Anda di halaman 1dari 16

MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh Kelompok 5a :

Trias Talenta Ndruru 032020006

Elisabeth Zebua 032020014

Srifaniat Zebua 032020042

Dosen Pembimbing :

Lily Suryani Tumanggor, S.Kep., Ns., M.Kep

Program Studi Sarjana Keperawatan


STIKes Santa Elisabeth Medan
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya rahmat-Nya kami akhirnya
bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Menentukan prioritas masalah dalam
asuhan keperawatan kelarga” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Alasan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Keluarga”.
Kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan proses pembuatan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar kedepannya kami dapat menyusun makalah dengan
baik dan benar. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 21 Februari 2023

Kelompok V

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................1


Daftar Isi ............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3-4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................4

BAB II ISI

2.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga ......................................................................5

a. Defenisi Diagnosa ..................................................................................... 5-6

b. Daftar Diagnosis Keperawatan .....................................................................6

c. Jenis Diagnosa Keperawatan .......................................................................6

d. Menentukan Prioritas Masalah ......................................................................7

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Prioritas ................................ 8

2.2 Diagnosa Keperawatan Kasus ..........................................................................9

a. Analisa Data ...................................................................................................9

b. Daftar Diagnosis yang Muncul ....................................................................10

c. Penentuan Prioritas Masalah Pada Kasus .............................................. 11-13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Setiawan, 2016). Dalam program perawatan kesehatan
masyarakat, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dan sebagai
penerima asuhan keperawatan, untuk itu sangat diperlukan perawatan kesehatan
keluarga guna membantu meningkatkan masalah kesehatan masyarakat. (Khrisna,
2019).
Keperawatan keluarga adalah sebuah pelayanan secara holistik di mana
keluarga serta bagian-bagiannya menjadi pusat pelayanan yang tahap pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi hingga evaluasi melibatkan
seluruh anggota keluarga di dalamnya (Kholifah & Widagdo, 2016). Keperawatan
keluarga merupakan proses asuhan keperawatan yang diberikan dalam kondisi
sehat maupun sakit pada seluruh anggota keluargauntuk mencapai kesejahteraan
yang lebih tinggi (Friedman et al., 2014).
Menurut Potter et al.(2020), keperawatan keluarga ialah pemberian layanan
kesehatan dengan membantu anggota keluarga mempertahankan kesehatan yang
setinggi-tingginya melewati dari pengalaman sakit yang sebelumnya.
Keperawatan keluarga yaitu pemberian layanan kesehatan secara holistik mulai
dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi hingga evaluasi terhadap
seluruh anggota keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan
semaksimal mungkin. Keperawatan keluarga memiliki aspek unik karena proses
pelayanan diberikan secara keseluruhan anggota keluarga sebagai suatu sistem
yang saling mempengaruhi. Keperawatan keluarga dapat diberikan pada semua
bentuk keluarga dengan berbagai kondisi kesehatan serta kondisi lainnya tempat
pemberian layanan keperawatan keluarga. Praktik keperawatan keluarga
menekankan keluarga yang berorientasi kesehatan mencakup perspektif holistik,
sistemik dan interaksional dalam rangka meningkatkan kekuatan keluarga
tersebut.
Menurut Ali (2010), keperawatan keluarga secara umum bertujuan
meningkatkan kesadaran, keinginan dan kemampuan keluarga dalam menambah,
mencegah, memelihara kesehatan hingga mencapai tahap seoptimal mungkin,
sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan produktif.
Tujuan keperawatan keluarga yang dikemukakan Leavell dalam Friedman et
al. (2014) menggunakan kerangka yang dibuat sebagai tingkat pencegahan dan
berfungsi sebagai dasar praktik kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
komunitas. Tingkat pencegahan yang dimaksud telah mencakup seluruh kondisi
sehat dan sakit dan tujuan sesuai dengan tingkatan. Tingkatan pencegahan yang
dimaksud yaitu: pencegahan primer, sekunder dan tersier. (Salamung et al., 2021)
Proses keperawatan menggunakan perawatan untuk individu dalam keluarga
(keluarga sebagai konteks) atau seluruh keluarga (keluarga sebagai pasien). Untuk

3
melakukan proses asuhan keluarga, perawat dapat menggunakan pendekatan: Kaji
semua anggota dalam konteks keluarga secara individual, kaji keluarga sebagai
pasien, dan kaji keluarga sebagai sistem (Potter et al., 2020).
Memberikan perawatan dan dukungan secara cukup bagi keluarga
merupakan hal utama dalam pengkajian keluarga. Perawat memiliki peran penting
dalam membantu keluarga beradaptasi dengan penyakit akut, kronis, dan terminal.
Perawat perlu memahami unit keluarga dan makna sakit bagi pasien dan fungsi
keluarganya. Selanjutnya perawat perlu mengkaji dampak penyakit pada struktur
keluarga dan dukungan yang dibutuhkan oleh keluarga. Perawat juga dapat
menggabungkan pengetahuan penyakit dan kaji pasien serta keluarganya dan
perilaku yang ditampilkan. Perawat mengkaji bentuk dan keanggotaan keluarga,
tempat bercerita jika anggota keluarga tersebut sakit. Perawat menanyakan konsep
keluarga, tempat tinggal, struktur keluarga, yang menentukan kekuatan struktur di
dalam keluarga itu, serta pola peran dan pembagian tugas dalam keluarga. Perawat
juga perlu mengkaji kemampuan beradaptasi terhadap masalah yang sedang
dihadapi pasien dan keluarganya, capaian tugas perkembangannya. Selain itu, juga
penting mengkaji dukungan ekonomi baik dari anggota keluarga tersebut maupun
lingkungan sosialnya (Potter et al., 2020).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah menentukan prioritas masalah dalam asuhan keperawatan
keluarga?
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui penentuan prioritas masalah dalam asuhan keperawatan
keluarga

4
BAB II

PEMBAHASAN

Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanan pada unit keluarga.
Keluarga Bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien
keperawatan. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, merupakan klien keperawatan
atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang dioerlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit dapat
menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa
Kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan.

Menurut Bailon dan Maglaya (1987) keluarga adalah dua atau lebih individu yang
hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah keluarga merupakan unit dasar yang
memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan individu, keluarga sevagai perantara bagi
kebutuhan dan harapan anggota keluarga dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat,
keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan
menstabilkan kebutuhan kasih saying, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual, keluarga
memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas seorang individu

2.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

a. Definisi Diagnosa

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis Mengenai individu, keluarga atau


masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan
sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan Tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksanakannya (Shoemaker, 1984). Diagnosis keperawatan adalah
pernyataan yang menjelaskan status atau masalah Kesehatan aktual atau potensial.

Diagnosis Keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya


masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,
fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun
sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melaksanakan

5
tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan
sumber daya keluarga.

b. Daftar Diagnosis Keperawatan

Berikut akan disampaikan daftar diagnosis keperawatan menurut NANDA (2010) :

1. Perubahan proses keluarga


2. Perubahan biaya Kesehatan
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
4. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
5. Perubahan peran orangtua
6. Perubahan pola eliminasi
7. Antisipasi kehilangan
8. Konflik pengambilan keputusan
9. Perilaku pencarian pelayanan Kesehatan
10. Tidak efektif koping keluarga
11. Resiko trauma (injury)
12. Isolasi sosial

c. Jenis Diagnosa Keperawatan

1. Aktual (terjadi defisit/gangguan Kesehatan)


Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yangt ditemukan yaitu dengan ciri
dari pengkajian didapatkan tanda dan gejala dari gangguan Kesehatan. Diagnose
keperawatan keluarga memiliki tiga komponen yaitu problem, etiologi, dan simpton.
2. Resiko (ancaman Kesehatan)
Diagnose keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya adalah problem
dan etiologi. Ciri diagnose resiko adalah sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan.
3. Potensial (keadaan sejahtera)
di mana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan dapat di tingkatkan
sebagai komponen diagnosa keperawatan : masalah, penyebab, tanda dan gejala.

6
d. Menentukan Prioritas Masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih


dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya (1978). Proses skoring dapat dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan
dengan cara sebagai berikut:

a. Tentukan skor terlebih dahulu sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Skor yang diperoleh x bobot

Skor tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5. (Wahyuni et al., 2021)

No KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat Masalah 1
Skala : Aktual 3
Risiko 2
Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

7
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas

Sifat masalah: dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan
kepada keadaan sakit/aktual ada pada keluarga atau masalah yang mengancam kehidupan
keluarga kemudian baru diberi- kan kepada hal-hal yang berisiko mengancam kesehatan
keluarga dan selanjutnya yang potensial memengaruhi kehidupan keluarga.

Kemungkinan masalah dapat diubah: faktor-faktor yang memengaruhi masalah dapat diubah
adalah:

1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah;
2. Sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga;
3. Sumber daya perawat: dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu;
4. Sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat, seperti Posyandu, Polindes.

Potensial masalah dapat dicegah: hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi
pencegahan masalah adalah:

1. Kepelikan dari masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya penya- kit atau masalah
yang menunjukkan kepada prognosa dan berat- nya masalah;
2. Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinyamasalah. Lamanya
masalah berhubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan
potensi masalah untuk dicegah;
3. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan-tindakan untuk
mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan
keluarga;
4. Adanya kelompok "high risk atau kelompok risiko tinggi dalam keluarga atau
kelompok yang sangat peka menambah potensi un- uk mencegah masalah.

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah Kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebh dahulu dilakukan dalam
intervensi keluarga.

8
2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


1 DS: Keluarga tidak tau penyebab dan Defisit Keluarga belum mampu
penatalaksanaan hipertensi, dan pasca Pengetahuan mengenal masalah (kurang
stroke. Keluarga tidak mengerti makanan (SDKI terpapar informasi)
yang harus dihindari sesuai penyakitnya D0111)

DO:Tidak meminum obat dari dokter dan


tidak memilih menu makanan yang
seharusnya dianjurkan.

2 DS: Keluarga mengungkapkan tidak Manajemen Ketidakmampuan mengambil


memahami masalah kesehatan yang kesehatan keputusan (Kompleksitas
diderita keluarga tidak program pengobatan /
efektif pelayanan)
DO: Keluarga tidak tepat menangani (SDKI
masalah kesehatan D0115)

3 DS: Tn. S mengatakan bahwa dirinya Perilaku Ketidakmampuan keluarga


merokok hingga saat ini dan keluarga tidak kesehatan merawat anggota keluarga
pernah melarang Tn. S untuk merokok cenderung yang sakit
beresiko
DO: Saat kunjungan terlihat merokok dan (SDKI
tidak mampu menjawab beberapa D0111)
pertanyaan bahaya merokok

9
B. Daftar Diagosis yang Muncul

No Diagnosa Keperawatan (PES)


1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keluarga belum mampu mengenal masalah
(kurang terpapar informasi) ditandai dengan keluarga tidak tau penyebab dan
penatalaksanaan hipertensi dan pasca stroke, makanan yang harus dihindari. Tn. S tidak
meminum obat dari dokter.
2 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan keluarga belum mampu
mengambil keputusan (kompleksitas perawatan/ pengobatan) ditandai dengan keluarga
mengatakan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita dan tidak mampu menangani
masalah kesehatan.
3 Perilaku kesehatan cenderung bereiko berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan keluarga (kurang terpapar informasi) ditandai dengan Tn. S
mengatakan bahwa dirinya merokok hingga saat ini dan keluarga tidak melarangnya untuk
merokok. Saat kunjungan Tn. S terlihat merokok dan tidak mampu menjawab beberapa
pertanyaan bahaya merokok.

10
C. Penentuan prioritas masalah pada kasus

No Jenis Prioritas Bobot Skore Pembenaran


1 Defisit Pengetahuan
Sifat Masalah : Aktual 3x1 1 Sifat masalah ini
3 yaitu,aktual karena
ketidakmampuan
keluarga Tn S dalam
mengenal masalah
(Hipertensi )
Kemungkinan Masalah dapat 2 x2 2 Sifat masalah ini dengan
diubah : Mudah 2 mudah diubah karna Tn
S memiliki harapan bisa
sembuh
Potensi masalah untuk cegah : 3 x1 1 Sifat masalah sangat
Tinggi 3 tinggi untuk dicegah
Menonjolnya Masalah : Masalah 2x1 1 Sifat masalah ini ada
berat harus segera ditangani 2 masalah namun tidak
perlu segera ditangani
Total 5
2 Manajemen keluarga tidak efektif
Sifat masalah : Aktual 3 x1 1 Sifat masalah ini yaitu
3 Aktual karena kelurga
Tn S tidak mampu
mengambil keputusan
dalam pengobatan
Kemungkinan masalah dapat diubah 1 x2 1 Sifat masalah ini hanya
: Sebagian 2 sebagian dapat diubah
,karena
ketidakmampuan
keluarga Tn S dalam
mengambil keputusan
pengobatan

11
Potensi masalah untuk dicegah : 3 x1 1 Sifat masalah ini tinggi
tinggi 3 untuk dicegah
Menonjol nya masalah : Masalah 2x1 1 Sifat masalah ini
berat harus segera ditangani 2 Masalah berat harus
segera ditangani

Total 4

3 Perilaku kesehatan cenderung


beresiko
Sifat masalah : Aktual 3 x1 1 Sifat masalah aktual
3 karena Tn S memiliki
kebiasaan merokok
Kemungkinan masalah dapat diubah 1 x2 1 Sifat masalah ini hanya
hanya sebagian 2 Sebagian dapat diubah
karena keluarga tidak
pernah melarang Tn S
untuk merokok, tetapi
masalah dapat untuk
dirubah
Potensi masalah untuk dicegah : 3 x1 1 Sifat masalah ini tinggi
Tinggi 3 untuk dicegah karena
kebiasaan merokok Tn
S yang bisa diubah
namun keinginan untuk
merubahnya belum ada
Menonjol nya masalah : Masalah 2x1 1 Sifat masalah ini adalah
berat harus ditangani 2 Masalah berat harus
ditangani
Total 4

12
Jadi berdasarkan penentuan prioritas masalah pada kasus diatas, dapat disimpulkan
bahwa prioritas masalah utama pada kasus adalah :

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keluarga belum mampu mengenal


masalah (kurang terpapar informasi) ditandai dengan keluarga tidak tau penyebab
dan penatalaksanaan hipertensi dan pasca stroke, makanan yang harus dihindari. Tn.
S tidak meminum obat dari dokter.
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan keluarga belum
mampu mengambil keputusan (kompleksitas perawatan/ pengobatan) ditandai
dengan keluarga mengatakan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita dan
tidak mampu menangani masalah kesehatan.
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga (kurang terpapar informasi) ditandai
dengan Tn. S mengatakan bahwa dirinya merokok hingga saat ini dan keluarga tidak
melarangnya untuk merokok. Saat kunjungan Tn. S terlihat merokok dan tidak
mampu menjawab beberapa pertanyaan bahaya merokok.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Setiawan, 2016). Dalam program perawatan kesehatan masyarakat,
keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dan sebagai penerima asuhan
keperawatan, untuk itu sangat diperlukan perawatan kesehatan keluarga guna
membantu meningkatkan masalah kesehatan masyarakat. (Khrisna, 2019).

Menurut Bailon dan Maglaya (1987) keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah keluarga merupakan unit dasar


yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan individu, keluarga sevagai
perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih saying, sosio-ekonomi dan
kebutuhan seksual, keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
identitas seorang individu

14
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan (Vol. I). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dion, Y., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Kaluarga Konsep dan Praktik (Vol. I).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Friedman, M. M. (1998). KEPERAWATAN KELUARGA Tori dan Praktik (Vol. Edisi 3).
Jakarta: EGC.

Murwani, A., & Setyowati, S. (Oktober 2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Penerbit Fitramaya. doi:ISBN: 978-979-3734-57-6

Padila. (April 2012). Buku Ajar: KEPERAWATAN KELUARGA (Vol. Cetakan I).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Khrisna, L. F. P. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Gastritis. Jurnal


IKeperawatn Komunitas, 197–209.
Salamung, N., Pertiwi, M. R., Ifansyah, M. N., Riskika, S., Maurida, N., Primasari, N. A.,
Rumbo, H., & Al., E. (2021). Keperawatan Keluarga (Family Nursing). In Duta
Media Publishing.
Wahyuni, N. T., Kep, S. K. M., Parliani, N., & Riset, D. (2021). Dwiva Hayati , S . Kep
Buku Ajar Keperawatan Keluarga.
https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/311/1/Buku Ajar
Keperawatan Keluarga.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai