MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan
Oleh
Supriyani
(130810201041)
Tantik Dahlia
(130810201048)
One Pusparinda
(130810201055)
(130810201073)
Nurlita
(130810201221)
(130810201294)
KATA PENGANTAR
Atas nama Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puji syukur
kehadirat-Nya karena rahmat taufik serta hidayahnya, kami bias
menyelesaikan
makalah manajemen sumber daya manusia lanjutan kami yang berjudul Keamanan,
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah, kami dibantu oleh berbagai pihak sehingga kesulitan
yang kami hadapi dalam proses pembuatan makalah ini bisa diatasi dengan baik dan
selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tak luput Kami mengucapkan terima kasih
atas berbagai pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan
dari segi bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami membuka tangan
kepada para pembaca untuk memberikan kritik serta saran untuk memperbaiki makalah
ini supaya lebih baik.
Kami berharap makalah ini, bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca, serta
menjadi inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja dalam kehidupan sehari-hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul .. i
Kata Pengantar..ii
Daftar Isi...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah.1
1.2 Rumusan masalah..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
BAB I
PENDAHULUAN
6. Apa saja dasar hukum yang diterapkan di Indonesia dalam prosedur keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja.
2.1
Baju kerja
Helm
Kaca mata
Sarung tangan
Sepatu
2) kesehatan kerja
kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsur-unsur yang menunjang
terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan kerja meliputi
kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan jasmani saling berkaitan,
terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan
kesehatan rohani sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan (environmental).
a. Unsur-unsur penunjang kesehatan jasmani ditempat kerja adalah sebagai berikut:
Adanya makanan dan minuman yang bergizi
Adanya sarana dan peralatan olahraga
Adanya waktu istirahat
Adanya asuransi kesehatan karyawan
Adanya sarana kesehatan atau kotak P3K (pertolongan pertama pada
kecelakaan)
Adanya buku panduan mengenai K3
Adanya trasportasi untuk kesehatan (mobil ambulan)
b. Unsur-unsur penunjang kesehatan rohani ditempat kerja adalah sebagai berikut:
Adanya sarana dan prasarana ibadah
Adanya penyuluhan kerohanian rutin
3) Keselamatan kerja
Pengertian keselamatan kerja tidak dapat didefinisakan secara etimologis
sebagaimana
secara
ilmu-ilmu
yang
lain.
Keselamatan
kerja
hanya
dideskripsikan sebagai keadaan diman seseorang merasa aman dan sehat dalam
melaksanakan tugasnya. Aman dan sehat disini mencakup keamanan dari
terjadinya kecelakaan dan sehat dari berbagai faktor penyakit yang muncul
dalam proses kerja. Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang
karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah mangerjakan
pekerjaannya. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah
dijelaskan di atas
Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja
Teliti dalam bekerja
Malaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja
Hubungan antara keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja dapat dlihat bagan
berikut:
2.2
Tujuan adanya keamanan dan kesehatan kerja adalah terciptanya keselamatan karyawan
saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat adalah suatu tujuan
keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.
a. Tujuan K3 untuk perusahaan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan
Mencegah terjadinya kerugia (total loss control minimum)
Memelihara sarana dan prasarana perusahaan
b. Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan keselamatan kerja secara internasional
Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya
Untuk kinerja yang berkesinambungan.
2.3
Jenis Bahaya di tempat kerja dan penyebabnya
Dalam setiap hal kiranya mengandung potensi yaitu bahaya dan manfaatnya. Bila
kita dapat menekan sekecil mungkin bahayanya maka kita akan lebih besar
memperoleh manfaatnya. Sebaliknya bila kita tidak terlalu memperhatikan
manfaatnya maka bahayanya akan semakin besar pula. Agar kita memperoleh
manfaat sebesar-besarnya di tempat kerja, baik untuk karyawannya maupun
perusahaannya, maka kita harus dapat meminimalisir bahaya ditempat kerja
tersebut. Kondisi bahaya ditempat kerja memiliki 2 sifat, yaitu bersifat khusus dan
bersifat umum.
1. Bahaya khusus
Bahaya bersifat khusus adalah bahaya yang bersifat material. Bahaya tersebut
ditimbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja.
Contoh :
a. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition)
b. Gedung yang tinggi dengan pondasi yang tidak seimbang
c. Struktur tananh yang tidak sesuai dengan standar IMB ( Ijin Mendirikan
Bangunan)
d. Instalasi listrik yang tidak teratur
e. Tidak adanya peralatan keamanan dan pelindung saat bekerja.
2. Bahaya umum
Bahaya bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial, bahaya
tersebut timbul dari proses kerja.
Contoh :
a. Bekerja dengan tidak memenuhi keselamatan kerja ( unsafe worker)
b. Tidak beristirahat
c. Memaksakan kerja kondisi badan selagi unfit
d. Terjadinya konflik dan mis komunikasi yang membuat tidak kondusif
di tempat kerja
e. Lalai atau ceroboh
f. Tidak mengikuti prosedur kerja
Sikap dan tindakan yang professional perlu dilakukan oleh seorang karyawan
terhadap keadaan bahaya seperti contoh diatas, diantaranya sebagai berikut :
membahayakan
Mengamati (observasi_ terhadap hal-hal yang dapat membahayakan
Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan tersebut
Menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang
Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan
tersebut
Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut
diperusahaan untuk ditindaklanjuti kepada atasannya
Jatuh
Tertimpa benda jatuh
Tertumbuk atau terkena benda-benda kecuali benda jatuh
Terjepit
Gerakan-gerakan yang melebihi kemampuan
Pengaruh suhu tinggi
Pengaruh arus listrik
Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
10
11
c. Lampu merah adalah tanda harus berhenti di lalu lintas dan tanda
kawasan yang mengandung aliran listrik berbahaya
d. Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya
atau hal-hal yang mencurigakan
Tanda kata-kata
Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk
peringatan biasanya singkat, padat, dan jelas seperti kata-kata berikut:
a. YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK
b. MATIKAN PONSEL
c. DILARANG MEROKOK
d. SIMPAN TAS PADA TEMPAT PENITIPAN
e. PINTU DARURAT
2. Tanda-tanda Bahaya
Peralatan yang digunakan untuk menunjukan bahwa telah terjadinya bahaya itu
bermacam-macam sesuai dengan tingkat kemajuan teknologi. Pada masa
tradisional sering digunakan kentongan sedangkan masa sekarang lebih canggih.
Macam macam tanda bahaya antara lain sebagai berikut:
1. Alrm kebakaran
Alat tersebut ditempatkan pada tempat yang dianggap perlu. Alarm
kebakaran akan berbunyi secara otomatis apabila terdeteksi adanya asap
yang diterimanya. Tanda bahaya yang dikeluarkan oleh alat biasanya berupa
bunyi keras dan terus-menerus.
2. Bunyi Sirine ambulance
Sirine atau bunyi yang melengking dipasang pada mobil ambulance
berbentuk speaker aktif bersamaan dengan lampu berwarna dengan lampu
berwarna merah menyala. Hal tersebut pertanda mobil ambulance sedang
membawa orang yang membutuhkan perawatan secepatnya dan bila
terlambat dapat mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia.
3. Alarm Kebocoran Gas
Alarm kebocoran gas gunanya untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernapsan,
4. Alarm pencurian
Alarm tersebut dipasang pada tempat yag tidak boleh dimasuki oleh orangorang yang tidak berkepentingan. Alarm pencurian dihubungkan dengan
kantor petugas keamanan. Alarm tersebut akan bekerja dengan sendirinya
12
bila ada orang memegang barang tertentu yang dilarang, dan bila ada orang
yang memasuki tempat yang dijaga tanpa prosedur yang berlaku.
5. Suara tembakan peringatan
Tanda bahaya yang menggunakan tembakan peringatan dilakukan petugs
kepolisian.
Dengan cara menembak ke atas sebanyak tiga kali. Hal tersebut dilakukan
untuk
memberi
peringatan
kepada
pelaku
tindak
kejahatan
agar
menyerahkan diri.
2.4
Mereka
memiliki
pemahaman
yang
unik
atas
13
mengantisipasi/melihat
adanya
situasi
kurang
aman
agar
dan
menghilangkannya
d. Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia
dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alatalat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
14
1.
2.
3.
4.
2.5
Job Rotation
Personal protective equipment
Penggunaan poster/propaganda
Perilaku yang berhati-hati
Beberapa kasus yang menjadi masalah kesehatan bagi para karyawan adalah:
a) Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan
Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang
menggunakan bantuan dari obat-obatan dan meminum alkohol untuk
menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan
dapat melakukan pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan
sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang
merusak dan penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi,
psikomotor berkurang)
b)
Stress
Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan
kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun
beberapa diantaranya adalah:
1. Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan
kondisi kerja
2. Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial
c) Burnout
"Burnout adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis
maupun fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak
mendukung atau tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan.
Burnout
15
2.6
Dasar
hukum
pemberlakuan
prosedur
keamanan,
kesehatan
dan
keselamatan kerja
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undangundang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam
perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan
bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung
jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi
terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya
perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga
harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan
hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
a.
d.
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
f.
g.
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.
16
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i.
j.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n.
barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p.
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r.
diselenggarakan
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19