Anda di halaman 1dari 15

PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA

PENGAMPU : Dr. Rizka, S.Ag.,M.H.

NAMA: DIMAS WAHYU NUGROHO AJI

NIM: C100160265

KELAS: A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS HUKUM

2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penanaman modal merupakan langkah awal untuk melakukan pembangunan.


Penanaman modal yang berasal dari dalam negeri yang disebut Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) dan penanaman modal yang berasal dari luar negeri yang disebut Penanaman Modal
Asing (PMA). Keduanya sama penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
negara.1

Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat apabila dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan, sedangkan pertumbuhan yang lambat
terjadi apabila dari tahun ke tahun mengalami penurunan atau fluktuatif. Hal ini dapat
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya suatu wilayah tersebut atau
membandingkannya dengan wilayah lain. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan
membandingkan PDB pada satu tahun tertentu dengan tahun sebelumnya.2

Kita tahu bahwa sumberdaya alam merupakan inti dari kegiatan umat manusia terutama
ekonomi.Tak ada yang dapat dilakukan oleh umat manusia tanpa tersedianya sumberdaya alam.
Keberadaannya merupakan syarat mutlak bagi semua aktifitas di muka bumi ini apakah itu di
daerah perkotaan atau perdesaan, apakah disektor pertanian atau industri dan jasa atau pada
kehidupan sosial lainnya. Oleh karena itu, timbul keinginan untuk menarik investor yang
dimulai sejak jaman orde baru hingga sekarang. Tetapi Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia
mengalami krisis moneter. Krisis moneter ini diawali dengan terdefresiasinya nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat. Defresiasi nilai tukar rupiah makin tajam sehingga krisis
moneter yang terjadi tersebut berlanjut menjadi krisis ekonomi yang dampaknya terasa hingga
saat ini, sehingga investor asing enggan menaruh investasinnya lagi dan pertumbuhan ekonomi
berjalan sangat lambat.

1
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
2
Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

2
Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian
nasional seperti sediakala sebelum terjadinya krisis ekonomi adalah kebijakan mengundang
masuknya investasi di Indonesia. Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini merupakan
faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Harapan masuknya
investasi asing dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan. Faktor yang dapat
mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan
modalnya, antara lain : Pertama faktor Sumber Daya Alam, Kedua faktor Sumber Daya Manusia,
Ketiga faktor stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha,
Keempat faktor kebijakan pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam perizinan.

Namun perlu diperhatikan berbagai macam hal apabila Negara Indonesia mengambil
keputusan menerima penanaman modal asing khususnya dalam bidang Sumber Daya Alam,
karena pada dasarnya kekayaan tersebut milik Negara kita sendiri, namun pihak asing membantu
dalam penanaman modal sehingga proses ekstraksi dapat dilakukan, yang tentu saja timbal
baliknya akan ada, berupa hak mengambil kekayaan tersebut dan hanya sepersekian persen saja
untuk Negara. Oleh karena itu perlu disiasati agar kita tidak terlena dengan kemudahan berupa
hasil jadi walaupun sedikit, sedangkan hasil yang bisa kita dapatkan lebih sedikit dari hak kita
sebenarnya. Perlu diingat bahwa sumber daya alam yang tidak terbarukan suatu saat akan habis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa peranan penanaman modal asing bagi negara berkembang?


2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan sebagian besar investor asing enggan masuk ke
Indonesia atau juga enggan untuk merealisasi rencana investasi mereka yang telah disetujui
pemerintah?
3. Bagaimanakah realita penanaman modal asing di bidang sumber daya alam di Indonesia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui peranan Penanaman Modal Asing (PMA) di Negara-negara berkembang.
2. Untuk mengetahui penyebab enggannya para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui realita penanaman modal asing di bidang sumber daya alam di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENANAMAN MODAL ASING

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial penanaman modal asing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia tahun
2010-2013. Hal ini berarti apabila nilai penanaman modal asing mengalami peningkatan maka
pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat karena memiliki pengaruh yang positif. Nilai
penanaman modal asing 33 provinsi di Indonesia memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena didorong oleh beberapa hal, yaitu
perekonomian Indonesia yang sehat, stabilitas politik, iklim investasi di Indonesia, infrastruktur
di Indonesia, sumber daya alam yang melimpah, keadaan demograf, adanya pasar domesik dan
peran global Indonesia. Penanaman modal asing pada penelitian ini merupakan penanaman
modal asing pada sektor riil di Indonesia yang bergerak pada bidang industri manufaktur
sehingga penanaman modal asing pada bidang industri manufaktur akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini terjadi karena aliran penanaman modal asing pada
bidang industri manufaktur akan menghasilkan eksternalitas dalam bentuk transfer teknologi dan
spillover3

Di dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal ini, jika
diadakan perbandingan dari investasi portofolio dengan Penanaman Modal Asing (PMA) lebih
banyak mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang), banyak
memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja
baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya
kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi

3
Mukhlis, Imam. 2012. Ekonomi Internasional Indonesia Dalam Perspektif Teoritis dan Empiris. Tulungagung:
Cahaya Abadi.

4
portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum
tentu akan sanggup untuk membuka lapangan kerja baru di dalam Negara tujuan investasi.

Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas
usahanya atau membuka usaha baru yang hal ini berarti membuka lapangan kerja. Tidak sedikit
pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah
untuk membayar utang bank. Selain itu proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih
keterampilan manajemen.

2.2 PERANAN PENANAMAN MODAL ASING BAGI NEGARA SEDANG


BERKEMBANG
Penanaman modal asing atau investasi asing menurut Irawan dan Suparmoko
(2002 : 141) merupakan investasi yang dilaksanakan oleh pemilik-pemilik modal asing di
dalam negeri kita atau mendapat suatu keuntungan dari usaha yang dilaksanakan itu.
Berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh Suparmoko yang menyatakan PMA
merupakan penanaman modal yang dilaksanakan oleh pemilik modal asing. Menurut
Amalia (2007 : 58) penanaman modal asing merupakan sesuatu yang positif karena hal
tersebut mengisi kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam negeri,
menambah cadangan devisa, memperbesar penerimaan pemerintah dan mengembangkan
keahlian manajerial bagi perekonomian di negara penerimanya.45
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Penanaman Modal
Asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal di wilayah Negara Republik Indonesia
dengan menggunakan modal asing maupun berpatungan dengan penanam modal dalam
negeri.
Menurut Arsyad (2010 : 229) manfaat investasi asing atau penanaman modal
asing bagi Negara sedang berkembang, antara lain : untuk menciptakan lapangan kerja;
proses ahli teknologi dan ketrampilan yang bermanfaat; sumber tabungan atau devisa;
Degan adanya penanaman modal asing dapat menciptakan lapanan kerja sehingga dapat

4
Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan Edisi Keenam . Yogyakarta : Andi

5
menggurangi pengangguran, selain itu dengan adanya investasi asing akan mendapatkan
ketrampilan baru bagi Negara sedang berkembang. Penanaman modal asing juga
merupakan sumber tabungan kerena dengan adanya investor asing yang menanamkan
modalnya maka pertumbuhan ekonomi akan meningkatmeningkat.6
Secara garis besar, penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara
sedang berkembang seperti negara Indonesia dapat diperinci menjadi lima hal yaitu :
 Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang
berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
 Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perpindahan struktur
produksi dan perdagangan.
 Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi
struktural.
 Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural
benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif.
 Bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun
industri-industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat membantu
untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronik, industri
kimia dasar dan sebagainya.

Selama ini investor domestik di negara sedang berkembang yang enggan melakukan usaha
yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dan
membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor asing akan sangat mendukung merintis
usaha dibidang-bidang tersebut. Adanya pengadaan prasarana negara, pendirian industri-industri
baru, pemanfaatan sumber-sumber baru, pembukaan daerah-daerah baru, akan membuka
kecenderungan baru yaitu meningkatkan lapangan kerja. Sehingga tekanan pendudukan pada
tanah pertanian berkurang dan pengangguran dapat diatasi.Inilah keuntungan sosial yang
diperoleh adanya kehadiran investor asing. Adanya transfer teknologi mengakibatkan tenaga
kerja setempat menjadi terampil, sehingga meningkatkan marginal produktifitasnya, akhirnya
akan meningkatkan keseluruhan upah riil. Semua ini menunjukkan bahwa modal asing

6
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan edisi 5. Yogyakarta : Bagian penerbit STIM YKPN

6
cenderung menaikkan tingkat produktifitas, kinerja tenaga kerja Negara tujuan penanaman
modal dan pendapatan nasional.

Dengan demikian, kehadiran PMA bagi negara sedang berkembang sangat diperlukan untuk
mempercepat pembangunan ekonomi.Modal asing membantu dalam industrialisasi,
pembangunan modal dan menciptakan kesempatan kerja, serta keterampilan teknik.Melalui
modal asing terbuka daerah-daerah dan tergarap sumber-sumber baru.Resiko dan kerugian pada
tahap perintisan juga tertanggung, selanjutnya modal asing mendorong pengusaha setempat
untuk bekerjasama. Modal asing juga membantu mengurangi problem neraca pembayaran dan
tingkat inflasi, sehingga akan memperkuat sektor usaha negara dan swasta domestic dari negara
tuan rumah atau yang sering disebut host country.

Penanaman modal asing di Indonesia tidak terlepas dari cita-cita hukum ekonomi Indonesia
yaitu menggagas dan menyiapkan konsep hukum tentang kehidupan ekonomi. Kehidupan
ekonomi yang diharapkan adalah kehidupan ekonomi berbangsa dan bernegara yang rakyatnya
memiliki kesejahteraan dalam keadilan sosial, sebagaimana yang dicita-citakan Pancasila dan
Indonesia sebagai negara berdaulat sekaligus sebagai negara berkembang mempunyai pola
tertentu terhadap konsep hukum dalam kegiatan ekonomi, meliputi konsep pencapaian
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, Konsep ekonomi kekeluargaan yang
Pancasilais, konsep ekonomi kerakyatan untuk membela kepentingan rakyat.

Oleh karena itu, peranan PMA di Indonesia cukup mendukung juga perkembangan
kehidupan ekonomi sesuai dengan konsep hukum dalam kegiatan ekonomi dan cita-cita hukum
ekonomi Indonesia. Dan untuk mendukung investasi di Indonesia maka perlu pembentukan
hukum ekonomi dengan perangkat peraturan membutuhkan kajian yang bersifat komprehensif
dan pendekatan secara makro dengan informasi yang akurat demi multidisipliner dari berbagai
aspek antara lain :

 Ekonomi dan social.


 Sosiologis dan budaya.
 Kebutuhan-kebutuhan dasae dan pembangunan.
 Praktis dan operasional dan kebutuhan kedepan.

7
 Moral dan etika bisnis yang berlaku dalam konsep kelayakan dan kepatutan dalam
kehidupan manusia dan kemanusiaan yang beradab.

2.3 KENDALA INVESTASI ASING DI NEGARA INDONESIA

Secara teoritis ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa investor-investor
dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang yakni, The Product Cycle Theory dan
The Industrial Organization Theory of Vertical Organization.The Product Cyrcle Theory yang
dikembangkan oleh Raymond Vermon ini menyatakan bahwa setiap teknologi atau produk
berevolusi melalui tiga fase : Pertama fase permulaan atau inovasi, kedua fase perkembangan
proses dan ketiga fase standardisasi. Dalam setiap fase tersebut sebagai tipe perekonomian
negara memiliki keuntungan komparatif (Comparative advantage).The Industrial Organization
Theory of Vertical Integration merupakan teori yang paling tepat untuk diterapkan pada new
multinasionalism dan pada investasi yang terintegrasi secara vertikal.Pendekatan teori ini
berawal dari penambahan biaya-biaya untuk melakukan bisnis diluar negeri (dengan investasi)
harus mencakup biaya-biaya lain yang harus dipikul lebih banyak daripada biaya yang
diperuntukkan hanya untuk sekedar mengekspor dari pabrik-pabrik dalam negeri.Oleh karena itu
perusahaan itu harus memiliki beberapa kompensasi atau keunggulan spesifik bagi perusahaan
seperti keahlian teknis manajerial keadaan ekonomi yang memungkinkan adanya
monopoli.Menurut teori ini, investasi dilakukan dengan cara integrasi secara vertikal yakni
dengan penempatan beberapa tahapan produksi di beberapa lokasi yang berbeda-beda di seluruh
dunia. Motivasi utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang
rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain. Di samping itu motivasi yang lain adalah untuk
membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-perusahaan lain, artinya dengan investasinya
di luar negeri ini berarti perusahaan-perusahaan multinasional tersebut telah merintangi
persaingan-persaingan dari negara lain sehingga monopoli dapat dipertahankan. Motif utama
modal internasional baik yang bersifat investasi modal asing langsung (foreign direct investment)
maupun investasi portofolio adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi daripada di
negara sendiri melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sistem perpajakkan yang
lebih menguntungkan dan infrastruktur yang lebih baik. Untuk menarik arus modal yang
signifikan ke suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor :Iklim investasi yang Kondusif dan
Prospek pengembangan di negara penerima modal.

8
Dilihat dari kedua faktor di atas, maka tampaknya arus modal asing justru lebih banyak
mengalir ke negara-negara maju daripada ke negara-negara berkembang. Aliran modal ke
negara-negara berkembang masih dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

 Tingkat perkembangan ekonomi Negara penerima modal.


 Stabilitas politik yang memadai.
 Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan investor.
 Aliran modal cenderung mengalir ke Negara-negara dengan tingkat pendapatan per
kapita yang tinggi.

Adanya keengganan masuknya investasi asing dan adanya indikasi relokasi


investasi ke negara lain disebabkan karena tidak kondusifnya iklim investasi di Indonesia dewasa
ini.

Apabila ditinjau dari Undang-Undang Penanaman Modal, sudah dapat dikatakan bahwa
Undang-undang tersebut mencakup semua aspek penting, seperti pelayanan, koordinasi, fasilitas,
hak dan kewajiban investor, ketenagakerjaan, dan sector-sektor yang dapat dimasuki investor.
Hal tersebut diupayakan secara maksimal agar terjad peningkatan investasi di Indonesia dari sisi
pemerintah dan kepastian berinvestasi dari sisi pengusaha/investor.

Beberapa poin penting dalam Undang-Undang Penanaman Modal, diantaranya adalah


pada bab I pasal 1 Nomer 10 terkait pelayanan terpadu satu pintu. Yang artinya bahwa system
pelayanan tersebut diharapkan dapat mengakomodasi keinginan investor/pengusaha untuk
memperoleh pelayanan yang lebih efisien, mudah, dan cepat. Sehingga bagi manca Negara yang
ingin berinvestasi disebuah wilayah Indonesia, tidak perlu lagi menunggu dengan waktu yang
lama untuk memperoleh izin berinvestasi di Indonesia, bahkan tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya pajak maupun pungutan lain akibat panjangnya jalur birokrasi.

Kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal yang
terdapat dalam pasal 4 Nomer 2b, belum sepenuhnya terlaksana. Hasil studi LPEM-FEUI (2001)
menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi pengusaha dalam melakukan investasi di Indonesia
selain persoalan birokrasi, ketidakpastian biaya investasi yang harus dikeluarkan serta perubahan
peraturan pemerintah daerah yang tidak jelas atau muncul tiba-tiba, juga kondisi keamanan,

9
social dan politik Indonesia. Bahkan, World Economic Forum (2007), menunjukkan dari 131
negara, Indonesia berada dalam urutan ke-93 mengenai perlindungan bisnis.

Kendala perijinan penanaman modal di Indonesia, juga menjadi penghambat. Karena izin
investasi tidak dapat dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi harus menjadi satu paket
dengan izin-izin lain yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kegiatan
usaha dan menentukan untung-ruginya suatu usaha. Misalnya di sector perhotelan, jumlah izin
yang diperlukan mencapai 37 buah, karena setiap bagian dari hotel harus memiliki izin khusus
dari departemen yang terkait.Kondisi perizinan penanaman modal yang rumit ini, seringkali
membuat para penanam modal membatalkan niatnya untuk berinvestasi di Indonesia.Meskipun
pelayanan terpadu satu pintu sudah diterapkan.

Hasil survey World Economic Forum (WEF) tahun 2007 menunjukkan, bahwa 8.5% dari
jumlah pengusaha di Indonesia yang menjadi responden mengatakan bahwa permasalahan utama
mereka adalah peraturan ketenagakerjaan yang restriktif, 10.7% mengeluhkan ketidakstabilan
kebijakan, dan 16.1% mempermasalahkan birokrasi yang tidak efisien.

Khusus masalah birokrasi, yang tercerminkan oleh antara lain prosedur administrasi
dalam mengurus investasi seperti perizinan, peraturan atau persyaratan lainnya yang berbelit-
belit dan langkah prosedurnya yang tidak jelas. Hal ini merupakan masalah klasik yang membuat
investor enggan berinvestasi di Indonesia.Sehingga permalahan ini menjadi kendala tertinggi
penanaman modal asing di Indonesia.Masalah ini bukan hanya membuat banyak waktu yang
terbuang, tetapi besarnya biaya yang harus ditanggung oleh pengusaha atau calon investor.
Diantara Negara-negara ASEAN, hasil survey WEF menunjukkan Indonesia berada pada posisi
ke-3 setelah Singapura dengan birokrasi yang paling efisien atau biaya birokrasi paling murah
(tidak hanya di ASEAN tetapi juga dunia menurut versi WEF) dan Malaysia.

2.4 REALITA PENANAMAN MODAL ASING PADA PERMBERDAYAAN


SUMBER DAYA ALAM

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa ada sumberdaya alam tidak
mengandung arti apa-apa.Pengetahuan dan teknologi hanya sebagai alat bagaimana agar

10
sumberdaya alam dapat dipergunakan secara efisien dan efektif dan hanya untuk memperlambat
penyusutan yang terjadi atas sumberdaya alam akibat dipakai oleh umat manusia. Namun untuk
menciptakan sumberdaya alam itu sendiri tidak akan pernah terjadi. Sumberdaya alam
merupakan berkah yang diberikan oleh Allah swt kepada umat manusia untuk dipelihara dan
dimanfaatkan karena tidak ada sumberdaya alam pengganti.

Untuk masa mendatang umat manusia akan kembali ke masa sebelum ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang yaitu terjadinya perang memperebutkan sumberdaya alam. Mulanya
dulu (beberapa abad lalu) terjadi perang memperebutkan sumberdaya alam.Kemudian perang ini
mereda setelah munculnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena ilmu pengetahuan
teknologi mampu menciptakan efisiensi dan produktifitas manusia dalam berproduksi dan
mampu menciptakan barang pengganti (konsumsi) sebagai kebutuhan manusia.

Kemudian diperkuat dengan kemajuan dalam hubungan diplomatik antar negara sehingga
dunia terhindar dari peperangan pisik.Saat ini keadaannya berubah. Sekarang kembali kepada
masa perebutan sumberdaya alam itu karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kalah
cepat berkembang jika dibandingkan dengan pertumbuhan kebutuhan manusia akan barang dan
jasa. Ilmu pengetahuan dan teknologi hanya mampu mengatasi kebutuhan manusia dalam jangka
pendek.

Perang memperebutkan kembali sumberdaya alam sangat dimungkinkan karena ilmu


pengetahuan dan teknologi tidak bisa menciptakan sumberdaya alam sementara pertumbuhan
penduduk menuntut permintaan sumberdaya alam yang semakin besar.Saat ini kecenderungan
kearah itu telah terlihat. Berbagai peperangan dan konflik perbatasan (darat maupun laut) tidak
terlepas dari cara untuk memperebutkan sumberdaya alam yang dibalut dengan mashalat politik
sebagai pemicunya. Peperangan Timur Tengah, konflik perbatasan di laut China Selatan antara
China dengan negara tetangganya, konflik perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura
ataupun antara Thailand dengan Kamboja adalah contoh awal perang memperebutkan
sumberdaya alam masa mendatang.

Semuanya ini harus disadari oleh pemerintah Indonesia dan dijadikan bahan
pertimbangan dalam menyusun kebijakan penanaman modal asing di Indonesia.Makna yang
dapat kita tarik adalah bahwa dunia saat ini terancam dengan keterbatasan sumberdaya alam

11
sementara kebutuhannya semakin meningkat.Disamping itu sumberdaya alam itu sendiri tidak
dapat diciptakan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan negara negara di
dunia masa mendatang tidak hanya ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tetapi juga ditentukan oleh kepemilikan negara itu akan sumberdaya alam. Tanpa sumberdaya
alam tak ada yang dapat dilakukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hendaknya hal ini dijadikan pedoman oleh pemerintah Indonesia yang memiliki banyak
sumbedaya alam pada kebijakan ekonomi dikala mengundang para investor luar negeri datang
melakukan investasi di Indonesia.Ada kesan bahwa pemerintah terlalu mengobral sumberdaya
alamnya kepada investor asing.Sepertinya sumberdaya alam dilepas sebagaimana kita melepas
burung pipit dari sangkarnya. Sumberdaya alam bukan burung pipit yang tidak punya nilai tetapi
ia adalah burung emas yang bernilai ekonomi tinggi. Sumberdaya alam pertambangan dan lahan
pertanian adalah dua hal yang sedang diperlukan oleh negara negara dunia karena kepemilikan
mereka yang sudah menipis. Tanpa diundangpun mereka akan datang untuk mendapatkan
sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia. Oleh sebab itu Indonesia harus memiliki kebijakan
yang jelas dan tegas akan sumberdaya alamnya dan harus perpegang pada kepentingan bangsa
masa depan.

12
KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Penanaman modal asing mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi 33 provinsi di Indonesia. Maka semakin tinggi nilai penanaman modal
asing maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. b) Penanaman modal dalam negeri
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi 33 provinsi di Indonesia. Maka semakin tinggi nilai
penanaman modal dalam negeri maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. c) Belanja
Modal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi 33 provinsi di Indonesia serta berdasarkan hasil
penelitian penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan belanja modal
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi 33 provinsi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan, perbaikan maupun peningkatan dalam
menentukan arah kebijakan yang berhubungan dalam penanaman modal. Misalnya saja untuk
peningkatan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, pemerintah pusat
Indonesia membuat kebijakan untuk menjamin kelangsungan iklim investasi yang kondusif bagi
investor asing dan domestik di Indonesia. Pemerintah sebaiknya mempermudah perizinan untuk
berinvestasi di Indonesia dan pemerintah harus mengarahkan penanaman modal asing tidak
hanya untuk badan usaha besar tetapi untuk usaha kecil mikro dan menegah di Indonesia yang
masih banyak kekurangan modal. Untuk pemerintah daerah sebaiknya melakukan promosi
mengenai potensi ekonomi regional yang dimiliki masing-masing provinsi agar menarik investor
asing untuk menanamkan modalnya.

Berdasarkan analisis dan pembahasan data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

 Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PMDN berpengaruh tidak


signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan PMDN yang berfluktuatif yang disebabkan tata kelolah infrastruktur
dan komunikasih antara pengusaha dengan pemerintah, serta peranan sektor
industri dan perdagangan yang lebih tinggi.
 Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PMA berpengaruh tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disebabkan oleh

13
pertumbuhan PMA yang berfluktuatif yang disebabkan tata kelolah infrastruktur
dan komunikasih antara pengusaha dengan pemerintah, serta peranan sektor
industri dan perdagangan yang lebih tinggi.

14
DAFTAR PUSAKA

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mukhlis, Imam. 2012. Ekonomi Internasional Indonesia Dalam Perspektif Teoritis dan Empiris.
Tulungagung: Cahaya Abadi.

Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan Edisi Keenam . Yogyakarta : Andi

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan edisi 5. Yogyakarta : Bagian penerbit STIM
YKPN

15

Anda mungkin juga menyukai