Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

1.3. Manfaat Penulisan................................................................................................. 3

1.4. Keahlian Penulisan................................................................................................ 4

BAB II DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENULISAN


PENDAHULUAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas Manajemen Sumber Daya Manusia yang
berjudul Keselamatan dan Kesehatan Karyawan. Namun penulis menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dalam pembahasan materi. Namun
demikian penulis merasa berbesar hati dan merasa bangga atas penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Gorontalo, 31 Januari 2023

Penulis

ANDI MUH.SYAIPULLAH
BAB 1
PENDAHUAN
1.1. Latar Belakang

Keamanan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor yang penting agar
berlangsungnya roda pendapatan yang diterima oleh organisasi itu berjalan dengan baik.
Tetapi, masih banyak organisasi maupun perusahaan yang masih melalaikan tingkat
keamanan dan kesehatan kerja dan hanya fokus dengan pendapatan yang diterima oleh
perusahaan tersebut. Kecelakaan bukan hanya sebuah masalah dalam industri yang
“tidak aman” seperti pertambangan dan konstruksi.
Selain itu juga, keamanan dan pencegahan kecelakaan telah menjadi perhatian
para manajer karena beberapa alasan, salah satunya adalah jumlah kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ternyata mengejutkan. Sebagai contoh, 5.500 pekerja AS
diawal tahun 2000 meninggal kecelakaan ditempat kerja, dan ada lebih dari 4,7 juta
luka tidak fatal dan sakit karena kecelakaan saat bekerja. Secara kasar 5,1 kasus per 100
pekerja penuh waktu di Amerika Serikat per tahun. Banyak pakar-pakar yakin bahwa
angka demikian sebenarnya lebih rendah dari angka sesungguhnya.
Selain itu juga, pada kenyataannya meningkatnya perekonomian berbasis
teknologi memicu kekhawatiran baru dalam masalah kesehatan, semakin banyak
karyawan yang menghabiskan waktu dalam bangunan tertutup dan lingkungan kantor
yang dikendalikan secara mekanis. Bahkan komputer berkontribusi terhadap “sindrom
sakit karena bangunan”- gejala seperti pusing dan pilek.
Kesimpulan dari berbagai artikel diatas adalah masih banyak pihak manajer yang
masih belum serius dalam menanggulangi berbagai macam insiden-insiden baik itu
berada diluar tempat kerja, maupun berada ditempat kerja. Sebagai contoh, New York
Times baru- baru ini menjelaskan dalam sebuah cerita yang berjudul “Keuangan
Keluarga, Diperas dari Keringat dan Darah” sebuah bisnis yang keras yang telah lama
tertuduh untuk 400 pelanggaran keamanan sejak tahun 1995, empat kali lebih banyak
dari enam pesaingnya bila digabungkan bersama, dan merupakan sebuah lingkungan
tempat para manajer menuduh orang lain melakukan kesalahan tanpa bukti yang kuat
hanya untuk memecat para karyawan yang melakukan protes terhadap kondisi kerja
yang tidak aman itu.
1.1. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui pengertian dari Keamanan dan Kesehatan Karyawan

b. Mengetahui teori/dasar hukum yang digunakan untuk memperkuat


mengenai Keselamatan dan Kesehatan Karyawan
c. Mengetahui pengertian dari inspeksi dan surat panggilan berdasarkan OHSA
d. Mengetahui tanggung jawab dan hak para pengusaha dan karyawan mengenai
Keamanan dan Kesehatan Karyawan
e. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja
f. Mengetahui cara mencegah kecelakaan kerja

g. Mengetahui berbagai resiko yang terjadi ditempat kerja

1.2. Manfaat Penulisan

Penulisan ini Bermanfaat Untuk Menerapkan Ilmu Yang DiTerima Penulis


dan Menambah Pengetahuan Tentang Kesalamatan dan Kesehatan Kerja.

1.3. Keaslian Penulis

Penulisan Mengenai Keselamatan Kerja Pada Bidang Kontruksi Telah


Banyak dilakukan. Hal ini Dikarenakan Intensitas Kecelakan Kerja Pada Bidang
Kontruksi di Indonesia Semakin Besar.

BAB II

DASAR TEORI

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
atau organisasi. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik perlu dilakukan
dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat
melakukan pekerjaan. Tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi suatu
organisasi memiliki jumlah yang terus bertambah dan beragam termasuk bahaya
akibat buatan manusia sendiri (man-made hazard). (Ramli, 2010)
Mangkunegara (2002, p.163) menjelaskan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya.
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah memberikan
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis
bagi tenaga kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena dipengaruhi beberapa
faktor, seperti (Suardi, 2005):
 Faktor fisik yaitu penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, dan lain-lain.
 Faktor kimia yaitu gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan
benda padat.
 Faktor biologi yaitu golongan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
 Faktor fisiologis yaitu konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.
 Faktor mental-psikologis yaitu susunan kerja, hubungan dengan
antar pekerja maupun pengusaha, dan sebagainya.
Ramli (2010) berpendapat bahwa kecelakaan kerja disebabkan karena
adanya kondisi dan perbuatan yang tidak aman. Adanya kecelakaan kerja akan
menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Terdapat 2 jenis kerugian akibat
kecelakaan kerja, yaitu:
 Kerugian tidak langsung adalah kerugian akibat kecelakaan kerja yang
dampaknya tidak langsung dirasakan. Contoh dari kerugian tidak
langsung adalah:
a. Kerugian jam kerja yang disebabkan karena adanya penghentian
proses produksi sementara untuk membantu korban yang cedera,
perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian.
b. Kerugian produksi yang disebabkan karena adanya kerusakan
sehingga perusahaan tidak bisa berproduksi sementara waktu.
c. Kerugian sosial merupakan dampak sosial bagi keluarga korban
dan lingkungan sosial sekitarnya.
 Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan kerja yang
dampaknya bisa langsung dirasakan. Contoh dari kerugian langsung
adalah biaya pengobatan dan kompensasi, cedera ringan atau berat,
kecacatan, bahkan kematian. Perusahaan harus memberikan biaya
pengobatan atau kompensasi kepada korban apabila terjadi kecelakan
kerja sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.

Penyebab kecelakaan dibagi menjadi 2, yaitu unsafe condition (faktor


lingkungan) dan unsafe action (faktor manusia). Contoh dari unsafe condition
adalah kondisi peralatan sudah tidak layak pakai, pengamanan gedung kurang
standar, pencahayaan, kurangnya ventilasi, dan sebagainya. Contoh dari unsafe
action adalah kurangnya pendidikan, tidak memakai APD, mengangkut beban
berlebih, dan sebagainya. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80-85% kecelakaan
kerja disebabkan oleh unsafe action. (Anizar, 2009)

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari

responden, dimana responden akan memberikan respon baik berupa verbal

maupun tertulis sebagai tanggapan atas pertanyaan dan kuisioner yang diajukan.

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data primer, menurut Istijanto (2006:32) data primer adalah data asli

yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah

risetnya secara khusus. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari

hasil kuisioner dan pendapat responden secara langsung tentangK2 dan


K3 yang dapat disimpulkan dari pengajuan kuisioner dan wawancara yang akan

dilakukan pada subjek.

2. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuisioner secara personal. Prosedur pengumpulan data

dalam penelitian ini akan dilakukan dengan memberikan kuisioner.

Menurut Sugiyono (2011:142) kuisioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangakat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner ini

langsung diberikan kepada subjek, kemudian kuisioner dapat

dikumpulkan kepada peneliti setelah diisi. Pendekatan yang digunakan

dalam kuisioner ini adalah menggunakan skala Likert. Menurut Kinnear

dalam Umar (2003:98) skala Likert berhubungan dengan peryataan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.

3. Pada saat pemberian kuisioner peneliti sekaligus melakukan wawancara

terhadap responden secara kelompok maupun personal untuk

mendapatkan data yang lebih realistis. Menurut Sumarsono (2004:71)

wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula.
4.

Anda mungkin juga menyukai