Tugas ini disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Alternatif Penyelesaian
Sengketa
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1. Pengertian
Arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa disepakati antara
pihak yang bersengketa disampaikan kepada satu atau lebih arbiter yang
mengeluarkan penghargaan. Dengan ini maka ada sebuah alternatif
penyelesaian sengketa (ADR) Mekanisme karena memungkinkan para
pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka di luar pengadilan Negara
yaitu, tanpa litigasi atau non litigasi
Di antara metode alternatif penyelesaian sengketa, arbitrase
didefinisikan sebagai yurisdiksi berarti dari penyelesaian sengketa karena
kuasa yang diberikan kepada arbiter untuk memutuskan kasus dan
mengeluarkan penghargaan. Berbeda dari mediasi dan negosiasi, pihak
tidak memiliki mengatakan pada solusi ditemukan oleh pengadilan
arbitrase, yang dikenakan pada mereka dengan cara yang final dan
mengikat.
Ciri utama dari arbitrase adalah sifat konsensual nya. Sebuah
perselisihan dapat diselesaikan dengan arbiter hanya jika kedua belah
pihak telah sepakat untuk ini. perjanjian para pihak biasanya mengambil
bentuk klausul arbitrase dalam kontrak, sebelum terjadinya sengketa.
Setelah sengketa telah muncul, para pihak dapat setuju untuk
menyerahkan sengketa khusus untuk pengadilan arbitrase.
2. Jenis Arbitrase
Arbitrase mungkin domestik atau internasional. Biasanya,
arbitrase yang internasional ketika pihak dari kebangsaan yang berbeda
dan / atau ketika kepentingan perdagangan internasional yang
dipertaruhkan. Definisi ini dapat bervariasi tergantung pada hukum yang
mengatur perjanjian para pihak untuk menengahi. Ada berbagai jenis
arbitrase tergantung pada materi pelajaran dalam sengketa, sebagai
contoh komersial, konstruksi, investor-Negara atau arbitrase investasi
(ISDS), dll.
Proses arbitrase dapat dikategorikan sebagai arbitrase
institusionaldan arbitrase ad-hoc. Kebanyakan proses arbitrase
yang dikelola oleh lembaga arbitrase, termasuk ICC, SCC, ICSID,
UNCITRAL (PCA), LCIA, SIAC, HKIAC, DIAC, SELAI, ICDR,
ADA (Crcrja) dan
lain.
1. Vooging : Ikut sertanya pihak ketiga karena ditarik oleh salah satu
pihak, biasanya yang menarik.
2. Tussencomst : Keinginan pihak ketiga karena mempunyai
kepentingan terhadap pemeriksaan perkara tersebut.
Menurut pasal 30 UU No 30 Tahun 1999 pihak ketiga diluar
perjanjian arbitrase dapat turut serta dan menggabungkan diri dalam proses
penyelesaian sengketa melalui arbitrase dengan syarat :
1. Terdapat unsur kepentingan yang terkait dengan sengketa yang
bersangkutan.
2. Keikutsertaan pihak ketiga disepakati oleh para pihak yang
berperkara.
3. Keikutsertaan pihak ketiga disetujui oleh arbiter atau majelis
arbitrase yang bersangkutan.
6. Putusan
Putusan ada terdapat dua macam yaitu putusan sela (Profesional) dan
putusan akhir :
1. Putusan sela
Putusan sela dapat diambil sebelum menjatuhkan putusan akhi, hal ini
bertujuan untuk ketertiban pemeriksaan perkara yang meliputi :
a. Untuk menetapkan sita jaminan
b. Memerintahkan kepada pihak ketiga untuk menitipkan barang-
barang milik debitur atau tergugat.
c. Memerintahkan pihak ketiga atau tergugat untuk menjual barang
yang sudah rusak.
2. Putusan akhir
Surat tuntutan tersebuat harus diajukan secara tertulis dan berisi antara lain
: