atau
keluhan yang dialami oleh pasien/klien.Walaupun pada dasar peningkatan dalam
pelayanan kesehatan keluarga masi kurang disebabkan karena kurangnya fasilitas alat-alat
kesehattan yang digunakan oleh untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Dalam hal ini diperlukan dukungan pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan menjadi lebih baik dan lebih maju.

33
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan (Vol. I). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dion, Y., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Kaluarga Konsep dan Praktik (Vol. I).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Friedman, M. M. (1998). KEPERAWATAN KELUARGA Tori dan Praktik (Vol. Edisi 3).
Jakarta: EGC.

Harefa, E. I. (2019). PENERAPAN KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN


KELUARGA. https://doi.org/10.31227/osf.io/xq75b.

Hasibuan, A. M. (September 25, 2020). PERENCANAAN DALAM KEPERAWATAN


KELUARGA. Jurnal Perencaan Keperawatan dalam Keluarga,
https://doi.org/10.312119/osf.io/cnw9u.

Murwani, A., & Setyowati, S. (Oktober 2010). Asuhan Keperawatan Keluarga.


Yogyakarta: Penerbit Fitramaya. doi:ISBN: 978-979-3734-57-6

Padila. (April 2012). Buku Ajar: KEPERAWATAN KELUARGA (Vol. Cetakan I).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Wiratama, P. (n.d.). Asuhan Keperawatan Keluarga dam Proses Keperawatan.


https://doi.org/10.31227/osf.io/3db4y.

34

Anda mungkin juga menyukai