Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
(............................................) (.........................................)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Definisi LBP
2. Etiologi LBP
3. Manifestasi klinis LBP
4. Patofisiologi dan WOC dari LBP
5. Pemeriksaan penunjang LBP
6. Penatalaksanaan LBP
7. Komplikasi LBP
8. Konsep Asuhan Keperawatan LBP
9. Aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan LBP
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Low back pain adalah suatu periode nyeri di punggung bawah yang
berlangsung lebih dari 24 jam, yang didahului dan diikuti oleh 1 bulan atau lebih
tanpa nyeri punggung bawah. Sumber lain menyebutkan LBP adalah nyeri dan
ketidak nyamanan yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir (costal margin)
dan diatas lipat bokong bawah dengan atau tanpa nyeri pada daerah tungkai. LBP
termasuk salah satu dari gangguan akibat dari mobilisasi yang salah. Penyebab
umum yang sering terjadi adalah regangan otot serta bertambahnya usia yang
menyebabkan intensitas berolahraga dan intensitas bergerak semakin berkurang
sehingga otot- otot pada punggung dan perut yang berfungsi mendukung tulang
belakang menjadi lemah.
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya, LBP mekanik dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
a) Mekanik Statik
LBP mekanik statik terjadi apabila postur tubuh dalam keadaan posisi
statis (duduk atau berdiri) sehingga menyebabkan peningkatan pada sudut
lumbosakral (sudut antara segmen vertebra L5 dan S1 yang sudut normalnya 30° -
40°) dan menyebabkan pergeseran titik pusat berat badan. Peningkatan sudut
lumbosakral dan pergeseran titik pusat berat badan tersebut akan menyebabkan
peregangan pada ligamen dan kontraksi otot-otot yang berusaha untuk
mempertahankan postur tubuh yang normal sehingga dapat terjadi strain atau
sprain pada ligamen dan otot-otot di daerah punggung bawah yang menimbulkan
nyeri.
b) Mekanik Dinamik
LBP mekanik dinamik dapat terjadi akibat beban mekanik abnormal pada
struktur jaringan (ligamen dan otot) di daerah punggung bawah saat melakukan
gerakan. Beban mekanik tersebut melebihi kapasitas fisiologik dan toleransi otot
atau ligamen di daerah punggung bawah. Gerakan-gerakan yang tidak mengikuti
mekanisme normal dapat menimbulkan LBP mekanik, seperti gerakan kombinasi
(terutama fleksi dan rotasi) dan repetitif, terutama disertai dengan beban yang
berat.
2.3 Etiologi
Sebagian besar nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari
banyak masalah musculoskeletal, termasuk ketegangan lumbosacral akut,
ligament lumbosakral yang tidak stabil dan otot yang lemah, osteoarthritis tulang
belakang, stenosis spinal, masalah diskus intervertebral, dan panjang tungkai yang
tidak sama, obesitas, masalah postural, masalah sktruktural, stress, peregangan
berlebihan pada penopang spinal, dan terkadang depresi dapat juga menyebabkan
nyeri punggung (Smeltzer, 2010).
Nyeri punggung yang di disebabkan oleh gangguan muskuloskletal
biasanya diperburuk oleh aktivitas, sementara nyeri karena kondisi lain tidak.
Pasien lansia dapat mengalami nyeri punggung yang disebabkan oleh fraktur
vertebral akibat osteoporosis, osteoarthritis tulang belakang stenosis spinal, dan
spondilolistesis, di samping kondisi lainnya (Smeltzer, 2010).
2.4 Manifestasi Klinis
Penderita LBP memiliki keluhan yang beragam tergantung dari
patofisiologi, perubahan kimia atau biomekanik dalam diskus intervertebralis, dan
umumnya mereka mengalami nyeri. Nyeri miofasial khas ditandai dengan nyeri
dan nyeri tekan pada daerah yang bersangkutan (trigger points), kehilangan ruang
gerak kelompok otot yang tersangkut (loss of range of motion) dan nyeri radikuler
yang terbatas pada saraf tepi. Keluhan nyeri sendiri sering hilang bila kelompok
otot tersebut diregangkan.
Menurut McKenzie, LBP mekanik ditandai dengan gejala sebagai berikut :
1. Nyeri terjadi secara intermitten atau terputus-putus.
2. Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
meringankan ataupun memperberat keluhan.
3. Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk
setelah digunakan beraktivitas.
4. Tidak ditemukan tanda-tanda radang seperti panas, warna kemerahan
ataupun pembengkakan.
5. Terkadang nyeri menjalar ke bagian pantat atau paha.
6. Dapat terjadi morning stiffness.
7. Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi, berdiri,
berjalan maupun duduk.
8. Nyeri berkurang bila berbaring.
2.5 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain 2 macam :
1. Nyeri Nosiseptif
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah
periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari
diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot.
Semua bangunan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap
berbagai stimulus (mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang
oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai
mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya
persepsinyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah
pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan.
Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini
menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu
(trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus
syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi
nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi,
terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis
rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan
nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan
oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang
sering ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf
oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP), penyempitan kanalis
spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro
(misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan
sebagainya.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan sesuai indikasi, berguna untuk
melihat laju endap darah (LED), morfologi darah tepi, kalsium, fosfor,
asam urat, alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen spesifik prostat (jika
ditemukan kecurigaan metastasis karsinoma prostat) dan elektroforesis
protein serum (protein myeloma).
2. Foto Polos. Pada pasien dengan keluhan nyeri punggang bawah,
dianjurkan berdiri saat pemeriksaan dilakukan dengan posisi
anteroposterior, lateral dan oblique. Gambaran radiologis yang sering
terlihat normal atau kadang-kadang dijumpai penyempitan ruang diskus
intervertebral, osteofit pada sendi facet, penumpukan kalsium pada
vertebra, pergeseran korpus vertebra (spondilolistesis), dan infiltrasi tulang
oleh tumor. Penyempitan ruangan intervertebral terlihat bersamaan dengan
suatu posisi yang tegang, melurus dan suatu skoliosis akibat spasme otot
paravertebral.
3. MRI, digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta melihat
jaringan lunak.28 Pada pemeriksaan dengan MRI bertujuan untuk melihat
vertebra dan level neurologis yang belum jelas, kecurigaan kelainan
patologis pada medula spinalis atau jaringan lunak, menentukan
kemungkinan herniasi diskus pada kasus post operasi, kecurigaan karena
infeksi atau neoplasma.
4. CT- Mielografi, merupakan alat diagnostik yang sangat berharga untuk
diagnosis LBP untuk menentukan lokalisasi lesi pre-operatif dan
menentukan adanya sekuester diskus yang lepas dan mengeksklusi suatu
tumor.
2.7 Komplikasi
a. Depresi
Pada pasien low back pain memiliki kecenderungan mengalami depresi
sehingga akan berdampak pada gangguan pola tidur, pola makan, dan
aktifitas sehari – hari klien. Apabila depresi yang dialami pasien
berlangsung lama akan dapat menghambat waktu pemulihan low back
pain.
b. Berat Badan
Pasien low back pain biasanya akan mengalami nyeri yang hebat
dibagian punggung bawah yang menyebabkan aktifitas dan gerakan
pasien terhambat. Akibat terhambatnya akti!itas dan gerakan pasien
dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas. Selain itu, low
back pain dapat mengakibatkan lemahnya otot. Lemahnya otot akibat
hanya berdiam dalam & posisi akan mengakibatkan akumulasi lemak
dalam tubuh menjadi banyak.
c. Kerusakan Saraf
Low backapain dapat menyebabkan kerusakan saraf terutama masalah
pada vesika urinaria sehingga pasien dengan low back pain akan
menderita inkontinensia.
2.8 Pathway
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Akut :-
Kronis : TB Tulang
3) Kebiasaan
Keterangan:
: Perempuan
F. Riwayat lingkungan
: Laki-laki
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan cukup cukup
Bahaya kecelakaan Tidak ada : Garis Perkawinan
ada
Polusi Tidak ada ada
Ventilasi cukup cukup
Pencahayaan cukup cukup
: Garis Keturunan
G. Pola Aktivitas-Latihan
: Meninggal
Jenis Rumah Rumah sakit
Makan/minum 0 0
Mandi 0 : Tinggal serumah
2
Berpakaian 0 2
Toileting 0 2
Mobilitas 0 2
Berpindah 0 2
Berjalan 0 2
Naik tangga 0 2
Pemberian Skor: 0=mandiri, 1=alat bantu, 2=dibantu orang lain (1 orang),
3=dibantu orang lain (>1 orang), 4=tidak mampu
H. Pola nutrisi
I. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah sakit
BAB
Frekuensi/pola 2 hari sekali Belum bisa BAB
Konsistensi Lunak
Warna dan bau Warna kuning, bau
khas feses
Kesulitan Tidak ada
Upaya mengatasi -
BAK
Frekuensi/pola 5- 7 x kali sehari 1 kali
Konsistensi Cair Cair
Warna dan bau Warna kuning Warna kuning
kecoklatan, bau khas kecoklatan, bau khas
urine urine
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi - -
Masalah Keperawatan : -
N. Pola komunikasi
1. Bicara: (√) Normal Bahasa utama:
( ) Tidak Jelas (√) Bahasa daerah
( ) Bicara berputar-putar () Rentang perhatian
(√ ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain () Afek
2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri
( ) Kos/asrama
(√ ) Bersama orang lain,yaitu: istri
3. Kehidupan Keluarga
a. Adat istiadat yag dianut: Jawa
b. Pantangan adat dan agama yang dianut: Tidak ada
c. Penghasilan Keluarga: ( ) < Rp 250.000 (√) Rp 1 juta – 1,5
juta
() Rp 250.000 – 500.000 () Rp 1,5 juta – 2 juta
( ) Rp 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
Masalah Keperawatan : -
O. Pola seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama
sakit: ( ) Tidak ada (√) Ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan: (√ ) Perhatian ( ) Sentuhan
()Lain-lain,seperti ........................
Masalah Keperawatan : -
Q. Pengkajian Nyeri
O (Onset) : Klien mengatakan mengalami nyeri punggung
bawah sejak 2 hari yang lalu
P (Provoke) : Klien mengatakan nyeri karena memiliki riwayat
TB tulang, nyeri dirasakan semakin berat saat
melakukan aktivitas
Q (Quality) : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk - tusuk
R (Region) : Punggung bawah
S (Severity) : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berada di
skala 3
T (Treatment) : Klien mengataan nyerinya agak berkurang jika
klien berbaring
U (Undertanding) : Klien mengatakan pernah merasakan nyeri yang
seperti ini
V (Values) : Klien berharap nyeri yang dirasakan segera
hilang dan dapat beraktivitas seperti semula
R. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
a. Kesadaran : Composmentis
b. GCS : E4-V5-M6
c. BB/TB : BB sakit 64
kg BB SMRS 70 kg /155 cm
d. Tanda tanda vital:
TD : 148/92 mmHg Suhu : 36.5oC
Nadi : 87x/Menit Pernapasan : 20x/menit
2. Kepala dan Leher
a. Kepala
Bentuk meshopeal Massa (-) Distribusi Rambut merata
Warna kulit kepala lembab (agak kotor)
Keluhan: pusing/sakit kepala/migren/lainnya, sebutkan tidak
ada
b. Mata
Bentuk Simetris Konjungtiva anemis (-)
Pupil: ( ) Reaksi terhadap cahaya ( √) Isokor ( ) Meiosis
( ) Pin Point ( ) Midriasis
Tanda radang: -
Fungsi penglihatan: (√ ) Baik () Kabur
Penggunaan alat bantu:( ) ya (√ ) tidak
Apabila ya:
( ) kaca mata ( ) lensa kontak ( ) minus.....ka/ki ()
plus....ka/ki
Pemeriksaan mata terakhir: tidak pernah
Riwayat operasi: tidak ada
c.Hidung
Bentuk simetris Warna bersih Pembengkakan (-) Nyeri
tekan (-) Pendarahan (-)
Riwayat Alergi (-) Cara mengatasi (-)
Penyakit yang pernah terjadi (-)
d. Mulut dan tenggorokan
Warna bibir pucat Mukosa lembab Ulkus (-) Lesi (-) Massa
(-) Warna lidah putih Perdarahan gusi (-) Karies (-) Gangg
bicara (-)
Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah
e.Telinga
Bentuk simetris Warna bersih Lesi(-) Massa (-) Nyeri (-)
Nyeri Tekan(-)
Fungsi Pendengaran baik Alat bantu pendengaran (-)
Masalah Yang Pernah Terjadi: (-)
e. Leher
Kekakuan (-) Nyeri/nyeri tekan (-)
Benjolan/ Massa (-) Keterbatasan gerak (-)
Vena jugularis : tidak ada pembesaran Tiroid tidak ada
pembesaran Trakea simetris Keluhan: (-) Upaya untuk
mengatasi (-)
3. Dada
Bentuk Normal chest Pergerakan Dada simetris
Nyeri/nyeri tekan (-) Massa (-) Peradangan (-)Taktil Fremitus
simetris Pola Nafas normal
a. Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4-5 Sinistra
Perkusi : terdengar suara pekak
Auskultasi : BJ 1 dan BJ 2
b. Paru
Inspeksi : Dada klien tampak simetris, tidak terdapat
penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi otot
intercostalis (-)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa atau
benjolan
Perkusi : terdengar bunyi redup
Auskultasi : Rh (-), Wh (-), suara napas bronkho vesikuler
4. Payudara dan ketiak
Benjolan/Massa: (-) Nyeri/nyeri tekan (-)
Bengkak (-) Kesimetrisan: Simetris
5. Abdomen
Inspeksi : lesi (-)
Palpasi : tidak teraba masa dan tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara timpani
Auskultasi : Bising usus 4x/menit
6. Genitalia
Genitalia tampak bersih, lesi (-)
7. Punggung
Inspeksi : Lesi (-), jejas (-), kifosis (-), lordosis (-), skoliosis
(-)
Palpasi : tidak teraba masa dan terdapat nyeri tekan di
daerah lumbal
8. Ekstremitas
Atas
Pada ekstermitas kanan atas tampak terpasang IVFD Asering 14
tpm,
Bawah
Nyeri tekan (-), pembengkakan (-), luka (-),tanda lasegue (+)
Kekuatan otot :
5 5
4 4
9. Kulit dan Kuku
Kulit : Warna coklat Jaringan parut (-) Lesi (+) Suhu 35,1 Tekstur
kering Turgor cukup,
Kuku : Warna kemerahan Bentuk normal Lesi (-) Pengisian
Kapiler < 3 detik
S. Hasil pemeriksaan penunjang
1. Hematologi (tanggal
20/11/2021 jam 07.26)
Darah Lengkap
Hasil Unit Nilai Rujukan
HGB 14,5 g/dL 14,0 – 17,5
RBC 5,03 106/uL 4,5 – 5,9
HCT 42,4 % 40,0 – 52,0
MCV 84,3 fL 80,0 - 97,0
MHC 28,8 pg 26,5 – 33,5
MCHC 34,2 g/dL 31,5 – 35,0
RDW-SD 39,2 fL 35 – 47
RDW-CV 12,8 % 11,5 – 14,5
WBC 9,82 103/uL 4,4 – 11,3
Hitung Jenis
Hasil Unit Nilai Rujukan
EO% 3,1 % 2–4
BASO% 0,9 % 0–1
NEUT% 66,3 % 50 – 70
LYMPH% 19,8 % 25 – 40
MONO% 9,9 % 2–8
EO# 0,30 103/uL
BASO# 0,09 103/uL
NEUT# 6,52 103/uL
LYMPH# 1,94 103/uL
MONO# 0,97 103/uL
IG% 0,2 % < 0,5
IG# 0,02 103/uL < 0,03
PLT 439 103/uL 150 - 450
PDW 7,6 fL 10 -18
MPV 7,9 fL 6,6 – 11
P-LCR 8,4 % 15,0 – 25,0
PCT 0,35 % 0,150 – 0,400
LED 25 mm/jam 0 - 15
Kimia Darah
Hasil Unit Nilai Rujukan
SGPT 21,0 U/L < 41
SGOT 35,0 U/L < 37
Ureum 31,3 mg/dL 20 – 40
Kreatinin 0,76 mg/dL < 1,3
5 5 fibrofertilago dan
4 4 matriks gelatinus
Mobilitas fisik
terganggu
Hambatan mobilitas
fisik
3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam 1400 Manajemen Nyeri
cedera biologis diharapkan masalah nyeri akuut dapat teratasi dengan 1. Monitor TTV
kriteria hasil: 2. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
2102 Tingkat Nyeri
3. Ajarkan penggunaan teknik
Definisi : Keparahan dari nyeri yang diamati dan nonfarmakologi teknik distraksi dn
dialporkan relaksasi
4. Berikan posisi pasien senyaman
Skala Target Outcome dipertahankan pada 2 ditingkatkan
mungkin
pada 4
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
Indikator pemberian terapi
Mengerinyit
Mengeluarkan
keringat
Tekanan darah
3 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam 0140 Peningkatan Mekanika Tubuh
fisik b/d gangguan diharapkan masalah hambatan mobilitas fisik dapat 1. Instruksikan pasien untuk menghindari
muskuloskeletal teratasi dengan kriteria hasil: posisi tidur telungkup
Ambulasi (0200) 2. Bantu pasien untuk memposisikan tidur
Definisi: Tindakan personal untuk berjalan dari satu yang tepat
tempat ketempat lain secara mandiri dengan atau tanpa 3. Bantu pasien untuk menghindari tidur
alat bantu dalam posisi yang sama dalam jangka
Skala target outcome dipertahankan pada 2 dan waktu yang lama
ditingkatkan ke 5 4. Ajarkan teknik relaksasi
1= Sangat terganggu 5. Kolaborasikan dengan tim medis untuk
5= Tidak terganggu pemberian terapi
Indikator 1 2 3 4 5
Menopang berat badan 1 2 3 4 5
Berjalan denga langkah 1 2 3 4 5
yang efektif
Berjalan dengan pelan 1 2 3 4 5
RR : 20x/menit
09.30 2. Melakukan pengkajian nyeri secara Obyektif :