Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN NEUROLOGI

(STROKE/CVA)

DISUSUN OLEH :

1. DWI ARI NOVITASARI 1814401056


2. MELLY OKTARI 1814401065
3. RISQI ALFIANA 1814401074
4. DEWI NURAINI 1814401083
5. MERDALIANA 1814401092

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan Gangguan Neurologi (Stroke/Cva)” Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan dari berbagai pihak dan berbagai referensi. Penulis menyadari bahwa ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan dimasa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang keperawatan komplementer. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih dan penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bandar Lampung, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii
BAB I ..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................................................5
1.1.1 Tujuan Umum .....................................................................................................................5
1.1.2 Tujuan Khusus ................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II .................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................6
2.1 Fisiologi Sirkulasi Darah di Otak ..............................................................................................6
2.1.1 Struktur Pembuluh Darah Otak...........................................................................................6
2.1.2 Sawar (Barier) Darah Otak .................................................................................................6
2.1.3 Sirkulasi anterior ................................................................................................................6
2.1.4 Sirkulasi Posterior .............................................................................................................7
2.1.5 Sirkulasi Willis ...................................................................................................................7
2.1.6 Faktor yang Memengaruhi Aliran Darah Otak...................................................................7
2.1.7 Fisiologi Aliran Darah Otak ...............................................................................................8
2.2 Definisi Stroke ........................................................................................................................10
2.3 Etiologi Stroke ........................................................................................................................10
2.4 Klasifikasi Stroke ........................................................................................................................11
2.5 Faktor Resiko ..............................................................................................................................13
2.6 Patofisiologi Stroke (Price, 2006) ...............................................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE
HEMORAGIC.................................................................................................................................. 14
BAB III .............................................................................................................................................30
PENUTUP .........................................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................30
3.2 Saran....................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit serebrovaskuler (CVD) meliputi semua gangguan pada area dari otak;
dan secara sepintas atau permanen dipengaruhi oleh iskemia. oklusi atau
perdarahan dari satu atau lebih pembuluh darah serebral pada proses patologis
tersebut.
Jumlah penderita terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang
penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan
produktif. Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia, semakin
tinggi usia seseorang semakin tinggi kemungkinan stroke (Yayasan Stroke Indonesia,
2006). Tidak sedikit penderita stroke yang mengalami kekambuhan. Kekambuhan
pada penderita stroke dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan keluarga penderita tentang pola makan bagi penderita
stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
Stroke penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor 3 di
dunia setelah penyakit jantung koroner dan semua tipe kanker. Dua pertiga stroke
terjadi di negara berkembang sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk usia
lanjut. Dan diprediksi sebagai efek dari peningkatan kebiasaan merokok di negara
berkembang, lebih lanjut diperkirakan angka mortalitas stroke mencapai hampir
dua kali lipat di tahun 2020 (Warlow et al., 2008)

4
1.2 Tujuan Penulisan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke
secara komprehensif.
1.1.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :

1. Memahami konsep fisiologis aliran darah dalam otak.

2. Memahami konsep definisi gangguan cerebro vaskuler

3. Memahami etiologi dan faktor resiko stroke

4. Memahami konsep patofisiologi stroke.

5. Memahami manifestasi klinis stroke dan penyebabnya.

6. Memahami konsep penatalaksanaan stroke hemoragik dan iskemik.

7. Memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke.

8. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan stroke.

9. Merumuskan diagnosa prioritas yang mungkin timbul pada pasien dengan


gangguan serebrovaskuler berdasarkan tanda dan gejala yang muncul.

10. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat dalam menangani pasien


dengan serebrovaskuler.
11. Melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi sesuai kondisi pasien.

12. Mampu melakukan penanganan kegawatdaruratan pada pasien


dengan serebrovaskuler.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Sirkulasi Darah di Otak

2.1.1 Struktur Pembuluh Darah Otak


Pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak mempunyai struktur
yang sama seperti pembuluh darah lainnya yang terdapat pada beberapa lokasi di
tubuh. Lapisan terluar dari arteri adalah tubica eksterna (adventitia), yang
tersusun atas jaringan ikat. Tunica media atau lapisan tengah, tersusun atas
beberapa lapisan sel otot polos dan serat elastis. Sel-sel otot polos dari arteri
merespon vasomotor untuk kontriksi dan relaksasi, mengubah ukuran dari lumen
internal dan mengatur pengiriman darah ke jaringan. Bagian arteri paling dalam,
berhubungan langsung dengan darah dan membentuk lumen internal, yang
tersusun atas satu lapisan sel epitel. Sel epitel memonitor lingkungan lokal dan
melepaskan nitrit oksida serta vasomotor lainnya yang memodulasi konstriksi dan
relaksasi pembuluh darah mengakibatkan terkirimnya aliran darah.

2.1.2 Sawar (Barier) Darah Otak


Pelindung darah otak berfungsi untuk membatasi bagian zat dari darah ke
otak. Pelindung ini merupakan bagian yang vital untuk melindungi CNS dari agen
infeksi dan racun. Otak sangat rentan terhadap racun karena neuron tidak bisa
melakukan proses mitosis, sehingga mengakibatkan kematian sel yang
permanen. Otak juga rentan terhadap agen infeksi, karena sel imun
menyediakan entri yang terbatas.

2.1.3 Sirkulasi anterior


a. Arteri karotis internal
b. Arteri middle serebral
c. Arteri anterior serebral
d. Anterior communicating artery

6
2.1.4 Sirkulasi Posterior
Arteri vertebralis
a. Arteri basilaris
b. Arteri posterior serebral
c. Posterior communicating artery

2.1.5 Sirkulasi Willis


Sirkulasi wiliis tersusun atas arterior communicating artery, arteri serebral
anterior, arteri karotis internal, posterior communicating artery, dan arteri
serebral posterior. Sementara itu, bagian penting lainnya pada aliran darah otak,
seperti arteri middle serebral, arteri basilaris dan arteri vertebralis, tidak termasuk
dalam sirkulasi willis.

2.1.6 Faktor yang Memengaruhi Aliran Darah Otak


Aliran darah normal di otak adalah 45-60 ml/100g/min. Otak memiliki kapasitas
yang cukup untuk mempertahankan fungsi yang memadai dengan penurunan
aliran darah ke otak sekitar 20 ml/100 g/min, meskipun terjadi perlambatan
electroensephalography dan penurunan tingkat kesadaran yang umum pada level
ini. Ketika aliran darah otak menurun hingga lebih dari 18 ml/100 g/min, akan
terjadi metabolisme anaorob dan ion/hemeostatis membran terganggu. Pada
aliran darah otak yang nialnya kurang dari 10 ml/100 g/min, kerusakan
irreversibel terjadi ketika integritas membran sel hilang, kalsium mengalir bebas
ke dalam sel, dan neuron (dan bagian lainnya) akan mengalami kematian sel.
Aliran darah otak yang nilainya kurang dari 5 ml/100 g/min selama lebih
dari 30 menit, dapat dilihat dari skenario cardiac arrest, yang mengarah pada
infark jaringan. Infark otak mungkin juga dapat terjadi pada aliran darah otak
yang lebih tinggi jika dipertahankan untuk waktu yang cukup lama. Aliran darah
otak 10 ml/100 g/min dapat ditoleransi selama 3 jam dan aliran darah otak yang
nilainya 18 ml/100 g/min, mungkin dapat ditoleransi selama 4 jam. Pada otak
akan mengalami proses metabolisme, dimana proses ini memerlukan oksigen

7
sekitar 1,3 – 1,8 mol/g/min.
Kontrol aliran darah di otak disebabkan karena beberapa faktor, meliputi
kebutuhan metabolisme otak, tekanan di dalam tengkorak, oksigen /
karbondioksida / hidrogen / kalium / adenosisn / prostaglandin tidak meningkat
pada otak, dan input saraf.
a) Faktor metabolisme
b) Glukosa
c) Oksigen
d) Nitrit oksida
e) Adenosin
f) Karbondioksida
g) Input saraf

2.1.7 Fisiologi Aliran Darah Otak


a) Aliran darah otak
b) Suplai darah serebrum
c) Pengaturan darah otak
d) Sirkulasi kolateral
e) Mikrosirkulasi Serebrum

Tabel Teritori suplai dari arteri serebral ; Sumber : Patricia Ann Blissitt dalam AACN
(2013)

Arteri Teritori Suplai dari Arteri


SIRKULASI ANTERIOR (DAN
CABANGNYA)
Arteri Karotis Internal (ICA)
Koroid Anterior Jalur optic, pleksus koroid, kapsul internal,
ganglia basal, hippocampus, pedunkel
Serebral
Arteri Ophtalmic Orbita mata, saraf optic
Arteri Serebral Tengah (MCA)
M1 Fissura Sylvian
Lantikulostriat Ganglia basal, kapsul internal
M2 Korteks serebral di sulkus lateral (insula)

8
M3 Diatas korteks serebral dan dibelakang sulkus
lateral (opercula)
M4 Permukaan kortikal lateral dari otak (kecuali
bagian oksipital), presentral (penggerak)
girus untuk mensuplai lengan dan wajah,
postsentral (sensori) girus mensuplai
lengan
dan wajah
Arteri Serebral Anterior (ACA)
A1 Pertemuan arteri penghubung anterior
(AComA)
A2 Korpus Kalosum
A1 dan A2 Permukaan medial dari lobus frontal dan
parietal, girus singulata, presentral
(penggerak) girus mensuplai kaki, post
sentral (sensori) girus mensuplai kaki
Arteri Huebner Ganglia basalis dan kapsul internal
Arteri Penghubung Anterior (AComA) Menghubungkan dua arteri serebral anterior
Arteri Penghubung Posterior (PComA) Menghubungkan karotis (anterior),
bersirkulasi dengan vertebrobasiler
(posterior)
SIRKULASI POSTERIOR
Arteri Vertebral (VA)
Arteri serebral posteroinferior (PICA) Dibawah permukaan dari Serebellum,
medulla, dan pleksus koroid dari
ventrikel
Keempat
Arteri spinal anterior dan posterior Dua pertiga anterior dan satu pertiga
posterior dari korda spinalis
Arteri Basiler (BA)
Arteri serebral posterior (PCA) Thalamus, hypothalamus, permukaan medial
dan inferior dari lobus temporal, lobus
oksipital, midbrain, pkesus koroid dari
ventrikel ketiga dan keempat
Arteri koroidal Tectum, pleksus koroid dari ventrikel ketiga,
thalamus medial/superior
Arteri serebral superior (SCA) Dibawah permukaan dari serebellum dan
Midbrain
Arteri serebral inferior anterior Dibawah permukaan dari serebellum dan
pons lateral

9
2.2 Definisi Stroke
Stroke adalah suatu episode akut dari disfungsi neurologis yang
diduga disebabkan oleh iskemik atau hemoragik, yang berlangsung ≥ 24
jam atau sampai meninggal, tetapi tanpa bukti yang cukup untuk
diklasifikasikan (Sacco, dkk, 2013).
Iskemik adalah kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu
kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. Sedangkan hemoragik
adalah keluarnya darah ke jaringan otak dan ke ekstravaskular di dalam
kranium (Caplan, 2009).

2.3 Etiologi Stroke

Stroke
Hemoragik Primer:
15% - Intraparenkimal
- Sub-Araknoid
85%

Iskemik Stroke

20% 25% 20% 30%


Penyakit Penetrasi Emboli Kardiogenik: Stroke Cryptogenik
Atherosklerosis
Arteri - Atrial Fibrilasi
Cerebrovaskuler 5%
(Lacuna) - Penyakit Katup
- Thrombus Ventrikuler
- Dll Lain, Kasus tidak lazim:
- Diseksi Stasis
Prothrombic
Emboli - Arteritis
arteriogenik - Migrain/
Hipoperfusi vasospasme
- Drug abuse
- Dll

Sumber: Patricia Ann Blissit (2013)

10
Menurut Woodward (2011) :

a. Sebesar 85% kasus stroke disebabkan oleh iskemi dan infark pada jaringan otak.

Iskemi adalah kondisi kekurangan suplai darah akibat ketidaksesuaian aliran darah
dengan kebutuhan suplai darah di jaringan serebral untuk menjaga fungsi normal
seluler. Sedangkan infark adalah kondisi kerusakan ireversibel dan kematian
jaringan (nekrosis) yang disebabkan oleh iskemia.
b. Sisanya sebesar 15% kasus stroke disebabkan olehperdarahan intraserebral
primer.
Faktor resiko terjadinya stroke iskemik pada pembuluh kecil memiliki kesamaan
dengan terjadinya infark/stroke lacunar, yaitu hipertensi dan diabetes. Pada
Cerebro Vascular Thrombotic, satu atau lebih vena serebral dan percabangannya
mengalami penyumbatan, mengakibatkan edema serebral, gangguan absorbsi
cairan serebrospinal, maupun infark hemoragik atau non hemoragik.

Menurut Brunner dan Suddarth (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari
empat kejadian, yaitu:
1. Trombosis serebri (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh yang lain).
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke otak).
4. Hemoragik serebral

2.4 Klasifikasi Stroke


Berdasarkan etiologi, stroke dikelompokkan menjadi : (Batticaca, 2008)

1. Stroke iskemik (infark atau kematian jaringan). Serangan sering terjadi pada usia
50 tahun atau lebih dan terjadi pada malam hingga pagi hari.
a. Trombosis pada pembuluh darah otak (thrombosis of cerebral vessels).

b. Emboli pada pembuluh darah otak (embolism of cerebral vessels).

2. Stroke hemoragik (perdarahan). Serangan sering terjadi pada usia 20-60 tahun dan
biasanya timbul setelah beraktifitas fisik atau karena psikologis (mental).

11
a) Perdarahan intra serebral (parenchymatous haemorrhage). Gejalanya :

 Tidak jelas, kecuali nyeri kepala hebat karena hipertensi.

 Serangan terjadi pada siang hari, saat beraktifitas, dan emosi tidak
terkontrol.

 Mual atau muntah pada permulaan serangan.

 Hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak awal serangan.

 Kesadaran menurun dengan cepat dan menjadi koma (65% terjadi kurang
dari 30 menit - 2 jam; <2% terjadi setelah 2 jam – 19 hari).
b) Perdarahan subarakhnoid (subarakhnoid haemorrhage). Gejalanya :

 Nyeri kepala hebat dan mendadak.

 Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi.

 Ada gejala dan tanda meningeal.

 Papiledema terjadi bila ada perdarahan subarakhnoid karena


pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau
arteri karotis interna.

Penggolongan berdasarkan perjalanan klinisnya dikelompokkan sebagai berikut :


1. Transient ischemic Attack ( TIA)
2. Stroke involusi
3. Stroke komplit

12
2.5 Faktor Resiko
1) Faktor Risiko Internal, yang tidak dapat dikontrol / diubah / dimodifikasi :

a. Umur, dimana kejadian stroke makin tinggi pada klien usia lanjut.
b. Jenis kelamin.
c. Ras / suku bangsa
d. Riwayat keluarga / keturunan

2. Faktor Risiko Eksternal, yang dapat dikontrol / diubah / dimodifikasi :

a. Hipertensi
b. Hipotensi
c. Diabetes Mellitus.
d. Penyakit kardiovaskuler
e. Transient Ischemic Attack (TIA)
3) Faktor Risiko Tambahan

a. Kadar lemak darah tinggi

b. Obesitas atau kegemukan.

c. Merokok
d. Alkoholik
e. Penggunaan obat tertentu dalam jangka waktu lama
f. Faktor risiko lainnya adalah gangguan tidur obstruktif, kadar
homosistein yang tinggi, kontrasepsi hormonal, infeksi, dan
penyakit jantung.

2.6 Patofisiologi Stroke (Price, 2006)


Patologinya dapat berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh darah itu
sendiri, seperti pada aterosklerosis dan thrombosis, robeknya dinding
pembuluh, atau peradangan; (2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status
aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah
akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh
ekstrakranium; atau (4) rupture vascular di dalam jaringan otak atau ruang
subaraknoid

13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
STROKE HEMORAGIC

1. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada hari selasa 30 Juni 2020 Pukul 14.30 WIB
di ruang unti stroke RSUD TIDAR Magelang dengan allanamnesa dan
autoanamesa.
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. Y
Umur : 47 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa medis : SH (ICH)
Tanggal masuk : 28-6-2020
BB sebelum sakit : 65 kg
BB sesudah sakit : 61 kg

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. R
Umur : 48 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Hub. dengan klien : Suami
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jetis Menoreh Salaman

14
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing kepala dan lemas badannya
GCS : E:4, M:6, V: 2.
2. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi pergi naik sepeda, sesudah
dijalan pasien gemeteran tangannya lalu lemas kemudian pasien jatuh
dan tidak sadarkan diri lalu pasien di tolong warga sekitar dibawa ke
puskesmas salaman lalu puskesmas salaman merujuk pasien ke RSUD
Tidar magelang untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Lalu
pasien datang ke IGD RSUD Tidar, dari IGD pasien dipindahkan keruang
unit stroke untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi, keluarga
pasien juga mengatakan Ny. Y tidak pernah mengalami kecelakaan dan
tidak mempunyai alergi makanan dan obat-obatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Suami pasien mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan dan menurun seperti (TBC, HIV/AIDS). hipertensi,
DM genogram dan lingkungan tempat tinggal.

Genogram

15
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-Laki
= Pasien
= Meninggal
= Tinggal dalam satu rumah
= Menikah

Tipe tempat tinggal


Keluarga mengatakan lingkungan tempat tinggalnya berada di perkampungan
dengan rumah sederhana dengan jumlah kamar 4 dan penghuni 4 orang
kondisi tempat tinggal bersih dan nyaman, ventilasi ada dan baik.

C. Analisa dan Pengkajian


1. Tanda-tanda vital perjam tanggal 30 Juni 2015

07 08 09 10 11 12 13 14

T 171/91 175/182 177/102 164/106 184/106 174/109 177/113 179/96

N/ 56 66 57 59 66 59 66 59

R R/ 17 21 21 15 17 17 17 19

S 0c 366 366 366 366 367 367 367 364

MAD 116 143 143 115 111 140 120 122

Saol 100% 100% 100% 99% 98% 97% 99% 99%

2. Wajah
Do : Pasien terlihat bersih, simetris dan tidak ada edema pada wajah.
3. Kepala
Ds : -

16
Do : Bentuk kepala mesochepal, penyebaran rambut merata, warna
rambut hitam panjang tidak ada ketombe dan tidak berbau dan tidak
ada lesi, rambut tidak mudah rontok tidak mudah dicabut.
4. Mata
Ds :-
Do : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis simetris, fungsi
penglihatan baik tidak menggunakan alat bantu penglihatan pupil
isekor 2 mm.
5. Telinga
Ds :-
Do : Telinga pasien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat infeksi
telinga bagian dalam bersih dan tidak ada lesi tidak ada massa dan
cairan pada telinga, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
6. Hidung
Ds : -
Do : Hidung pasien terpasang O2 nessa kanul 3 liter dan selang NGT hidung
simetris antara kiri dan kanan, bersih tidak terjadi pembesaran polip,
tidak ada darah dan cairan yang keluar.
7. Mulut
Ds :-
Do : Trakea tidak bergeser kekanan atau kekiri tidak ada massa
8. Lambung
Ds : -
Do : Tidak terjadi pembesaran tyroid dan getah bening, tidak ada
pembesaran pada tekanan CPV.
9. Jantung
I : Taktil premitus tidak nampak
P : Tidak ada pembesaran jantung
P : Redup
A : S1 dan S2 reguler
10. Paru-paru

17
Ds : -
Do :
- RR 22 x/menit, kedalaman dangkal, irama irregular, simetris kanan
& kiri, terdapat suara tambahan wheezing, taktil fremitus simetris,
pasien tampak kesusahan bernafas, batuk, sedikit ada penumpukan
sputum.
11. Abdomen
Ds : -
Do :
- Tampak tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi/luka, tidak
ada massa/hernia.
- Auskultasi peristaltic usus 13x/menit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi timpani.
12. Genetalia
Ds : -
Do : Terpasang kateter pada ganetelia tidak terjadi perubahan pada
kandung kemih,
13. Anus
Ds :-
Do : Anus pasien bersih, tidak ada hemoroid, lesi dan massa.
14. Ekstremitas
Ds :
Do : Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terjadi fraktur, edema, sikap
mencoba untuk bergerak, tidak mampu untuk berjalan, kemampuan
pergerakan sendinya berkurang, kekuatan otot, dan ditangan sebelah
kiri terpasang infus.
Kekuatan otot 0 5
3 5
15. Kulit
Ds : -

18
Do : Kulit pasien bersih, warna sawo matang, tidak ada sianosis tidak ada
lesi.
16. Kuku
Ds : -
Do : Kuku pasien terlihat agak panjang dan sedikit kotor
17. Persyarafan
Ds : -
Do : Paralisis → pasien sadar, latergi an bahasa → pasien nampak sadar
fungsi saraf kranial ( Nervus cranial NC)
NC I : (Pembauan) = Pasien sadar pembauan baik
NC II : (Penglihatan) = Pasien sadar tetapi penglihatan sedikit lemah
NC III : (Gerakan bola mata keatas) : +
NC IV : (Gerakan bola mata kebawah) : +
NC V : (Ofalmik, maksila, mandibula) : +
NC VI : (Gerakan bola mata kalatenal) : +
NC VI : (Wajah simetris) wajah pasien simetris
NC VIII : (Pendengaran dan keseimbangan) Pendengaran baik dan
keseimbangan kurang
NC IX : (Arkus faring, suara serak/ lemah menelan) Pasien mengalami
lemah menelan
NC X : (Arkus faring, epiglotis, reflek muntah, fungsi menelan,suara
sengau) terganggu
NC XI : (Mengalihkan kepala kearah berlawanan dan ditahan otot bahu)
pasien belum mampu mengalihkan kepala kearah berlawanan
NC XII : (Kekuatan lidah) kekuatan lidah pasien lemah.
18. Sisitem cairan dan elektrolit
Do :
Intake cairan = 3075 cc (line 1 = 1800, line 2 = 1000)
Output cairan = 2.500 3000 (urin 1,2,3, = 1900)
lwl 500
balance cairan + 75 /8 jam

19
Urin normal ½ - 1 cc /kg BB dalam sehari
19. Imunitas
Do : Tidak ada alergi obat, makanan dan lain-lain pada kulit

D. Data tambahan / pengkajian menurut gordon


1. Persepsi dan penanganan kesehatan
keadaan umum pasien tidak baik, keluarga pasien berharap pasien bisa
cepat sembuh dan bisa bekumpul seperti dulu, keluarga patuh dalam
perawatan yang dijalani oleh pasien
2. Nutrisi metabolik
Pasien dilakukan pemasangan selang sonde, semua makanan dan obat nral
dimasukan melalui selang sonde, serta dilakukan pemasangan infus,
untk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien nutrisi
masuk 150 cc /3 jam.
3. Eliminasi
Do : Pasien BAB 1 hari sekali dan tidak diare, pasien terpasang kateter dan
karakteristik urine berwarna kuning dan bau khas amoniak
4. Aktivitas latihan
Pasien dianjurkan bedrest total jadi aktivitas dilakukan ditempat tidur
semua.
5. Tidur istirahat
Pasie tidak dapat tidur dengan teratur 6-8 jam/hari istirahat pasien juga
kurang.
6. Kognitif-persepsi
Pasien terlihat mendengar apa yang kita bicarakan tetapi tidak bisa
membalas pembicaraan, kemudian pasien terlihat kesakitan pada saat
dimasukan obat melalui selang infus, proses belajar pada pasien juga
terganggu lebih sering tidak sadar.

20
7. Pola Aktivitas Dan Latihan
Aktivitas
Kekemampuan 0 1 2 3 4
perwatan diri
Makan dan Minum 4
Mandi 4
Toilet 1
Berpakaian 2
Berpindah 2

Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

8. Persepsi diri – Konsepsi diri


Pasie selalu berusaha menggerakan badan yang masih bisa digerakan
9. Peran hubungan
peran pasien sebagai ibu rumah tangga terganggu karena sakit, tetapi
peran terhadap keluarga masih baik
10. Seksualitas – reproduksi
pasien tidak dapat melakukan hubungan seks selama sakit
11. koping toleransi stress
Keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien agar mengurangi
stress
12. Nilai kepercayaan
Pasien dan keluarga selalu berdoa dan keluarga juga selalu
mendampinginya, keluarga percaya tuhan, pasti ada hikmahnya dibalik
semua ini.

21
DATA PENUNJANG
Tgl Periksa : 28-6-20 09:33 Bangsal/poli : Bangsal Stroke
No. Lab : 15026258 Umur : 47 th Dokter : dr. Devianta
ID Pasien : ADM115061800 JK : Female Tgl lapor : 28-6-20 10:31
Pasien : YAHNI Tgl cetak : 28-6-20 10:31
Status : BPJS PBI

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Metode


HEMATOLOGI

PAKET DARAH
LENGKAP
Hemoglobin 12,8 9/dl 11.5-16.5 SLS
Jumlah sel darah
Leukosit 6,9 10˄3/ul 4.00-11.00 Hidri Dynamic
Eritrosit 5,5 10^6/ul 3.80-5.80 Hidro Dynamic
Hematokrit 37,9 % 37.0-47.0 Calculated
Angka trombosit 293 10^3/ul 150-450 Hidro Dynamic
DIFF COUNT
PERSENTASE
Eosinofil 2 % 1-6 Lasfer Fc
Barofil 1 % 0-1 Lasfer Fc
Netrofil segmen 54 % 40-75 Lasfer Fc
Limforit 37 % 20-45 Lasfer Fc
Monosit 6 % 2-10 Lasfer Fc
DIAMETER SEL/SIZE
RDW-CV H 17,3 % 11.7-14.4 Scatered Light
RDW-So 43,0 Fl 36.4-46.3 Scatered Light
D-CCR 26,7 % 9.3-27.9 Scatered Light
CACCULATED
MCV IC 69,5 Fe 76.96 Calculated
MCH C 23,5 P9I 27,5-32,0 Calculated
MCHC 33,8 9/dl 30,0-35,0 Calculated

KIMIA KLINIK

22
Gula Darah Sewaktu H 143 Mg/dl 70-140 Hexokinase
Paket Elektrolit
Natrium 139 Meg/l 136-146
Kalium 370 Meg/l 3.50-5.10 ISE
Klorida 106 Mmol/l 98.0-106.0 ISE

FUNGSI GINJAL
Ureum 17,6 Mg/dl 16,6-48,5 Kiwetic urease
Kreatinin 0,57 Mg/dl 0,51-0,95 Enzymatic
Asam Urat 4,50 Mg/dl 3.00-6.50 Uvic case
Profile lemak
Cholesterol H 258 Mg/dl <200 Egymatic ct
Triqliserida 10,9 Mg/dl <200 SDO

FUNGSI HATI
SGOT 19,7 u/l <32 IFCC
SGOT 17,3 u/l <32 IFCC

Terapi obat
inf Asering 20 tpm
inj piracetam 1 gr. 3x 1
Citicoline 500mg 3x 500
Ranitidin 2 x 1
Valsartan 160mg 1-0-0
Amlodipine 5mg 0-0-1
Simvas tatin 10mg 0-0-1

Ct scan = ICH ganglia basalis sinistra

23
ANALISIS DATA

No Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan


1 DS: Pasien mengangguk saat Stroke Hemaragik Gangguan perfusi
ditanya pusing
DO: serebral
- Pasien mngalami Tekanan Sistemik
penurunan
kesadaran
- Tekakan darah Pendarahan
179/96 mmhg Arachnoid/ventrikal
- Pasien mengalami
kesulitan berbicara
dengan bibir PTIK/Herniaris serebral
- Pasien mengalami
penurunan
ketajaman Suplai darah kejaringan serebral
penglihatan tidak adekuat
- Hasil CT – scan ICH
ganglia basalis
sinistra
- GSC = E4 M6V2
2 Ds : - Stroke Hemoragik Gangguan mobilitas
Do : fisik
- Pasien mengalami
kelemahan pada Tekanan Sistemik
ekstrimitas kanan
- Hanya bisa
beraktifitas ditempat Pendarahan
tidur Arachnoid/ventrikel
- Kemampuan
pergerakan sendi
terbatas Hematama serebral
-
- Kekuatan otot
0 5 Vasopasme arteri serebral/saraf
3 5 serebral

Iskemik/infark

Defisit neurologi

24
Hemister kiri

Hemiparase/plegi kanan

3 Ds : - Stroke Hemoragik Defisit perawatan diri


Do :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak Peningkatan Tekanan Sistemik
mengalami
penurunan
kesadaran Pendarahan
- Pasien tidak dapat Arachnoid/ventrikel
melakukan personal
hygiene sendiri
karena mengalami Hematama serebral
kelemahan anggota
gerak
- seluruh aktifitas Vasoparhe anteri serebral/saraf
pasien dibantu serebral
perawat

Iskemik/infark

Defisit neurologi

Hemistes kiri

hemiparase/plegi kanan

25
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral tidak
adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik atau kelemahan

RENCANA KEPERAWATAN
No Tujuan No Rencana tindakan Rasional TTD
pp px
1 30 Juni 2020 Jam I 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui Melly
15.00 WIB setelah kesadaran keadaan umum
dilakukan tindakan pasien pasien
keperawatan 2 x 24 08.00 2. Monitor TTV 2. TTV dalam batas
jam diharapkan refusi pasien normal
jaringan otak dapat 3. Posisikan klien menunjukan
efektif kembali Supinasi perbaikan kondisi
dengan KH 4. Monitor adanya 3. Mengurangi
- TTV dalam tanda-tanda terjadinya PTIK
batas normal 09.00 PTIK 4. Mengetahui
- Tingkat 5. Berikan obat keadaan umum
kesadaran sesuai dengan pasien
membaik advis dokter 5. Dapat digunakan
- Tidak ada untuk mencegah
tanda-tanda pendarahan serta
PTIK memperbaiki
aliran darah
serebral
2 30 Juni 2020 jam II 1. Monitor TTV 1. TTV menunjukan Melly
15.00 WIB setelah 2. Kaji kemampuan perubahan
dilakukan tindakan pasien dalam kondisi
keperawatan 2 x 24 09.00 Mobilisasi 2. Mengetahui
jam diharapkan 3. Kaji kekuatan kemampuan
pasien tidak otot pasien mobilisasi pasien
mengalami gangguan 4. Latih rentang 3. Mengetahui
mobilitas fisik dengan 09.00 gerak rom kekuatan otot
KH 5. Ubah posisi klien pasien
- Nilai 4. Melatih
kekuatan pergerakan otot
otot agar tidak kaku
meningkat 5. Mencegah
- Dapat kekakuan

26
menggerakan
Ekstremitar
tangan kanan
dan kaki
kanan
3 30 Juni 2020 jam III 1. Kaji kemampuan 1. Melihat Melly
15.00 WIB setelah klien dalam kemampuan
dilakukan tindakan perawatan diri klien dalam
keperawatan 2 x 24 2. Bantu klien perawatan diri
jam diharapkan dalam personal 2. Membantu
kebutuhan perawatan hygie memenuhi
diri pasien terpenuhi 3. Rapihkan kebutuhan
dengan KH tempat tidur personal hygie
- Klien bersih klien jika kotor / klien
rapi dan tidak berantakan 3. Menjaga
bau 4. Libatkan kerapiahn klien
- Dapat keluarga dalam 4. Mengajarkan
melakukan melakukan keluarga
personal perawatan diri melakukan
hygiene pasien perwatan diri
sendiri ketika dirumah

CATATAN KEPERAWATAN
No Hari/tgl/jam No Tindakan Respon / hasil TTD
pp px
1 1 Juli 2020 I - Mengkaji tingkat Ds : - Melly
07. 30 kesadaran pasien Do : Tingkat kesadaran
pasien Komposmentis
GCS : E4 M6 V5

- Memonitor TTV Ds : -
Pasien Do : TD = 163/92 mmhg
N = 64 x / menit
RR = 24 x / menit
S = 362 0C

- Memposisikan Ds : -
klien supinasi Do : pasien dalam posisi
supinasi
- Inj. piracetam 1gr - Obat masuk

- Memonitor adanya

27
tanda-tanda PTIK Ds : -
Do : Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- Pasien
mengalami
kesulitan bicara
- Kelemahan
ekstremitas
tangan kanan
2 1 Juli 2020 II - Memonitor TTV Ds : - Rengga
07.30 Do : Pasien mengalami
- Mengkaji kelemahan
kemampuan ekstreminitas tangan
pasien dalam kanan
mobilisasi - Aktivitas hanya
ditempat tidur
- Mengkaji kekuatan
otot pasien Ds : -
Do : Kekuatan otot
- Melatih gerak rom 0 5
3 5

- Mengubah posisi Ds : -
klien Do : Ekstremitas tangan
kanan mengalami
kelemahan
Ds : -
Do : Pasien posisi
supinasi pada tepi bed
3 1 Juli 2020 III - Mengkaji Ds : - Rengga
07.30 WIB kemampuan klien Do : Pasien tampak
dalam perawatan lemah
diri - Pasien
mengalami
penurunan
kesadaran
- Pasien tidak
dapat
melakukan PH

- Membantu klien Ds : -
dalam personal Do : Pasien tampak
hygiene bersih dan rajin

- Merapikan tempat Ds : -
tidur Do : Tempat tidur

28
tampak rapih dan bersih

CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/tgl/jam Perkembangan TTD
1 Rabu 1 Juli S= Melly
2020 O=
Jam 09.30 - Tingkat kesadaran compasmetis
- GCS = E4 M6 V5
- TD = 164/100
N = 60
RR = 15
S = 366
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
2 Rabu 1 Juli S=- Melly
2020 O=
Jam 09.30 - Pasien mengalami kelemahan ekstremitas
tangan sebelah kanan
- Gerakan terbatas, hanya tidur ditempat tidur
- Kekuatan otot 0 5
3 5
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
3 Rabu 1 Juli S= Melly
2020 O = Pasien tampak lemah, mengalami penurunan
Jam 09.30 kesadaran, tidak melakukan PH sendiri. Seluruh
aktivitas bergantung pada perawat. Lemah
ekstremitas kanan
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep fisiologis aliran darah dalam otak meliputi sirkulasi anterior dan sirkulasi
posterior. Sirkulasi anterior meliputi sirkulasi arteri karotis internal, arteri middle
serebral, arteri anterior serebral dan arteri komunikating anterior. Sedangkan sirkulasi
posterior meliputi sirkulasi arteri vertebralis, arteri basilaris, aretri posterior serebral
dan arteri komunikating posterior.
Stroke adalah suatu episode akut dari disfungsi neurologis yang diduga disebabkan
oleh iskemik atau hemoragik, yang berlangsung ≥ 24 jam atau sampai meninggal, tetapi
tanpa bukti yang cukup untuk diklasifikasikan. Stroke biasanya diakibatkan oleh
trombosis serebri, embolisme serebral, iskemia di jaringan otak dan hemoragik
serebral. Gejala klinis yang mungkin timbul adalah defisit neurologis mendadak,
kelumpuhan wajah atau anggota badan, gangguan hemisensorik, perubahan status
mental serta gangguan komunikasi verbal.
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan stroke antara lain
perubahan perfusi jaringan serebral, hambatan komunikasi verbal dan hambatan
mobilitas fisik.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikam saran yang sekiranya


dapat dijadikan perhatian dan masukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu :
a) Menambah pengetahuan sehingga diharapkan lebih memahami tentang
penyakit, gejala, pengobatan dan penanganan gangguan sistem serebrovaskuler
(stroke/CVA).
b) Keluarga hendaknya memahami keadaan pasien dan mendukung proses
pengobatan pasien.
c) Sebagai seoraang perawat hendaknya lebih memahami tentang
30
konsep penyakit gangguan sistem serebrovaskuler dan asuhan
keperawatan yang harus diberikan sehingga dapat mengaplikasikan
asuhan keperawatan pada pasien secara komprehensif.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Alexander, Sheila.(2013). Evidence-based Nursing Care for Stroke and Neurovascular Condition.
John Wiley & sons, Inc.
2. Batticaca F. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.

Jakarta: Salemba Medika.


3. Hidayat, A. Aziz Alimul (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.

Jakarta:Salemba Medika.
4. Janigro, D., Wender, R., Ramson, G., Tinklepaugh, D., & Winn, H. (1996). Adenosine- Induced
Release of Nitric Oxide from Cortical Astrocytes. Neuroreport, 1640-1644.
5. Junaidi, iskandar (2011). Stroke, waspadai ancamannya. Yogayakarta: Andi Offset.
6. Kozier, Barbara et al. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan
praktik. Ed. 7 Vol.1. Jakarta: EGC.
7. Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
8. Nurarif, Amin Huda danan Kusumahardhi (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosis medis & NANDA NIC-NOC Yogyakarta: Media action.
9. Ritter, A., & Robertson, C. (1994). Cerebral Metabolism. Neurosurgery Clinics of Nort America,
633-645.
10. Zauner, A., Daugherty, W., Bullock, M., & Warner, D. (2002). Brain Oxygenation and Energy
Metabolism: Part 1-Biologocal Function and Pathophysiology. Neurosurgery, 289-39

32
33

Anda mungkin juga menyukai