Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TERAPI KELUARGA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
yang dibina oleh :
Reny Tri Febriani, SST., M.Kes

Nama Kelompok 5:

Amelia Prameswari Pitaloka (1714314201002)


Rani Wahyu Siswati (1714314201021)
Nur Rahmi (1714314201031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

2.1 Teori dan Model Keperawatan yang Berhubungan dengan Terapi


Keluarga.........................................................................................................................
3

2.2 Family Psycho Education (FPE)......................................................................9

2.3 Manfaat Terapi Psikoedukasi Keluarga.......................................................10

2.4 Tujuan Terapi Keluarga................................................................................11

2.5 Triangle Therapy............................................................................................12

BAB III...........................................................................................................................15

PENUTUP.......................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................15

3.2 Saran...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas hidayah dan taufik-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW, para
sahabat, dan keluarga.
Makalah ini merupakan hasil diskusi mengenai “MAKALAH TERAPI
KELUARGA‟. Kami menggunakan bahasa yang sederhana yang memudahkan
kita untuk memahaminya. Makalah ini juga berguna untuk menambah dan
memperluas wawasan, serta menunjang pemahaman dan melatih keterampilan
mahasiswa.
Terima kasih kami haturkan pada semua pihak yang telah memberikan
konstribusi dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan. Karena itu, penyusun memohon kritik
dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
Allah selalu melimpahkan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua.

Malang, 13 Februari 2020

Kelompok 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana
seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi,
cara mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan
berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan
bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai
menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari
macam-macam anggota keluarga.
Masalah gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan
yang seringkali memberikan dampak tidak hanya kepada keluarga tapi juga
bagi masyarakat. Permasalahan ini disebabkan oleh masalah social ekonomi,
ketatnya persaingan hidup dan masalah psikologis yang berasal dari keluarga.
Keluarga merupakan sumber utama konsep sehat sakit dan perilaku sehat dan
berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik maupun mental anggotanya.
Selain itu keluarga cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan dan
proses terapi pada setiap tahap sehat dan sakit anggota keluarga dari keadaan
sejahtera hingga tahap diagnosis, terapi dan tahap pemulihan (Campbell,
2000). Ungkapan lain juga dikemukakan oleh Friedmen (2010) bahwa
kesehatan keluarga baik fisik maupun mental saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi, kesehatan fisik maupun kesehatan mental anggota
keluarga dapat dipengaruhi oleh kesehatan yang ada dalam anggota.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu
memberikan perawatan atau terapi spesialis sebagi seorang perawat spesialis
jiwa pada klien yang mangalami ansietas ataupun pada keluarga yang
mengalami ansietas karena kondisi atau masalah fisik pada anggota
keluarganya. Pemberian terapi spesialis pada klien ataupun anggota keluarga
memberikan dampak yang sangat besar bagi kesembuhan klien terhadap
penyakit fisiknya. Terapi yang diberikan adalah Psikoedukasi keluarga salah

1
satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara
pemberian informasi, edukasi melalui komunikasi yang terapeutik.
Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat edukasi
dan pragmatik (Stuart and Laraia, 2005 ). Terapi keluarga ini dapat
memberikan support kepada anggota keluarga. Keluarga dapat
mengekspresikan beban yang dirasakan seperti masalah keuangan, sosial dan
psikologis dalam memberikan perawatan yang lama untuk anggota
keluarganya. Teori-teori keperawatan sangat menjanjikan apabila diterapkan
dalam keluarga. Teori yang dapat mendasari tentang terapi keluarga adalah
teori dari Friedman, Duval, dan Maglaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori dan model keperawatan yang berhubungan dengan terapi
keluarga ?
2. Bagaimana family psycho education ?
3. Bagaimana manfaat terapi psikoedukasi keluarga ?
4. Bagaimana tujuan terapi keluarga ?
5. Bagaimana riangle therapy ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui teori dan model keperawatan yang berhubungan dengan
terapi keluarga ?
2. Mengetahui family psycho education ?
3. Mengetahui manfaat terapi psikoedukasi keluarga ?
4. Mengethui tujuan terapi keluarga ?
5. Mngetahui triangle therapy ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori dan Model Keperawatan yang Berhubungan dengan Terapi


Keluarga
Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan
proposisi yang menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan
pengkhususan hubungan antara variable dengan tujuan yang menjelaskan
dan memprediksikan fenomena. Sedangkan model keperawatan adalah jenis
model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap
pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan (Basford,
2006).
Terapi Keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan
seseorang, memahami perilaku, perkembangan symptom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesame anggota keluarga
dan tidak memerlukan oranglain, terapis keluarga mengusahakan supaya
keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan
yang lain berbeda (Almasitoh, 2012).
Sedangkan Imbercoopersmith (dalam Hasnidah, 2002) mengatakan
bahwa Family Conselor/Therapist harus memliki kemampuan menganalisa
bagaimana pola triadic di dalam keluarga, melakukan intervensi yang efektif
bagi pola triadic dengan memberikan tugas-tugas, dan menghindari
hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para anggota keluarga
dengan professional. Namun Hasnidah (2002) berpendapat bahwa terapi
keluarga sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga
memperoleh keseimbangan homeositas, sehingga setiap anggota keluarga
dapat merasa nyaman (comfortable).
Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga
penderita gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru
untuk mengerti dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian

3
konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani individu dalam
konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik.

Beberapa teori yang mendasari terapi keluarga menurut Farland dkk (1987):
1) Psychodinamik Family Therapy
Safir mengatakan bahwa ada hubungan antara psikopatologi
individual dengan dinamika keluarga. Contoh :seseorang yang
mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu " False Self "
yang ditampilkan pada saat yang sama dia juga takut kecewa dan sulit
mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini
menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya. Tujuan
dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk
menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya
dan caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga.Disini anggota
keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran
mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan
pikirannya. Terapist hendaknya dapat secara aktif melakukan
intervensi juga menghindari memberi saran dan memanipulasi
keluarga.
2) Behavioral Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari
pola perilaku keluarganya untuk menentukan keadaan yang
menimbulkan masalah perilaku itu. Berdasarkan analisis ini, terapist
membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut dengan cara
intervensi langsung dalam keluarga. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur
keluarga sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan
memberi reward.
3) Teori Komunikasi

4
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi
yang terjadi didalam keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komunikasi dan Kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk
menolong keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi
diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa
yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan
sesuatu. Terapist juga memperhatikan punktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas
kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang
digunakan.
b. Komunikasi dan Kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang
mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang
membuat siasat untuk menentukan hubungan. Contoh : orang tua
bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk
membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak
sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan
pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah
posisi dari batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
c. Komunikasi dan Perasaan
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi
penekanan komunikasi dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan
perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan
ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan
emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat
penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila
terdapat ketidakpuasan.

4) Structural Family Therapy


Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari
fungsi keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang

5
mengatur transaksi diatara anggota keluarga.Fleksibilitas dari fungsi
keluarga dan kemampuannya untuk berubah."The Family Resonance"
pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling merenggang.
Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri
dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah
dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau
sumber support dari lingkungan.

Model keperawatan yang berhubungan dengan keluarga menurut Basford


(2006) yaitu:
1) Model Sistem dari Neuman
Model keperawatan dari Neuman diperluas berhubungan
dengan keluarga sehingga penerima asuhan keperawatan termasuk ke
keluarga (Neuman, 1982). Dalam hal ini diuraikan keluarga sebagai
target yang tepat baik untuk pengkajian dan interventi primer,
sekunder maupun tersier. Proses keperawatan digunakan sebagai
penghubung antara teori keluarga dan praktik.
2) Model Konseptual Perawatan Diri dari Orem
Dalam model keperawatan Orem, keluarga dipandang sebagai
faktor syarat dasar bagi anggota keluarga untuk kembali berfungsi
menjalankan tugasnya. Orem tidak mengungkapkan bagaimana
konsep teori keluarga dapat digabungkan dalam model praktek
perawatan tersebut, namun melaksanakan tugas untuk menguraikan
bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat
diartkulasikan dengan model Orem.
3) Model Sistem Terbuka dari King
King memandang keluarga sebagai sistem sosial dan konsep
utama dalam modelnya. King menjelaskan bahwa teori pencapaian
tujuan bermanfaat bagi perawat untuk membantu keluarga dalam
memelihara kesehatan mereka atau mengatasi masalah kesehatannya.
Model ini berorientasi pada sistem dan intervensi kepada keluarga.
4) Model Adaptasi Roy

6
Roy menjelaskan bahwa keluarga, individu, kelompok,
organisasi, sosial serta komunitas dapat dijadikan fokus dalam praktik
keperawatan. Model ini lebih menekankan promosi kesehatan dan
pentingnya membantu klien dalam memanipulasi lingkungan mereka
dan berfokus kepada keluarga.
5) Model Proses Kehidupan dari Roger
Dalam teori Roger, fokus keperawatan adalah proses
kehidupan umat manusia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk
meningkatkan interaksi simfonis antara manusia dan lingkungannya.
Roger menegaskan bahwa model ini dapat diterapkan pada keluarga
sama seperti pada individu. Bagi Roger, keluarga merupakan suatu
fokus studi keperawatan.

Model-model pendekatan-pendekatan baru yang dikembangkan dalam


konseling keluarga yaitu:
1. Multiple Family Therapy
Keluarga-keluarga yang terpilih menemui konselor tiap
minggu, dan pada waktu itu mereka menceritakan problem mereka
masing-masing dan membantu sesama dalam pemecahan persoalan
2. Multiple impact Therapy
Mencakup seluruh keluarga dalam sederetan interaksi yang
berkelanjutan dengan konselorkonselor komunitas yang
multidisipliner mungkin selama dua hari. Terapi ini mencakup
pemberian konseling secara penuh selama dua hari atau lebih kepada
satu keluarga
3. Terapi jaringan (Network Therapy)
Berusaha memobilisasi sejumlah orang untuk berkumpul
dalam suatu krisis untuk membentuk suatu kekuatan terapeutik.
Tujuan ini adalah untuk memperkuat kekuatan dari jaringan yang
dikumpulkan untuk memberi kesempatan untuk berubah di dalam
sistem keluarga tersebut.

7
A. Cara melakukan Terapi Keluarga
Menurut Almasitoh (2012) terdapat empat langkah dalam proses terapi
keluarga, antara lain :
1) Mengikutsertakan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah,
sehingga terapis mendapat informasi nyata tentang kehidupan
keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk
membantu pemecahan problem keluarga.
2) Menilai masalah, mencakup pemahaman tentang kebutuhan,
harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3) Strategi-strategi khusus, berfungsi untuk pemberian bantuan
dengan menentukan intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4) Follow up, memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap
berhubungan dengan terapis atau konselor secara periodik untuk
melihat perkembangan keluarga dan memberikan support.

B. Manfaat Terapi Keluarga


Menurut Perez (dalam Hasnidah, 2002) secara khusus Family Conseling/
terapi bermanfaat untuk :
1) Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau
perilaku yang unik dari setiap anggota keluarga.
2) Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustasi, ketika
terjadi konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga
atau tidak bersama keluarga.
3) Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung,
membesarkan hati dan mengembangkan anggota lainnya.
4) Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai
dengan persepsi anggota keluarga.

C. Teori Komunikasi
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi yang
terjadi didalam keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :

8
a. Komunikasi dan kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk
menolong keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi
diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa
yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan
sesuatu. Terapist juga memperhatikan punktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas
kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang
digunakan.
b. Komunikasi dan kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang
mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang membuat
siasat untuk menentukan hubungan. Contoh : orang tua bertanggung
jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk membatasi
perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk
mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi
struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari
batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
c. Komunikasi dan Perasaan.
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi
penekanan komunikasi dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan
perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan
ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan
emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat
penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat
ketidakpuasan.

2.2 Family Psycho Education (FPE)


Family Psychoeducation therapy adalah salah satu elemen program
perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan
edukasi melalui komunikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi
merupakan pendekatan yang bersifat edukasi dan pragmatik (Stuart & Laraia,

9
2005). Carson (2000) mengatakan bahwa, psikoedukasi merupakan alat terapi
keluarga yang makin popular sebagai suatu strategi untuk menurunkan faktor-
faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan gejala-gejala perilaku.
Jadi pada prinsipnya psikoedukasi dapat membantu anggota
keluarga dalam meningkatkan pengetahuan tentang penyakit melalui
pemberian informasi dan edukasi yang dapat mendukung pengobatan dan
rehabilitasi pasien dan meningkatkan dukungan bagi anggota keluarga itu
sendiri.
Psikoedukasi keluarga merupakan sebuah metode yang
berdasarkan pada penemuan klinik untuk pelatihan keluarga yang
bekerjasama dengan tenaga keperawatan jiwa profesional sebagai bagian dari
keseluruhan intervensi klinik untuk anggota keluarga yang mengalami
gangguan.
Terapi ini menunjukkan adanya peningkatan outcomes pada klien
dengan schizofrenia dan gangguan jiwa berat lainnya ( Levine, 2002). Target
dari terapi family psychoeducation adalah mengurangi tanda dan gejala yang
dapat mengancam kesejahteraan keluarga pada keluarga yang gagal
menjalankan fungsinya.

2.3 Manfaat Terapi Psikoedukasi Keluarga


Keluarga yang mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya
akan mengalami beberapa ketidak mampuan untuk mengatasi masalah atau
mendampingi anggota keluarga dalam mengambil keputusan. Terapi
psychoeducation pada keluarga ini bermanfaat untuk mendekatkan kembali
keluarga yang mengalami konflik, membantu keluarga dalam memecahkan
suatu masalah, dan mendampingi keluarga untuk mampu merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Mc Farlane, Dixon, Lukens, dan Lucksted (2003) menyatakan bahwa
terapi family psychoeducation menurunkan angka kekambuhan,
meningkatkan pemulihan pasien, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga
partisipan. Intervensi program family psychoeducation telah dikembangkan
dengan pendekatan empati, pendidikan, dukungan terus menerus, sumber-

10
sumber klinik selama masa krisis,peningkatan hubungan sosial, kemampuan
memecahkan masalah, dan membina hubungan sosial. Manfaaat lain dari
terapi psikoedukasi keluarga adalah untuk menangani pasien dangen bipolar
disorder, skizofrenia, gangguan obsesive kompulsif, dan pasien dengan harga
diri rendah.
Levine (2003) mengatakan bahwa jika ada individu yang mengalami
penyakit mental yang serius, dan keluarganya mau mempelajari lebih dalam
tentang penyakit pasien tersebut dan tahu bagaimana mengatasi penyakit
tersebut maka terapi psiko edukasi ini dapat menjadikan perubahan yang
positif seperti, menurunnya gejala, menurunnya konflik karena pengobatan,
menurunnya isolasi, kehidupan keluarga dan aktifitas sosialnya lebih
berkembang, punya pilihan pekerjaan yang lebih baik, dan dapat menurunkan
depresi dan kecemasan.

2.4 Tujuan Terapi Keluarga


Tujuan dari terapi psikoedukasi pada keluarga ini diharapkan
mampu meningkatkan kualitas hidup dari pasien yang mengalami gangguan
jiwa, selain itu juga diharapkan mampu menjadikan individu dengan
gangguan mental, menjadi individu yang kembali siap menghadapi hidupnya
dalam bermasyarakat maupun didunia kerja. Levine (2002), memaparkan
bahwa tujuan psikoedukasi keluarga adalah untuk mengurangi kekambuhan
klien gangguan jiwa, meningkatkan fungsi klien dan keluarga sehingga
mempermudah klien kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat
dengan memberikan penghargaan terhadap fungsi sosial dan okupasi klien
gangguan jiwa.
Ridwan, (2012) memaparkan bahwa tujuan dari psikoedukasi
keluarga ini adalah untuk memberi dukungan terhadap anggota keluarga yang
lain dalam mengurangi beban keluarga terutama beban fisik dan mental
dalam merawat klien gangguan jiwa untuk waktu yang lama.
Indikasi dari terapi psikoedukasi keluarga adalah anggota keluarga
dengan aspek psikososial dan gangguan jiwa. Terapi ini juga dapat diberikan
kepada keluarga yang membutuhkan pembelajaran tentang mental, keluarga

11
yang mempunyai anggota yang sakit mental/ mengalami masalah kesehatan
dan keluarga yang ingin mempertahankan kesehatan mentalnya dengan
training/ latihan keterampilan.

2.5 Triangle Therapy


A. Defenisi
hubungan segitiga merujuk kepada konfigurasi emosional dari 3
orang anggota keluarga yang menghambat dasar pembentukan sistem
keluarga. Triangles adalah penghalang dasar pembentukkan sistem
emosional. Jika ketegangan emosi pada sistem 2 orang melampaui batas,
segitiga tersebut adalah orang ketiga, yang membiarkan perpindahan
ketegangan ke orang ketiga tersebut. Suatu sistem emosional yang
disusun secara seri pada hubungan segitiga akan bertaut satu sama lain.
Hubungan segitiga merupakan hubungan disfungsional yang dipilih oleh
keluarga untuk menurunkan kecemasan melalui pengalihan isu yang
berkembang daripada menyelesaikan konflik/ketegangan. Triangulasi ini
dapat terus berlangsung untuk jangka waktu yang tak terbatas dgn
melibatkan orang di luar keluarga termasuk terapis keluarga yang
dianggap sebagai bagian dari keluarga besar.
Triangle terapi merupakan salah satu terapi yang dapat
mempengaruhi atau memperbaiki respon koping keluarga dalam
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh
keluarga. Triangle adalah suatu unit social yang fundamental, dan
triangulasi (keterlibatan pihak ketiga) adalah suatu proses sosial yang bisa
terjadi dimana saja. Terapi keluarga triangles adalah terapi keluarga yang
dilakukan dengan melibatkan keluarga, klien dan petugas kesehatan untuk
menyelesaikan masalah keluarga. Tujuan penelitian: menjelaskan
pengaruh terapi triangles terhadap kemampuan pengetahuan dan
psikomotor keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa .(Shives, 2005).

12
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksaan terapi triangle ini adalah untuk mencegah
triangulasi dan membantu pasangan atau individu berhubungan dalam
level kognitif, untuk mengehentikan pengulangan pengulangan perilaku
yang menimbulkan konflik pada intergenerasi dalam hubungan keluarga.
Terapi triangle ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasangan
dan individu mengantisipasi berbagai cara dalam menyelesaikan masalah
masalah yang timbul ( Kazak, Simms & Rourke, 2002). Tujuan dari terapi
triangle adalah untuk menggali bagaimana peran segitiga ayah, ibu dan
anak agar dapat mencapai keseimbangan dan rasa aman dalam keluarga.

C. Manfaat
Menurut Kazak, Simms & Rourke (2002), manfaat dari terapi triangles
ini adalah :
1) orientasi berfokus pada keluarga bukan pada individu.
2) fokus pada pemahaman keluarga terhadap struktur keluarga, peran,
fungsi, sosial dan budaya, yang akan mempengaruhi stabilitas
hubungan keluarga.
3) menjelaskan timbal balik hubungan keluarga sebagai tolok ukur
keberhasilan.
4) membantu keluarga yang mempunyai masalah.

D. Indikasi
1) Masalah dengan pasangan
2) Perceraian atau putus hubungan dengan pasangan
3) Pasangan dengan perilaku kekerasan
4) Post traumatic stress disorder
5) Masalah perilaku pada anak
6) Masalah yang melibatkan keluarga besar (extended family)

13
E. Proses Pelaksanaan Triangle Terapi
Penting untuk dipahami bahwa sebelum melaksanakan terapi yang
harus dilakukan oleh terapis adalah mengidentifikasi keluarga yang
memiliki masalah. Setelah itu keluarga diberi penjelasan tentang terapi
ini, dan jika keluarga setuju buat kontrak dengan keluarga yang meliputi
pertemuan selama 6 sesi dan siapa anggota keluarga yang akan mengikuti
terapi ini adalah orang yang sama. Kemudian terapis mengidentifikasi
masalah klien dan keluarga secara terpisah, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan persepsi yang sama. Setelah ditemukan kesamaan dalam
masalah yang dihadapi maka klien dan keluarga dapat dipertemukan
dalam terapi

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dalam masyarakat yang
memberikan respon terhadap suatu peristiwa baik didalam maupun diluar
keluarga. Kehidupan dalam keluarga tidak dapat dihindarkan dari suatu
stressor, baik stressor itu positive atau stressor negative. Keluarga sebagai
suatu unit yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dapat bereaksi
terhadap kejadian yang penuh stress dan menjelaskan faktor-faktor yang
meningkatkan adaptasi keluarga terhadap peristiwa tersebut.
Psikoedukasi keluarga adalah salah satu elemen program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi
melalui komunikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan
pendekatan yang bersifat edukasi dan pragmatik (Stuart & Laraia, 2005).
Carson (2000), psikoedukasi merupakan alat terapi keluarga yang makin
popular sebagai suatu strategi untuk menurunkan faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan perkembangan gejala-gejala perilaku. Jadi pada
prinsipnya psikoedukasi dapat membantu anggota keluarga dalam
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit melalui pemberian informasi
dan edukasi yang dapat mendukung pengobatan dan rehabilitasi pasien dan
meningkatkan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri.
Selain psikoedukasi, ada juga terapi keluarga lainnya yaitu triangle
terapi. Triangle terapi merupakan salah satu terapi yang dapat mempengaruhi
atau memperbaiki respon koping keluarga dalam pengambilan keputusan
untuk menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh keluarga. Triangle adalah
suatu unit social yang fundamental, dan triangulasi (keterlibatan pihak ketiga)
adalah suatu proses sosial yang bisa terjadi dimana saja. Terapi keluarga
triangles adalah terapi keluarga yang dilakukan dengan melibatkan keluarga,
klien dan petugas kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga.
Tujuan penelitian: menjelaskan pengaruh terapi triangles terhadap
kemampuan pengetahuan dan psikomotor keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa .(Shives, 2005).

15
3.2 Saran
Diharapkan dari makalah ini perawat spesialis dapat menerapkan
terapi keluarga  dan mengaplikasikannya dilingkungan. Di institusi
keperawatan agar dapat memberikan pendidikan yang mendalam mengenai
terapi keluarga untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dilingkungan
masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adams, J. (2005). Reading the Family Dance: Family Systems Therapy and
Literary Study. College Literature.

Almasitoh, U.H. (2012). Model terapi dalam keluarga. Jurnal Magistra No.80,
ISSN 0215-9511

Basford, Lynn dan oliver slevin.(2006). Teori Dan Praktik Keperawatan. EGC:
Jakarta.

Friedman, Marilyn M.(2001). keperawatan keluarga. Edisi 3. EGC. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai