Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK

Tempat Pelayanan Kesehatan Lansia

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik Program Studi Keperawatan Bogor Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

1. Wildyanita P17320317049 6. Atik Darwati P17320317071

2. Diana Apriliani P17320317054 7. Putri Dhea P17320317077

3. Chintia Andini P17320317059 8. Nida Nisrina P17320317083

4. Yudha Fauza W P17320317060 9. M. Yusril P17320317089

5. Trisna Wardani P17320317066 10. Ashri Ferri P17320317090

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2019
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Gerontik : Tempat
Pelayanan Kesehatan Lansia

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan Gerontik : Tempat Pelayanan
Kesehatan Lansia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bogor, Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS .........................................................................................3

2.1 Pengertian............................................................................................................3
2.2 Indikator Keberhasilan ........................................................................................3
2.3 Pelayanan Tempat Pemberdayaan Lansia ...........................................................5
2.4 Sifat Pelayanan ....................................................................................................5
2.5 Prinsip pelayanan ................................................................................................6
2.6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lansia .................................................................7

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya luhur, memiliki ikatan kekeluargaan
yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan budaya yang menghargai peran serta
kedudukan para lanjut usia dalam keluarga maupun masyarakat, Sebagai warga yang telah
berusia lanjut , para lanjut usia mempunyai mkebajikan ,kearipan serta pengalaman berharga
yang dapat di teladani oleh generasi penerus dalam pembangunan nasional.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memicu timbulnya
berbagai perubahan dalam masyarakat, dengan meningkatkan angka harapan hidup.
Dari hasil sensus penduduk yaqng dilaksakan oleh BPS menunjukan pada tahun 2000 usia
harapan hidup di Indonesia mencapai 67 dari populasi lanjut usia yang di perkirakan 17 juta
orang . Pada tahun 2020 jumlah penduduk lanjut usia Indonesia diproyeksikan mencapai 28
juta orang yang berusia 71 tahun . Perubahan komposisi penduduk lanjut usia menimbulkan
berbagai kebutuhan baru yang harus dipenuhi , sehingga dapat pula menjadi permasalahan
yang komplek bagi lanjut usia ,baik sebagai individu ,keluarga maupun masyarakat.
Guna mengatasi lanjut usia , diperlukan program pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia
yang terencana , tepat guna dan tetap memiliki karakteristik. Sebagai bangsa yang menjamin
keharmonisan hubungan di antara anak , Trhree in one roof, yang artinya
Bahwa suasana hubungan yang harmonis antar ketiga generasi akan terus terjalin
sepanjang masa, walaupun saat ini mereka cenderung tidak tinggal bersama dalam satu
rumah. Namun semangatnya masih terpatri dalam satu atap kebersamaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan lansia?
2. Apa saja indikator kesebhasilan pelayanan kesehatan lansia?
3. Apa saja pelayanan tempat pemberdayaan lansia?
4. Bagaimana sifat pelayanan kesehaan lansia?
5. Apa saja prinsip pelayanan kesehatan lansia?
6. Apa saja fasilitas pelayanan kesehatan lansia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan lansia
2. Untuk mengetahui apa saja indikator kesebhasilan pelayanan kesehatan lansia
3. Untuk mengetahui apa saja pelayanan tempat pemberdayaan lansia
4. Untuk mengetahui bagaimana sifat pelayanan kesehaan lansia
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip pelayanan kesehatan lansia
6. Untuk mengetahui apa saja fasilitas pelayanan kesehatan lansia

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh
dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di
Puskesmas- Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti- panti dan institusi lainya.
Tekhnologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu
pada masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di
masyarakat, terjangkau oleh masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas
manfaat.

Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat
baik sebagai pemberi peJayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan
dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam
bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat.

Kartasasmita (1996) mengatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk membangun


daya, dengan mendorong, memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan pada intinya adalah
pemanusiaan. Menurut Tjandraningsih (1996:3) pemberdayaan mengutamakan usaha sendiri
dari orang yang diberdayakan untuk meraih keberdayaannya. Oleh karena itu, pemberdayaan
sangat jauh dari konotasi ketergantungan. Jadi, pemberdayaan bukanlah semata-mata
konsep politik, melainkan lebih pada suatu konsep manajemen.

2.2 Indikator Keberhasilan

Sebagai konsep manajemen, pada akhirnya pemberdayaan harus mempunyai indicator


keberhasilan. Indikator tersebut adalah:

1. Akses, artinya target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai akses akan resources
yang diperlukan untuk mengembangkan diri.

3
2. Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya dapat berpartisipasi
mendayagunakan resources yang di akses.
3. Kontrol, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai kemampuan
mengontrol proses pendayagunaan resources tersebut.
4. Kesetaraan, dalam arti pada tingkat tertentu saat terjadi konflik target mempunyai
kedudukan yang sama dengan yang lain dalam hal pemecahan masalah (Wrihatnolo dan
Nugroho, 2007:9-10).

Dari berbagai pendapat diatas mengenai pemberdayaan dapat disimpulkan bahwa


pemberdayaan adalah suatu proses untuk mendorong masyarakat agar lebih mandiri dan
dapat menunjukkan kemampuan bahwa mereka mampu untuk berkreasi, berinovasi dan
membuktikan bahwa mereka memiliki pengaruh bagi pencapaian tujuan organisasi.

Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi, 1999).
Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia lebih dari 60 tahun. Usia lanjut
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) adalah tahap masa tua dalam perkembangan
individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. Berdasarkan pengertian lansia secara umum,
seseorang dikatakan lansia apabila usianya 65 tahun ke atas (Effendi dan Makhfudi, 2009).
Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO seseorang disebut lansia (elderly) jika berumur
60-74 tahun. Istilah untuk lansia belum ada kata bakunya karena orang mempunyai sebutan
yang berbeda-beda. Ada yang menyebut manusia usia lanjut (manula), Ramadhani dan
Arsiyah, Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan, golongan lanjut umur (glamur), usia
lanjut (usila), bahkan di Inggris orang bisa menyebutnya dengan istilah warga senior
(Maryam, 2008). Menurut Maryam (2008) lansia dapat diklasifikasikan ke dalam lima
kelompok sebagai berikut:

1. Pralansia (Prasenilis): Seseorang yang berusia 45-59 tahun.


2. Lansia: Seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.
3. Lansia Resiko Tinggi: Seseorang yang berusia 60 atau 70 tahun dengan masalah
kesehatan (Kemenkes, 2010).
4. Lansia Potensial: Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang atau jasa (Kemenkes, 2010).

4
5. Lansia Tidak Potensial: Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Kemenkes, 2010).
2.3 Pelayanan Tempat Pemberdayaan Lansia
Pelayanan dalam pemberdayaan lansia meliputi sebagai berikut:
1. Pelayanan Keagamaan dan Mental Spiritual
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pelayanan Kesempatan Kerja
4. Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan
5. Pelayanan Mendapatkan Kemudahan dalam Penggunaan Fasilitas, Sarana
6. dan Prasarana Umum
7. Pemberian Kemudahan Layanan dan Bantuan Hukum
8. Bantuan Sosial
9. Perlindungan Sosial
10. Pengembangan Seni dan Budaya

2.4 Sifat Pelayanan


Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baikyang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif dan
rehabilitatif.

1. Prefentif atau pencegahan, Pelayanan sosial yang di arahkan untuk pencegahan


timbulnya m,asalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka dilakukan
melalui upaya pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok –kelompok didalam
masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan
kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat /adapt, kelompok pengajian ,
kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI, BK 3 S, K3 S.
2. Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk
penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik,
psikis maupun sosial.

5
3. Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses pemulihan kembali fungsi-fungsi sosial
setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
sosialnya.

2.5 Prinsip Pelayanan


Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO. 46/1991
tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang pada dasarnya
berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi kemandirian,
partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat, Yaitu :
a. Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut usia.
b. Melaksanakan ,mewujutkan hak azasi lanjut usia.
c. Memperoleh hak menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.
d. Pelayanan didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya.
e. Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi diri, keluarga dan
masyarakat.
f. Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan
perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan
kemitraan dengan berbagai pihak.
g. Memasyarakatkan informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat
memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan
sosial dan hokum.
h. Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan
prasarana dalam kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan hokum.
i. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana pendidikan
,budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia di masyarakat.
j. Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan minat dan
kemampuan.
k. Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dalam penanganan lanjut usia dilingkungannya.
l. Kusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat kekeluargaan.

6
2.6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lansia
2.6.1 Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu Lansia adalah suatu wadah pelayan kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan
dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat Bersama Lembaga swadaya
masyarakat (LSM), lintas sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi
social dan lain-lain, dengan menitikberatkan kesehatan pada upaya promotive dan
preventif. Di samping pelayanan kesehatan, Posyandu Lansia juga memberikan
pelayananan, social, agama, Pendidikan, keterampilan, olahraga, seni budaya, dan
pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan meningkatkan kualitas
hidup melalui peningkatan kesehatan. Selain itu, Posyandu Lansia memacu lansia
beraktifitas dan mengembangkan potensi diri
a. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga


terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.

b. Sasaran posyandu lansia


a) Sasaran langsung :
• Pra usia lanjut (45-59 tahun)
• Usia lanjut (60-69 tahun
• Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
b) Sasaran tidak langsung :
• Keluarga dimana usia lanjut berada
• Masyarakat tempat Usila berada
• Organisasi sosial

7
• Petugas kesehatan
• Masyarakat luas

c. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia


Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti :
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
i. Penyuluhan Kesehatan.

2.6.2 Puskesmas Santun Lansia


Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan proses
pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan dan kerja sama dengan unsur lintas sektor.
Dengan demikian maka program Lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di

8
klinik saja, tetapi juga pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan
masyarakat.
a. Tujuan Pembinaan Puskesmas Santun Lansia
1. Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut.
2. Khusus :
a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada
usia lanjut sesuai dengan kebutuhan setempat.
b. Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif
dan lebih berkualitas bagi penduduk usia lanjut.
c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada usia
lanjut.
d. Menurunkan jumlah kesakiran pada usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas
e. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia

Adapun menurut PERMENKES No 67 Tahun 2015 pasal 2 tentang pengaturan


penyelenggaraan pelayanan kesehatan lanjut usia di Puskesmas bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas dan


sumber daya manusia lainnya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Lanjut
Usia;
b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam merujuk
pasien Lanjut Usia yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan;
c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) bagi kesehatan Lanjut Usia; dan
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Lanjut Usia secara terkoordinasi dengan
lintas program, organisasi kemasyarakatan, dan dunia usaha dengan asas
kemitraan.
b. Sasaran Pembinaan
Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut, terbagi dua yaitu :
1. Sasaran langsung :
• Prausia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahun

9
• Usia lanjut 60-69
2. Sasaran tidak langsung :
• Keluarga di mana usia lanjut berada
• Masyarakat, serta lembaga masyarakat dan pemerintah.
c. Bentuk Pelayanan Puskesmas Santun Lansia
1. Memberikan pelayanan yang baik, berkualitas dan sopan
a. Karena Lansia kemampuan fisiknya sangat terbatas dan gerakan lamban
b. Kesabaran dalam menghadapi Lansia
c. Kemauan dan kemampuan untuk memberikan penjelasan secara tuntas
d. Melayani Lansia sesuai prosedur yang berlaku
e. Menghargai Lansia dengan memberikan pelayanan yg sopan santun

2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada Usila

a. Untuk menghindari antrian yang berdesakan perlu didahulukan karena kondisi


fisik Lansia
b. Kemudahan : Loket pendaftaran tersendiri, Ruang konseling tersendiri
(terpisah), Mendahulukan pelayanan disesuaikan kondisi setempat
3. Memberikan keringanan atau bebas biaya pelayanan kesehatan bagi Lansia Gakin
a. Lansia yang sudah pensiun atau tidak bekerja
b. Keterbatasan dana untuk mencukupi biaya hidup atau kebutuhan
kesehatannya
c. Berikan keringanan atau bebas biaya pelayanan di Puskesmas
4. Memberikan dukungan atau bimbingan pada Lansia dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri
a. Lakukan penyuluhan kesehatan, gizi dan tetap berperilaku hidup sehat
b. Anjurkan tetap beraktifitas sesuai kemampuan serta menjaga kebugarannya
dengan olahraga atau senam
c. Anjurkan tetap melakukan dan mengembangkan hobi atau kemampuannya
terutama usaha ekonomi produktif

10
d. Anjurkan melaksanakan aktifitas secara bersama atau dengan kelompoknya :
pengajian, kesenian, rekreasi dll dengan harapan merasakan kebersamaan
dan saling berbagi
5. Melakukan pelayanan kesehatan secara proaktif untuk dapat menjangkau
sebanyak mungkin sasaran Lansia di wilayahnya
a. Melakukan fasilitasi & pembinaan pada Lansia dengan deteksi dini,
pemeriksaan kesehatan dan tinjauan pada saat kegiatan
b. Bagi lansia yang dirawat di rumah dilakukan kunjungan rumah untuk
puskesmas
c. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Keliling kunjungan luar gedung
6. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan azas kemitraan
dalam rangka untuk pembinaan dan meningkatkan kualitas hidup Usila
a. Kesehatan mental dan sosial (Depsos, Kemenag)
b. Peningkatan peran keluarga dan masyarakat (PKK, Depsos)
c. Koordinasi dan menggalang kerjasama dgn dinas terkait (Tim Pokjatap)

Adapun menurut PERMENKES No 67 Tahun 2015 tentang pelayanan kesehatan lanjut


usia di puskesmas meliputi:

1. Pelayanan kesehatan bagi pra Lanjut Usia meliputi:


a. Peningkatan kesehatan;
b. Penyuluhan kesehatan;
c. Deteksi dini gangguan aktivitas sehari-hari/masalah kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan secara berkala;
d. Pengobatan penyakit; dan
e. Upaya pemulihan kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia meliputi:
a. Pengkajian paripurna Lanjut Usia;
b. Pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia sehat; dan
c. Pelayanan kesehatan bagi Pasien Geriatri.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah
usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan
derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat
dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut dalam rangka
menciptakan kemadirian masyarakat.
Kebijakan Kementrian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia yang
berkualitas melalui penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi lansia untuk
mencapai lansia yang berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat. Upaya yang
dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain meningkatkan upaya
kesehatan bagi lansia di pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan pelayanan santun
lansia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No. 67


Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Depkes RI. 2000.Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta : Depkes
RI

Nugroho W. 2000.Perawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Lanjuts
Usia. Jakarta : Kementerian Kesehatan Reublik Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai