Anda di halaman 1dari 7

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN DAN PERTANGGUNGJAWABN

RUMAH SAKIT ATAS MALPRAKTEK OLEH DOKTER DI RUMAH SAKIT

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan salah satu penentu tingkat kesejahteraan seseorang,
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayan kesehatan”.1
Rumah sakit merupakan tempat rujukan bagi seseorang untuk memperoleh
pelayanan kesehatan baik yang ingin berobat atau sekedar memeriksa kesehatan saja.
Tentu keberadaan rumah sakit ini sebagai salah satu tempat yang sangat vital dalam
meningkatkan kesejahteraan setiap orang dalam hal kesehatan. Akan tetapi perencanaan
perancangan rumah sakit sebagai tempat untuk meningkatkan kesejahteraan seseorang
melalui pelayanan kesehatannya tidak selalu berjalan sebagaimana yang diharapkan,
seperti halnya terjadi sebuah pelanggaran di rumah sakit yang dilakukan oleh
dokter/dokter gigi di rumah sakit yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap pasien.2
Pelanggaran yang terjadi di rumah sakit tersebut maka rumah sakit dapat dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatan tenaga kesehatan yang mengakibatkan kerugian
materil terhadap pasien, hal ini tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit Pasal 45 ayat (1) menyatakan, “Rumah Sakit tidak dapat
dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka penyelamatan nyawa manusia.”
Selanjutnya Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 46
juga menyatakan, “Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit.” Oleh sebab itu perbuatan dokter/dokter gigi tidak terlepas daripada tanggung
jawab rumah sakit, kecuali dokter yang bersangkutan melakukan pelanggaran pada saat
sedang berpraktik diluar rumah sakit (malpraktik).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis sangat tertarik
untuk mengkaji tindak pidana malpraktek medic, dalam penelitian ini penulis mengangkat

1
Diana Devlin, 2008, Pelaksanaan Perjanjian Terapeutik Dalam Persetujuan Tindakan Medis Pada
Kondisi Pasien Dalam Keadaan Tidak Mampu Di Rumah Sakit Telogorejo Semarang, Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, hlm.16
2
Maskawati dkk, 2018, Hukum Kesehatan, Cetakan Kesatu, Litera, Yogyakarta, hlm. 77.
judul: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN DAN
PERTANGGUNGJAWABN RUMAH SAKIT ATAS MALPRAKTEK OLEH
DOKTER DI RUMAH SAKIT.
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka terdapat permasalahan yang hendak
dibahas, yaitu:
1. Bagaimana perlindungan konsumen bagi pasien dalam hal terjadinya malpraktek di
rumah sakit?
2. Bagaimana pertanggungjawaban rumah sakit atas tindakan malpraktik yang dilakukan
oleh Dokter?

C. Kerangka Teori
1. Perlindungan Hukum Pasien
Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian
bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan
hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi,
pelayanan medis, dan bantuan hukum.3 Perlindungan hukum yang diberikan kepada
subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang
bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi
hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan,
ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Menurut Satjipto Raharjo
perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang
dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar
mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.4
2. Tanggung Jawab Hukum
Tanggung jawab dalam kamus Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkirakan, dan sebagainya).5 Dalam kamus hukum, tanggung jawab

3
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press. Jakarta, hlm 133.
4
Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu hukum, Citra Aditya Bakti, cetakan ke V, Bandung, hlm.53
5
Daryanto, 1997, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya, hlm. 576
adalah suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah
diwajibkan kepadanya.6 Menurut hukum tanggung jawab adalah suatu akibat atas
konsekuensi kebebasan seorang tentang perbuatannya yang berkaitan dengan etika
atau moral dalam melakukan suatu perbuatan.7
Tanggung jawab hukum itu terjadi karena adanya kewajiban yang tidak
dipenuhi oleh salah satu pihak yang melakukan perjanjian, hal tersebut juga membuat
pihak yang lain mengalami kerugian akibat haknya tidak dipenuhi oleh salah satu
pihak tersebut. Tanggung jawab hukum memiliki beberapa arti. Ridwan Halim
mendefinisikan tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari
pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun
kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikansebagai kewajiban untuk
melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu tidak menyimpang dari
peraturan yang telah ada.8 Selanjutnya menurut Titik Triwulan pertanggungjawaban
harus mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi
seorang untuk menuntut orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban
hukum orang lain untuk memberi pertanggungjawabannya.9
3. Tanggungjawab Rumah Sakit
Tanggung jawab rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
terhadap pasien dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu : aspek etika profesi, aspek
hukum administrasi, aspek hukum perdata dan aspek hukum pidana. 10 Dan untuk jenis
tanggung jawab hukum yang diberikan oleh rumah sakit terhadap kesalahan tindakan
kedokteran yang dilakukan oleh dokter adalah sebagai berikut:11
a. Tanggungjawab Pidana
Dalam hukum pidana dianut asas “tiada pidana tanpa kesalahan” Selanjutnya
dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidanan disebutkan, “ketentuan
pidana dalam perundangundangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang
melakukan suatu delik di Indonesia”. Perumusan Pasal ini menentukan bahwa
setiap orang yang berada dalam wilayah hukum Indonesia, dapat dimintakan

6
Andi Hamzah, 2005, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, hlm 4
7
Soekidjo Notoatmojo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 30
8
Khairunnisa, 2008, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, Pasca Sarjana, Medan, hlm.
4
9
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, 2010, Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Jakarta, hlm
48
H. Syahrul Machmud, 2012, Penegakan Hukum dan Perlindungan Bagi Dokter yang diduga Melakukan
10

Medikal Malpraktek, CV. Karya Putra Darwati, Bandung, hlm. 182.


11
Ibid, hlm 199.
pertanggungjawaban pidana atas kesalahan yang dibuatnya. Berdasarkan pada
ketentuan itu, profesi tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit juga tidak
terlepas dari ketentuan Pasal tersebut.

D. Pembahasan
1. Perlindungan Pasien atas Tindakan Malpraktik Dokter di Rumah Sakit
Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 yang menetapkan pelayanan kesehatan sebagai
tanggung jawab negara, dan Pasal 28H ayat (1) yang menetapkan mengenai hak
warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kedua pasal tersebut
merupakan perwujudan dari sila kemanusiaan yang adil dan beradap dan sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penyediaan pelayanan kesehatan berkaitan
dengan nilai yang menunjung harkat martabat manusia Indonesia, sedangkan
penetapan hak untuk mendapatkan mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan
perwujudan dari sila keadilan sosial yang diwujudkan oleh pemerataan.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai
suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab, sehingga pada dasarnya
pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap
warga negara. Setiap warga negara sesuai dengan kodratnya berkewaiban untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan memanfaatkan seluruh potensi
manusiawi yang dimilikinya. Sebaliknya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah
berkewajiban menjamin agar setiap warga negaranya dapat mengunakan haknya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa hambatan atau halangan dari pihak
manapun.12 Dalam rangka melindungi hak warga negara inilah di perlukan
perlindungan hukum dalam pelayanan kesehatan.13 Perlindungan hukum dan
pelayanan kesehatan dalam aspek pidana. Aspek pidana dalam perlindungan warga
masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan masyarakat merupakan aspek
represif, yaitu ketika teradinya malpraktik oleh dokter di rumah sakit.

12
Setiono, 2014, “Rule of Law (Supremacy Hukum)”, Tesis, Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, hlm. 3
13
Zahir Rusyad, 2018, Hukum Perlindungan Pasien, Setara Press, Malang, hlm. 3.
2. Pertanggungjawaban Rumah Sakit terhadap tindakan Malpraktik yang
dilakukan oleh Dokter
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722 /
Menkes/SK/XII/2002 Tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By
Laws), bahwa rumah sakit merupakan suatu yang pada pokoknya dapat
dikelompokkan menjadi pelayanan medis dalam arti luas yang menyangkut kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pendidikan dan latihan tenaga medis
penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran, ketentuan tersebut pada dasarnya
terdapat empat bagian berkaitan dengan pertanggungjawaban rumah sakit selaku
pelayanan medis, yaitu :
a. tanggung jawab terhadap personalia;
b. tanggung jawab professional terhadap mutu;
c. tanggung jawab terhadap sarana/peralatan; dan
d. tanggung jawab terhadap keamanan bagunan dan perawatannya.
Menurut Pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, rumah sakit bertanggungjawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit. Tanggung jawab hukum rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan terhadap pasien dapat dilihat dari aspek etika profesi, hukum adminstrasi,
hukum perdata dan hukum pidana.
Tanggung jawab rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
terhadap pasien khususnya dilihat dari aspek hukum pidana dilakukan oleh dokter
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana disebutkan,
“ketentuan pidana dalam perundangundangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang
yang melakukan suatu delik di Indonesia”. Perumusan Pasal ini menentukan bahwa
setiap orang yang berada dalam wilayah hukum Indonesia, dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana atas kesalahan yang dibuatnya. Berdasarkan pada
ketentuan itu, profesi tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit juga tidak terlepas
dari ketentuan Pasal tersebut. Sanksi pidana terhadap korporasi/badan hukum,
termasuk rumah sakit, yang melakukan pelanggaran Undang-Undang Kesehatan
ditetapkan pada Pasal 201 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
yaitu “selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat
dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali
dari pidana denda yang ditetapkan terhadap perseorangan”. Selain pidana denda,
korporasi, termasuk rumah sakit, dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan
izin usaha dan/atau pencabutan status badan hukum (Pasal 201 ayat (2)).14

E. Penutup
Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 yang menetapkan pelayanan kesehatan sebagai
tanggungjawab Negara, dan Pasal 28H ayat (1) yang menetapkan mengenai hak warga
negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu perlindungan untuk
pasien sebagai konsumen rumah sakit harus dlindungi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, karena kebutuan akan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia telah
menciptakan bisnis rumah sakit dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan teradap masyarakat.
Rumah sakit bertanggungjawab terhadap kerugian yang diderita oleh pasien
karena kesahan tindakan kedokteran malpraktik yang dilakukan oleh dokter, karena
rumah sakit rumah sakit wajib bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang terjadi
didalam rumah sakit tersebut serta bentuk pertanggungjawaban hukum pidana yang
diberikan oleh rumah sakit terhadap kesalahan atas tindakan kedokteran. Untuk tanggung
jawab hukum hukum pidana.

Daftar Pustaka

Andriano, 2019, Me-review Konsep Pertanggungjawaban Korporasi, Scopindo Media


Pustaka, Surabaya;

Daryanto, 1997, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya;

Devlin, Diana,2008, Pelaksanaan Perjanjian Terapeutik Dalam Persetujuan Tindakan


Medis Pada Kondisi Pasien Dalam Keadaan Tidak Mampu Di Rumah Sakit
Telogorejo Semarang, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang;

Hamzah, Andi, 2005, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia;

Khairunnisa, 2008, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, Pasca
Sarjana, Medan;

Machmud, H. Syahrul, 2012, Penegakan Hukum dan Perlindungan Bagi Dokter yang
diduga Melakukan Medikal Malpraktek, CV. Karya Putra Darwati, Bandung;

14
Andriano, 2019, Me-review Konsep Pertanggungjawaban Korporasi, Scopindo Media Pustaka, Surabaya,
hlm. 59.
Maskawati dkk, 2018, Hukum Kesehatan, Cetakan Kesatu, Litera, Yogyakarta;

Notoatmojo, Soekidjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta;

Rahardjo, Satjipto, 2000, Ilmu hukum, Citra Aditya Bakti, cetakan ke V, Bandung;

Rusyad, Zahir, 2018, Hukum Perlindungan Pasien, Setara Press, Malang;.

Setiono, 2014, “Rule of Law (Supremacy Hukum)”, Tesis, Magister Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta;

Soekanto, Soerjono, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press. Jakarta;

Triwulan, Titik dan Shinta Febrian, 2010, Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi
Pustaka, Jakarta;

Anda mungkin juga menyukai