(MAKALAH)
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun makalah tentang “Asuhan
Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia” Selesainya penyusunan ini
berkat bantuan dari berbagai pihak dan berbagai referensi. Penulis menyadari
bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan
komplementer. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................39
B. Saran......................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau
tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas
adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan
manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi
keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan
masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi
harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “
atau kesehatan tersebut.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi
satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO).
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama
dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka
tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah
4
suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat.
Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam perawatan
kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi,
definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan
kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan
kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan
berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap
kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf
kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena
dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya
5
beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam
menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena
pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan
spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-
hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan
baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis,
namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu
beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65
tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari lansia?
2. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?
3. Permasalahan apa yang timbul pada lansia?
4. Bagaimana peran perawat terhadap lansia?
C. TUJUAN
a. Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman
memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Kelompok Khusus Lansia.
b. Tujuan khusus
a) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
b) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah
yang ada.
c) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus
lansia.
d) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia.
6
e) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok khusus lansia.
f) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia yang bermasalah.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun.
Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan
peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter &
Perry, 2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan
aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang
sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa
kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai
beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif
sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
8
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis,
kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan
fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif.
Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung
atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan
kebutuhan mereka.
9
Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki kebutuhan
psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia
membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap
lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri
orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut
tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia
yang akan menurunkan kemandiriannya (Ismayadi, 2004).
10
6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.
7. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)
Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh
menjadi lemah dan sakit.
8. “ Teori imonologi saw virus”
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke
dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai.
10. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok
atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –sel tidak dapat
regenerasi.
11. Teori rantai silang
Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.
12. Theori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel-
sel mati.
11
b) Sistem pernafasan
1. Cepat menurunnya persarafan
2. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres.
3. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
4. Kurangnya sensitif pada sentuhan
c) Sistem Pendengaran
1. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau
daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau
nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi
pada usia diatas 65 tahun.
2. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
3. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya
kreatin
4. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres
d) Sistem penglihatan
1. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
2. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan
pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
3. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
4. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya
membedakan warna biru atau hijau.
e) Sistem kardiovaskuler
1. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi
kaku.
12
2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.
3. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau
dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
4. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal
kurang lebih 90 mmHg
g) Sistem Respirasi
1. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas silia
2. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun.
3. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
4. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri
tidak berganti
5. Kemampuan untuk batuk berkurang
6. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
13
h) Sistem gastrointestinal
1. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
2. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
3. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun
4. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
5. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya
aliran darah
6. Menciutnya ovari dan uterus
7. Atropi payudara
8. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur – angsur.
9. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
10. Selaut lendir menurun
i) Sistem Genitourinaria
Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50% fungsi tubulus berkurang.
1. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai
200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria
susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
2. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun
3. Atrofi vulva
j) Sistem Endokrin
1. Produksi dari hampir semua hormon menurun.
2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
3. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam
pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.
4. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat
5. Menurunnya produksi aldosteron
14
6. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan
testosteron
k) Sistem kulit
1. Kulit keriput atau mengkerut
2. Permukaan kulit kasar dan bersisik
3. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
4. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
5. Rambut dan hidung dan telinga menebal.
6. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas
7. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku
kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
8. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
l) Sistem muskoloskeletal
1. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
2. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.
3. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.
4. Persendian membesar dan kaku
5. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
6. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor.
15
b) Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalami
beberapa penurunan fisik. Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan
berarti kesejahteraan fisik. Orang-orang tersebut mungkin mengalami kesulitan
terbesar dalam mengabaiakan status fisik mereka. Orang lain memiliki kemampuan
untuk terlibat dalam kesenangan psikologi dan aktivitas sosial sekalipun mereka
mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa
dalam sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial dan mental dan rasa
menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik semata.”
c) Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling
konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dengan : ”hidup
secara dermawan dan tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal-
the night of the ego, yang bisa disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding
pengetahuan yang telah diperoleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan
lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh ego seseorang.” manusia
menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak-anak mereka, kontribusi mereka
pada masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup lebih
aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang meneruskan hidup
setelah kematian.” Untuk mengklarifikasi, ”individu yang panjang umur cenderung
lebih khawatir tentang apa yang mereka lakukan daripada tentang siapa mereka
sebenarnya, mereka hidup di luar diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka
sendiri secara egosentris. (Stanley & Beare, 2006).
16
lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang tertinggi
didunia ( Darmojo, 1999:1).
b) Jumlah lansia miskin makin banyak
c) Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik
d) Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansi
e) Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia
f) Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi
pada kehidupan dan penghidupan lansia.
b. Permasalahan Khusus
a) Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia
Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan
terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput,
rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh,
pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut
karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos
masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan
paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di
dalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan
darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi
terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat
terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun
b) Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia
Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui
nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan
sendi, kelainan prostat dan inkotenensia
17
D. SIKAP PERAWAT TERHADAP LANSIA
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan
pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan
membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang
optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan
kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan.
Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan
profesional.
Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap tersebut
mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif, perawat
harus menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat mengakibatkan
penurunan rasa nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh lagi, sikap
tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien dalam fasilitas
perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi perawat. Klien ini sering kali
memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan mungkin masyarakat juga memandang
mereka seperti itu. Perawat dapat meningkatkan kemandirian dan harga diri klien yang
merasa bahwa hidup tidak lagi berharga.
Perawat harus menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan
perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaan
seorang perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai
anggota keluarga dapat juga mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim
dalam pelayanan kesehatan, maka penting sekali bagi perawat untuk mengembangkan
pendekatan asuhan yang positif bagi klien lansia.
18
Pendekatan perawatan lanjut usia:
a. Fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
a) Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
b) Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan
atau sakit.
b. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi
dan sebagai sahabat yang akrab.
c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan
dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama
klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
E. PROSES KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan
situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis,
psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat
(Kushariyadi, 2010).
19
a) Data inti
1. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital StatistikData demograf
kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk lansia dalam
wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik, pekerjaan, agama,
nilai – nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas
yang dapat dicontohkan sebagai berikut :
Jumlah penduduk : 987 jiwa
1) Laki – laki : 523 jiwa
2) Perempuan : 464 jiwa
b) Data subsistem
1. Lingkungan fisik
1) Kualitas udara
Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas,
apakah terdapat polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga
atau tidak.
2) Kualitas air
20
Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, keadaan saluran air disekitar rumah.
3) Tingkat kebisingannya
Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan lansia,
contohnya seperti pabrik.
4) Jarak antar rumah/ kepadatan
Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan.
c) Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana pendidikan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga.
g) Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut
untuk saling berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari
21
luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
h) Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak,
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
i) Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk
mengurangi stress.
b. Analisis data
a) Diagnosa keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan
diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
b) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
c) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan
fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
d) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian
petunjuk timbulnya masalah.
22
kondisinya.
Do:
- Lansia menkonsumsi
makanan dengan tidak
terkontrol dan hanya
berada di rumah setiap
harinya
2 DS: Bidan desa Hipertensi Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti
mengatakan lansia posyandu lansia
banyak yang menderita
hipertensi dan lansia
malas mengikuti
posyandu lansia yang
diselengarakan setiap
bulannya.
3. Ds: Resiko kerusakan Perubahan status kesehatan
- Banyak warga yang integritas kulit
mengeluh gatal-gatal
pada tubuhnya.
Do:
- Tubuh terlihat
bintik-bintik merah.
c. Diagnosa :
1. Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak terkontrol.
2. Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia.
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status
kesehatan.
d. Kriteria Penapisan
23
Dx. Kep Kriteria penapisan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42
Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40
Dx.3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39
Keterangan :
1. Sesuai degan peran perawat komunitas.
2. Jumlah yang beresiko
3. Besarnya resiko
4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5. Minat masyarakat
6. Kemungkinan untuk diatasi
7. Sesuai program pemerintah
8. Sumber daya tempat
9. Sumber daya waktu
10. Sumber daya dana
11. Sumber daya peralatan
12. Sumber daya manusia
Skor :
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = cukup
4 = tinggi
5 = sangat tinggi
Jumlah skor 121
e. Rencana Tindakan
24
dengan kebiasaan hidup tindakan keperawatan tindakan keperawatan
lansia yang tidak selama 4 minggu, selama 8 minggu,
terkontrol ditandai komunitas diharapkan: komunitas diharapkan
dengan 35 % lansia 1. Lansia mampu angka diabetes (kadar
menderita diabetes mengontrol asupan glukosa) pada lansia
makanan sehari harinya dapat menurun
dan dapat melakukan
sedikit aktivitas.
2. Lansia rutin setiap
bulannya menghadiri
kegiatan posyandu lansia
yang diadakan.
a. iklan1
25
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat
dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
26
d. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara
lain :
a) Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia
akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam
kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala
keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
b) Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau. Jarak
posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan
atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa
harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
c) Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam
mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu
lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
d) Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap
yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan
lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut,
lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
27
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu
cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons
28
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia,
gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Untuk pelaksanaan Program
KUnjungan Lansia ini minimal dapat dilakukan 1 bulan sekali atau sesuai dengan
program pelayanan kesehatn puskesmas setempat.
N
o Data Masalah Penyebab
29
- 15 Orang ( 19,2% ) lansia
menderita rematik
Wawancara :
30
kesehatan jauh
Observasi :
Majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan
gizi dan sanitasi, dan meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi merupakan
factor yang mempengaruhi meningkatnya harapan hidup manusia, sehingga usia
harapan hidup rata-rata meningkat pada tahun 1971 adalah 46,6 tahun, pada akhir
pelita VI (1999) diperkirakan menjadi 67,5 tahun. Dengan demikian populasi lanjut usia
akan meningkat pula. Jika pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun keatas berjumlah
± 10 juta jiwa, yaitu 5,5 % dari total populasi penduduk, maka pada tahun 2020 jumlsh
tersebut diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat menjadi 29 juta jiwa yaitu : 11,4 %
dari total populasi penduduk(lembaga demografi FE-UI, 1993).
31
Perkembangan struktur penduduk ini perlu diantisipasi secara dini, karena perubahan
struktur penduduk ini akan membawa dampak terhadap berbagai aspek termasuk
pelayanan kesehatan. Kalau selama ini konsentrasi kita adalah bagaimana memberikan
pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya kepada penduduk usia muda dan balita
dengan berbagai fasilitas, maka pada masa-masa mendatang pelayanan terhadap
penduduk lanjut usia dengan fasilitas yang sesuai dengan keunikan kelompok ini perlu
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Dengan demikian diharapkan melalui
peningkatan kemandirian lanjut usia dan penyediaan fasilitas yang sesuai, maka lanjut
usia dapat memberikan kontribusi bagi keluarga dan masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan Negara.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan bidang khusus dalam keperawatan yaitu
keperawatan gerontik yang akan menangani masalah kondisi kesehatan pada lanjut usia
yang heterogen dari usia, social, budaya dsb.
a. Pengertian
Gerontik berasal dari kata gerontology dan geriatric. Gerontologi adalah cabang ilmu
yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul
pada orang yang berusia lanjut. Sedangkan geriatric berkaitan dengan penyakit atau
kecacatan yang terjadi pada orang yang berlanjut usia.
32
1. Lebih sedikit jumlahnya
2. Lebih besar ukurannya
3. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
Sistem Persyarafan
1. Hubungan persyarafan menurun
2. Lambat dalam merespon dan beraksi khususnya dengan stress
3. Mengecilnya syaraf panca indra
Sistem Pendengaran
1. Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga, terutama bunyi atau
suara-suara yang tinggi, suara yang tidak jelas dan sulit mengerti kata-kata.
2. Membrane timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
3. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin.
System penglihatan
1. Spingter pupil timbul skerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
2. Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)
4. Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya
gelap.
5. Hilangnya daya akomodasi
6. Menurunnya lapang pandang.
7. Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
System kardiovaskuler
1. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun.
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk bias
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmhg---mengakibatkan
pusing mendadak.
4. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya retensi dari
pembuluh darah perifer.
33
System respirasi
1. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2. Menurunnya aktifitas dari silia.
3. Paru-paru kehilngan elastisitas, kapasitas residu meningkat, napas lebih
berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dan kedalaman bernapas
menurun
4. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5. O2 pada arteri menjadi 75 mmhg
6. Co2 pada arteri tidak berganti
7. Kemampuan untuk batuk berkurang
System Gastrointestinal
1. Kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disesase yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun
2. Indera pengecap menurun. Adanya iritasi yang kronis dari selaput lender,
atrofi indera pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saari saraf pengecap di
lidah terutama rasa manis, rasa asin, rasa asam, dan rasa pahit.
3. Esophagus melbar
4. Lambung. Rasa lapar menurun(sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, waktu pengosongan menurun.
5. Peristaltic melemah dan biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorpsi melemah.
7. Hati/lever. Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan
berkurangnya aliran darah.
System genitor urinaria
1. Ginjal
mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai
50%, penyaringan diglomerulus menurun sampai 50%.
2. vesika urinary
otot menjadi lemah, kapsitas menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekuensi berkemih meningkat. Vesika urinary susah dikosongkan pada pria
lanjut usia sehingga menyebabkan retensi urin.
3. pembesaran prostate 75% dialami oleh pria usia 65 tahun
34
4. atropi vulva
5. vagina, selaput lender menjadi kering, elastisitas jaringan menurun juga
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi kurang.
6. daya seksual
orang-orang yang makin menua masih juga membutuhkannya. Tidak ada
batasan umur tertentu dimana fungsi seksual cenderung menurun secara
bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati
berjalan terus sampai tua.
System endokrin
1. Produksi dari hampir semua hormone menurun
2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
3. Menurnnya aktifitas tiroid
4. Menurunnya produksi aldosteron
5. Menurunnya sekresi hormone kelamin.
System integument
1. Kulit mengkerut akibat kehilangan jaringan lemak
2. Kulit kpala dan rambut menipis berwarna kelabu
3. Rambut dalam hidung dan telinga menebal
4. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi
kuku jari menjadi keras dan rapuh
5. Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
6. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
System muskuloskletal
1. Tulang kehilngan density(cairan) dan makin rapuh
2. Kifosis
3. Pinggang, lutu dan jari-jari pergelangan terbats
4. Discus invertebralis menipis dan menjadi pendek
5. Persendian membesar dan menjadi kaku
6. Tendon mengkerut dan mengalami sceloris
7. Atrofi serabut otot sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot kram
dan menjadi tremor
35
b) Perubahan-Perubahan Mental
Factor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1. Perubahan fisik, khusunya organ perasa
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Lingkungan
Yang mengalami perubahan :
Ingatan jangka pendek cenderung berkurang,Tidak ada perubahan pada
kemampuan matematika dan verbalisasi, Sensitivitas emosi meningkat.
c) Perubahan-Perubahan Psikososial
1. Memasuki masa pension
2. Merasakan sadar akan kematian
3. Perubahan dalam cara hidup
4. Meningktanya biaya-biaya hidup pada penghasilan sulit akibat
pemberhentian dari jabatan, bertambahnya biaya pengobatan
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
6. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social
7. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilngan hubungan dengan teman-teman
dan family
8. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. Perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
d) Perubahan pada spiritual
1. Lebih mendalami agama
2. Makin dewasa dalam berfikir dan bertindak
36
Peran Dan Fungsi Perawat Gerontik :
1. Sebagai pelaku/pemberi askep
2. sebagai pendidik
3. sebagai motivator
4. sebagai advokasi klien
5. sebagai konselor
37
b) Kegiatan Perawat : melakukan pengkajian(biofisik, psikologis, kultural, dan
spiritual)membuat Dx.Kep,intervensi, implementasi, evaluasi!
b. TUJUAN
Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan :
1. Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dgn upaya
promosi,preventif, rehabilitatif
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dengan jalan perawatan dan
pencegahan
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup lansia
4. Menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit tertentu
5. Membantu lansia menghadapi kematian dengan damai dan dalam lingkungan
yang nyaman
6. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan.
38
lansia sebagai akibat mekanisme adaptasi yang tidak efektif. Masalah atau gangguan
umum yang terjadi pada lansia antara lain:
1. Gangguan Muskuloskletal yaitu rematik, osteoporosis
2. Gangguan Kardiovaskuler yaitu hipertensi, stroke, gagal jantung
3. Gangguan Respirasi yaitu penyempitan saluran nafas kronis, asma, dll
Asuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada aspek biologis, psikologis, sosialis
dan spiritual dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, perencanaan(intervensi keperawatan), pelaksanaan(implementasi) dan
evaluasi, dengan melibatkan peran serta aktif keluarga.
a) PENGKAJIAN
Untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan lansia baik secara fisik, psikologis,
social dan spiritual, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap secara menyeluruh
menyangkut aspek tersebut.
1. Fisik / Biologis
Pengkajian fisik / biologis dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Riwayat kesehatan lansia dikaji
dengan menanyakan tentang:
1) Pandangan lansia tentang kesehatannya
2) Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
3) Kekuatan fisik lansia : kekuatan otot, sendi, penglihatan, pendengaran
4) Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
5) Kebiasaan makan, minum, istirahat / tidur, buang air besar / kecil
6) Kebiasaan gerak badan / olahraga
7) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
8) Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat
9) Masalah-masalah seksual yang dirasakan
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara periksa pandang, perabaan, ketok dan
dengar untuk mengetahui perubahan system tubuh, antara lain : system integument,
39
muskuloskletal, respirasi, kardiovaskuler, perkemihan, persyarafan, dan fungsi
sensoris misalnya : penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.
1. Psikologis
Pemeriksaaan psikologis dilakukan saat berkomunikasi dengan lansia untuk
melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses berfikir, dan juga perlu dikaji
alam perasaan, orientasi terhadap realitas dan kemampuan lansia dalam
penyelesaian masalahnya.
Perubahan yang umum terjadi antara lain : daya ingat yang menurun. Proses fikir
yang lambat dan adanya perasaan sedih serta merasa kurang diperhatikan.
Hal-hal yang perlu dikaji pada lansia meliputi :
1) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
2) Apakah optimis memandang sesuatu dalam kehidupan
3) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
4) Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
5) Bagaimana mengatasi masalah atau stress yang dialami
6) Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
7) Apakah lansia sering mengalami kegagalan
8) Apa harapan sekarang dan yang akan dating. Dll
2. Sosial – Ekonomi
Penilaian sosial dilihat dari bagaimana lansia membina keakraban dengan teman
sebaya maupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia dalam
organisasi social.
Status ekonomi juga turut mempengaruhi yaitu dari penghasilan yang mereka
peroleh. Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan social ekonomi, hal inipun
terkait dengan harga dirinya. Lansia yang mempunyai penghasilan tentu merasa
dirinya berharga karena masih mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya
sendiri dan orang lain. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
1) Apa saja kesibukan lansia
2) Dari mana saja sumber keuangannya
3) Dengan siapa ia tinggal
40
4) Kegiatan organisasi social apa yang diikuti lansia
5) Bagaimana pandangan lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
6) Siapa saja yang biasa mengunjunginya
7) Seberapa besar ketergantungannya
8) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yg ada
3. Spiritual
Penilaian spiritual terkait dengan keyakinan agama yang dimiliki manusia dan
sejauhmana keyakinan tersebut dapat menjalankan ibadahnya dengan baik,
keyakinan tersebut benar-benar diresapi dalam kehidupan sehari-hari ia akan
lebih mudah menyesuaikan diri terhadap proses penuaan.
Yang perlu dikaji pada lansia :
1) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya penyantunan anak yatim atau fakir miskin dan lain-lain
3) Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan berdoa jika
menghadapi masalah
4) Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal
Dari hasil pengkajian atau data-data yang diperoleh dari pertanyaan diatas
dapat dianalisa / disimpulkan, dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan
yang mungkin timbul pada lansia.
Beberapa masalah keperawatan yang umum ditemukan pada lansia antara lain :
I. Fisik / biologi
i. Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pemasukan makanan yang tidak adekuat
ii. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran /
penglihatan
iii. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam
merawat diri
iv. Resiko cedera fisik : jatuh berhubungan dengan penyesuaian terhadap
penurunan fungsi tubuh tidak adekuat
41
v. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak
efektif
vi. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri
vii. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas
atau adanya sekret pada jalan napas
viii. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi dan lain-lain
III. Spiritual
i. Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan
ii. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian
iii. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami
iv. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan
ibadah secara tepat.
c) PERENCANAAN
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan
tujuan agar lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang
melakukan perawatan di rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga
dapat berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik,
psikologis dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan
dasar antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
42
2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan
3. Memelihara kebersihan diri
4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur
5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
d) Tindakan Keperawatan :
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran pemenuhan gizi pada lansia adalah untuk mempertahankan kesehatan dan
kebugaran dan memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti
kerapuhan tulang (osteoporosis) dan penyakit yang terjadi pada lansia sehingga
dapat menjamin hari tua yang sehat dan tetap aktif. Gangguan nutrisi pada lansia
dapat disebabkan oleh factor fisik, psikologi dan sosial.
43
b. Gizi berkurang
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat
badan berkurang dari normal. Bila pemenuhan protein pun berkurang dapat
menyebabkan banyak kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki misalnya :
rambut cepat rontok, daya tahan terhadap penyakit organ tubuh yang vital.
Gizi kurang dapat disebabkan oleh masalah sosial ekonomi gangguan
penyakit, serta ketidaktahuan keluarga akan makanan bergizidan kebiasaan
makanan yang salah dari usia mudah.
c. Kekurangan vitamin
Disebabkan karena kekurangan konsumsi buahdan sayuran dalam
makanannya. Apalagi bila hal ini ditambah dengan kekurangan protein dalam
makanan.
d. Kelebihan vitamin
Sering usia lanjut mencoba bermacam-macam vitamin tanpa resep dokter,
yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Dosis yang berlebihan dari vitamin
ini akan terbuang tanpa guna dan mempertinggi biaya.
Kebutuhan gizi pada lansia kurang lebih sama dengan kebutuhan nutrisi pada
orang dewasa normal, hanya yang mungkin diubah adalah jenis yang utama,
bentuk dan pengurangan porsi untuk mengimbangi aktivitasnya.
a) Kalori, pada lansia pria adalah 2.100 kalori sedangkan untuk wanita adalah
1.700 kalori, kebutuhan tersebut dapat dimodifikasikan tergantung keadaan
usia lanjut, misalnya gemuk atau kurus atau disertai penyakit lain (kencing
manis, dll).
b) Karbohidrat, dianjurkan 60% dari jumlah kalori. Berikan golongan gula yang
mudah diserap karena tidak mengalami pengubahan lebih lanjut pada proses
metabolisme, misalnya madu, nasi, buah-buahan yang manis.
c)Lemak, pemakaian yang berlebihan tidak dianjurkan karena menyebabkan
timbulnya hambatan pada pencernaan dan terjadinya penyakit. Berikan 15 %
- 20 %dr total kalori yg dibutuhkan.
d) Vitamin & mineral, kebutuhannya sama dgn usia muda.pemenuhan
kebutuhan didapatkan dr makanan berupa sayur-sayuran & buah-buahan.
44
e) Air, kebutuhan sekitar 6-8 gls/hr krn menurunnya fx ginjal & mencegah
konstipasi maka pemasukan air yg banyak sgt dianjurkan.
45
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri
dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia
meliputi usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut
(elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90
tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
Teori – teori Proses Menua
Sebenarnya secara individual
a) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
b) Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
c) Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat mengetahui cara berfikir.
2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar lebih mengerti tentang pembuatan askep komunitas
lansia.
46
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral
pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC
Ismayadi. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Kushariyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home
Care. Universita Muhammadiyah Malang
Kushariyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC
Potter, Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC
Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd
Stanlet, Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi
kedua. Jakarta : EGC
47