Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

DI RT 13 KELURAHAN 29 ILIR

KECAMATAN ILIR BARAT II PALEMBANG

TAHUN 2018

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

PUSKESMAS MAKRAYU PALEMBANG

1. ANDINI DWIFENISAH (PO.71.20.4.14.025)


2. DWI ERIKA SAFITRI (PO.71.20.4.14.028)
3. INTANTI WANDARI (PO.71.20.4.14.034)
4. JENNY SAMUDRA DEVI (PO.71.20.4.14.035)
5. M.RANDI WIJAYA (PO.71.20.4.14.039)
6. MEIRIANA PRATIWI (PO.71.20.4.14.022)
7. PIU AYU KHOIRUNISAH (PO.71.20.4.14.025)
8. POPI LESTARI (PO.71.20.4.14.044)
9. SRI ASTUTI (PO.71.20.4.14.018)
10. VIDYA TYAGITA UTAMI (PO.71.20.4.14.037)
11. WINDA AFIKIRTIANI (PO.71.20.4.14.023)

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

D-IV KEPERAWATAN

2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

DI RT 13 KELURAHAN 29 ILIR

KECAMATAN ILIR BARAT II PALEMBANG

TAHUN 2018

Oleh :

1. ANDINI DWIFENISAH 7. PIU AYU KHOIRUNISAH


2. DWI ERIKA SAFITRI 8. POPI LESTARI
3. INTANTI WANDARI 9. SRI ASTUTI
4. JENNY SAMUDRA DEVI 10. VIDYA TYAGITA UTAMI
5. M.RANDI WIJAYA 11. WINDA AFIKIRTIANI
6. MEIRIANA PRATIWI

Mengesahkan,

Pembimbing Lahan/Lapangan Pembimbing Akademik

IMELDA ERMAN,S.Kep, M.Kes

NIP.197905292005012002

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Plaju

NAMA
NIP
DAFTAR ANGGOTA

Kelompok 2

Praktik Klinik Keperawatan Komunitas

Di RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang

Pembimbing Akademik : Imelda Erman, S.Kep., M.Kes

Pembimbing Klinik :

Nama Anggota Kelompok : 1. Andini Dwifenisah

2. Dwi Erika Safitri

3. Intanti Wandari

4. Jenny Samudra Devi

5. M.Randi Wijaya

6. Meiriana Pratiwi

7. Piu Ayu Khoirunisah

8. Popi Lestari

9. Sri Astuti

10. Vidya Tyagita Utami

11. Winda Afikirtiani


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan praktik klinik keperawatan
komunitas ini.

Dalam penyelesaian laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyusunan dalam laporan ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman
serta kekhilafan yang kami miliki, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan laporan di
masa yang akan datang.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak, atas segala bantuannya kama kami mengucapkan terima kasih.

Palembang, Juli 2018

Mahasiswa Prodi D-IV Keperawatan


Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi adalah masa persaingan dalam segala bidang (Hartarto,2007). Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilandaskan oleh
pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan hidup bagi setiap penduduk. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu adanya kerjasama lintas sektoral dan lintas program.

Keperawatan merupakan sutu profesi yang telah memenuhi kriteria sebagai sebuah disiplin ilmu
yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan asuhan secara mandiri kepada klien baik sehat
maupun sakit. Keperawatan komunitas bersifat umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh
anggota masyarakat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.

Pada dasarnya masalah kesehatan ada pada setiap lingkup kehidupan masyarakat. Tidak ada
satupun komunitas baik keluarga, kelompok dan masyarakat yang benar-benar terbebas dari
masalah kesehatan (Hudson,1987) dan (Robicschon,1989). Oleh karena itu praktek keperawatan
komunitas dapat diterapkan dimanapun dan kapanpun.

Penerapan asuhan keperawatan komunitas yang difasilitasi oleh mahasiswa merupakan sarana
pengenalan keperawatan komunitas pada masyarakat sekaligus memberikan kesan positif bahwa
perawat adalah suatu profesi independen yang terorganisir.

Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur
pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi pendidikan
kesehatan seperti halnya studi keperawatan (Keperawatan Poltekkes Palembang).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami Mahasiswa Program Studi D4
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang tahun 2017/2018 melaksanakan pengambilan data
Keperawatan Komunitas di Wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Pengambilan data di lakukan dengan menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka
melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal dan mandiri, dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan
cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau permasalahan dan menyusun
rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada
tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas secara
komprehensif Wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan.

1.1.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat RT 13 Kelurahan 29
Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
2. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat wilayah RT 13 Kelurahan 29
Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
3. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat wilayah RT 13
Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
4. Menginformasikan hasil analisa data hasil pengkajian di wilayah RT 13 Kelurahan 29
Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
5. Memberikan gambaran masalah kesehatan yang ada di wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir
Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
6. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di wilayah RT 13 Kelurahan 29
Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
7. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di wilayah RT 13
Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
8. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di wilayah RT 13
Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
9. Memberikan informasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik
keperawatan komunitas di wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II,
Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
10. Memenuhi salah satu laporan akhir mata ajar Keperawatan Komunitas.

1.3 Manfaat

1.3.1 Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status kesehatannya
dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau menyelesaikan permasalahan
tersebut.
1.3.2 Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah kesehatan
dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan mengaplikasikan
ilmu yang didapatkan pada masyarakat khusus tentang kesehatan.
1.3.3 Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang kondisi
kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu
program kesehatan pada masyarakat.
1.3.4 Institusi
a. Memperkenalkan Poltekkes Kemenkes Palembang pada masyarakat RW 015, RT 42
Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju.
b. Mengggali dan menghubungkan konsep pendidikan yaitu pada mata ajar keperawatan
komunitas, keperawatan keluarga, dan keperawatan gerontik, yang mempunyai
pemahaman terhadap pentingnya masalah kesehatan.
1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

 BAB I
Membahas pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan.
 BAB II
Menguraikan tentang tinjauan teoritis terdiri dari : konsep dasar keperawatan komunitas
(pendahuluan, definisi keperawatan komunitas, tujuan keperawatan komunitas, sasaran dan
strategi keperawatan komunitas), proses asuhan keperawatan terdiri dari : definisi proses
keperawatan komunitas, tujuan dan fungsi keperawatan komunitas, dan langkah-langkah
proses keperawatan komunitas. Membahas tentang penerapan asuhan.
 BAB III
Berisi asuhan keperawatan komunitas pada wilayah RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir
Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
 BAB IV
Berisi pembahasan yang menguraikan mengenai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
 BAB V
Kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


2.2.1 Definisi Keperawatan Komunitas

WHO (1974) mendefinisikan komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan


oleh batas-batas wilayah, nilai-nilasi keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling
mengenal dana interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Sedangkan Koentjaraningrat (1990) menjelaskan komunitas sebagai suatu kesatuan hidup


manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat, serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul
Chayatin, 2013).

Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan oleh Ruth B. Freeman (1981) sebagai


kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan
kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat
dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

American Nursing Association (1973) mendefinisikan keperawatan komunitas merupakan


suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan
untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak &
Nurul Chayatin, 2013).

2.2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan


masyarakat melalui upaya-upaya berikut ini:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,
dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan
masyarakat dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
3. Merumuskan serta memecahkkan masalah
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).

2.2.3 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,


dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang berisiko
tinggi dalam masyarakat.
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
sosial, dan spiritual. Peran perawat komunitas disini adalah membantu individu agar
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dna mental yang
dialami, keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya kemauan menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu dengan
yang lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Dan fokus pelayanan kesehatan yang
strategis adalah keluarga.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, usia, permasalahan (problem), serta kegiatan terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Berikut ini kelompok khusus yang ada di masyarakat dna
institusi yang diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang mereka
hadapi:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan (growth development) seperti: kelompok ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi, anak balita, anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti: penderita penyakit menular, penderita
penyakit tidak menular, dan kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.

2.2.4 Strategi Keperawatan Komunitas


Berikut ini adalah strategi keperawatan kesehatan komunitas:
1. Proses kelompok (Group process)
2. Pendidikan kesehatan (Health promotion)
3. Kerja sama (Partnership)

2.2.5 Falsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan secara umum, yaitu manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya
pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak
dari pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri atas empat
komponen dasar yaitu manusia, kesehatan (konsep sehat-sakit), lingkungan, dan
keperawatan.

2.3 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas. Orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan
didalam proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji
komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan
tujuan merancang strategi untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas dimulai
dengan mengidentifikasi sistem yang ada didalamnya perlu diingat, bahwa sistem adalah
keseluruhan unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas
juga merupakan keseluruhan kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antar bagian
subsistem.

Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program keperawatan
kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam
komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal
maupun nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dari setiap elemen dimasyarakat
(PKK, Karangtaruna, dan lainnya). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya
survei mawas diri (SND) yang diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa
(MMD).

Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di komunitas
adalah sebagai berikut:

 Windshield survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari
komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat.
 Data sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat sebelumnya, yang
termasuk dalam data sekunder meliputi data-data seperti data statistik, dokumen yang
telah diterbitkan, catatan dalam pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan
kesehatan (C. O. Helvie, 1998)
Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bisa didapatkan dari data
survey, wawancara dengan informan, observasi komunitas, serta forum komunikasi.
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

2.3.2 Diagnosa

Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari komunitas dan
mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan sistem penggabungan penarikan
kesimpulan. Pada sistem ini mereka menggunakan logika berpikir atau penarikan
kesimpulan untuk menggambarkan masalah, menjelaskan faktor etiologi, serta
identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari
diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan yang
menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Sedangkan, Carl O. Helvie (1998) berfokus
pada konsep energi atau memasukkan teori energi dalam diagnosis keperawatan
kesehatan komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)

2.3.3 Perencanaan/Intervensi
Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Menentukan prioritas
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon komunitas yang
aktual atau potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan
perencanaan perlu disusun suatu sistem untuk menentukan diagnosis yang akan
diambil tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hierarki
Kebutuhan Komunitas.
 Menentukan kriteria hasil
Penentuan kriteria hasil (outcomes) harus ditunjukkan untuk komunitas. Kriteria hasil
harus menunjukkan “apa yang akan dilakukan komunitas serta kapan dan sejauh mana
tindakan akan dilaksanakan”. Kriteria hasil harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai,
rasional, dan ada batas waktu.
 Menentukan rencana tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu komunitas dalam
mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen
penyebab dari diagnosis keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan suatu
aktivitas yang dilakukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu
permasalahan.
 Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi untuk
mempromosikan perawatan yang meliputi: perawatan individu, keluarga, dan
komunitas; perawatan yang kontinu (berkesinambungan); komunikasi; dan evaluasi.
Perencanaan asuhan keperawatan pada klien (komunitas) seyogyanya menyertakan 3
prinsip, yaitu pemberdayaan (empowerment), negosiasi (negotiation) dan kerjasama
lintas sektor (networking). (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
2.3.4 Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditunjukkan pada rencana strategi untuk membantu komunitas
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik
direncanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan
komunitas. Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan
dapat dilaksanakan dengan baik, jika selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan
implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis perencanaan, dan
implementasi tindakan (Ignatavicius dan Bayne, 1994). Tujuan evaluasi adalah melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua
tahap yang mengukur pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif, psikomotor, dan
perubahan fungsi tubuh serta gejalanya, dan membandingkan data yang terkumpul
dengan tujuan dan pencapaian tujuan. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
BAB III

PROFIL PUSKESMAS

3.1 Gambaran Umum Puskesmas


3.1.1 Visi dan Misi Puskesmas Makrayu
Puskesmas Makrayu adalah salah satu puskesmas yang terdapat di Kota Palembang yang
berada di Kecamatan Ilir Barat II Palembang.

3.1.1.1 Visi
Terwujudnya Kecamatan Ilir Barat II bersih, sehat yang optimal bertumpu pada
pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat 2018.

3.1.1.2 Misi

1. Meningkatnya kemitraan pada semua pihak terkait


2. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat
3. Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima

3.1.1.3 Motto

Senyum,Sapa,Sabar

3.1.1.4 Semboyan
Kesehatan Anda Prioritas Kami

3.1.1.5 Tata Nilai

M : Manis Sapa
A : Adil

K : Kreatif

R : Rapi

A : Aktif

Y : Yakin

U : Utama

3.1.1.6 Strategi

Untuk mencapai Visi dan Misi Puskesmas tersebut diatas digunakan strategi sebagai
berikut :

1. Pertanggung jawaban wilayah

2. Pemberdayaan masyarakat

3. Keterpaduan lintas program

4. Keterpaduan lintas sector

5. Sistem rujukan

- Rujukan upaya kesehatan perorangan

- Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Kegiatan dan Program Puskesmas Makrayu


1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Ibu hamil, nifas, menyusui
- KB
- Bayi dan balita sakit
2) Pelayanan Pengobatan
- Ruang Tindakan
- Pengobatan umum
- Pengobatan gigi
- Rujukan
3) Penyuluhan Kesehatan
- Penyuluhan di Puskesmas
- Penyuluhan di Posyandu
- Penyuluhan di SD / SLTP / SLTA
- Penyuluhan di Kelurahan
4) Pelayanan Laboratorium
- Pemeriksaan urine rutin
- Pemeriksaan darah rutin
- Tes kehamilan
- Pemeriksaan DDR
- Pemeriksaan kimia darah
- Pemeriksaan dahak
5) Klinik Sehat Gilingan Mas
a. Pelayanan Gizi
- Pemberian Vit. A dan garam beryodium
- Uji klinik garam beryodium
- Konsultasi Gizi
b. Pelayanan Imunisasi
- BCG
- POLIO
- DPT
- HEPATITIS
- CAMPAK
- TT CALON PENGANTIN
c. Pelayanan Sanitasi
- Memberikan konsultasi / penyuluhan penyakit akibat faktor lingkungan
- Memberikan konsultasi tentang rumah sehat, jamban, dll.
6) Lain-lain
a. Pelayanan pengobatan TBC dengan paket DOTS ( FDC )
b. Pelayanan kesehatan lansia 1 bulan sekali
c. Upaya kesehatan sekolah screening murid kelas 1 SD,SMP dan SMA
d. Pelaksanaan BIAS dilakukan 1 kali tahun pada murid kelas 1 dan kelas 3 SD

3.1.1.7 Wilayah
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palembang Tahun 2001 wilayah kerja
Puskesmas Makrayu meliputi 7 Kelurahan,yaitu :
1. Kelurahan 27 ilir
2. Kelurahan 28 ilir
3. Kelurahan 29 ilir
4. Kelurahan 30 ilir
5. Kelurahan 32 ilir
6. Kelurahan 35 ilir
7. Kelurahan Kemang Manis
Dengan 4 pustu :

1. PUSTU 30 ilir
2. PUSTU 32 ilir
3. PUSTU 35 ilir
4. PUSTU Kemang Manis
Batas Wilayah :

Utara : Bukit Besar


Selatan : Sungai Musi
Timur : Kemang Manis
Barat : Talang Semut
Puskesmas Makrayu berdiri pada tahun 1976,merupakan induk di kecamatan Ilir Barat II dengan
luas tanah 880 M2 dan luas bangunan 340 M2 dan luas wilayah 662 KM2.

3.1.1.8 Luas wilayah kerja dan kondisi secara umum :


a) Luas Wilayah : 622,00 km2
· Wilayah dataran rendah : 100%
· Wilayah Sebagian Besar Pinggiran Sungai : -%

b) Jumlah Kelurahan : 7 Kelurahan


· Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 100%
· Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 100%
· Yang tidak dapat dijangkau kendaraan : -%
· Jumlah RT / RW : 208 RT / 51 RW
3.1.1.9 Data Kependudukan
a) Jumlah penduduk seluruhnya : 69.802 orang
b) Laki-laki : 34.763 orang
c) Perempuan : 35.039 orang
d) Piramida Penduduk

Tabel 2.a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN


0-4 2.396 2.400
5-9 2.079 2.116
10-14 5.594 5.920
15-19 2.698 2.788
20-24 2.700 2.342
25-29 2.368 2.342
30-34 1.534 2.118
35-39 1.950 1.770
40-44 1.810 2.347
45-49 2.763 2.350
50-54 1.677 2.050
55-59 1.418 1.609
60-64 2.365 1.452
65-69 1.993 1.672
70-74 710 717
75+ 804 950
Jumlah 34.859 34.943
3.1.1.10 Data Sarana Kesehatan

1. Puskesmas Pembantu : 4 buah


2. Rumah Sakit : - buah
3. Rumah Bersalin / RS Bersalin : - buah
4. Poliklinik/Balai Pengobatan Swasta : 2 buah
5. Praktek Dokter Umum Swasta : 3 buah
6. Praktek Dokter Gigi Swasta : 3 buah
7. Praktek Bidan Swasta : 8 buah
8. Praktek Perawat Swasta : - buah
9. Apotek : 1 buah
10. Laboratorium Klinik : - buah
11. Poskeskel : 1 buah

3. 1.1.11 Data Khusus Puskesmas


a) Sumber Daya Manusia

No Ketenagaan Jml Keterangan


1. Dokter Spesialist Kulit Kelamin 0 0 - 0 -
2. Dokter Spesialist Kandungan 0 0 - 0 -
3. Dokter Umum 4 2 PNS 2 PTT
4. Dokter Gigi 1 - - 1 PTT
5. Apoteker 0 0 - 0 -
6. Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) 3 3 PNS 0 -
7. Gizi 2 2 PNS 0 -
NON
PNSD / NON
8. Bidan 11 6 PNS 5
PNSD
BLUD
NON
9. Perawat 12 8 PNS 4
PNSD /NON
PNSD
BLUD
10. Perawat Gigi 2 2 PNS - -
11. Sanitarian 1 1 PNS - -
12. Analis Medis 1 1 PNS - -
13. Bidan Poskeskel 1 0 - 1 NON PNSD
14. Asisten Apoteker 1 1 PNS 0 -
NON PNSD
15. Petugas Loket 1 0 - 1
BLUD
NON PNSD
16. Tenaga Administrasi 4 3 PNS 1
BLUD
NON PNSD
17. Sopir 1 0 - 1
BLUD
18. Penjaga / Kebersihan 5 1 PNS 4 NON PNSD
NON PNSD
19. Akuntan 1 0 - 1
BLUD

b) Sarana dan Prasarana

Jenis Sarana Puskesmas Induk Pustu Jumlah

Kendaraan roda 4 1 TIDAK ADA 1


Kendaraan roda 2 3 1 4
PAM Ada Ada 1
PLN Ada Ada 1
Telephone Ada Ada 1
c) Transportasi
Puskesmas Makrayu terletak kurang startegis karena tidak terletak pada jalan besar yang
merupakan lalu lintas transport dari segala jurusan, sehingga kalau sudah menjelang
siang hari jarang terlihat kendaraan angkutan lalu lalang dijalan yang dimaksud.
Puskesmas makrayu dapat dicapai oleh pasien dari daerah-daerah Wilayah kerjanya
dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau tiga (becak) atau kendaraan roda
4 tetapi terbatas pada beberapa kelurahan.
Program Puskesmas
2.2.1 Pelayanan Kesehatan ibu dan anak
- Ibu hamil,nifas dan menyusui

- KB

- Bayi dan balita sakit

- Imunisasi bayi dan ibu hamil

2.2.2 Pelayanan Pengobatan


- Ruang tindakan

- Pengobatan umum

- Pengobatan gigi

- Rujukan

2.2.3 Penyuluhan Kesehatan ( PROMKES )

- Penyuluhan di Puskesmas

- Penyuluhan di Posyandu

- Penyuluhan di SD/SMP/SMU

- Penyuluhan di Kelurahan

2.2.4 Pelayanan Laboratorium


- Pemeriksaan urine rutin

- Pemeriksaan darah rutin

- Tes kehamilan

- Pemeriksaan DDR

- Pemeriksaan kimia darah


- Pemeriksaan dahak

2.2.5 Pelayanan Gizi


- Pemberian vitamin A

- Uji klinik garam beryodium

- Konsultasi gizi

2.2.6 Pelayanan Sanitasi


- Memberikan konsultasi/penyuluhan penyakit akibat faktor lingkungan

- Memberikan konsultasi tentang rumah sehat,jamban,dll

2.2.7 Lain-lain
- Pelayanan pengobatan TBC dengan paket DOTS ( FDC )

- Pelayanan kesehatan Lansia 1 bulan sekali

- Upaya kesehatan sekolah screening murid kelas 1 SD,SMP,SMA

- Pelaksanaan BIAS dilakukan 2 kali setahun pada murid kelas 1,2,dan 3


Data 10 Penyakit Terbanyak di Tingkat Puskesmas 1 Tahun Terakhir

Berdasarkan hasil rekapitulasi data dari profil Puskesmas Makrayu tahun 2016, penyakit
terbanyak yaitu faringitis dengan jumlah penderita 2254 orang, disusul dengan hipertensi
sebanyak 1261 orang, gastritis 1013 orang, alergi 580 orang, myalgia 265 orang, penyakit
jiwa 224 orang, TB 159 orang, penyakit mata 108 orang, DM 90 orang dan yang terakhir
yaitu tension headache sebanyak 89 orang.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT
RT 13 KELURAHAN 29 ILIR KECAMATAN ILIR BARAT II
KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN

FORMAT LAPORAN PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI RT 13 KELURAHAN 29 ILIR KECAMATAN ILIR BARAT II
KOTA PALEMBANG TAHUN 2018

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 26 – 28 JULI 2018

I. Data Demografi
1. Lokasi daerah binaan : Jalan Sungai Tawar
RT : 13
Desa/Kelurahan : 29 Ilir
Kecamatan : Ilir Barat II
Kota/Kabupaten : Palembang
Batas wilayah : Jalan Sungai Tawar RT 13
Kondisi Geografi : Utara : RT 16
Timur : RT 12
Selatan : RT 10
Barat : RT 14

2. Jumlah KK : 41 KK
3. Fasilitas yang ada di masyarakat :
 Mushola
 Posyandu mawar 1
4. Kegiatan yang dilakukan di masyarakat
 Pengajian
5. Kegiatan industri yang ada di wilayah kerja puskesmas termasuk milik
pemerintah/swasta/perorangan
 Tidak ada

Setelah dilakukan pengkajian dari tanggal 26 – 28 juni 2018 dengan teknik


pengumpulan data melalui wawancara dan observasi diperoleh data seperti tabel
sebagai berikut :

I. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
menurut kelompok umur dapat dilihat dalam gambar 1.

Gambar.1

Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Tanggal 28 Juni 2018.

No Kisaran Umur Frekuensi %

1 0 – 5 tahun 14 orang 10%

2 6 – 10 tahun 10 orang 7.15%

3 11 – 18 tahun 26 orang 18.57%

4 18 – 60 tahun 75 orang 53.57%

5 60 tahun keatas 15 orang 10.71%

Total 140 orang 100%

Berdasarkan gambar 1 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 53.57% penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang berusia antara 18 – 60 tahun
atau usia produktif.

II. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar.2

Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat 1 Kota Palembang
Berdasarkan Jenis Kelamin Tanggal 28 Juni 2018.

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1 Laki – Laki 76 orang 54.28%

2 Perempuan 64 orang 45.27%

Total 140 orang 100%

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan


ilir barat II Kota Palembang sebagian besar 54.28% adalah laki-laki.

III. Distribusi Penduduk Menurut Agama

Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota


Palembangberdasarkan agama yang dipeluknya dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar.3

Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Berdasarkan Agama yang Dipeluk Tanggal 28 Juni 2018.

No Agama Frekuensi %

1 Islam 140 orang 100%

2 Katolik 0 orang 0%

3 Protestan 0 orang 0%

4 Buddha 0 orang 0%

5 Hindu 0 orang 0%

6 Konghucu 0 orang 0%

Total 140 orang 100%


Berdasarkan gambar 3 di atas diketahui bahwa sebagian besar (100%) penduduk RT XIII
Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang beragama Islam.

IV. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar.4

Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Menurut Tingkat Pendidikannya Tanggal 28 Juni 2018.

No Tingkat Pendidikan Frekuensi %

1 SD 43 orang 30.71%

2 SMP 38 orang 27.15%

3 SMA/SMU/SMK 59 orang 42.14%

4 Sekolah Tinggi 0 orang 0%

Total 140 orang 100%

Berdasarkan gambar 4 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 42.14% penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang berpendidikan setingkat
SMU/SMK.

V. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Distribusi penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota


Palembangberdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar.5

Distribusi Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
Menurut Jenis Pekerjaannya Tanggal 28 Juni 2018.

No Pekerjaan Frekuensi %
1 Buruh 113 orang 80.71%

2 Pegawai 5 orang 3.57%

3 Wiraswasta 11 orang 7.86%

4 Pelajar 11 orang 7.86%

Total 140 orang 100%

Berdasarkan gambar 5 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 80.71% penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang bekerja sebagai buruh.

VI. Data Perumahan

Data Status Kepemilikan Rumah

Data tentang status kepemilikan rumah penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat
II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar.6

Status Kepemilikan Rumah Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat 1
Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Status Kepemilikan Frekuensi %


Rumah

1 Rumah Sendiri 11 rumah 55%

2 Kontrakan 9 rumah 45%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 6 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 55% penduduk RT
XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang memiliki rumah sendiri.
VII. Data Jenis Perumahan

Data tentang jenis perumahan yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar.7

Jenis Perumahan yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembang Tanggal28 Juni 2018.

No Jenis Perumahan Frekuensi %

1 Permanen 16 rumah 80%

2 Semi Permanen 4 rumah 20%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 7 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 80% rumah yang
dimiliki penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah
permanen.

VIII. Data Jenis Lantai Rumah

Data tentang jenis lantai rumah yang dimiliki penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar.8

Jenis Lantai Rumah yang Dimiliki oleh RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II
Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Jenis Lantai Rumah Frekuensi %

1 Semen/tegel 13 rumah 65%

2 Kayu 7 rumah 35%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 8 di atas 65% lantai rumah yang dimiliki penduduk RT XIII
Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah semen/tegel.
IX. Data Kondisi Ventilasi Rumah

Kondisi ventilasi rumah yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar.9

Kondisi Ventilasi Rumah yang Dimiliki Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Kondisi Ventilasi Frekuensi %


Rumah

1 Baik 11 rumah 55%

2 Cukup 5 rumah 25%

3 Kurang 4 rumah 20%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 9 tersebut di atas sebagian besar 55% kondisi ventilasi rumah yang
dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah
baik.

X. Data Kondisi Penerangan Rumah

Kondisi peneragan rumah yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar.10

Kondisi Penerangan Rumah yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Kondisi Penerangan Frekuensi %


Rumah

1 Baik 14 rumah 70%

2 Cukup 6 rumah 30%

3 Kurang 0 rumah 0%
Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 10 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar 70% penerangan
rumah yang dimiliki oleh pendudukRT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota
Palembang dalam kondisi baik.

XI. Data Luas Kamar Tidur

Di bawah ini menunjukkan tentang luas kamar tidur yang dimiliki oleh penduduk RT
XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dapat dilihat dari gambar 11.

Gambar.11

Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Luas Kamar Tidur Frekuensi %

1 Memenuhi Syarat 17 rumah 85%

2 Tidak Memenuhi 3 rumah 15%


Syarat

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 11 tersebut di atas diketahui bahwa 85% luas kamar tidur yang
dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang telah
memenuhi syarat.

XII. Data Pekarangan Rumah

Data Status Pemanfaatan

Gambar 12 di bawah ini menunjukkan data tentang status pemanfaatan pekarangan


rumah oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang.

Gambar .12

Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Status Pemanfaatan Frekuensi %


1 Dimanfaatkan dengan 8 rumah 40%
baik

2 Tidak dimanfaatkan 12 rumah 60%


dengan baik

Total 20 rumah 100%

Pada gambar 12 tersebut di atas diketahui bahwa 60% pekarangan rumah yang dimiliki
oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang tidak
dimanfaatkan.

XIII. Data Tempat Penampungan Air

Jenis tempat penampungan air yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang terdapat pada gambar 13.

Gambar .13

Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Tempat Penampungan Frekuensi %


Air

1 Bak 14 rumah 70%

2 Gentong 6 rumah 30%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 15 diketahui bahwa sebagian besar 70% tempat penampungan air
yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang
adalah bak.

XIV. Data Kondisi Tempat Penampungan Air

Kondisi tempat penampungan air yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang terlihat dalam gambar 14.

Gambar .14
Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Kondisi Tempat Frekuensi %


Penampungan Air

1 Terbuka 7 rumah 35%

2 Tertutup 13 rumah 65%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 16 tempat penampungan air yang dimiliki oleh Penduduk RT XIII
Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang sebagian besar 65% dalam keadaan
tertutup.

XV. Data Tempat Pembuangan Kotoran Manusia

Data Status Kepemilikan Jamban

Status kepemilikan jamban oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat
II Kota Palembangterdapat dalam gambar 15.

Gambar.15

Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Status Kepemilikan Jumlah %


Jamban

1 Sendiri 17 rumah 85%

2 3 rumah 15%

Jumlah 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 15 diketahui bahwa 85% penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir


Kecamatan ilir barat II Kota Palembang memiliki jamban sendiri di rumahnya.
XVI. Data Jenis Jamban

Gambar 16 berikut ini menunjukkan tentang jenis jamban yang dimiliki oleh penduduk
RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang.

Gambar.16

Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Jenis Jamban Frekuensi %

1 Leher Angsa 18 rumah 90%

2 Cemplung 0 rumah 0%

3 Plengsengan 2 rumah 10%

Total 20 rumah 100%

Berdasarkan gambar 19 tersebut di atas jenis jamban yang dimiliki oleh sebagian besar
90% penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir barat II Kota Palembang adalah jamban
jenis leher angsa.

XVII. Data Kondisi Jamban

Kondisi jamban yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembangdapat dilihat pada gambar 17.

Gambar.17

Luas Kamar Tidur yang Dimiliki oleh Penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir Kecamatan
ilir barat II Kota Palembang Tanggal 28 Juni 2018.

No Kondisi Jamban Frekuensi %

1 Terawat 19 rumah 95%

2 Tidak Terawat 1 rumah 5%

Total 20 rumah 100%

Sebagian besar 95% jamban yang dimiliki oleh penduduk RT XIII Kelurahan 29 ilir
Kecamatan ilir barat II Kota Palembang dalam kondisi terawat.
XVIII. Data Kepemilikan Tempat Sampah

Status Kepemilikan Tempat Sampah di Rumah Penduduk RT 13 Kelurahan.29 ilir


Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang pada tanggal 28 Juni 2018.

Gambar. 18

Kondisi Tempat Sampah Yang dimiliki Oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir
Barat II Kota Palembang 28 Juni 2018.

NO Kepemilikan Tempat Frekuensi %


Sampah

1. Ada Tempat Sampah 7 35%

2. Tidak Ada Tempat 13 65%


Sampah

Total 20 100%

Berdasarkan gambar 18 tersebut di atas diketahui bahwa yang mempunyai tempat


sampah di rumahnya 35% penduduk, sedangkan yang tidak memiliki tempat sampah dirumahnya
65 % penduduk di RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.

XIX. Data Kondisi Tempat Sampah

Kondisi Tempat Sampah Yang dimiliki Oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir


Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang 28 Juni 2018.

Gambar. 19

Kondisi Tempat Sampah Yang dimiliki Oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir
Barat II Kota Palembang 28 Juni 2018.

NO Kondisi Tempat
Sampah Yang
Dimiliki Frekuensi %

1. Bak Sampah 5 25%


2. Tidak Memiliki Bak 15 75%
Sampah

Total 20 100%

Berdasarkan gambar 19 tersebut di atas diketahui bahwa yang mempunyai bak sampah
25%, sedangkan yang tidak memiliki bak sampah 75% pendudukm di RT 13 Kelurahan 29 ilir
Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.

XX. Data Cara Pembuangan Sampah

Cara Pembuangan Sampah Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir Barat 1


Kota Palembang.

Gambar 20

NO Cara Pembuangan Frekuensi %


Sampah

1. Di Tempat Sampah 6 30%

2. Di Bakar 14 70%

Total 20 100%

Berdasarkan gambar 20 diatas sebagian besar penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir


Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang yang sudah membuang sampah dengan di bakar itu
70%, sedangkan di tempat sampah terdapat 30% penduduk.

XXI. Data Pembuangan Air Limbah

Tempat Pembuangan Air Limbah Yang digunakan oleh Penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir
Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.

Gambar.21

NO Tempat Pembuangan Air Frekuensi %


Limbah
1. Selokan 9 45%

2. Jamban 11 55%

Total 20 100%

Berdasarkan gambar 21 diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk RT 13


Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang yang sudah membuang tempat
pembuangan air limbah di selokan 45%, sedangkan yang membuang pembuangan air limbah di
jamban itu 55%.

XXII. Data Kondisi Temoat Pembuangan Air Limbah

Kondisi Tempat Pembuangan Air Limbah Yang Dimiliki Penduduk RT 13 Kelurahan 29 Ilir
Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang

Gambar.22

NO Kondisi Tempat
Pembuangan Air
Limbah Frekuensi %

1. Baik 10 50%

2. Tidak Baik 10 50%

Total 20 100%

Berdasarkan gambar 22 diatas diketahui bahwa yang membuang Air Limbah ke tempat
nya dengan baik 50% penduduk, sedangkan yang membuang air limbah ke tempat yang tidak
baik 50% penduduk

XXIII. Data Kepemilikan Ternak

Status Kepemilikan Ternak Penduduk di RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II


Kota Palembang .

Gambar.23
NO Kepemilikan Ternak Frekuensi %
Penduduk

1. Memiliki Ternak 4 20%

2. Tidak Memiliki 16 80%


Ternak

Total 20 100%

Berdasarkan status kepemilikan ternak yang dimiliki oleh penduduk di RT 13 Kelurahan


29 ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang adalah yang memiliki ternak 20%, sedangkan
yang tidak memiliki ternakk 80% penduduk

XXIV. Data lokasi Kandang Ternak

Lokasi Kandang Ternak yang dimiliki oleh penduduk di RT 13 Kelurahan 29 ilir


Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.

Gambar.24

NO Lokasi Kandang Frekuensi %


Ternak Yang Dimiliki

1. Belakang Rumah 20 100%

2. Depann Rumah 0 0%

Total 20 100%

Berdasarkan data pada gambar 24 lokasii kandang ternak yang dimiliki oleh penduduk
RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang sebagian besar lokasi kandang
ternak dibelakang rumah 100%, sedangkan lokasi kandang ternak didepan rumah 0%.
XXV. Data Kondisi Kandang Ternak

Kondisi kandang ternak yang dimiliki oleh penduduk di RT 13 Kelurahan 29 ilir


Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang

Gambar.25

NO Kondisi Kandang Frekuensi %


Ternak yang dimiliki

1. Bersih 9 45%

2. Tidak Bersih 11 55%

Total 20 100%

Berdasarkan gambar tersebut diatas diketahui bahwa kondisi kandang ternak yang bersih
45%, sedangkan yang tidak bersih 55% di penduduk RT 13 Kelurahan 29 ilir Kecamatan ilir
barat II Kota Palembang.

XXVI. Data Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan

Gambar.26

Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Pasangan Usia Subur Rt. 13 Kelurahan 29 ilir
barat II kota palembang Tanggal 28 juni 2018

No Jenis kontrasepsi Jumlah Persen

1 Suntik 10 55,6%

2 Pil 8 44,4%

Total 18 100%

Berdasarkan gambar 26 tersebut di atas diketahui bahwa pil merupakan kontrasepsi yang
paling banyak dipakai (33 pasangan) oleh pasangan usia subur Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II
kota palembang Tanggal 28 juni 2018 dibanding kontrasepsi yang lainnya.
XXVII. Data Ibu Hamil

Data jumlah ibu hamil

Jumlah ibu hamil di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang Tanggal 28 juni
2018.

Gambar.27

Usia Ibu Hamil di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang

No Usia Kehamilan Jumlah Persentase

20-30 0 0

>30 0 0

Total 0 0

Berdasarkan gambar 27 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (90%) ibu hamil
di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang berusia antara 20 – 30 tahun atau usia aman
hamil.

XXVIII. Data Balita

Data jumlah balita

Jumlah balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang dengan perincian
sebagaimana tercantum dalam gambar.28

Gambar.28

Perbedaan Usia Balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang .

No Usia anak Jumlah Persentase

1 0-5 tahun 14 58,3%

2 6-10 tahun 10 41,7 %

Total 24 100 %

Berdasarkan gambar.28 tersebut di atas sebagian besar (58,3 %) balita di Rt. 13 Kelurahan
29 ilir barat II kota palembang berusia antara 0 – 5 tahun.
XXIX. Data kepemilikan KMS

Kepemilikan KMS oleh balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang dapat
dilihat pada gambar 29.

Gambar.29

Status Kepemilikan KMS oleh Balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang

No Status kepemilikan KMS Jumlah Persentase

1 Ada 14 58,3%

2 Tidak Ada 0 0

Total 14 58,3%

Berdasarkan gambar 29 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (85,3 %) balita di
Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat 1 kota palembang memiliki KMS.

XXX. Data status kunjungan ke Posyandu

Status kunjungan balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang ke Posyandu
dapat dilihat pada gambar.30

Gambar.30

Status Kunjungan Balita di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang ke Posyandu .

No Tempat Pelayanan Jumlah Persentase


kesehatan

1 Posyandu 14 58,3%

2 Tidak ke posyandu 0 0

Total 14 58,3%

Berdasarkan gambar 30 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar (85,3 % ) balita
di Rt. 13 Kelurahan 29 ilir barat II kota palembang mengunjungi Posyandu.
XXXI. Data Imunisasi Balita

Status Imunisasi Balita di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota


Palembang dengan jumlah balita 14 orang pada tanggal 28 juni 2018.

Gambar.31

NO JENIS IMUNISASI FREKUENSI %

1 BCG 14 100 %

2 DPT 14 100 %

3 POLIO 14 100 %

4 CAMPAK 14 100 %

5 HEPATITIS 14 100 %

Berdasarkan gambar 41 tersebut di atas diketahui bahwa 100 % balita RT XIII Kelurahan
29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang imunisasinya telah lengkap.

XXXII. Data Status Vitamin A Balita

Status Vaitamin A Balita di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota


Palembang dengan jumlah balita 14 orang 28 juni 2018.

Gambar.32

NO. VITAMIN A VITAMIN A

DIBERIKAN TIDAK

1. 14 0

Total 14 0
Berdasarkan gambar 32 tersebut di atas diketahui bahwa 100 % balita RT XIII Kelurahan
29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang telah mendapat vitamin A.

XXXIII. Data Status Gizi Balita

Status Gizi Balita di RT 13Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota


Palembang dengan jumlah balita 14 orang pada tanggal 28 juni 2018.

Gambar.33

NO. GIZI BAIK GIZI BURUK

1. 14 0

Total 14 0

Berdasarkan gambar 33 tersebut di atas diketahui bahwa bahwa 100 % balita RT XIII
Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang status gizinya baik.

XXXIV. Data Kebiasaan Remaja

Kebiasaan Remaja di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota


Palembang dengan jumlah remaja 26 orang pada tanggal 28 juni 2018.

Gambar. 34

NO. Kebiasaan Remaja Frekuensi %

1. Merokok 18 orang 69, 23 %

2. Minum Alkohol - -

3. Narkoba - -

4. Seks bebas - -

Total 18 orang 69,23%


Berdasarkan gambar 34 tersebut di atas kebiasaan remaja RT 13 Kelurahan 29 ILIR
Kecamatan ILIR BARAT II Kota Palembang dengan jumlah remaja 26 orang sebagian besar
(69,23%) mempunyai kebiasaan merokok.

XXXV. Data Penyakit Yang Dikeluhkan

Penyakit yang Dikeluhkan oleh Usia Lanjut di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR
BARAT II Kota Palembang dengan jumlah lansia 8 orang pada tanggal 28 juni 2018.

Gambar. 35

No. Penyakit lansia Frekuensi %

2. Hipertensi 3 37,5%

3. Rematik 3 37,5%

4. Lain-lain 2 25%

Total 8 100%

Berdasarkan gambar 35 tersebut di atas diketahui bahwa penyakit Hipertensi dan Rematik
banyak diderita oleh usia lanjut di RT 13 Kelurahan 29 ILIR Kecamatan ILIR BARAT II Kota
Palembang .
4.1 ANALISA DATA
1. Analisa Data

No Masalah Kesehatan Data Penunjang


1. Resiko terjadi peningkatan a. Pencahayaan ruangan baik 70 %, cukup 30 % Kurangnya
kasus penyakit akibat b. Pemanfaatan perkarangan rumah baik 60% dalam me
lingkungan yang kurang c. Tidak memiliki tempat sampah 65% memenuhi s
sehat (penyakit saluran d. Penampungan air yang terbuka 35% tertutup 65%
cerna, demam berdarah, e. Tidak memiliki bak sampah 75%
ISPA, dll) f. Membuang sampah dengan cara dibakar 70% dan
dibuang 30%
g. Pembuangan air limbah di jamban 55% dan diselokan
45%

2. Resiko kenakalan remaja. a. Merokok 70% Kurangnya


b. Tidak ada karang taruna dalam m
c. Tingkat pendidikan remaja rata-rata SMA dengan perilaku rem
persentase 42.14%
2. Prioritas Masalah
Kriteria Penapisan

Sesuai
Masalah Potensi
No. dengan Relevan Tersedia Tersedia T
Kesehatan Resiko Resiko untuk Interes Kemungkinan
peran dengan sumber sumber su
terjadi parah pendidikan komunitas diatasi
perawat program tempat waktu d
kesehatan
komunitas

1. Resiko
terjadi
peningkatan
kasus
penyakit
akibat
lingkungan
yang
5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
kurang
sehat
(penyakit
saluran
cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
2. Resiko
kenakalan 5 3 5 5 2 2 2 1 1 1
remaja.
3. Perumusan diagnosa Keperawatan komunitas
Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan dan
prioritas sebagai berikut:
1. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
(penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya
kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan ditandai dengan:
 Pencahayaan ruangan baik 70 %, cukup 30 %
 Pemanfaatan perkarangan rumah baik 60%
 Tidak memiliki tempat sampah 65%
 Penampungan air yang terbuka 35% tertutup 65%
 Tidak memiliki bak sampah 75%
 Membuang sampah dengan cara dibakar 70% dan dibuang 30%
 Pembuangan air limbah di jamban 55% dan diselokan 45%

2. Resiko kenakalan remaja di RT XIII Kelurahan 29 Ilir berhubungan dengan


Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari perilaku remaja yang
kurang sehat ditandai dengan:
 Merokok 70%
 Tidak ada karang taruna
 Tingkat pendidikan remaja rata-rata SMA dengan persentase 42.14%
4. Perencanaan

Diagnos Evaluasi
a Ha
N Kepera Sasar Strat Rencana ri/ Tem Evalu
Tujuan Kriter
o watan an egi Kegiatan pat Standar ator
komunit tgl ia
as
1. Resiko Setelah – Pendidi1. Beri HE Ruma Verb Masyarak –
terjadi dilakukan To kan pada h al at Ket
peningk intervensi koh- keseh masyarakat ketu mampu ua RT
Psiko
atan kepe- tokoh atan ( RT XIII a RT menye- di
mo-
kasus rawatan masy kelurahan XIII butkan, wilaya
tor
penyakit masyarak araka 29 Ilir kelur menjela h RT
akibat at mampu t RT tentang arti ahan s-kan XIII
lingkung mencega XIII lingkungan 29 tentang kelura
an yang h kelur yang sehat Ilir arti han
kurang penyakit ahan dan lingkun 29 Ilir
sehat akibat 29 penyuluhan gan

(penyaki lingkunga Ilir tentang yang
Ma
t saluran n yang beberapa sehat.
– hasis-
cerna, kurang penyakit
Sel – wa
demam sehat yang
uruh Masy Poltek
berdarah dengan disebabkan
warg arakat kes
, ISPA, membersi oleh
a RT mampu kemen
dll) h-kan lingkungan
XIII mengide kes
lingkunga yang tidak
kelur n- Palem
n secara sehat
ahan tifikasi bang
gotong (macam
29 ciri-ciri
royong penyakit,
Ilir lingkun
penyebab,
Jangka gan
gejala
Pendek: sehat.
penyebaran
Masyarak
dan –
at tahu
pengobatan. Masy
lebih
arakat
banyak 2. Motivasi
mampu
tentang masyaraka
menentu
t melalui
– kan
kader atau
Penyak jadwal
tokoh
it yang kerja
masyaraka
timbul bakti.
t untuk
karena
lingkunga aktif –
n yang memelihar Pelak
tidak a sanaan
sehat. lingkunga kerja
n yang bakti
– Cara
sehat. sesuai
mencega
jad-wal
h 3. Koordina
yang
terhadap si dengan
direnca-
penyakit. tokoh
nakan.
masyaraka
– Cara
t untuk –
penyebar
menyelen Peme
an
ggarakan riksaan
penyakit.
kerja jentik
– Cara bakti. nyamuk
menangg dan
5. Ajarkan
ulangi penamp
tentang
penyakit ungan
cara hidup
yang air
sehat
berhubun minum
gan – Mencuci tertutup.
dengan tangan

akibat sebelum
Gena
lingkunga makan.
ngan air
n yang
– tidak
tidak
Member ada.
sehat.
antas

nyamuk,
Peril
tikus, dsb.
aku
– 3M hidup
sehat
6. Rujuk mening
segera kat
apabila seperti
ada cuci
anggota tangan
masyaraka sebelum
t yang makan,
menunjuk Nyamuk
kan gejala , lalat,
dari tikus
penyakit tidak
ada.

Rum
ah yang
pengap
dan
gelap
tidak
ada.
2. Resiko Setelah – – 1. Berikan – Verb –
kenakala dilakukan To KI HE pada B al Masy
n tindakan koh- E masyaraka alai arakat
Psiko
remajadi keperawa tokoh t RT XIII RW mampu
– mo-
RT XIII t-an masy kelurahan mengen
Ger tor
keluraha selama 2 araka 29 Ilir al akibat
ak-an
n 29 Ilir minggu t RW tentang Psiko dari
berhubu diharapka IV masalah mo- kenakal
ngan n masya- Kelur kenakalan tor an
dengan rakat ahan remaja remaja.
Kurangn mampu Wiyu seperti Verb
al –
ya me- ng merokok
Rema
kemamp ngenal
– 3. Beri ja yang
uan akibat
Po HE pada berperil
masyara dari
kjake remaja aku
kat perilaku
s RW tentang: kurang
dalam remaja
IV sehat
mengena yang – Akibat
Kelur seperti
l akibat kurang buruk dari
ahan meroko
dari sehat di kebiasaan
Wiyu k
perilaku wilayah merokok.
ng mengub
remaja RT XIII
4. Kolabo ah
yang kelurahan –
rasi perilaku
kurang 29 Ilir Sel
dengan menjadi
sehat.. uruh
pihak sehat.
remaj
puskesma
Jangka a di –
s untuk
Pendek: RW Masy
kegiatan
Setelah IV arakat
pemeriksa
dilakukan Kelur dan
an
tindakan ahan remaja
kesehatan
keperawa Wiyu mampu
tan: ng dan merenca
pengobata nakan

n bagi kegiatan
Masyara
remaja bagi
kat RT XIII
yang remaja.
kelurahan
berperilak
29 Ilir –
u kurang
mampu Rema
sehat.
mengenal ja
masalah mampu
kenakalan mengub
remaja ah
seperti perilaku
merokok kurang
Miras sehat
maupun seperti
Narkoba Miras
maupun

Narkoba
Masyar
menjadi
akat RT
perilaku
XIII
sehat.
kelurahan
29 Ilir –
mampu Rema
menguba ja
h perilaku mampu
remaja mengen
yang al akibat
kurang buruk
seht. dari
meroko
k
Dari hasil pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap
perencanaan yang dilakukan oleh mahasiswa, selanjutnya rencana kegiatan dilaksanakan
bersama sesuai dengan perencanaan dan waktu yang telah disepakati bersama warga.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan
komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan kepada
instansi terkait. Berikut ini tabel pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas:
Tabel 1. Pelaksanaan Rencana Tindakan dan Evaluasi Formatif

EVALUASI
DP TGL IMPLEMENTASI
FORMATIF
Resiko terjadi 06 juli 2018 penyuluhan tentang : Terlaksana
peningkatan penyuluhan kepada
– Lingkungan sehat
kasus penyakit masyarakat pada
akibat – Penyakit yang tanggal 06 juli 2018
lingkungan diakibatjkan lingkungan
Terlaksana kerja
yang kurang tidak sehat ( ISPA, GE,
bakti masal dengan
sehat (penyakit Hepatitis, DHF)
masyarakat pada
saluran cerna,
Melaksanakan kerja bakti hari jumat tanggal
demam
berdarah, ISPA, masal dengan dikordinasi 06 juli 2018
dll) oleh ketua RT dan kader
setempat

Resiko 03 juli 2018 Memberikan penyuluhan Penyuluhan


kenakalan tentang Bahaya Merokok tentang Bahaya
remajadi RT kepada remaja RT XIII Merokok
XIII kelurahan kelurahan 29 Ilir dan dilaksanakan pada
29 Ilir masyarakat hari selasa tanggal
berhubungan 03 juli 2018
dengan
Kurangnya
kemampuan
masyarakat
dalam
mengenal
akibat dari
perilaku remaja
yang kurang
sehat
5. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
1) Formative Evaluation (Evaluasi Formatif/Proses)
Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai selesai. Evaluasi
ini dapat dilihat pada tabel evaluasi formatif
2) Sumative Evaluation (Evaluasi Sumatif/Akhir)
Tahap ini dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat yaitu pada tanggal 07 juli 2018
pada saat terminasi praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu:
a. Ditemukannya masalah kesehatan serta rumusan prioritas masalah, yang
selanjutnya dilaksanakan bersama dan diteruskan oleh masyarakat
b. Partisipasi aktif dan interes masyarakat dalam penatalaksanaan kesehatan masyarakat
sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan terhadap kesehatan sangat tinggi
mencapai 85%.
c. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan 90%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena setiap
manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang
memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara
global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan
kebutuhan lainnya.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran
serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya
Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit
menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan
sebagainya.

5.2 Saran

Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih
dan sehat, merubah kebiasaan buruk supaya menjadi lebih baik, selalu peduli terhadap
kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dan menyadari bahwa lingkungan sangat
berpengaruh bagi kesehatan.
LAMPIRAN 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Hari / Tanggal : / Juni 2018
Tempat :
Waktu Pelaksanaan : 08.00 WIB
Waktu Acara : 30 menit
Pembicara : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan D-IV Keperawatan
Peserta / Sasaran : Semua Kalangan Masyarakat

A. Tujuan
A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat diharapkan
semua kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat,
serta mengerti apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.

B. Tujuan Khusus
a) Semua kalangan masyarakat dapat mengetahui bagaimana caranya untuk melakukan
PHBS?
b) Semua kalangan masyarakat dapat melakukan PHBS.

B. Materi Terlampir
1. Pengertian Perilaku Hidup bersih Dan Sehat.
2. Tujuan PHBS di masyarakat.
3. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
4. Manfaat PHBS bagi rumah tangga

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet
2. SAP
3. Lembar Balik

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien


Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan dan pokok materi dan
yang akan disampaikan memperhatikan
4. Menggali pengetahuan pasien 3. Menjawab
tentang PHBS. pertanyaan
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi penyuluhan 1. Mendengarkan
Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
dan Sehat (PHBS) : memperhatikan
1) Pengertian Perilaku Hidup 2. Menganjukan
bersih Dan Sehat. pertanyaan
2) Tujuan PHBS di masyarakat.
3) Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Dirumah Tangga.
4) Apa manfaat ruma tangga ber
PHBS .
Penutup 10 menit 1. Penegasan materi 1. Menjawab
2. Melakukan evaluasi pertanyaan yang
menyampaikan kesimpulan diberikan oleh
materi. penyuluh
3. Mengakhiri pertemuan dan 2. Membalas
menjawab salam. salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) 90% Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
2. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta aktif mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Standart Evaluasi
1) Masyarakat mampu menyebutkan Pengertian Perilaku Hidup bersih Dan Sehat.
2) Masyarakat mampu menyebutkan tujuan Perilaku Hidup bersih Dan Sehat di
masyarakat.
3) Masyarakat mampu menyebutkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
4) Masyarakat mampu menyebutkan Apa manfaat PHBS bagi runah tangga.

4. Lampiran Materi
A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.

B. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat


Menurut Ekasari, dkk (2008) Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat sebagai
berikut:
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2. Masyarakat mampu mencegah dan mangatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk penyembuhan penyakit
dan peningkatan kesehatannya.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat untuk
pencapaian PHBS di rumah tangga, seperti penyelenggaraan posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan ibu bersalin dan sosial ibu bersalin, ambulan desa, kelompok
5. Pemakaian air dan pembersihan jamban.

C. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.


PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.

Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu

1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para
medis lainnya)
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat
diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi asi ekslusif.
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan
atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi
yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit

Apa manfaat memberikan ASI?

Bagi ibu:

a. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.


b. Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
c. Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
d. Menunda kehamilan berikutnya.
e. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.

Bagi bayi:

a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.


b. Bayi tidak sering sakit.

Bagi keluarga:

a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
b. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya
merebus air dan perlengkapannya.

3. Menimbang balita setiap bulan.


a. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
b. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5
tahun diposyandu.
c. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju
sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat
perkembangannya)

4. Menggunakan air bersih.


a. Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah kebutuhan dasar yang
dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya,
Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
b. Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui
indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
a) Air harus berwarna bening/jernih.
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan
tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
c. Apa manfaat menggunakan air bersih?
a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus,
Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
d. Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a) Mata air
b) Air sumur atau air sumur pompa
c) Air ledeng atau perusahaan air minum
d) Air hujan
e) Air dalam kemasan
e. Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman penyakit
dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
a. Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.

b. Kapan saja harus mencuci tangan?


a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
b) Setelah buang air besar
c) Setelah menceboki bayi atau anak
d) Sebelum makan dan menyuapi anak
e) Sebelum memegang makanan
f) Sebelum menyusui bayi

c. Apa manfaat mencuci tangan?


a) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

d. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?

Langkah-langkah cuci tangan menurut WHO (2009):


1. Basahi tangan dengan air;

2. Tuangkan sabun 3-5cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan;

3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata;

4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan

5. Dan sebaliknya;

6. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari;

7. Jari -jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci;

8. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

9. Sebaliknya;

10. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri

11. Dan sebaliknya;

12. Bilas kedua tangan dengan air mengalir;

13. Keringkan dengan handuk atau tissue towel sekali pakai sampai

14. Benarbenar kering;

15. Gunakan handuk tersebut untuk menutup keran;

16. Dan tangan anda sudah bersih.


6. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

a. Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?


Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil.
b. Mengapa harus menggunakan jamban?
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
c. Apa saja syarat jamban sehat?
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau.
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
e) mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

d. Bagaimana cara memelihara jamban sehat?


a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d) Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.


a. Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
b. Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga,
tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
c. Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
a) Anggota rumah tangga
b) Kader
c) Juru pemantau jentik (Jumatik)
d) Tenga pemeriksa jentik lainnya.
d. Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
a) 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk
penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya,
Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
d) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
e) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control,
lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
f) Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung
air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan
(bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).

e. Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:


a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk ;
bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e) Memperbaiki saluran talang air yang rusak
f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit
dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
g) Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan
cupang, ikan nila, dll.
h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,Lavender,Rosemerry,
dll.

f. Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?


a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam
Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.

8. Makan buah dan sayur setiap hari.


a. Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran
atau sebaliknya setiap hari.
b. Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
b) Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata tidak
dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan
dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda
pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
c. Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
a) Mencegah Diabetes .
b) Melancarkan buang air besar.
c) Menurunkan berat badan.
d) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
e) Mencegah kanker
f) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
h) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik bisa berupa :

a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti Tar dan
Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan kanker dan penyakit lainnya.

c. Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga


1. Bagi Rumah Tangga :
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Anggota keluarga giat bekerja.
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa
dan lain-lain.
LAMPIRAN 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bahaya Merokok

Sasaran : Semua Masyarakat

Hari/tanggal : Selasa,03 Juli 2018

Tempat : Rumah Bapak Ketua RT 13 Kelurahan 29 Ilir Kecamatan Ilir


Barat II Kota Palembang.

Waktu : 30 menit

Penyuluh : 1. M. Randy Wijaya 7. Winda Afikirtiani


2. Meiriana Pratiwi 8. Andini Dwi Fenisha
3. Piu Ayu Khoirunisah 9. Sri Astuti
4. Popi Lestari 10. Dwi Erika Safitri
5. Jenny Samudra Devi 11. Vidya Tyagita Utami
6. Intani Wandari

Peserta / Sasaran : Semua Kalangan Masyarakat

A. Tujuan
 Tujuan umum :
Setelah mendapat penyuluhan selama 55 menit tentang bahaya rokok terhadap
tubuh , peserta keluarga besar kelas bumi mengerti dampak menggunakan dan
mengkonsumsi rokok.

 Tujuan khusus :
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
a. Memahami bahaya merokok bagi tubuh
b. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat di dalam rokok
c. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok
d. Berhenti menggunakan dan mengkonsumsi rokok

B. Materi
1. Pengertian rokok
2. Kandungan dalam rokok
3. Jenis-jenis rokok
4. Tipe perokok
5. Bahaya rokok
6. Upaya pencegahan

C. Media
 Leaflet
 Lembar Balik

D. Merode penyuluhan
Ceramah dan Tanya jawab

E. Kegiatan penyuluhan

no Kegiatan Respon peserta Waktu

1 Pendahuluan a. Membalas salam 5 menit

a. Penyampaian salam b. Memperhatikan

b. Perkenalan c. Memperhatikan

c. Menjelaskan topic penyuluhan d. Memperhatikan

d. Menjelaskan tujuan e. Memperhatikan


e. Menjelaskan waktu
pelaksanaan

2 Penyampaian materi 1. Memperhatikan 20 menit


penjelasan dan
1. Materi
mencermati materi

a. Pengertian rokok
2. Bertanya

b. Kandungan rokok
3. Memperhatikan

c. Jenis-jenis rokok jawaban

d. Tipe rokok

e. Bahaya rokok

f. Upaya pencegahan

g. Kesimpulan

2. Memberikan kesempatan untuk


bertanya

3. Menjawab pertanyaan peserta

3 Penutup a. Memperhatikan 5 menit

a. Menyimpulkan hasil b. Menjawab salam


penyuluhan

b. Mengahiri dengan salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
3) 90% Peserta hadir di tempat penyuluhan
4) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di

2. Evaluasi proses
3) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
4) Peserta aktif mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Standart Evaluasi
5) Masyarakat mampu menyebutkan Pengertian rokok
6) Masyarakat mampu menyebutkan Kandungan dalam rokok
7) Masyarakat mampu menyebutkan Jenis-jenis rokok
8) Masyarakat mampu menyebutkan Tipe perokok
9) Masyarakat mampu menyebutkan Bahaya rokok
10) Masyarakat mampu menyebutkan Upaya pencegahan
LAMPIRAN

1. PENGERTIAN ROKOK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi diri sendiri maupun remaja, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan
pengamanan rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. KANDUNGAN ROKOK

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan bisa membawa maut. Dengan ini setiap sedotan itu
menyerupai satu sedotan maut. Di antara kandungan asap rokok terdapat bahan radioaktif
(polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai
(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas
beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang
menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting
adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab
kanker (karsinogen).. Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung
dan stroke. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat
merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara stroke
adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan.
Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa
kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan,
paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke
saluran kencing dan pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan
dari badan.
3. JENIS-JENIS ROKOK

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan
filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.:

 Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.


 Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
 Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
 Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.:

 Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
 Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
 Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

 Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau
dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
 Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Rokok berdasarkan penggunaan filter.

 Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
 Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
4. TIPE PEROKOK
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari
31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat
merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6
- 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60
menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3
sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah
didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok
pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau
sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau
perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya
lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila
ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan
rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu
Mereka yang sudah pecandu akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat
setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar
rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok
tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan
mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada
orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok
yang terdahulu telah benar-benar habis.

5. BAHAYA ROKOK

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar
bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun
dan 43 lagi pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu
 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
 4x menderita kanker esophagus
 2x kanker kandung kemi
 2x serangan jantung

6. UPAYA PENCEGAHAN

Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk
berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak
terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, mediamassa atau kebiasaan
keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam
melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut
membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara
membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan
dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi
atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
 Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu mempunyai
akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.
 Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai belajar
untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
 Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa
menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri
tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
DAFTAR PUSTAKA

student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_50.pdf

renitaeka26.student.umm.ac.id/...as-pdf/umm_blog_article_33.pdf

ebookbrowse.com/tipe-perokok-pasif-pdf-d372796058

Anda mungkin juga menyukai