Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP

PERKEMBANGAN KELUARGA BARU MENIKAH


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu: Ibu Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh
Kelompok 1

Cantika Yustiara Indah Purnama 132235058


Nora Lailia 132235028
Sri Nur Aini 132235063
Julia Rahma Pramesti MP 132235066
Galuh Kirana 132235047
Rima Amalia Yulianti 132235009

PROGRAM STUDI ALIH JENIS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat rahmat Allah SWT atas segala rahmat beserta
karunia-Nya sehingga makalah kami dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga” dapat terselesaikan dengan baik seperti yang telah diharapkan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Keperawatan Keluarga pada
Program Studi Alih Jenis Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Seluruh dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga Program Studi Alih Jenis
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang selalu memberikan
ilmunya dalam masa kuliah
2. Ibu Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Fasilitator yang
telah membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini
3. Teman – teman kelompok 1 yang selalu memberikan motivasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menerima segala kritik dan saran dari
semua pihak tentang makalah ini dan kami sebagai penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 28 September 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5
1.Tujuan Umum .............................................................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 5
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 5
1. Bagi Penulis ................................................................................................ 5
2. Bagi Perawat ............................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
2.1 Tinjauan Teori Keperawatan Keluarga ......................................................... 6
2.1.1 Konsep Keluarga ........................................................................................ 6
2.1.2 Konsep Keluarga Baru Menikah .............................................................. 15
2.1.3 Konsep Asuhan Keluarga Baru Menikah ................................................. 16
BAB III ................................................................................................................. 25
ASUHAN KEPERAWATAN SEPU PADA KELUARGA TN. J ....................... 25
DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN BARU MENIKAH ............................. 25
3.1 Pengkajian ................................................................................................... 25
BAB IV ................................................................................................................. 56
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 56
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 56
4.2 Saran ............................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan, memperbaiki, dan mempengaruhi anggota keluarga
untuk meningkatkan kualitas kesehatan anggota keluarga (Ali Z, 2010).
Keluarga merupakan salah satu aspek penting dalam keperawatan untuk
memperbaiki masalah - masalah kesehatan anggota keluarganya. Selain itu,
keluarga berperan penting dalam menjaga kesehatan anggotanya. (Friedman,
2010).

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi


via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat Harus
mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, Tahu tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya dan Perlu paham setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhiseluruh keluarga
dansebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan
anggota.Keluarga cenderung dalam pembuatran keputusan dan dan prose
terapeutik padasetiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan paraanggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-
sama dalam satu rumahtangga, atau jika mereka hidup secra terpisah, mereka
tetap menganggap rumahtangga tersebut sebagai rumag tangga mereka.
Dewasa ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru
menikah dan kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu
apa-apa saja tugas dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru
menikah sehingga sering terjadi pertengkaran di antara mereka. Uraian diatas,

4
penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan keluarga baru menikah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang dapat diangkat dalam
yaitu bagaimana cara menyusun asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
keluarga baru menikah?

1.3 Tujuan
1.Tujuan Umum
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan
keluarga dengan tahap keluarga baru menikah.

2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan
keluarga dengan tahap keluarga baru menikah
2) Mahasiswa mampu menerapkan dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan keluarga dengan tahap keluarga baru menikah

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis
mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan tahap keluarga baru
menikah

2. Bagi Perawat
Untuk meningkatkan pelayanan dalam asuhan keperawatan keluarga
dengan tahap keluarga baru menikah

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Keperawatan Keluarga


2.1.1 Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai
bagian dari keluarga (Friedman, 2003) dalam (Nadirawati, 2018). Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,atau suami
istri dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (Undang-
Undang Nomor 52 Tahun 2009) dalam (Nadirawati, 2018).
Konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum dengan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota (Duvall dalam Setyowati
dan Murwani, 2018).
2. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri keluarga menurut (Hasan, 2006) dalam (Syamsuddin, 2018)
yaitu keluarga yang terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan
perkawinan, keturunan atau darah, atau adopsi, kemudian anggota keluarga
tinggal bersama dalam satu rumah dan anggota keluarga saling berinteraksi
dan berkomunikasi dalam peran sosial. Disamping itu keluarga mempunyai
kebiasaan atau kebudayaan yang berasal dari masyarakat (ada keunikan
tersendiri).
3. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dalam (Nadirawati, 2018) sebagai berikut:
1) Tradisional
(1) The Nuclear Family (Kelarga Inti)
Keluarga terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orangtua atau
kelahiran. Keluarga terdiri dari suami, istri, anak, baik dari sebab
biologis maupun adopsi.tipe keluarga inti di antaranya The Dyad

6
Family (keluarga tanpa anak) dan keluarga terdiri dari suami dan
istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
(2) The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
(3) Keluarga Adobsi
Keluarga adobsi adalah keluarga yang mengambil tanggungjawab
secara sah dari orangtua kandung ke keluarga yang menginginkan
anak.
(4) The Extended Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah, seperti Nuclear family disertai paman, tante, orangtua
(kakek-nenek), keponakan, dan lain-lain.
(5) The Single-Parent Family (Keluarga orangtua Tungal)
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak. Hal ini biasanya terjadi melalui proses perceraian, kematian,
atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
(6) Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat
weekends atau pada waktu-waktu tertentu.
(7) Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
(8) Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan lain-
lain.

7
(9) Keluarga Campuran (Blended Family)
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
(10) Dewasa Lajang Yang Tinggal Sendri
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau
ditinggal mati.
(11) Foster Family
Keluarga foster merujuk pada pelayanan yang diberikan kepada
suatu keluarga dimana anak dtempatkan di rumah terpisah dari
orang tua aslinya. Anak-anak biasanya ditempatkan Foster Home
jika orang tua dinyatakan tidak bisa merawat anak-anak mereka
dengan baik karena sesuatu hal. Pada kebanyakan kasus,
penempatan anak dirumah penampunga bersifat sementara dan jika
dinyatakan orangtua sudah mampu merawat anaknya maka anak-
anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya.
(12) Keluarga Binuklir
Keluarga Binuklir merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai
dimana anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri dari
dua rumah tangga inti, ibu dan ayah dengan berbagai macam kerja
sama antara keduanya serta waktu yang digunakan dalam setiap
rumah tangga.
2) Non Tradisional
Bentuk keluarga non tradisional meliputi bentuk-bentuk keluarga yang
sangat berbeda satu sama lain. Bentuk keluarga non tradisional yang
paling umum saat ini antara lain:
(1) The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
(2) The Step Parent Family
Keluarga dengan orangtua tiri.

8
(3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber,
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, serta sosialisasi
anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
(4) The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family (Keluarga
Kumpul Kebo Heteroseksual)
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
pernikahan.
(5) Gay and Lesbian Families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana marital partners
(6) Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu
(7) Group Network Family
Keluarga ini yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain, dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggungjawab
membesarkan anaknya
(8) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk seksual, dan mebesarkan anaknya.
(9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bentuan untuk menyatukan kembali
keluarga aslinya.

9
(10) Homeless Family
Keluarga yang tebentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
(11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut (Friedman, 2003) dalam (Nadirawati, 2018):
1) Fungsi Afektif dan Koping
Dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat terjadi stress
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam penyelesaian
masalah.
3) Fungsi Reproduksi
Dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan melahirkan anak.
4) Fungsi Ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan kepentingan di
masyarakat.
5) Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat juga
penyembuhan dari sakit.

10
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut (Nies dan McEwen, 2019):
1) Keluarga pemula atau pasangan baru
Perkawinan dari sepasang insan menandakan bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari lajang ke
hubungan baru yang intim.
Tugas dalam perkembangan keluarga :
(1) Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan
(2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
(3) Merencanakan keluarga
2) Keluarga menanti kelahiran anak
Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama sampai bayi berusia 30
bulan.
Tugas dalam perkembangan keluarga:
(1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
(2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
(3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
(4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
3) Keluarga dengan anak usia prasekolah
Tahap perkembangan ini siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Tugas dalam perkembangan keluarga:
(1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
(2) Mensosialisasikan anak
(3) Memenuhi kebutuhan anak
(4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

11
4) Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.
Tugas dalam perkembangan keluarga:
(1) Mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan anak sebaya yang sehat.
(2) Memepertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
(3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5) Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap ini berlangsung selama 6
hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lebih lama jika anka masih
tinggal di rumah hingga19 atau 20 tahun.
Tugas dalam perkembangan keluarga:
(1) Menyeimbangkan kebebasab dan tanggungjawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
(2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
(3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak
6) Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase ini ditandai oleh anak pertama sampai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah orangtua. Tahap ini dapat berjalan singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah.
Pada banyak keluarga di Indonesia tahap ini tidak dilampui karena akan ada
anak yang menemani orangtuanya walaupun telah menikah.
Tugas dalam perkembangan keluarga:
(1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
(2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
(3) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan baik dari pihak suami
maupun istri.

12
7) Keluarga lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Tugas dalam perkembangan keluarga:
(1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
(2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
(3) Mempertahankan hubungan perkawinan.
(4) Menyesuaikan dari terhadap kehilangan pasangan.
(5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
(6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.
6. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut (Friedman, 2003) dalam (Nadirawati, 2018):
1) Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan, mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
2) Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada
kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.
Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan dari individu untuk
mengontrol atau memengaruhi perilaku anggota keluarga. Beberapa macam
struktur keluarga antara lain:
(1) Legimate Power/Author (Hak Untuk Mengontrol) seperti orang tua
terhadap anak.
(2) Referent Power (Seseorang Yang Ditiru) dalam hal ini orang tua adalah
seseorang yang dapat ditiru oleh anak.
(3) Reward Power (Pengaruh Kekuatan Karena Adanya Harapan Yang Akan
Diterima).
(4) Resource or Expert Power (Pendapat, Ahli, dan lain-lain).
(5) Coercive Power (Pengaruh Yang Dipaksa Sesuai dengan Keinginannya).
(6) Informational Power (Pengaruh Yang Dilalui Melalui Persuasi)

13
(7) Affective Power (Pengaruh Yang Diberikan Melalui Manipulasi Cinta
Kasih, misalnya hubungan seksual).
3) Struktur Peran
(1) Peran Formal dalam Keluarga
Peran formal dalam keluarga adalah posisi pada keluarga, seperti ayah, ibu
dan anak. Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah
sebagai pemimpin keluarga memiliki peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga,
dan sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Ibu
berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak,
pelindung keluarga, sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta
sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan
anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual.
(2) Peran Informal Keluarga
Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat implisit, tidak tampak
ke permukaan, dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan emosional atau
untuk menjaga keseimbangan keluarga.
4) Struktur Nilai
Sistem nilai dalam keluarga sangat mempengaruhi nilai-nilai masyarakat.
Nilai keluarga akan membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi
masalah yang dialami keluarga. Nilai keluarga ini akan menentukan
bagaimana keluarga menghadapi masalah Kesehatan dan stressor-stressor
lain.

14
2.1.2 Konsep Keluarga Baru Menikah
1. Definisi Keluarga Baru Menikah
Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing.
2. Tugas Perkembangan Keluarga Baru Menikah
Perkawinan dari sepasang insan menandakan bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari lajang ke
hubungan baru yang intim.
Tugas dalam perkembangan keluarga :
(1) Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan
(2) Menghubungkan jaringan persaudaraan dengan keluarga, teman dan
kelompok social secara harmonis
(3) Merencanakan keluarga
(4) Membina hubungan intim dan memuaskan
(5) Mendiskusikan rencana memiliki anak
(6) Membangun hubungan kedekatan yang sesuai dengan kebutuhan emosi
masing-masing tanpa penekanan mengabaikan kebutuhan lain
(7) Menyesuaikan permasalahan pokok mengenai dominansi dan kekuasaan
(8) Menerima, memahami, mentolerir perbedaan respon emosi dari pasangan
3. Permasalahan umum yang mungkin terjadi pada keluarga baru menikah
a. Loyalty Conflict
Konflik kepercayaan dapat terjadi berupa adanya perasaan didalam
anggota keluarga bahwa pasangannya tidak memuaskan, tidak cocok
untuknya, ingin pulang ke rumah orang tuanya. Terjadinya penolakan
antara pasangan.
b. Orang dewasa yang tidak suka dengan perannya
Pada keluarga baru menikah, setiap anggota keluarga akan mengalami
perubahan peran dari anak menjadi pasangan yang harus memutuskan
masalahnya bersama pasangan. Perubahan peran ini membutuhkan
waktu untuk individu beradaptasi, atau bahkan hingga berjalannya
waktu individu tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan peran yang
terjadi sehingga terjadi konflik.

15
c. Formation Problem
Dalam keluarga baru menikah, akan terjadi permasalahan yang
diakibatkan adanya jarak dan kedekatan sehingga anggota keluarga
dapat merasa kesepian, frustasi, cemburu dan merasa diabaikan.
Selain itu dapat muncul konflik kekuasaan antara pasangan laki-laki
dengan perempuan. Konflik yang terjadi dapat berupa konflik terbuka
ketika seseorang beragumen dengan omelan verbal, konflik tertutup
ketika pasangan hanya diam tidak mengungkapkan amarah sedangkan
suasana menjadi tegang. Komunikasi afektif dapat menimbulkan
permasalahan dalam keluarga baru menikah, menimbulkan kondisi
tidak terpenuhinya kebutuhan afeksi, rasa egois dan penuh tuntutan.
4. Cara Menghindari Permasalahan pada Keluarga Baru Menikah
a. Membicarakan keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan
lingkungan social saat ini, pasangan dapat memahami dan memberi
dukungan sehingga dapat menghindari perasaan terisolasi
b. Membicarakan dan mengupayakan penyesuaian diri terhadap
perbedaan yang terjadi di antara kedua keluarga asal
c. Memastikan anggota keluarga memiliki wilayah “private” untuk
melakukan komunikasi secara bebas dengan pasangan
d. Membagi tugas dan tanggung jawab yang dapat diterima kedua belah
pihak.

2.1.3 Konsep Asuhan Keluarga Baru Menikah


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Secara garis besar terdapat data dasar yang dipergunakan dalam mengkaji
status keluarga yaitu:
1) Struktur dan karakteristik keluarga
2) Sosial, ekonomi, dan budaya
3) Faktor lingkungan
4) Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

16
5) Psikososial keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini sebagai berikut:
1) Data Umum
a. Nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat kepala
keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau umur, hubungan dengan
kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
terkait dengan Kesehatan
d. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi Kesehatan
e. Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula
penggunaan waktu luang atau senggang keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga
berdasarkan tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall dalam (Nurhayati
et al., 2010), tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas
tahapan perkembangan keluarga.

17
Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan
keluarga inti dari riwayat kesehatan keluarga:
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Data ini ditentukan oleh anak
tertua dalam keluarga
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Pada tahap ini
menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendalanya
c. Riwayat Keluarga Inti Data ini menjelaskan riwayat kesehatan pada
keluarga inti, meliputi riwayat penykit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan
keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya Data ini menjelaskan asal kedua orang
tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam
dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua
3) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
a) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
konrak, atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah untuk tempat tinggal
b) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian anterior dan eksterior.
Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar
tamu, kamar tidur), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan
bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi kecukupan
perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah
c) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat masak
d) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk
e) Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai
bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan, dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya
f) Kebersihan dan sanitasi rumah
g) Pengaturan privasi

18
h) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan
rumah mereka
b. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
a) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa
b) Tipe tempat tinggal
c) Sanitasi jalan dan rumah
d) Adakah jenis-jenis industri di lingkungan rumah
e) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut
f) Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni
g) Lembaga pelayanan kesehatan dan social
h) Kemudian pendidikan di lingkungan komunitas
i) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut
j) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotek, pasar, wartel, dan
lainnya
k) Transportasi umum
l) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas
m) Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan, lama keluarga tinggal di daerah ini, atau apakah sering
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal
n) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada
o) Sistem pendukung keluarga
c. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai

19
b) Fungsi Sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan
perilaku
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai konsep sehat sakit. Serta kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga, diantaranya
adalah sebagai berikut:
(a) Mengenal masalah keperawatan
(b) Mengambil keputusan
(c) Merawat anggota keluarga yang sakit
(d) Memelihara lingkungan
(e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
d) Fungsi Reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi Ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat guna meningkatkan status kesehatan
f) Stress dan koping keluarga
(a) Stresor jangka pendek, yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan
(b) Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan
(c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
(d) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

20
(e) Strategi fungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. metode
yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik
h) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil
pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat rencana,
melakukan implementasi, dan evaluasi (Widagdo, 2016). Diagnosis
keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam
tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,
fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko,
maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab
untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga,
berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang
selanjutnya dikenal dengan PES.
1) Problem atau masalah (P): Masalah yang mungkin muncul
2) Etiology atau penyebab (E): Penyebab dari diagnose keperawatan pada
asuhan keperawatan keluarga berfokus pada 5 tugas kesehatan keluarga
yang meliputi:
(1) Mengenal masalah Kesehatan
(2) Mengambil keputusan yang tepat
(3) Merawat anggota keluarga yang sakit
(4) Memodifikasi lingkungan
(5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan Kesehatan

21
3) Sign atau tanda (S): Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian. Tipology dari diagnosis keperawatan:
(1) Diagnosis Aktual (Terjadi atau gangguan kesehatan) Hasil
pengkajian memberikan informasi mengenai tanda dan gejala
gangguan kesehatan. Dimana masalah kesehatan keluarga perlu
penanganan segera
(2) Diagnosis Risiko (Ancaman kesehatan) Adanya informasi yang
mendukung, namun tidak ada masalah. Tapi, tanda-tanda ini bisa
menjadi masalah nyata jika tidak segera mendapat pertolongan
dari tim kesehatan atau perawatan. Faktor risiko diagnosis risiko
tinggi menunjukkan keadaan peningkatan kerentanan pada klien
atau kelompok
(3) Diagnosis Potensial (Keadaan Sejahtera atau Wellness) Keadaan
keluarga dalam sejahtera, yang mana kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
3. Intervensi Keperawatan
Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai
pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik
keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam
memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan, serta memilih
dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan,
menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja
sama dengan tingkat kesehatan lain.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan
keperawatan keluarga adalah berikut ini:
(1) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga
(2) Rencana keperawatan harus realistic
(3) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
Kesehatan
(4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.

22
Adapun tujuan dari perencanaan keperawatan keluarga, sebagai berikut:
(1) Alat komunikasi antar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga
(2) Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan
pada keluarga
(3) Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi
perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan
evaluasi
(4) Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok
(5) Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi Kesehatan
lainnya
(6) Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan
(7) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
(8) Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam
melakukan evaluasi keperawatan keluarga.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan adalah upaya perawat untuk membantu
kepentingan klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan
lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah
implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan adalah
dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik.
Dalam melaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga
dan selama tindakan, perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal
pihak keluarga. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai
berikut:
(1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara:
a. Memberikan informasi
b. Memberikan kebutuhan dan harapan tentang Kesehatan

23
(2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan Tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan
(3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara:
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
(4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, yaitu dengan cara:
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
(5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara:
a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP (Subyektif, Obyektif,
Analisa, dan Planning).
S: Sdalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. O: Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat
secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. A: Adalah analisa dari
hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan
diagnosis. P: Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga pada tahapan evaluasi.

24
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. J

DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN BARU MENIKAH

3.1 Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas Rs III Brawijaya No. Register 1322XXXX


Nama Perawat Perawat X Tanggal Pengkajian 28 September 2023

A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Tn J Bahasa sehari-hari Indonesia

Keluarga

Alamat Rumah & Jalan Ksatriyan, No 1, Yankes terdekat, Jarak RS III Brawijaya

Telp Wonokromo

Pekerjaan TNI Alat transportasi Motor

Agama & Suku Islam/Melayu Status Kelas Sosial -

DATA ANGGOTA KELUARGA


No Nam Hub Umu J Suku Pendi Pekerjaa Status Gizi TTV Status
a dgn KK r K dikan n Saat (TB, BB, (TD, N, S, Imuni
Terak Ini BMI) P) sasi
hir Dasar
1. Tn. J Kepala 26 L Melay SMA TNI TB : 173 cm TD : 125/80 Lengk
Keluarg k u BB : 68 kg mmHg ap
a BMI : 22,7 N : 80
x/menit
S : 36,8 oc
P : 20
x/menit
2. Ny. Istri 23 P Jawa D3 Perawat TB : 160 cm TD : 120/81 Lengk
D BB : 56 kg mmHg ap

25
BMI : 22,7 N : 83
x/menit
S : 36,6 oc
P : 21
x/menit
LANJUTAN
Nam Status Kesehatan
No Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
a Saat ini
1. Tn. J Tidak menggunakan alat Tn. J mengatakan dirinya Tidak ada
bantu sehat dan tidak ada keluhan
2. Ny. Tidak menggunakan alat Tn. J mengatakan dirinya Tidak ada
D bantu sehat dan tidak ada keluhan

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : keluarga Tn. J tidak ada masalah


kesehatan dan merasa sehat

26
ECOMAP

Tempat tinggal di Asrama TNI


Bekerja di YONIF RAIDER
500
Bekerja di INDSKIN Clinic

TN. J Ny. D

Berbelanja kebutuhan di
Tunungan Plaza Mall

Berolahraga di dalam satuan Merencanakan program


TNI 3x dalam seminggu kehamilan di RS III
Kegiatan Brawijaya
PERSIT 1x
dalam seminggu

GENOGRAM

27
Keterangan:

: Laki-laki : Perempuan : laki-laki meninggal

: Tn. J : Ny. D : perempuan meninggal

: hubungan perkawinan : keturunan : tinggal serumah

DENAH RUMAH

1. Tn. J beranggapan kebiasaannya dalam merokok tidak akan


menyebabkanpenyakit karena dirinya gemar berolahraga
I H

G F E

B
C A

Keterangan: U
A: Pintu Masuk
B: Ruang Tamu
C: Kamar 1 T B
D: Kamar 2
E: Kamar Mandi
F: Dapur S
G: Garasi Motor
H: Latar Belakang
I: Pekarangan Bunga

28
B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : Tahap Perkembangan Keluarga Baru menikah
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tdk Dpt
Dijalankan
Penjelasan : Keluarga Tn. J dan Ny. D sudah menjalankan tugas perkembangan
keluarga baru menikah dimana keluarga mampu membina hubungan intin dan
memuaskan. Tn. J dan Ny. D sudah mendiskusikan terkait rencana memiliki anak
dengan melakukan program kehamilan di Rumah Sakit III Brawijaya.
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Penjelasan : Tn. J dan Ny. D mengatakan selalu berkomunikasi terbuka kepada satu
sama lain, mereka selalu menceritakan masalahnya dan mencari solusi bersama-
sama.
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Penjelasan : Tn. J berperan sebagai kepala keluarga, Ny. D berperan sebagai istri.
Mereka berdua melakukan pekerjaan rumah secara bersama. Tn. J melakukan
kegiatan rumah tangga seperti memasak, menyapu, menyetrika, mengepel sepulang
kerja. Sedangkan, Ny. D hanya mencuci pakaian menggunakan mesin cuci dan
membersihkan kloset. Ny. D mengatakan dirinya tidak bisa memasak karena tidak
pernah memasak sejak tinggal bersama orang tuanya.
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : pengambil keputusan dalam keluarga
berada pada Tn. J sebagai kepala keluarga. Pengambilan keputusan didapatkan dari
hasil diskusi dengan istrinya. Apabila ada masalah kesehatan pada anggota keluarga
dibawa ke RS III Brawijaya. Tn. J dan Ny. D bersepakat untuk memutuskan
mengambil program kehamilan.
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Penjelasan : Hubungan antara Tn. J dan Ny. D berjalan dengan hangat dan penuh
kasih sayang dan perhatian.
2. Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi

29
Penjelasan : Ny. D mengatakan sering mengikuti kegiatan pertemuan PERSIT
sekali dalam seminggu sedangkan Tn. J mengikuti kegiatan Volly di Asrama
TNI. Tn. J dan Ny. D berhubungan baik dengan tetangga di Asrama TNI.
Keluarga Tn. J mengikuti kegiatan gotong royong asrama sehat sebulan sekali di
Asrama TNI.
3. Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
Penjelasan : Tn. J bekerja sebagai TNI dengan gaji sekitar Rp. 4.500.000
sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny. D juga berkerja sebagai
perawat di Klinik dengan gaji Rp. 2.200.000. Semua keuangan dikelola oleh Ny.
D, Tn. J diberikan uang saku oleh Ny. D sekitar Rp. 300.000 dalam sebulan.
Dalam hal ini, Tn. J tidak makan di luar rumah.
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Tn. J dan Ny. D mengatakan bahwa mereka tidak
terlalu suka memikirkan masalah sampai berlarut-larut dan dapat dengan cepat
mengambil keputusan setelah diskusi bersama. Mereka yakin bahwa setiap masalah
pasti ada jalan keluarga. Mereka memutuskan untuk melakukan program kehamilan
karena keinginan bersama dan sudah yakin siap memiliki keturuanan, tidak terdapat
tuntutan social dalam perencanaan program kehamilan tersebut.
DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan
Type rumah : permanen/semi permanen* ditolong oleh tenaga kesehatan :
Lantai : Ya/ Tidak*
tanah/plester/keramik,lainnya…. ............................................................
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa/rumah ................
dinas*  Jika ada bayi, Memberi ASI
 Ventilasi : ekslusif : Ya/ Tidak*
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak*  jika ada balita, Menimbang balita
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* tiap bln :
Keluarga Tn. J jarang membuka jendela Ya/ Tidak*
rumah dikarenakan kesibukan mereka di ............................................................
tempat kerja. Kadang-kadang Ny. D ..................
membuka jendela di sore hari jika sempat  Menggunakan air bersih untuk
Pencahayaan Rumah : makan & minum:

30
Baik/ Tidak* Ya/ Tidak*
Seluruh ruangan di rumah keluarga Tn. J Mereka menggunakan air galon
memiliki pencahayaan berasal dari lampu untuk makan dan minum. Mereka
listrik. Jika mati lampu, tersedia genset dimenggunakan air PDAM untuk
lingkungan asrama memasak
 Saluran Buang Limbah :  Menggunakan air bersih untuk
Tertutup/terbuka* kebersihan diri:
Saluran Pembuangan Limbah pada Ya/ Tidak*
Keluarga Tn. J tertutup. Keluarga Tn. J membersihkan diri
Air Bersih : menggunakan air PDAM
Sumber air bersih:  Mencuci tangan dengan air bersih
sumur/PAM/sungai/lain-lain*, & sabun :
sebutkan..... Ya/ Tidak*
Kualitas air: bersih dan tidak berbau Ny. D mengatakan mereka mencuci
tangan menggunakan airbersih dan
 Jamban Memenuhi Syarat : sabun khusus tangan
Kepemilikan jamban : ya/tidak*  Melakukan pembuangan sampah
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* pada tempatnya :
Jarak septic tank dengan sumber air : jarak Ya/ Tidak*
sepic tank dengan sumber air 5 m Ny. D mengatakan Sampah akan
 Tempat Sampah: dikumpulkan di Tempat sampah
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* depan rumah kemudian akan
Jenis : Tertutup/Terbuka * disalurkan ke TPA oleh tentara di
Keluarga Tn. J memiliki tempat sampah lingkungan Asrama
jenis tertutup di depan rumah asrama.  Menjaga lingkungan rumah
tampak bersih
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan ya/tidak
Jumlah Lingkungan rumah keluarga Tn. J
2
Anggota Keluarga (8m /orang) Ya/Tidak * nampak bersih, tidak berbau karena
Tipe rumah keluarga Tn. J merupakan tipe selalu dibersihan oleh Tn. J setiap
rumah 36 dengan rasio luas bangunan hari
rumah 6 x 6 m  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap
hari :
Ya/ Tidak*
Ny. D mengatakan mereka selalu
makan lauk dan pauk sesuai dengan
keinginan setiap hari yang dimasak
oleh Tn. J seperti tahu, tempe, ayam,
ikan, sayur serta buah-buahan.
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*

31
Keluarga Tn. J menggunakan jamban
sehat, Ny. D mengatakan
membersihkan jamban 2x dalam
seminggu
 Memberantas jentik di rumah
sekali seminggu :
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur,
menutup)
Ny. D mengatakan tidak pernah
terdapat jentik-jentik di rumahnya
karena rumahnya selalu bersih
 Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya/ Tidak*
Ny. D mengatakan setiap hari
memakan buah dan sayur. Keduanya
gemar memakan buah dan sayur
 Melakukan aktivitas fisik setiap
hari : Ya/ Tidak*
Tn. J gemar mengikuti kegiatan
olahraga di Asrama TNI. Ny. D
jarang mengikuti kegiatan olahraga.
Tidak merokok di dalam rumah :
Ya/ Tidak*
Tn. J merokok di depan rumah setiap
hari, seminggu menghabiskan rokok
satu bungkus. Ny. D sempat
mengingatkan bahaya merokok pada
Tn. D tetapi Tn. D tetap merokok.
Penggunaan alkohol dan zat adiktif :
ya/tidak
Tn. J sempat mengonsumsi alcohol
beberapa kali setelah menikah
sembunyi-sembunyi tanpa diketahu
Ny. D.

32
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada


 Tidak karena
Penjelasan: Tn. J mengatakan jika salah satu dari mereka sakit, akan dibawa
pergi berobat ke RS III Brawijaya dan rutin minum obat
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya  Tidak
Penjelasan : keluarga mampu mengetahui masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:
 Ya  Tidak ,
Penjelasan : Ny. D mengetahui bahwa riwayat merokok dan minum alcohol
dapat menyebabkan penyebabkan penyakit
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya :
 Ya  Tidak ,
Penjelasan : belum muncul tanda dan gejala pada Tn. J akibat merokok dan
minum alcohol. Ny. D mengetahui tanda dan gejala merokok dan minum
alkohol
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
Penjelasan : Ny. D mengetahui akibat dari merokok dan minum alcohol dan
sudah melarang TN. J tetapi Tn. J tetap merokok dan minum alkohol
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga
 Kader  Tenaga kesehatan
Penjelasan : Keluarga Tn. J mengetahui informasi kesehatan dari fasilitas
kesehatan terdekat, informasi di internet dan jurnal terkait.

33
7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
Tn. J beranggapan kebiasaannya dalam merokok tidak akan menyebabkan
penyakit karena dirinya gemar berolahraga.
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya
peningkatan kesehatan),
 Ya  Tidak,
Penjelasan : Tn. J tetap merokok meskipun sudah diberitahu bahaya
merokok oleh Ny. D dan meminum alcohol sembunyi-sembunyi.
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang
dialami yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak ,
Penjelasan : Keluarga Tn. J mampu memenuhi kebutuhan pengobatan jika ada
yang sakit
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:  Ya  Tidak, jelaskan Ny. D sudah
melarang Tn. J untuk tidak merokok tetapi Tn. J tetap merokok. Ny. D
mengatakan sudah berulangkali mengingatkan Tn. J tentang bahaya merokok.
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak,
Penjelasan : Ny. D mengatakan sudah melakukan upaya pencegahan dengan
mengingatkan Tn. J tetapi Tn. J tetap merokok dan minum alkohol
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak,
Penjelasan : Tn. J merokok di luar rumah karena dilarang Ny. D merokok di

34
dalam rumah
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
 Ya  Tidak,
Penjelasan : Ny. D mengatakan mencari informasi terkait bahaya merokok dan
alkohol di internet dan jurnal terkait.

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
2. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara
Kemandirian II : jika memenuhi
benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran kriteria 1 s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana Kemandirian III : jika memenuhi
sesuai anjuran
kriteria 1 s.d 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif Kemandirian IV : Jika memenuhi
7. Melaksanakan tindakan promotif kriteria 1 s.d 7
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

35
PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU

Anggota Tn. J NY. D Disuria Tidak Tidak


Keluarga
Hematuria Tidak Tidak
Nyeri spesifik: Tidak Tidak
Frekuensi Tidak Tidak
Lokasi Tidak Tidak
Retensi Tidak Tidak
Tipe Tidak Tidak
Inkontinensia Tidak Tidak
Durasi Tidak Tidak
Sistem Tn. J NY. D
Intensitas Tidak Tidak muskuloskeletal
Status mental: Tn. J NY. D Tonus otot Tidak Tidak
kurang
Bingung Tidak Tidak Paralisis Tidak Tidak
Cemas Tidak Tidak Hemiparesis Tidak Tidak
Disorientasi Tidak Tidak ROM kurang Tidak Tidak
Depresi Tidak Tidak Gangg.Keseimb Tidak Tidak
Menarik diri Tidak Tidak Sistem Tn. J NY. D
Sistem Tn. J NY. D pencernaan:
integumen: Intake cairan Tidak Tidak
kurang
Cianosis Tidak Tidak
Mual/muntah Tidak Tidak
Akral Dingin Tidak Tidak
Nyeri perut Tidak Tidak
Diaporesis Tidak Tidak
Muntah darah Tidak Tidak
Jaundice Tidak Tidak
Flatus Tidak Tidak
Luka Tidak Tidak
Distensi Tidak Tidak
Mukosa mulut Tidak Tidak abdomen
kering Colostomy Tidak Tidak
Kapiler refil Tidak Tidak
Diare Tidak Tidak
time lebih 2
detik Konstipasi Tidak Tidak
Sistem Tn. J NY. D
Pernafasan Bising usus Tidak Tidak
Stridor Tidak Tidak Terpasang Tidak Tidak
Wheezing Tidak Tidak Sonde
Ronchi Tidak Tidak Sistem Tn. J NY. D
persyarafan:
Akumulasi Tidak Tidak
Nyeri kepala Tidak Tidak
sputum
Pusing Tidak Tidak
Sistem Tn. J NY. D
perkemihan: Tremor Tidak Tidak

36
Reflek pupil Tidak Tidak
anisokor
Paralisis : Tidak Tidak
Lengan kiri/
Lengan kanan/
Kaki kiri/
Kaki kanan
Anestesi daerah Tidak Tidak
perifer
Riwayat Tn. J NY. D
pengobatan
Alergi Obat Tidak Tidak
Jenis obat yang Tidak Tidak
dikonsumsi

37
ANALISA DATA

NO Tanggal Analisa Data Diagnosa


Keperawatan

1. 28 September Subjektif: Kategori


2023
Klien menyatakan: Psikologis

1. Tn. J mengatakan
merokok di depan
Subkategori
rumah setiap hari,
seminggu Integritas Ego
menghabiskan rokok
satu bungkus
2. Tn. J mengatakan Kode D.0099
sempat
Perilaku Kesehatan
mengonsumsi
Cenderung Beresiko
alkohol beberapa
pada Tn. J
kali setelah menikah
dan sembunyi-
sembunyi tanpa
diketahui Ny. D
3. Tn. J beranggapan
kebiasaannya dalam
merokok tidak akan
menyebabkan
penyakit karena
dirinya gemar
berolahraga

38
Objektif:

Klien tampak:

1. Gagal melakukan
pencegahan masalah
kesehatan
2. Gagal mencapai
pengendalian yang
optimal
2. 28 September DS: Kategori
2023
Klien menyatakan: Relasional

1. Ny. D tidak bisa


memasak karena tidak
Subkategori
pernah memasak sejak
tinggal bersama orang Interaksi Sosial
tua
2. Tn. J melakukan
kegiatan rumah tangga Kode D.0125
seorang diri seperti
Penampilan Peran
memasak, menyapu,
Tidak Efektif pada
menyetrika, dan
Ny. D
mengepel sepulang
kerja
3. Ny. D hanya mencuci
pakaian dengan mesin
cuci dan membersihkan
kloset 2x/minggu

39
DO:

Klien tampak:

1. Ny. D kurang
bertanggung jawab
menjalankan peran
2. Adaptasi tidak adekuat

40
SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada Tn. J

No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

Sifat Masalah Ny. D menganggap


kondisi Tn. J
1. Wellness 3 merupakan
2. Aktual ancaman nyata
1. 3. Resiko Tinggi 3 1 3/3x1= 1
kesehatan yang
4. Potensial 2 perlu segera diatasi

Kemungkinan Masalah Ny. D menganggap


untuk diubah kondisi kesehatan
Tn. J sulit dirubah
1. Mudah dikarenakan Tn. J
2. 2. Sebagian 2 2 0/2x2= 0
kekeh dengan
3. Tidak dapat 1 pendiriannya

Potensial untuk dicegah Menurut Ny. D, ke


depan kondisi ini
1. Tinggi 3 dapat dengan
2. Cukup mudah dicegah
3. 3. Rendah 2 1 3/3x1= 1
apabila Tn. J patuh
1 terhadap gaya
hidup yang tidak
sehat

Menonjolnya masalah Ny. D sepakat


masalah kesehatan
1. Segera 2 Tn. J ini adalah
4. 2. Tidak perlu 2/2X1= 1
1 1 masalah yang perlu
3. Tidak dirasakan segera diatasi.
0

TOTAL 3

41
Diagnosa Keperawatan: Penampilan Peran Tidak Efektif pada Ny. D

No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

Sifat Masalah Tn. J menganggap


kondisi Ny. D
1. Wellness 3 tidak seutuhnya
2. Aktual melaksanakan
1. 3. Resiko Tinggi 3 1 3/3x1=1
peran sebagai istri
4. Potensial 2

Kemungkinan Masalah Tn. J menganggap


untuk diubah Ny. D mampu
beradaptasi dengan
1. Mudah perubahan
2. 2. Sebagian 2 2 2/2x2=2
perannya sebagai
3. Tidak dapat 1 istri

Potensial untuk dicegah Menurut Tn. J, ke


depan kondisi ini
1. Tinggi 3 dapat dengan
3. 2. Cukup 1 3/3x1=1 mudah dicegah
3. Rendah 2
apabila Ny. D mau
1 berusaha latihan
memasak

Menonjolnya masalah Tn. J sepakat


masalah kesehatan
1. Segera 2 Ny. D ini adalah
4. 2. Tidak perlu 1/2x1=1/2
1 1 masalah yang tidak
3. Tidak dirasakan perlu segera
0 diatasi.

TOTAL 4 1/2

Diagnosa Keperawatan Keluarga berdasarkan Prioritas:

1. D.0125 Penampilan Peran Tidak Efektif pada Ny. D


2. D.0099 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko pada Tn. J

42
INTERVENSI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Luaran Intervensi


Keperawatan
TUM Kode Hasil Kode Intervensi

Kategori Penampilan Perilaku Keluarga


Peran Tidak Kesehatan mampu
Relasional Efektif pada mengambil
Ny. D Keluarga keputusan
membaik mampu tindakan yang
mengenal tepat
Subkategori masalah
kesehatan
Interaksi
Sosial
L. Fungsi I.13478 Dukungan
Keluarga Penampilan
13114
Peran
Kode D.0125
Observasi:
Penampilan 1. Identifikasi
Peran Tidak berbagai
Efektif pada peran dan
Ny. D periode
transisi
sesuai
tingkat
perkemban
gan
2. Identifikasi
peran yang
ada dalam
keluarga
3. Identifikasi
adanya
peran yang
tidak
terpenuhi

43
Terapeutik:

1. Fasilitasi
adaptasi
peran
keluarga
terhadap
perubahan
peran yang
tidak
diinginkan
2. Fasilitasi
bermain
peran
dalam
mengantisi
pasi reaksi
orang lain
terhadap
perilaku
3. Fasilitasi
diskusi
perubahan
peran

Edukasi:

1. Diskusikan
perilaku
yang
dibutuhkan
untuk
pengemban
gan peran
2. Diskusikan
perubahan
peran yang
diperlukan
akibat
ketidakma
mpuan

44
3. Diskusikan
strategi
posiitif
untuk
mengelola
perubahan
peran
4. Ajarkan
perilaku
baru yang
dibutuhkan
oleh
pasien/oran
g tua untuk
memenuhi
peran

Kolaborasi:

Rujuk dalam
kelompok
untuk
mempelajari
peran baru

Kategori Perilaku Keluarga Keluarga


Kesehatan mampu mampu
Psikologis cenderung mengenal mengambil
berisiko pada masalah keputusan
Tn. J dapat kesehatan tindakan yang
Subkategori membaik tepat

Integritas Ego

L. I.01001 Dukungan
12107 Perilaku Berhenti
Kode D.0099 kesehatan Merokok
membaik
Perilaku
Observasi:
Kesehatan
Cenderung 1. Identifikasi
Berisiko keinginan
berhenti
merokok

45
2. Identifikasi
upaya
berhenti
merokok

Terapeutik:

1. Diskusikan
motivasi
penghentian
merokok
2. Diskusikan
kesiapan
perubahan
gaya hidup
3. Lakukan
pendekatan
psikoedukasi
untuk
mendukung
dan
membimbing
upaya
berhenti
merokok

Edukasi:

1. Jelaskan efek
langsung
berhenti
merokok
2. Jelaskan
berbagai
intervensi
dengan
farmakoterap
i (mis. terapi
pengganti
nikotin)

I.12472
Promosi
Perilaku Upaya

46
Kesehatan

Observasi:

Identifikasi
perilaku upaya
kesehatan yang
dapat
ditingkatkan

Terapeutik:

1. Berikan
lingkungan
yang
mendukung
kesehatan
2. Orientasi
pelayanan
kesehatan
yang dapat
dimanfaatkan

47
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan

1. Kategori Tanggal 28 September 2023 Tanggal 28 September

O8.00 2023
Relasional
Identifikasi berbagai peran Subyektif:
dan periode transisi sesuai
tingkat perkembangan Klien menyatakan:
Subkategori
Identifikasi peran yang ada 1. Ny. D tidak bisa
Interaksi Sosial dalam keluarga
memasak karena
08.25 tidak pernah
Identifikasi adanya peran memasak sejak
Kode D.0125
yang tidak terpenuhi tinggal bersama
Penampilan orang tua
Peran Tidak
2. Tn. J melakukan
Efektif pada Ny.
D kegiatan rumah
tangga seorang diri
seperti memasak,
menyapu,
menyetrika, dan
mengepel sepulang
kerja
3. Ny. D hanya mencuci
pakaian dengan
mesin cuci dan
membersihkan kloset
2x/minggu

48
DO:

Klien tampak:

1. Ny.D kurang
bertanggung jawab
menjalankan peran
2. Adaptasi tidak
adekuat

Analisa: masalah belum


teratasi

Planning: lanjutkan
intervensi

Fasilitasi adaptasi peran


keluarga terhadap
perubahan peran yang
tidak diinginkan

2. Kategori 28 September 2023 28 September 2023

Psikologis 10.15 Subyektif:


Identifikasi faktor-faktor
Klien menyatakan:
yang dapat menurunkan
perilaku hidup sehat
Subkategori 1. Tn. J mengatakan
11.00 merokok di depan
Integritas Ego
Jadwalkan pendidikan rumah setiap hari,
kesehatan seminggu
menghabiskan rokok
Kode D.0099
satu bungkus
Perilaku 2. Tn. J mengatakan
Kesehatan
sempat mengonsumsi
Cenderung
Beresiko pada alkohol beberapa kali
Tn. J setelah menikah dan

49
sembunyi-sembunyi
tanpa diketahui Ny. D

Objektif:

Klien tampak:

1. Gagal melakukan
pencegahan masalah
Kesehatan
2. Gagal mencapai
pengendalian yang
optimal

Analisa: masalah belum


teratasi
Planning: lanjutkan
intervensi

Promosi kesehatan
mengenai pola hidup sehat

1. Kategori 29 September 2023 Tanggal 29 September

09.00 2023
Relasional
Fasilitasi adaptasi peran Subyektif:
keluarga terhadap
perubahan peran yang tidak Klien menyatakan:
Subkategori
diinginkan
1. Ny. D memahami
Interaksi Sosial 10.00
bahwa dirinya belum
Fasilitasi bermain peran beradaptasi terkait
dalam mengantisipasi reaksi
perubahan perannya
Kode D.0125 orang lain terhadap perilaku
sebagai seorang istri
10.30
Penampilan 2. Ny. D mengatakan
Peran Tidak Fasilitasi diskusi perubahan tidak biasa mengurus
Efektif pada Ny. peran urusan rumah tangga

50
D 11.00 3. Ny. D mengatakan

Diskusikan perubahan peran akan berusaha


yang diperlukan akibat beradaptasi dengan
ketidakmampuan perannya

Obyektif:

Klien tampak:

1. Tn. J tampak
sangat rajin dan
disiplin
2. Ny. D masih
belum bisa
melakukan
kegiatan rumah
tangga

Analisa: masalah teratasi


sebagian

Planning: lanjutkan
intervensi

Diskusikan strategi positif


untuk meningkatkan peran

2. Kategori 29 September 2023 29 September 2023

Psikologis 11.20 Subyektif:


1. Sediakan materi dan
media Pendidikan Klien menyatakan:
Kesehatan
Subkategori 2. Jelaskan faktor risiko 1. Tn. J mampu
yang dapat menjelaskan factor
Integritas Ego mempengaruhi
kesehatan risiko yang dapat
3. Ajarkan perilaku hidup mempengaruhi
bersih dan sehat

51
Kode D.0099 4. Ajarkan strategi yang Kesehatan
dapat digunakan untuk 2. Tn. J mampu
Perilaku meningkatkan perilaku
hidup sehat menyebutkan perilaku
Kesehatan
5. Berikan kesempatan hidup bersih dan sehat
Cenderung untuk bertanya
Beresiko pada Obyektif:
Tn. J
Klien tampak:

1. Tn. J mendengarkan
penjelasan dengan
baik

Analisa: masalah teratasi


Planning: intervensi
dihentikan

1. Kategori 30 September 2023 Tanggal 30 September

09.00 2023
Relasional
Diskusikan strategi posiitif Subyektif:
untuk mengelola perubahan
peran Klien menyatakan:
Subkategori
10.00 1. Ny. D mengatakan
Interaksi Sosial
Ajarkan perilaku baru yang dirinya akan belajar
dibutuhkan oleh memasak dengan
pasien/orang tua untuk
sungguh sungguh
Kode D.0125 memenuhi peran dengan
memfasilitasi Ny. D terait 2. Ny. D mengatakan
Penampilan pelatihan memasak akan menyempatkan
Peran Tidak 10.30 waktunya untuk
Efektif pada Ny. melakukan kegiatan
Berkolaborasi dengan juru
D masak untuk membantu Ny. rumah tangga
D belajar memasak 3. Tn. J mengatakan
akan selalu
mendukung

52
keputusan Ny. D

Obyektif:

Klien tampak:

1. Ny. D Nampak tertarik


dan bersemangan
mengikuti pelatihan
memasak

Analisa: masalah teratasi

Planning: intervensi
dihentikan

53
EVALUASI SUMATIF

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Kep. Klg : Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada Tn. J

No Pernyataan Ya Tidak Keterangan

1 Apakah Tn J merokok ? √ Ya, Tn J mengatakan


perokok aktif

2 Apakah Tn J dapat menenjelaskan √ Ya, Tn J dapat


bahaya merokok terhadap kesehatan menjelaskan bahaya
tubuh ? merokok untuk diri
nya

3 Seberapa sering Tn J merokok ? √ Ya, Tn J berkata


sangat sering
merokok sehari bisa
menghabiskan sekitar
5 batang rokok

4 Seberapa sering Tn J tidak mampu √ Ya, Tn J kadang tidak


mengontrol hal untuk tidak merokok ? bisa mengontrol untuk
tidak merokok di
karenakan jikalau Tn
J merasa jenuh di
kantor iya selalu
melampiaskan ke
rokok

5 Apakah Tn J dapat menjelaskan cara √ Ya, Tn J dapat


menghindari kebiasaan merokok ? menjelaskan cara
menghindari
kebiasaan merokok

6 Apakah Tn J dapat mempresentasikan √ Ya, Tn J dapat


bahaya merokok terhadap kesehatan mempresentasikan
tubuh dengan tepat ? bahaya merokok
terhadap kesehatan
tubuh

7 Apakah Tn J berkeinginan untuk √ Ya, Tn J sudah di


berhenti merokok ? dukung oleh Ny D
untuk berhenti

54
merokok akan tetapi
Tn J masih sulit untuk
berhenti merokok

8 Apa saja langkah yang sudah di √ Ya, Tn J pernah


lakukan Tn J untuk berhenti merokok melakukan untuk
? tidak merokok sehari
akan tetapi besok nya
kembali lagi untuk
merokok

9 Apakah Tn J mengerti efek kebiasaan √ Ya, Tn J dapat


merokok untuk kesehatan orang lain ? mengerti efek dari
kebiasaan merokok
untuk kesehatan orang
lain

10 Seberapa lama Tn J melakukan √ Ya, Tn J berkata


kebiasan merokok sudah hampir 10
tahun merokok

55
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Keluarga dengan tahap perkembangan baru menikah akan mengalami
banyak konflik dalam pernikahan dikarenakan adanya adaptasi peran antara satu
sama lain. Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga harus memperhatikan
seluruh aspek secara komprehensif. Adapun tugas perkembangan keluarga baru
menikah harus dipenuhi agar terhindar dari masalah kesehatan keluarga. Keluarga
baru menikah harus menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan,
menghubungkan jaringan persaudaraan dengan keluarga, teman dan kelompok
social secara harmonis, membina hubungan intim dan memuaskan, mendiskusikan
rencana memiliki anak, membangun hubungan kedekatan yang sesuai dengan
kebutuhan emosi masing-masing tanpa penekanan mengabaikan kebutuhan lain,
menyesuaikan permasalahan pokok mengenai dominansi dan kekuasaan, menerima,
memahami, mentolerir perbedaan respon emosi dari pasangan.
Adapun permasalahan yang sering muncul pada keluarga baru menikah
mengenai Loyalty Conflict, Orang dewasa yang tidak suka dengan perannya,
Formation Problem. Cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
membicarakan keterbatasan waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan social saat
ini, pasangan dapat memahami dan memberi dukungan sehingga dapat menghindari
perasaan terisolasi, membicarakan dan mengupayakan penyesuaian diri terhadap
perbedaan yang terjadi di antara kedua keluarga asal, memastikan anggota keluarga
memiliki wilayah “private” untuk melakukan komunikasi secara bebas dengan
pasangan, membagi tugas dan tanggung jawab yang dapat diterima kedua belah
pihak. Asuhan keperawatan keluarga meliputi tindakan pengkajian, analisa
masalah, scoring diagnose keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
4.2 Saran
a. Bagi Penulis
Dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis
mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan tahap keluarga baru menikah

b. Bagi Perawat
Untuk meningkatkan pelayanan dalam asuhan keperawatan keluarga dengan
tahap keluarga baru menikah

56
DAFTAR PUSTAKA

Agistano., Hendirati. 2017. Tugas Perkembangan Keluarga. Bandung: Fakultas


Psikologi Universitas Padjajaran.
Anggraeni, Rina., dkk. 2016. Hubungan Penyesuaian Peran dengan Tingkat
Kecemasan pada Pasangan Baru Menikah. Jurnal Keperawatan.
Putri., Sekar Tyas Fatma., dkk. 2017. Tugas Perkembangan Keluarga dan Kepuasan
Pernikahan pada Pasangan Menikah Usia Muda. Vol. 10., No. 2. Bogor: Institut
PertanianBogor.
Salamung,dkk. Keperawatan Keluarga (Family Nursing). Jawa Timur: Duta Media
Publishi.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Definisi dan Kriteria Hasil. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.
Wahyuni., dkk. 2021. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jawa Barat: CV Jejak

57
DOKUMENTASI

58

Anda mungkin juga menyukai