Disusun oleh :
Augresia Ines Christiani ( 1810033016 )
Dinda Oktaviani ( 1810033018 )
Dwi Christy Permata Sari ( 1810033008 )
Dwi Wahyu Putriani ( 1810033039 )
Enda Maimia Taesa Allison ( 1810033013 )
Fitri Khairunnisa ( 1810033049 )
Jonathan Maruli Hamonangan Lumban Gaol ( 1810033045 )
Khairiyah Sabila ( 1810033029 )
Riska Shauma Lindrian ( 1810033021 )
Rita Ayunda ( 1810033014 )
Rizki Noor Fauziah Madjiid ( 1810033051 )
Selfiah Danianti ( 1810033041 )
Wiwik Purnama Handayani ( 1810033010 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan maha sempurna
yang telah memberikan kita anugerah akal dan pikiran yang lebih sempurna di bandingkan
dengan ciptaan-nya yang lain. Karena atas ijin Tuhan YME, rahmat dan karunia nya lah, kita
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teori Proses Menua dan Permasalahan pada
Lansia” dalam mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Kami sadar bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari kesalahan tetapi
kiranya makalah ini dapat menambah sedikit ilmu dan wawasan bagi yang membacanya. Tidak
lupa nya kami juga menyadari bahwa banyak berbagai pihak yang bekerja sama dalam
menyelesai makalah ini dengan baik. Karena itu, kami ingin ucapankan banyak terima kasih,
kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami dari kelompok berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Kami sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna begitu pula kami. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga kami membutuhkan
saran dan kritik yang bersifat membangun wawasan maupun ilmu untuk kami.
Kelompok 1
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teoritis 3
B. Teori-Teori Proses Menua 4
C. Permasalahan Kesehatan Pada Lansia 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 ayat 1 “Manusia usia lanjut
(glowing old) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek
kehidupan termasuk kesehatan”.
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningktan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidahk hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,2006).
Bab ini berguna supaya anda mampu memahami materi Sebelum mempelajari
Anda harus mengerti tentang konsep manusia. Bab terdiri dari dua (2) topik yaitu :
Topik 1 : Konsep lanjut usia (Lansia)
Topik 2 : Teori menua
Topik 3 : Permasalahan Kesehat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
tersebut adalah:
1. Bagaimana penjelasan tentang teori menua baik dari biologis, kejiwaan sosial dan
psikologis?
2. Apa saja permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang teori menua dan permasalahan kesehatan pada lansia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar lansia.
b. Untuk mengetahui tentang teori-teori proses menua dan faktor yang
1
2
mempengaruhi ketuaan.
c. Untuk mengetahui tentang permasalahan kesehatan pada lansia dari fisik,
mental, kognitif, spritual dan psikososial
D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang proses menua nya lansia yang dapat mempengearuhi permasalahan pada
seseorang yang berusia lanjut atau dikatakan lansia.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan pustaka yang berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan di Prodi D3 Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memberikan
kontribusi pengetahuan bagi para peneliti selanjutnya di kemudian hari khusunya
yang berkaitan dengan teori proses menua dan permasalahan pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teoritis
1. Lansia (Lanjut Usia)
a) Definisi
Lansia Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang
tidak proporsional (Nugroho, 2006). WHO dan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2
menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya 9 daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
b) Fisiologi
Lansia Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus
secara alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan umunya
dialami seluruh makhluk hidup. Menua merupakan proses penurunan fungsi
struktural tubuh yang diikuti penurunan daya tahan tubuh. Setiap orang akan
mengalami masa tua, akan tetapi penuaan pada tiap seseorang berbeda-beda
tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
dapat berupa faktor herediter, nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-lain
(Stanley, 2006).
c) Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia
kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age)
antara usia 45 sampai 59, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun, dan usia sangat tua (Very old) di atas 90
tahun. Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan
pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah
4
3) Status kesehatan
Setiap orang mempunyai gaya hidup tertentu yang dibentuk dan dilakukan
sepanjang masa hidupnya.
5) Lingkungan
Setiap orang dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Orang yang hidup di kota
besar kemungkinan besar terpapar oleh polusi dibandingkan orang yang hidup di desa,
di daerah pegunungan.
6) Stres
Jumlah lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa dan diperkirakan
akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun
2050. Tahun 2050, satu dari empat penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan
lebih mudah menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita. Sedangkan
sebaran penduduk lansia pada tahun 2010, Lansia yang tinggal di perkotaan sebesar
12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%).
Terdapat perbedaan yang cukup besar antara lansia yang tinggal di perkotaan dan di
perdesaan. Perkiraan tahun 2020 jumlah lansia tetap mengalami kenaikan yaitu sebesar
28.822.879 (11,34%), dengan sebaran lansia yang tinggal di perkotaan lebih besar yaitu
sebanyak 15.714.952 (11,20%) dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan yaitu
sebesar 13.107.927 (11,51%). Kecenderungan meningkatnya lansia yang tinggal di
perkotaan ini dapat disebabkan bahwa tidak banyak perbedaan antara rural dan urban.
Kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan lansia menurut UU Kesejahteraan Lanjut
Usia (UU No 13/1998) pasa 1 ayat 1: Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara
untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan
kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila. Pada ayat 2 disebutkan, Lanjut Usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Dan mereka
dibagi kepada dua kategori yaitu lanjut usia potential (ayat 3) dan lanjut usia tidak
potensial (ayat 4). Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu
melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa.
Sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Bagi Lanjut Usia Tidak
8
o. Penyakit 55 -64 th 65 - 74 th 75 th +
2. Artritis 45 51 54,8
3. Stroke 33 46 67
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. Lingkungan
6. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
d. Perubahan spiritual Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya. Lansia semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan,
hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.
e. Perubahan Psikososial
1. Kesepian Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
2. Duka cita (Bereavement) Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau
bahkan hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah
rapuh pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
3. Depresi Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu
diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu
episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.
4. Gangguan cemas Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan
cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif
kompulsif, gangguangangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa
muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
5. Parafrenia Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham
(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau
berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi
atau menarik diri dari kegiatan sosial.
6. Sindroma Diogenes Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan
perilaku sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan
tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang
12
kembali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suaktu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Proses penuaan dapat
ditinjau dari aspek biologi. Psikologis dan kejiwaan sosial. Teori-teori biologi,
psikologis dan kejiwaan sosial telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung
berbagai definisi mengenai proses menua.
Dari pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki
kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total
pad lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional dan
aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar
yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
Teori psikologis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang
menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan
anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan psikologis.
Teori kejiwaan sosial menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas.
B. Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani psroses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses
harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik,
namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut
pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai
13
tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana kondisi fisiologis pasiennya. Termasuk
pada usia lanjut.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan
dalam pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan
pada klien usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Efendi, Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori danPraktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
14