Anda di halaman 1dari 22

KECELAKAAN AKIBAT KERJA

(Makalah)

Disusun Oleh

KELOMPOK 6

1. FERA WATI 1814401053


2. MELLY OKTARI 1814401065
3. VENI ALPIONITA 1814401072
4. MARTIN ALVIAN 1814401089

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


TANJUNGKARANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun makalah tentang Kecelakaan
Akibat Kerja. Selesainya  penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak dan
berbagai referensi.

Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan sebagai umpan balik yang
positif demi perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
keperawatan kesehatan kerja.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecelakaan Akibat Kerja............................................................. 4

B. Factor Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja.................................................... 4

C. Jenis-Jenis Kecelakaan Akibat Kerja............................................................ 5

D. Cara Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja.................................................... 10

E. Klasifikasi Kecelakaan................................................................................... 11

F. Dampak Akibat Kecelakaan........................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................... 17

B. Saran............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia telah mengalami kemajuan dan
mendapat porsi yang seimbang dengan perkembangan sektor industri yang lain.
Keseimbangan tersebut diindikasikan oleh peran serta sektor konstruksi dalam aktivitas
pembangunan di Indonesia. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri
yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan
karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda,
terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut
ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih.

Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada ekonomi yang cukup signifikan,
mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya untuk biaya pengobatan, kompensasi
yang harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja.
Terdapat biaya-biaya tidak langsung yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja
yaitu mencakup kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya
kelancaran pekerjaan (penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada
pekerja, memburuknya reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan
berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa).

Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di
perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri
dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi.

3
Menurut perkiraan terbaru yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional
(ILO), 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.1 Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat
kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7 persen) dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap
tahun, ada hampir seribu kali lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal dibandingkan
kecelakaan kerja fatal. Kecelakaan nonfatal diperkirakan dialami 374 juta pekerja setiap
tahun, dan banyak dari kecelakaan ini memiliki konsekuensi yang serius terhadap
kapasitas penghasilan para pekerja (Hämäläinen et al., 2017).

Tidak hanya disebabkan oleh faktor internal pekerja, kecelakaan juga dapat diakibatkan
oleh faktor eksternal yang tanpa disadari dapat mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja.
Sebagai contoh, faktor eksternal yang dapat megakibatkan kecelakaan yaitu faktor
lingkungan. Daerah tempat kerja yang berada didaerah rawan banjir salah satunya, dan
masih banyak lagi faktor eksternal yang dapat mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja.

Oleh karena itulah diperlukan pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor-faktor


penyebab kecelakaan, dampak, serta langkah pencegahan dan penanggulanan kecelakaan
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat kerja..

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) ?
2. Apa Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) ?
3. Apa saja Dampak yang ditimbulkan Kecelakaan Akibat Kerja ?
4. Bagaimana Upaya Pencegahan dan Penanganan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai antara lain:
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
2. Untuk mengetahui Faktor penyebab terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Untuk mengetahui Dampak yang ditimbulkan akibat Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)

4
4. Untuk mengetahui Bagaimana cara untuk mencegah dan menanggulangi Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK)

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecelakaan Akibat Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
(Permenaker) Nomor: 03/Men/1998).

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah.

B. Faktor Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja

Kecelakaan kerja yang terjadi menurut Suma’mur (2009) disebabkan oleh dua faktor,
yaitu :
1. Faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan meliputi aturan
kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan
lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan- perbuatan yang
mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan
yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani,
sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja
sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena
tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti
adanya cacat, kelelahan dan penyakit. Hal ini dikarenakan pekerja itu sendiri
3
(manusia) yang tidak memenuhi keselamatan seperti lengah, ceroboh, mengantuk,
lelah dan sebagainya.
2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung,
alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Faktor mekanis dan
lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan suatu maksud
tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut
kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dab pengangkat, terjatuh di lantai dan
tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan manual
(tangan), menginjak atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar dan
transportasi. Kira-kira sepertiga dari kecelakaan yang menyebabkan kematian
dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi maupun di tempat datar.
Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan
lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan
rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja,
cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor
dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu,
keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan
yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada
pencahayaan setempat.

C. Jenis-Jenis Kecelakaan Akibat Kerja

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1962 klasifikasi


kecelakaan kerja sebagai berikut :
1. Berdasarkan jenis pekerjaan

a) Terjatuh

b) Tertimpa benda jatuh

c) Tertumbuk atau terkena benda-benda

d) Terjepit oleh benda

4
e) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

f) Pengaruh suhu tinggi

g) Terkena arus listrik

h) Kontak bahan berbahaya atau radiasi

2. Berdasarkan penyebab

a) Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian .

b) Alat angkut dan angkat, misalnya mesin angkat dan peralatannya, alat angkut
darat, udara dan air
c) Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-
alat listrik, bejana bertekanan, tangga, scaffolding dan sebagainya.
d) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, debu, gas, zat- zat
kimia, dan sebagainya.
e) Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam bangunan dan dibawah tanah).

Gambar 1. Terjepit alat

5
Gambar2. Tergiling alat

3. Berdasarkan sifat luka atau kelainan

a) Patah tulang

b) Dislokasi (keseleo)

c) Regang otot

d) Memar dan luka dalam yang lain

e) Amputasi

f) Luka di permukaan

g) Gegar dan remuk

h) Luka bakar

i) Keracunan-keracunan mendadak

j) Pengaruh radiasi
4. Berdasarkan letak kelainan atau luka di tubuh

a) Kepala

b) Leher

c) Badan

d) Anggota atas

e) Anggota bawah

f) Banyak tempat

g) Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut

Gambar 3. Tertimpa barang

6
Gambar 4. Terkilir

Gambar 5. Terjatuh

7
Gambar 6. Korban Kecelakaan Kerja

8
D. Cara Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja
Pencegahan kecelakaan kerja menurut Suma’mur (2009) ditujukan kepada
lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor manusia.
1. Lingkungan Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,


pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara
ruang kerja
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja
yang dapat menjamin keselamatan
c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan
penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan
tempat dan ruangan

2. Mesin dan peralatan kerja Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada
perencanaan yang baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada
bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang
berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui
dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat
dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas
yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.

3. Perlengkapan kerja Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang


harus terpenuhi bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja,
kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga
menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.
Gambar 7. Perlengkatan Safety

4. Faktor manusia Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi


peraturan kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,
meniadakan halhal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin
kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta
menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

E. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja


Organisasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional
tahun 1962 adalah sebagai berikut :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1) Tertimpa benda jatuh.
2) Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh.
3) Terjepit oleh benda.
4) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan.
5) Pengaruh suhu tinggi.
6) Terkena arus listrik.
7) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.
8) Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak
cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut

2. Klasifikasi menurut penyebab


1) Mesin.
2) Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik.
3) Mesin penyalur (Transmisi).
4) Mesin-mesin untuk pengerjaan logam.
5) Mesin-mesin pengolah kayu.
6) Mesin-mesin pertanian.
7) Mesin-mesin pertambangan.
8) Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.
9) Alat angkut dan alat angkat.
10) Mesin angkat dan peralatannya.
11) Alat angkutan diatas rel.
12) Alat angkutan lain yang beroda, kecuali kereta api.
13) Alat angkutan udara.
14) Alat angkutan air.
15) Alat-alat angkutan lain.
16) Peralatan lain.
17) Bejana bertekanan.
18) Dapur pembakar dan pemanas.
19) Instalasi pendingin.
20) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik
(tangan).
21) Alat-alat listrik (tangan).
22) Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik.
23) Perancah (steger).
24) Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut.
25) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi.
26) Bahan peledak.
27) Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak.
28) Benda-benda melayang.
29) Bahan-bahan dan zat lain yang belum termasuk golongan tersebut.
30) Lingkungan kerja.
31) Diluar bangunan.
32) Didalam bangunan.
33) Dibawah tanah.
34) Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut.
35) Penyebab lain.
36) Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak
memadai.

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan


1) Patah tulang.
2) Dislokasi/keseleo.
3) Regang oto/urat.
4) Memar dan luar dalam yang lain.
5) Luka-luka lain.
6) Luka dipermukaan.
7) Gegar dan remuk.
8) Luka bakar.
9) Keracunan-keracunan mendadak (akut).
10) Akibat cuaca dan lain-lain.
11) Mati lemas.
12) Pengaruh arus listrik.
13) Pengaruh radiasi.
14) Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya.
15) Lain-lain.

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh


1) Anggota atas.
2) Anggota bawah.
3) Banyak tempat.

5. Kelainan umum.
Klasifikasi tersebut yang bersifat jamak adalah pencerminan kenyataan, bahwa
kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oleh suatu, melainkan oleh
berbagai faktor. Penggolongan menurut jenis menunjukkan peristiwa yang
langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau
zat sebagai penyebab kecelakaan menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga
sering dipandang sebagai kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut. Klasifikasi
menurut penyebab dapat dipakai untuk mengolongkan penyebab menurut
kelainan atau luka-luka akibat kecelakaan atau menurut jenis kecelakaan terjadi
yang diakibatkannya. Keduanya membantu dalam usaha pencegahan kecelakaan,
tetapi klasifikasi yang disebut terakhir terutama sangat penting. Penggolongan
menurut sifat dan letak luka atau kelainan ditubuh berguna bagi penelaahan
tentang kecelakaan lebih lanjut dan terperinci.

F. Dampak Akibat Kecelakaan Kerja


Setiap kecelakaan adalah malapetaka, kerugian dan kerusakan pada manusia, harta
benda atau properti dan proses produksi. Implikasi yang berhubungan dengan
kecelakaan sekurang-kurangnya berupa gangguan kinerja perusahaan dan penurunan
keuntungan perusahaan. Pada dasarnya, akibat dari peristiwa kecelakaan dapat dilihat
dari besar-kecilnya biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya suatu peristiwa
kecelakaan. Secara garis besar kerugian akibat kecelakaan kerja dapat dikelompokkan
menjadi: (Tarwaka, 2008)
Dampak Kecelakaan Kerja
a. Kerugian/ Biaya Langsung (Direct Costs)
Yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung dari mulai terjadi
peristiwa sampai dengan tahap rehabilitasi, seperti:
a) Penderitaan tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan keluarganya
b) Biaya pertolongan pertama pada kecelakaan
c) Biaya pengobatan dan perawatan
d) Biaya angkut dan biaya rumah sakit
e) Biaya kompensasi pembayaran asuransi kecelakaan
f) Upah selama tidak mampu bekerja
g) Biaya perbaikan peralatan yang rusak, dan lain-lain

b. Kerugian/Biaya Tidak Langsung (Indirect Costs)


Yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi sesuatu
yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah terjadinya kecelakaan.
Biaya tidak langsung ini mencakup antara lain:
a) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja yang mendapat kecelakaan
b) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain, seperti rasa ingin tahu dan rasa
simpati serta setia kawan untuk membantu dan memberikan pertolongan pada
korban, mengantar ke rumah sakit, dan lain-lain
c) Terhentinya proses produksi sementara, kegagalan pencapaian target,
kehilangan bonus, dan lain-lain.
d) Kerugian akibat kerusakan mesin, perkakas atau peralatan kerja lainnya.
e) Biaya penyelidikan dan sosial lainnya, seperti;
 Mengunjungi tenaga kerja yang sedang menderita akibat kecelakaan
 Menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan
 Mengatur dan menunjuk tenaga kerja lain untuk meneruskan pekerjaan
dari tenaga kerja yang menderita kecelakaan
 Merekrut dan melatih tenaga kerja baru
 Timbulnya ketegangan dan stress serta menurunnya moral dan mental
tenaga kerja
 Kerugian Materi
 Dapat dihitung dengan uang secara langsung
 Kerusakan Peralatan
 Kerusakan Sarana dan Prasarana
 Proses Produksi terganggu
 Kerugian Non Materi
 Tidak dapat dihitung dengan uang secara langsung.
 Kesehatan terganggu
 Akibat pada mental
 Dampak lanjutan
 Biaya Kecelakaan Kerja
 Secara Langsung :
 PPPK
 Pengobatan
 Perawatan
 Biaya Rumah Sakit
 Biaya Transportasi
 Selama tak Kerja
 Kompensasi Cacat
 Kerusakan Alat & bahan Mesin dll.
 Secara Tidak Langsung Langsung :
 Segala sesuatu yang tidak terlihat setelah atau beberapa waktu setelah
kecelakaan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan akibat
kerja adalah suatu tragedi atau musibah yang dialami pekerja akibat
kurang berhati-hati atau kesalahan teknis. Kecelakaan kerja dapat
terjadi dikarenakan kesalahan dari diri sendiri atau kesalahan pada
mesinnya. Jenis-jenis kecelakaan akibat kerja pun berbeda mulai dari
luka ringan hingga dapat mereganggkan nyawa. Untuk mencegah
para pekerja harus selalu berhati-hati, periksa keadaan mesin yang
akan dipakai, harus dalam keadaan sehat saat bekerja, bekerjalah
sesuai porsi jangan berlebihan dan yang paling utama adalah doa.

B. Saran
Dengan maraknya kecelakaan akibat kerja, peran perusahaan
seharusnya lebih ketat lagi dalam pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja agar para pekerja aman dan perusahaan tidak
mengalami kerugian. Sedangkan para pekerja harus berhati-hati lagi
dalam bekerja dan dalam pemakaian alat. Jika hal ini sangat
diperhatikan maka dapat meminimalisir kecelakaan akibat kerja
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kristiana, Retna. 2018. Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proyek


Konstruksi Bangunan Gedung Tinggi. Jurrnal.Jakarta:Universitas Mercu Buana..

2. ILO.2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:Intenational Labour Office.


3. Kepmenaker Nomor 386, 2014. Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2015-2019
4. Suma’mur, PK. (2009). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gunung
Agung.
5. Nurhening Yuniarti, dkk. (2009). Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Praktik
Melalui Pelatihan Sistem Penataan dan Perawatan Lab/Bengkel Bagi Guru, Teknisi
dan Laboran. Yogyakarta : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Negeri Yogyakarta.
6. Shariff, S.M. (2007). Occupational Safety and Health Management. Malaysia :
University Publication Centre (UPENA). Universiti Teknologi MARA.
7. Sulaksmono, M. (1997). Manajemen Keselamatan Kerja. Penerbit Pustaka. Surabaya.
8. Tresnaningsih. (1991). Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
9. Syukri, Sahab. (1997). Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Bima Sumber Daya Manusia.
10. Tarwaka, (2008). Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta :
Harapan Press

17

Anda mungkin juga menyukai