Anda di halaman 1dari 10

Pembelajaran & Aplikasi di

Indonesia

KEBIJAKAN PERIZINAN DI BEBERAPA


NEGARA YANG MENDUKUNG
INVESTASI

Mahipal, SH., MH.


Prinsip dan Kondisi Perizinan Konsesi Hutan
Berbasis Pelelangan Kompetitif
A. Prinsip Efisiensi Ekonomi
Untuk mencapai suatu titik efisiensi ekonomi dan
pemanfaatan kawasan konsesi secara berkelanjutan
maka diperlukan suatu sistem perizinan konsesi
pelelangan secara kompetitif.

Setidaknya ada 4 pertanyaan yang esensial yang


terkait dengan sistem perizinan kompetitif tersebut
yang bermuara pada pemberian akses seluas-luasnya
kepada publik untuk memanfaatkan akses hutan secara
berkelanjutan terhadap aset hutan Negara, yakni :
1) Siapa yang akan memanfaatkan terhadap hutan
publik,
2) Untuk tujuan apa dan produk apa,
3) Bagaimana hutan dimanfaatkan, dan
4) Bagaimana hutan dikelola.

Sistem pelelangan secara kompetitif adalah metode


pemberian perizinan yang paling transparan, karena
metode tersebut dapat mengurangi kemungkinan
tejadinya praktik korupsi, suap-menyuap, dan pengaruh
politik kekuasaan.
Metode pelelangan kompetitif akan memberikan
Tiga efisiensi kunci dalam kegiatan usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu yaitu:

a) Efisiensi Poduktif
Dimana perusahaan penawar seharusnya berani memberikan
harga dan nilai paling tingi terhadap kawasan konsesi yang
dilelang izinya (termasuk kontribusi keuangan Negara), dengan
begitu perusahaan penawar akan sangat efisien dalam kegiatan
bisnisnya.

b) Efisiensi Alokatif
Dimana perusahaan penawar mengalokasikan sumber daya
kayu di kawasan konsesinya secara berkelannjutan agar dapat
menjalankan prinsip-prinsip-prinsip pemanfaatan yang baik.
c) Efisiensi Distribusi
Perusahaan penawar secara efisien akan mendukung
upaya pemerintah untuk secara regular penerimaan dari
kawasan konsesi yang dimanfaatkan tersebut, hal ini
akan berdampak pada pembangunan yang
disumbangkan dari sektor konsesi hutan.

Ketiga efisiensi di atas disebutkan juga dengan Efisiensi Ekonomi.

Namun untuk berada pada kondisi Efisiensi Ekonomi


diatas tidak akan dapat dicapai apabila pemerintah sebagai
pemegang regulasi dalam mendesian sistem perizinan
pelelangan kompetitif tidak menerapkan 2 prinsip sebagai
berikut :
a) Prinsip pengurangan ketidakpastian
Suatu sistem pelelangan kompetitif yang harus
mampu mengurangi ketidakpastian. Kondisi ini dapat
dicapai dengan data yang kuat dan informasi yang
akurat terhadap perusahaan penawar.

b) PrinsipTransparasi
Suatu sistem pelelangan kompetitif yang harusnya
mampu mengedepankan prinsip transparansi sebagai
prinsip pelelangan, sehingga sistem pelelangan
perizinan biaya tinggi tidak terjadi.
B. Kondisi-kondisi Sistem Perizinan Konsesi berbasis
Pelelangan Kompetitif
Ada enam kondisi yang harus dipenuhi agar sistem
perizinan konsesi dengan metode pelelangan
kompetitif dapat dilaksanakan dengan tingkat
kesuksesan tinggi sebagai berikut;

1. Faktor-faktor penentu keputusan pemenangan


pelelangan harus di identifikasikan secara jelas.

2. Informasi yang memadai terhadap daya hutan,


sehingga penewaran terhadap harga dan nilai
kawasan konsesi dapat ditetapkan nilai dan harga
tertingggi dan terendah.
3. Proses pelelangan yang dilakukan harus dapat
menutupi biaya pelelangan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.

4. Aspek transparansi harus disusun mekanismenya,


sehingga perusahaan penawar dapat memhami
resiko bisnis terhadap kawasan konsesi yang akan
dilelang.

5. Kecukupan jumlah peserta lelang harus dipenuhi


dan disepakati jumlah minimal.
5. Mekanisme pelelangan harus dapat menghindari
berbagai bentuk kolusi dalam arti dibutuhkan
mekanisme anti kolusi yang memadai untuk
menangkap praktik-praktik kolutif dalam proses
pelelangan.

Ferraz dan Seroa menyebutkan bahwa sistem


perizinan kompetitif membutuhkan partisipasi dari
organisasi masyarakat non pemerintah, terutama
dalam pemantauan dan audit, sehingga sistem yang
didesain benar-benar dapat meningkatkan derajat
kredibiitas suatu sistem perizinan konsesi secara
kompetitif.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai