DI RT 13 KELURAHAN 29 ILIR
TAHUN 2018
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
D-IV KEPERAWATAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN
DI RT 13 KELURAHAN 29 ILIR
TAHUN 2018
Oleh :
Mengesahkan,
NIP.197905292005012002
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Plaju
NAMA
NIP
DAFTAR ANGGOTA
Kelompok 2
Pembimbing Klinik :
3. Intanti Wandari
5. M.Randi Wijaya
6. Meiriana Pratiwi
8. Popi Lestari
9. Sri Astuti
Syukur alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan praktik klinik keperawatan
komunitas ini.
Dalam penyelesaian laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyusunan dalam laporan ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman
serta kekhilafan yang kami miliki, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan laporan di
masa yang akan datang.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak, atas segala bantuannya kama kami mengucapkan terima kasih.
Era globalisasi adalah masa persaingan dalam segala bidang (Hartarto,2007). Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilandaskan oleh
pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup bagi setiap penduduk. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program.
Keperawatan merupakan sutu profesi yang telah memenuhi kriteria sebagai sebuah disiplin ilmu
yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan asuhan secara mandiri kepada klien baik sehat
maupun sakit. Keperawatan komunitas bersifat umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh
anggota masyarakat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.
Pada dasarnya masalah kesehatan ada pada setiap lingkup kehidupan masyarakat. Tidak ada
satupun komunitas baik keluarga, kelompok dan masyarakat yang benar-benar terbebas dari
masalah kesehatan (Hudson,1987) dan (Robicschon,1989). Oleh karena itu praktek keperawatan
komunitas dapat diterapkan dimanapun dan kapanpun.
Penerapan asuhan keperawatan komunitas yang difasilitasi oleh mahasiswa merupakan sarana
pengenalan keperawatan komunitas pada masyarakat sekaligus memberikan kesan positif bahwa
perawat adalah suatu profesi independen yang terorganisir.
Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur
pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi pendidikan
kesehatan seperti halnya studi keperawatan (Keperawatan Poltekkes Palembang).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami Mahasiswa Program Studi D4
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang tahun 2017/2018 melaksanakan pengambilan data
Keperawatan Komunitas di Wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Pengambilan data di lakukan dengan menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka
melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal dan mandiri, dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan
cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau permasalahan dan menyusun
rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada
tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas secara
komprehensif Wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status kesehatannya
dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau menyelesaikan permasalahan
tersebut.
1.3.2 Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah kesehatan
dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan mengaplikasikan
ilmu yang didapatkan pada masyarakat khusus tentang kesehatan.
1.3.3 Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang kondisi
kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu
program kesehatan pada masyarakat.
1.3.4 Institusi
a. Memperkenalkan Poltekkes Kemenkes Palembang pada masyarakat RW 015, RT 42
Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju.
b. Mengggali dan menghubungkan konsep pendidikan yaitu pada mata ajar keperawatan
komunitas, keperawatan keluarga, dan keperawatan gerontik, yang mempunyai
pemahaman terhadap pentingnya masalah kesehatan.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I
Membahas pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan.
BAB II
Menguraikan tentang tinjauan teoritis terdiri dari : konsep dasar keperawatan komunitas
(pendahuluan, definisi keperawatan komunitas, tujuan keperawatan komunitas, sasaran dan
strategi keperawatan komunitas), proses asuhan keperawatan terdiri dari : definisi proses
keperawatan komunitas, tujuan dan fungsi keperawatan komunitas, dan langkah-langkah
proses keperawatan komunitas. Membahas tentang penerapan asuhan.
BAB III
Berisi asuhan keperawatan komunitas pada wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir
Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
BAB IV
Berisi pembahasan yang menguraikan mengenai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
BAB V
Kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program keperawatan
kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam
komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal
maupun nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dari setiap elemen dimasyarakat
(PKK, Karangtaruna, dan lainnya). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya
survei mawas diri (SND) yang diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa
(MMD).
Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di komunitas
adalah sebagai berikut:
Windshield survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat.
Data sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat sebelumnya, yang
termasuk dalam data sekunder meliputi data-data seperti data statistik, dokumen yang
telah diterbitkan, catatan dalam pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan
kesehatan (C. O. Helvie, 1998)
Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bisa didapatkan dari data
survey, wawancara dengan informan, observasi komunitas, serta forum komunikasi.
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
2.3.2 Diagnosa
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari komunitas dan
mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan sistem penggabungan penarikan
kesimpulan. Pada sistem ini mereka menggunakan logika berpikir atau penarikan
kesimpulan untuk menggambarkan masalah, menjelaskan faktor etiologi, serta
identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari
diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang
menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Sedangkan, Carl O. Helvie (1998) berfokus
pada konsep energi atau memasukkan teori energi dalam diagnosis keperawatan
kesehatan komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
2.3.3 Perencanaan/Intervensi
Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Menentukan prioritas
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon komunitas yang
aktual atau potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan
perencanaan perlu disusun suatu sistem untuk menentukan diagnosis yang akan
diambil tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hierarki
Kebutuhan Komunitas.
Menentukan kriteria hasil
Penentuan kriteria hasil (outcomes) harus ditunjukkan untuk komunitas. Kriteria hasil
harus menunjukkan “apa yang akan dilakukan komunitas serta kapan dan sejauh mana
tindakan akan dilaksanakan”. Kriteria hasil harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai,
rasional, dan ada batas waktu.
Menentukan rencana tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu komunitas dalam
mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen
penyebab dari diagnosis keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan suatu
aktivitas yang dilakukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu
permasalahan.
Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi untuk
mempromosikan perawatan yang meliputi: perawatan individu, keluarga, dan
komunitas; perawatan yang kontinu (berkesinambungan); komunikasi; dan evaluasi.
Perencanaan asuhan keperawatan pada klien (komunitas) seyogyanya menyertakan 3
prinsip, yaitu pemberdayaan (empowerment), negosiasi (negotiation) dan kerjasama
lintas sektor (networking). (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
2.3.4 Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditunjukkan pada rencana strategi untuk membantu komunitas
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik
direncanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan
komunitas. Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan
dapat dilaksanakan dengan baik, jika selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis perencanaan, dan
implementasi tindakan (Ignatavicius dan Bayne, 1994). Tujuan evaluasi adalah melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua
tahap yang mengukur pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif, psikomotor, dan
perubahan fungsi tubuh serta gejalanya, dan membandingkan data yang terkumpul
dengan tujuan dan pencapaian tujuan. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
BAB III
PROFIL PUSKESMAS
3.1.1.1 Visi
Terwujudnya Kecamatan Ilir Barat II bersih, sehat yang optimal bertumpu pada
pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat 2018.
3.1.1.2 Misi
3.1.1.3 Motto
Senyum,Sapa,Sabar
3.1.1.4 Semboyan
Kesehatan Anda Prioritas Kami
M : Manis Sapa
A : Adil
K : Kreatif
R : Rapi
A : Aktif
Y : Yakin
U : Utama
3.1.1.6 Strategi
Untuk mencapai Visi dan Misi Puskesmas tersebut diatas digunakan strategi sebagai
berikut :
2. Pemberdayaan masyarakat
5. Sistem rujukan
3.1.1.7 Wilayah
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palembang Tahun 2001 wilayah kerja
Puskesmas Makrayu meliputi 7 Kelurahan,yaitu :
1. Kelurahan 27 ilir
2. Kelurahan 28 ilir
3. Kelurahan 29 ilir
4. Kelurahan 30 ilir
5. Kelurahan 32 ilir
6. Kelurahan 35 ilir
7. Kelurahan Kemang Manis
Dengan 4 pustu :
1. PUSTU 30 ilir
2. PUSTU 32 ilir
3. PUSTU 35 ilir
4. PUSTU Kemang Manis
Batas Wilayah :
- KB
- Pengobatan umum
- Pengobatan gigi
- Rujukan
- Penyuluhan di Puskesmas
- Penyuluhan di Posyandu
- Penyuluhan di SD/SMP/SMU
- Penyuluhan di Kelurahan
- Tes kehamilan
- Pemeriksaan DDR
- Konsultasi gizi
2.2.7 Lain-lain
- Pelayanan pengobatan TBC dengan paket DOTS ( FDC )
Berdasarkan hasil rekapitulasi data dari profil Puskesmas Makrayu tahun 2016, penyakit
terbanyak yaitu faringitis dengan jumlah penderita 2254 orang, disusul dengan hipertensi
sebanyak 1261 orang, gastritis 1013 orang, alergi 580 orang, myalgia 265 orang, penyakit
jiwa 224 orang, TB 159 orang, penyakit mata 108 orang, DM 90 orang dan yang terakhir
yaitu tension headache sebanyak 89 orang.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT
RT 13 KELURAHAN 29 ILIR KECAMATAN ILIR BARAT II
KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 26 – 28 JULI 2018
I. Data Demografi
1. Lokasi daerah binaan : Jalan Sungai Tawar
RT : 13
Desa/Kelurahan : 29 Ilir
Kecamatan : Ilir Barat II
Kota/Kabupaten : Palembang
Batas wilayah : Jalan Sungai Tawar RT 13
Kondisi Geografi : Utara : RT 16
Timur : RT 12
Selatan : RT 10
Barat : RT 14
2. Jumlah KK : 41 KK
3. Fasilitas yang ada di masyarakat :
Mushola
Posyandu mawar 1
4. Kegiatan yang dilakukan di masyarakat
Pengajian
5. Kegiatan industri yang ada di wilayah kerja puskesmas termasuk milik
pemerintah/swasta/perorangan
Tidak ada
Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
menurut kelompok umur dapat dilihat dalam gambar 1.
Gambar.1
Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 1 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 53.57% penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang berusia antara 18 – 60 tahun
atau usia produktif.
Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar.2
Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat 1 Kota Palembang
Berdasarkan Jenis Kelamin Tanggal 28 Juni 2018.
Gambar.3
Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Berdasarkan Agama yang Dipeluk Tanggal 28 Juni 2018.
No Agama Frekuensi %
2 Katolik 0 orang 0%
3 Protestan 0 orang 0%
4 Buddha 0 orang 0%
5 Hindu 0 orang 0%
6 Konghucu 0 orang 0%
Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar.4
Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Menurut Tingkat Pendidikannya Tanggal 28 Juni 2018.
1 SD 43 orang 30.71%
Berdasarkan gambar 4 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 42.14% penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang berpendidikan setingkat
SMU/SMK.
Gambar.5
Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Menurut Jenis Pekerjaannya Tanggal 28 Juni 2018.
No Pekerjaan Frekuensi %
1 Buruh 113 orang 80.71%
Berdasarkan gambar 5 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 80.71% penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang bekerja sebagai buruh.
Data tentang status kepemilikan rumah penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat
II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar.6
Status Kepemilikan Rumah Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat 1
Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 6 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 55% penduduk RT
XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang memiliki rumah sendiri.
VII. Data Jenis Perumahan
Data tentang jenis perumahan yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar.7
Jenis Perumahan yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembang Tanggal28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 7 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 80% rumah yang
dimiliki penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah
permanen.
Data tentang jenis lantai rumah yang dimiliki penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar.8
Jenis Lantai Rumah yang Dimiliki oleh RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II
Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 8 di atas 65% lantai rumah yang dimiliki penduduk RT XIII
Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah semen/tegel.
IX. Data Kondisi Ventilasi Rumah
Kondisi ventilasi rumah yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar.9
Kondisi Ventilasi Rumah yang Dimiliki Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 9 tersebut di atas sebagian besar 55% kondisi ventilasi rumah yang
dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah
baik.
Kondisi peneragan rumah yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar.10
Kondisi Penerangan Rumah yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
3 Kurang 0 rumah 0%
Total 20 rumah 100%
Berdasarkan gambar 10 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 70% penerangan
rumah yang dimiliki oleh pendudukRT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota
Palembang dalam kondisi baik.
Di bawah ini menunjukkan tentang luas kamar tidur yang dimiliki oleh penduduk RT
XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat dari gambar 11.
Gambar.11
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 11 tersebut di atas diketahui bahwa 85% luas kamar tidur yang
dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang telah
memenuhi syarat.
Gambar .12
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Pada gambar 12 tersebut di atas diketahui bahwa 60% pekarangan rumah yang dimiliki
oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang tidak
dimanfaatkan.
Jenis tempat penampungan air yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang terdapat pada gambar 13.
Gambar .13
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 15 diketahui bahwa sebagian besar 70% tempat penampungan air
yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
adalah bak.
Kondisi tempat penampungan air yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang terlihat dalam gambar 14.
Gambar .14
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Berdasarkan gambar 16 tempat penampungan air yang dimiliki oleh Penduduk RT XIII
Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang sebagian besar 65% dalam keadaan
tertutup.
Status kepemilikan jamban oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat
II Kota Palembangterdapat dalam gambar 15.
Gambar.15
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
2 3 rumah 15%
Gambar 16 berikut ini menunjukkan tentang jenis jamban yang dimiliki oleh penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang.
Gambar.16
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
2 Cemplung 0 rumah 0%
Berdasarkan gambar 19 tersebut di atas jenis jamban yang dimiliki oleh sebagian besar
90% penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah jamban
jenis leher angsa.
Kondisi jamban yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembangdapat dilihat pada gambar 17.
Gambar.17
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.
Sebagian besar 95% jamban yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dalam kondisi terawat.
XVIII. Data Kepemilikan Tempat Sampah
Gambar. 18
Kondisi Tempat Sampah Yang dimiliki Oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir
Barat II Kota Palembang 28 Juni 2018.
Total 20 100%
Gambar. 19
Kondisi Tempat Sampah Yang dimiliki Oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir
Barat II Kota Palembang 28 Juni 2018.
NO Kondisi Tempat
Sampah Yang
Dimiliki Frekuensi %
Total 20 100%
Berdasarkan gambar 19 tersebut di atas diketahui bahwa yang mempunyai bak sampah
25%, sedangkan yang tidak memiliki bak sampah 75% pendudukm di RT 13 Kelurahan 29 ilir
Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.
Gambar 20
2. Di Bakar 14 70%
Total 20 100%
Tempat Pembuangan Air Limbah Yang digunakan oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir
Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.
Gambar.21
2. Jamban 11 55%
Total 20 100%
Kondisi Tempat Pembuangan Air Limbah Yang Dimiliki Penduduk RT 13 Kelurahan 29 Ilir
Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang
Gambar.22
NO Kondisi Tempat
Pembuangan Air
Limbah Frekuensi %
1. Baik 10 50%
Total 20 100%
Berdasarkan gambar 22 diatas diketahui bahwa yang membuang Air Limbah ke tempat
nya dengan baik 50% penduduk, sedangkan yang membuang air limbah ke tempat yang tidak
baik 50% penduduk
Gambar.23
NO Kepemilikan Ternak Frekuensi %
Penduduk
Total 20 100%
Gambar.24
2. Depann Rumah 0 0%
Total 20 100%
Berdasarkan data pada gambar 24 lokasii kandang ternak yang dimiliki oleh penduduk
RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang sebagian besar lokasi kandang
ternak dibelakang rumah 100%, sedangkan lokasi kandang ternak didepan rumah 0%.
XXV. Data Kondisi Kandang Ternak
Gambar.25
1. Bersih 9 45%
Total 20 100%
Berdasarkan gambar tersebut diatas diketahui bahwa kondisi kandang ternak yang bersih
45%, sedangkan yang tidak bersih 55% di penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembang.
Gambar.26
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Pasangan Usia Subur Rt. 13 Kelurahan 29 ilir
barat II kota palembang Tanggal 28 juni 2018
1 Suntik 10 55,6%
2 Pil 8 44,4%
Total 18 100%
Berdasarkan gambar 26 tersebut di atas diketahui bahwa pil merupakan kontrasepsi yang
paling banyak dipakai (33 pasangan) oleh pasangan usia subur Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II
kota palembang Tanggal 28 juni 2018 dibanding kontrasepsi yang lainnya.
XXVII. Data Ibu Hamil
Jumlah ibu hamil di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang Tanggal 28 juni
2018.
Gambar.27
20-30 0 0
>30 0 0
Total 0 0
Berdasarkan gambar 27 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (90%) ibu hamil
di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang berusia antara 20 – 30 tahun atau usia aman
hamil.
Jumlah balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang dengan perincian
sebagaimana tercantum dalam gambar.28
Gambar.28
Total 24 100 %
Berdasarkan gambar.28 tersebut di atas sebagian besar (58,3 %) balita di Rt. 13 Kelurahan
29 ilir barat II kota palembang berusia antara 0 – 5 tahun.
XXIX. Data kepemilikan KMS
Kepemilikan KMS oleh balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang dapat
dilihat pada gambar 29.
Gambar.29
Status Kepemilikan KMS oleh Balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang
1 Ada 14 58,3%
2 Tidak Ada 0 0
Total 14 58,3%
Berdasarkan gambar 29 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (85,3 %) balita di
Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat 1 kota palembang memiliki KMS.
Status kunjungan balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang ke Posyandu
dapat dilihat pada gambar.30
Gambar.30
Status Kunjungan Balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang ke Posyandu .
1 Posyandu 14 58,3%
2 Tidak ke posyandu 0 0
Total 14 58,3%
Berdasarkan gambar 30 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (85,3 % ) balita
di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang mengunjungi Posyandu.
XXXI. Data Imunisasi Balita
Gambar.31
1 BCG 14 100 %
2 DPT 14 100 %
3 POLIO 14 100 %
4 CAMPAK 14 100 %
5 HEPATITIS 14 100 %
Berdasarkan gambar 41 tersebut di atas diketahui bahwa 100 % balita RT XIII Kelurahan
29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang imunisasinya telah lengkap.
Gambar.32
DIBERIKAN TIDAK
1. 14 0
Total 14 0
Berdasarkan gambar 32 tersebut di atas diketahui bahwa 100 % balita RT XIII Kelurahan
29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang telah mendapat vitamin A.
Gambar.33
1. 14 0
Total 14 0
Berdasarkan gambar 33 tersebut di atas diketahui bahwa bahwa 100 % balita RT XIII
Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang status gizinya baik.
Gambar. 34
2. Minum Alkohol - -
3. Narkoba - -
4. Seks bebas - -
Penyakit yang Dikeluhkan oleh Usia Lanjut di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR
BARAT II Kota Palembang dengan jumlah lansia 8 orang pada tanggal 28 juni 2018.
Gambar. 35
2. Hipertensi 3 37,5%
3. Rematik 3 37,5%
4. Lain-lain 2 25%
Total 8 100%
Berdasarkan gambar 35 tersebut di atas diketahui bahwa penyakit Hipertensi dan Rematik
banyak diderita oleh usia lanjut di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota
Palembang .
4.1 ANALISA DATA
1. Analisa Data
Sesuai
Masalah Potensi
No. dengan Relevan Tersedia Tersedia T
Kesehatan Resiko Resiko untuk Interes Kemungkinan
peran dengan sumber sumber su
terjadi parah pendidikan komunitas diatasi
perawat program tempat waktu d
kesehatan
komunitas
1. Resiko
terjadi
peningkatan
kasus
penyakit
akibat
lingkungan
yang
5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
kurang
sehat
(penyakit
saluran
cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
2. Resiko
kenakalan 5 3 5 5 2 2 2 1 1 1
remaja.
3. Perumusan diagnosa Keperawatan komunitas
Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan dan
prioritas sebagai berikut:
1. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
(penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya
kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan ditandai dengan:
Pencahayaan ruangan baik 70 %, cukup 30 %
Pemanfaatan perkarangan rumah baik 60%
Tidak memiliki tempat sampah 65%
Penampungan air yang terbuka 35% tertutup 65%
Tidak memiliki bak sampah 75%
Membuang sampah dengan cara dibakar 70% dan dibuang 30%
Pembuangan air limbah di jamban 55% dan diselokan 45%
Diagnos Evaluasi
a Ha
N Kepera Sasar Strat Rencana ri/ Tem Evalu
Tujuan Kriter
o watan an egi Kegiatan pat Standar ator
komunit tgl ia
as
1. Resiko Setelah – Pendidi1. Beri HE Ruma Verb Masyarak –
terjadi dilakukan To kan pada h al at Ket
peningk intervensi koh- keseh masyarakat ketu mampu ua RT
Psiko
atan kepe- tokoh atan ( RT XIII a RT menye- di
mo-
kasus rawatan masy kelurahan XIII butkan, wilaya
tor
penyakit masyarak araka 29 Ilir kelur menjela h RT
akibat at mampu t RT tentang arti ahan s-kan XIII
lingkung mencega XIII lingkungan 29 tentang kelura
an yang h kelur yang sehat Ilir arti han
kurang penyakit ahan dan lingkun 29 Ilir
sehat akibat 29 penyuluhan gan
–
(penyaki lingkunga Ilir tentang yang
Ma
t saluran n yang beberapa sehat.
– hasis-
cerna, kurang penyakit
Sel – wa
demam sehat yang
uruh Masy Poltek
berdarah dengan disebabkan
warg arakat kes
, ISPA, membersi oleh
a RT mampu kemen
dll) h-kan lingkungan
XIII mengide kes
lingkunga yang tidak
kelur n- Palem
n secara sehat
ahan tifikasi bang
gotong (macam
29 ciri-ciri
royong penyakit,
Ilir lingkun
penyebab,
Jangka gan
gejala
Pendek: sehat.
penyebaran
Masyarak
dan –
at tahu
pengobatan. Masy
lebih
arakat
banyak 2. Motivasi
mampu
tentang masyaraka
menentu
t melalui
– kan
kader atau
Penyak jadwal
tokoh
it yang kerja
masyaraka
timbul bakti.
t untuk
karena
lingkunga aktif –
n yang memelihar Pelak
tidak a sanaan
sehat. lingkunga kerja
n yang bakti
– Cara
sehat. sesuai
mencega
jad-wal
h 3. Koordina
yang
terhadap si dengan
direnca-
penyakit. tokoh
nakan.
masyaraka
– Cara
t untuk –
penyebar
menyelen Peme
an
ggarakan riksaan
penyakit.
kerja jentik
– Cara bakti. nyamuk
menangg dan
5. Ajarkan
ulangi penamp
tentang
penyakit ungan
cara hidup
yang air
sehat
berhubun minum
gan – Mencuci tertutup.
dengan tangan
–
akibat sebelum
Gena
lingkunga makan.
ngan air
n yang
– tidak
tidak
Member ada.
sehat.
antas
–
nyamuk,
Peril
tikus, dsb.
aku
– 3M hidup
sehat
6. Rujuk mening
segera kat
apabila seperti
ada cuci
anggota tangan
masyaraka sebelum
t yang makan,
menunjuk Nyamuk
kan gejala , lalat,
dari tikus
penyakit tidak
ada.
–
Rum
ah yang
pengap
dan
gelap
tidak
ada.
2. Resiko Setelah – – 1. Berikan – Verb –
kenakala dilakukan To KI HE pada B al Masy
n tindakan koh- E masyaraka alai arakat
Psiko
remajadi keperawa tokoh t RT XIII RW mampu
– mo-
RT XIII t-an masy kelurahan mengen
Ger tor
keluraha selama 2 araka 29 Ilir al akibat
ak-an
n 29 Ilir minggu t RW tentang Psiko dari
berhubu diharapka IV masalah mo- kenakal
ngan n masya- Kelur kenakalan tor an
dengan rakat ahan remaja remaja.
Kurangn mampu Wiyu seperti Verb
al –
ya me- ng merokok
Rema
kemamp ngenal
– 3. Beri ja yang
uan akibat
Po HE pada berperil
masyara dari
kjake remaja aku
kat perilaku
s RW tentang: kurang
dalam remaja
IV sehat
mengena yang – Akibat
Kelur seperti
l akibat kurang buruk dari
ahan meroko
dari sehat di kebiasaan
Wiyu k
perilaku wilayah merokok.
ng mengub
remaja RT XIII
4. Kolabo ah
yang kelurahan –
rasi perilaku
kurang 29 Ilir Sel
dengan menjadi
sehat.. uruh
pihak sehat.
remaj
puskesma
Jangka a di –
s untuk
Pendek: RW Masy
kegiatan
Setelah IV arakat
pemeriksa
dilakukan Kelur dan
an
tindakan ahan remaja
kesehatan
keperawa Wiyu mampu
tan: ng dan merenca
pengobata nakan
–
n bagi kegiatan
Masyara
remaja bagi
kat RT XIII
yang remaja.
kelurahan
berperilak
29 Ilir –
u kurang
mampu Rema
sehat.
mengenal ja
masalah mampu
kenakalan mengub
remaja ah
seperti perilaku
merokok kurang
Miras sehat
maupun seperti
Narkoba Miras
maupun
–
Narkoba
Masyar
menjadi
akat RT
perilaku
XIII
sehat.
kelurahan
29 Ilir –
mampu Rema
menguba ja
h perilaku mampu
remaja mengen
yang al akibat
kurang buruk
seht. dari
meroko
k
Dari hasil pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap
perencanaan yang dilakukan oleh mahasiswa, selanjutnya rencana kegiatan dilaksanakan
bersama sesuai dengan perencanaan dan waktu yang telah disepakati bersama warga.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan
komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan kepada
instansi terkait. Berikut ini tabel pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas:
Tabel 1. Pelaksanaan Rencana Tindakan dan Evaluasi Formatif
EVALUASI
DP TGL IMPLEMENTASI
FORMATIF
Resiko terjadi 06 juli 2018 penyuluhan tentang : Terlaksana
peningkatan penyuluhan kepada
– Lingkungan sehat
kasus penyakit masyarakat pada
akibat – Penyakit yang tanggal 06 juli 2018
lingkungan diakibatjkan lingkungan
Terlaksana kerja
yang kurang tidak sehat ( ISPA, GE,
bakti masal dengan
sehat (penyakit Hepatitis, DHF)
masyarakat pada
saluran cerna,
Melaksanakan kerja bakti hari jumat tanggal
demam
berdarah, ISPA, masal dengan dikordinasi 06 juli 2018
dll) oleh ketua RT dan kader
setempat
5.1 Kesimpulan
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena setiap
manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang
memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara
global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan
kebutuhan lainnya.
Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran
serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya
Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit
menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan
sebagainya.
5.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih
dan sehat, merubah kebiasaan buruk supaya menjadi lebih baik, selalu peduli terhadap
kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dan menyadari bahwa lingkungan sangat
berpengaruh bagi kesehatan.
LAMPIRAN 1
A. Tujuan
A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat diharapkan
semua kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat,
serta mengerti apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
B. Tujuan Khusus
a) Semua kalangan masyarakat dapat mengetahui bagaimana caranya untuk melakukan
PHBS?
b) Semua kalangan masyarakat dapat melakukan PHBS.
B. Materi Terlampir
1. Pengertian Perilaku Hidup bersih Dan Sehat.
2. Tujuan PHBS di masyarakat.
3. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
4. Manfaat PHBS bagi rumah tangga
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
2. SAP
3. Lembar Balik
E. Kegiatan Penyuluhan
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) 90% Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
2. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta aktif mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Standart Evaluasi
1) Masyarakat mampu menyebutkan Pengertian Perilaku Hidup bersih Dan Sehat.
2) Masyarakat mampu menyebutkan tujuan Perilaku Hidup bersih Dan Sehat di
masyarakat.
3) Masyarakat mampu menyebutkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
4) Masyarakat mampu menyebutkan Apa manfaat PHBS bagi runah tangga.
4. Lampiran Materi
A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu
Bagi ibu:
Bagi bayi:
Bagi keluarga:
a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
b. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya
merebus air dan perlengkapannya.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
5. Dan sebaliknya;
8. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
9. Sebaliknya;
10. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
13. Keringkan dengan handuk atau tissue towel sekali pakai sampai
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti Tar dan
Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker dan penyakit lainnya.
Waktu : 30 menit
A. Tujuan
Tujuan umum :
Setelah mendapat penyuluhan selama 55 menit tentang bahaya rokok terhadap
tubuh , peserta keluarga besar kelas bumi mengerti dampak menggunakan dan
mengkonsumsi rokok.
Tujuan khusus :
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
a. Memahami bahaya merokok bagi tubuh
b. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat di dalam rokok
c. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok
d. Berhenti menggunakan dan mengkonsumsi rokok
B. Materi
1. Pengertian rokok
2. Kandungan dalam rokok
3. Jenis-jenis rokok
4. Tipe perokok
5. Bahaya rokok
6. Upaya pencegahan
C. Media
Leaflet
Lembar Balik
D. Merode penyuluhan
Ceramah dan Tanya jawab
E. Kegiatan penyuluhan
b. Perkenalan c. Memperhatikan
a. Pengertian rokok
2. Bertanya
b. Kandungan rokok
3. Memperhatikan
d. Tipe rokok
e. Bahaya rokok
f. Upaya pencegahan
g. Kesimpulan
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
3) 90% Peserta hadir di tempat penyuluhan
4) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
2. Evaluasi proses
3) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
4) Peserta aktif mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Standart Evaluasi
5) Masyarakat mampu menyebutkan Pengertian rokok
6) Masyarakat mampu menyebutkan Kandungan dalam rokok
7) Masyarakat mampu menyebutkan Jenis-jenis rokok
8) Masyarakat mampu menyebutkan Tipe perokok
9) Masyarakat mampu menyebutkan Bahaya rokok
10) Masyarakat mampu menyebutkan Upaya pencegahan
LAMPIRAN
1. PENGERTIAN ROKOK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi diri sendiri maupun remaja, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan
pengamanan rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. KANDUNGAN ROKOK
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan bisa membawa maut. Dengan ini setiap sedotan itu
menyerupai satu sedotan maut. Di antara kandungan asap rokok terdapat bahan radioaktif
(polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai
(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas
beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang
menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting
adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab
kanker (karsinogen).. Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung
dan stroke. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat
merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara stroke
adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan.
Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa
kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan,
paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke
saluran kencing dan pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan
dari badan.
3. JENIS-JENIS ROKOK
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan
filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.:
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau
dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
4. TIPE PEROKOK
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari
31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat
merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6
- 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60
menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3
sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah
didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok
pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau
sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau
perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya
lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila
ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan
rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu
Mereka yang sudah pecandu akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat
setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar
rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok
tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan
mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada
orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok
yang terdahulu telah benar-benar habis.
5. BAHAYA ROKOK
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar
bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun
dan 43 lagi pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu
14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
4x menderita kanker esophagus
2x kanker kandung kemi
2x serangan jantung
6. UPAYA PENCEGAHAN
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk
berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak
terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, mediamassa atau kebiasaan
keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam
melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut
membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara
membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan
dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi
atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu mempunyai
akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.
Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai belajar
untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa
menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri
tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
DAFTAR PUSTAKA
student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_50.pdf
renitaeka26.student.umm.ac.id/...as-pdf/umm_blog_article_33.pdf
ebookbrowse.com/tipe-perokok-pasif-pdf-d372796058