Anda di halaman 1dari 34

RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA

RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG


PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG
(REVISI PERMEN PU No.13/PRT/M/2009
TENTANG
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENATAAN RUANG)

D I R E K T O R AT J E N D E R A L P E N G E N D A L I A N P E M A N F A A TA N R U A N G
DAN PENGUASA A N TANAH
K E M E N T E R I A N A G R A R I A D A N T ATA R U A N G / B A D A N P E R T A N A H A N N A S I O N A L
Outline
I. Latar Belakang Revisi Permen PU No.13/PRT/M/2009 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang
II. Tahapan Pembahasan Revisi Permen PU No.13/PRT/M/2009
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang
III. Pokok-pokok Perubahan dalam Revisi Permen PU
No.13/PRT/M/2009 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Penataan Ruang
IV. Contoh-contoh Perubahan dalam Revisi Permen PU No. 13/PRT/M/2009
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang
V. Outline dan Isi Rapermen PPNS Penataan Ruang
VI. Rekapitulasi PPNS Penataan Ruang 2016

2
I. Latar Belakang Revisi Permen PU No.13/PRT/M/2009
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang
Revisi terhadap Permen No. 13/PRT/M/2009 tentang PPNS Penataan Ruang
dilatarbelakangi oleh beberapa hal sebagai berikut:
Perubahan Peraturan Perundang-undangan
Dengan diundangkannya peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang (antara lain: PP No. 58 Tahun 2010, Peraturan Menteri
Hukum dan HAM No. M.HH.01.AH.09.01 Tahun 2011, Peraturan Kapolri No. 6 Tahun 2010,
dan Peraturan Kapolri No. 20 Tahun 2010), maka muatan Permen PU No. 13PRT/M/2009
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang perlu disesuaikan dengan peraturan-
peraturan tersebut.
Perubahan Struktur Organisasi Kementerian
Dengan diundangkannya Perpres No. 165 Tahun 2014, Perpres No. 17 Tahun 2015, Keppres
No. 121/P Tahun 2014, dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 8 tahun 2015, pembinaan terhadap PPNS Penataan Ruang menjadi
kewenangan Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
Tuntutan Kebutuhan akan Adanya Pedoman Tata Laksana yang Komprehensif
agar Pelaksanaan Tugas PPNS Penataan Ruang dapat Lebih Efektif, Efisien,
dan Akuntabel
Permen PU No. 13/PRT/M/2009 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang
dipandang sudah tidak sesuai dengan perkembangan pengaturan saat ini dan belum dapat
memenuhi tuntutan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan tugas PPNS Penataan Ruang.
3
II. TAHAPAN PEMBAHASAN REVISI PERMEN PERMEN PU NO.13/PRT/M/2009 TENTANG
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG

Workshop di Permintaan masukan


Workshop di Makassar (29-30
Tahun 2013 s/d 2014 tertulis kepada
Jakarta Oktober 2015)
Telah dilakukan direktorat terkait Workshop di Padang
(7 September 2015) Penajaman
beberapa kali (Januari 2016)
workshop dan
Memasukkan mekanisme (11 Agustus 2016)
Sebagian besar Dibuat 2 (dua)
kunjungan ke daerah manajemen penyidikan masukan dapat versi draft
Kegiatan penyusunan penyidikan ke Penajaman
dalam pasal, diakomodir dan rapermen yang
draft rapermen revisi maksud dan dimasukkan ke dalam berbeda terkait
Hasil dari berbagai bukan lampiran. tujuan
forum pembinaan Penyesuaian isi pasal rapermen dengan kedudukan
Penambahan Ada penambahan dan
PPNS draft permen PPNS
menghasilkan materi Materi tentang penyesuaian baru dari
dengan Perkap Forum PPNS Penyempurnaan
teknis+draft awal bagian program dan draft Rapermen
Polri no.6/2010 Penataan Ruang
sebagai bahan revisi hukum terkait
permen no.13/2009
Penyempurnaan Penyempurnaan masukan dari
draft rapermen draft rapermen direktorat-direktorat.

Workshop di Workshop di
FGD di Jakarta (6-7 Jakarta (19-20
Bandung (15-16
Agustus 2015) Oktober 2015) November 2015) Rapat Internal
Direktorat Pengajuan SOTK Kanwil
Memperjelas Penghilangan Penertiban Dengan dan Kantah BPN dari
Penajaman terkait kementerian ATR/BPN
lingkup tugas dan pelimpahan proses beberapa pasal Dirjen PPRPT
yang dianggap ke Menpan tidak
wewenang PPNS penyidikan antar
tidak relevan Dihilangkannya terdapat tugas fungsi
Penataan Ruang PPNS Penataan terkait dengan
Memperjelas Ruang dengan isi PPNS Penataan
rapermen Ruang Provinsi dan pengendalian
proses Perumusan wilayah pemanfaatan ruang dan
pengangkatan dan Penentuan Kabupaten/Kota
kewenangan ppns penataan ruang
pelantikan PPNS wilayah kerja PPNS kriteria menjadi PPNS
kompleksitas menggunakan Draft I
Penataan Ruang penataan Ruang Penataan Ruang
kasus (PPNS Pusat, Provinsi,
Perubahan Judul Penyempurnaan Pusat
Penyempurnaan Kab/Kota)
Permen draft rapermen
draft rapermen
III. POKOK-POKOK PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO. 13/PRT/M/2009
TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG

Beberapa materi perubahan dalam revisi Permen PU No. 13/PRT/M/2009 tentang


PPNS Penataan Ruang, antara lain:

1. Perubahan Nomenklatur yang disesuaikan dengan Perundang-undangan yang baru;


2. Penyesuaian tata cara Pengangkatan, Mutasi, Pemberhentian & Pengangkatan Kembali PPNS
Penataan Ruang dengan Permenkumham Nomor 5 tahun 2016;
3. Penambahan dan penyesuaian Wewenang PPNS Penataan Ruang sebagaimana UU no.26 tahun
2007;
4. Manajemen Penyidikan (termasuk Pengawasan, Pengamatan, Penelitian, dan Pemeriksaan
(WASMATLITRIK), bentuk kegiatan penyidikan, tata Persuratan dalam Proses Penyidikan);
5. Forum Koordinasi PPNS Penataan Ruang sebagai sarana berkomunikasi dan bekerjasama antar
PPNS Penataan Ruang;
6. Hubungan Kelembagaan antar PPNS Penataan Ruang dengan Instansi lainnya; dan
7. Kode Etik PPNS Penataan Ruang sebagai acuan moral PPNS Penataan Ruang untuk
menjalankan tugas dan fungsinya.

5
IV. CONTOH-CONTOH PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO.
13/PRT/M/2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG

No. Hal Lama Baru


1. Nomenklatur Contoh Pasal 1 no.14 : Menteri Contoh Pasal 1 no.24 : Menteri adalah
adalah Menteri Pekerjaan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Umum. Badan Pertanahan Nasional

2. Mekanisme Pelantikan dilakukan oleh Pasal 14 ayat (3): Pelantikan dan


Pengangkatan, Menteri terkait (Menteri PU) pengambilan sumpah atau janji PPNS
Penataan Ruang sebagaimana dimaksud
Pelantikan, pada ayat (2) dilakukan oleh:
Mutasi PPNS a. Direktur Jenderal Administrasi Hukum
Penataan Ruang Umum atas nama Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia untuk PPNS Penataan
Ruang yang ada di tingkat pusat dan
dilaksanakan di Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum;
b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia atas
nama Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia untuk PPNS Penataan Ruang
yang ada di tingkat daerah dan
dilaksanakan di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia setempat..

6
IV. CONTOH-CONTOH PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO. 13/PRT/M/2009
TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG (lanjutan)

No. Hal Lama Baru


3. Wilayah Tidak diatur Contoh Pasal 10 ayat (2) : Wewenang PPNS
kewenangan Penataan Ruang Pusat meliputi penyidikan
tindak pidana bidang penataan ruang pada
PPNS Penataan
a. ruang wilayah nasional;
Ruang
b. ruang kawasan strategis nasional; dan
c. ruang wilayah lintas provinsi.

Pasal 10 ayat (4): Wewenang PPNS Penataan


Ruang Provinsi meliputi penyidikan tindak
pidana bidang penataan ruang pada:
d. ruang wilayah provinsi;
e. ruang kawasan strategis provinsi; dan
f. ruang wilayah lintas kabupaten/kota.

Pasal 10 ayat (6): Wewenang PPNS Penataan


Ruang Kabupaten/Kota meliputi penyidikan
tindak pidana bidang penataan ruang pada:
g. ruang wilayah kabupaten/kota; dan
h. ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
7
IV. CONTOH-CONTOH PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO. 13/PRT/M/2009
TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG (lanjutan)

No. Hal Lama Baru


4. Manajemen Tidak mengatur secara detail Mengatur secara detail mulai dari bentuk
Penyidikan mengenai manajemen kegiatan penyidikan hingga tata persuratan
dalam proses penyidikan, contoh Pasal 37 ayat
penyidikan
(1):
Bentuk kegiatan penyidikan yang dilakukan
oleh PPNS Penataan Ruang meliputi:
a. Pemberitahuan dimulainya penyidikan;
b. Pemanggilan saksi atau tersangka;
c. Penangkapan ;
d. Penahanan ;
e. Penggeledahan ;
f. Penyitaan ;
g. Pemeriksaan ;
h. Rekonstruksi ;
i. Pengambilan sumpah saksi;
j. Pencegahan ;
k. Penyelesaian berkas perkara ;
l. Penyerahan berkas berkara.

Dan contoh tata persuratan dalam proses


penyidikan
Pasal 41 huruf b: Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang dengan ketentuan:
tingkat Pusat dikeluarkan oleh atasan PPNS
Penataan Ruang setingkat eselon II selaku
PPNS Penataan Ruang;

8
IV. CONTOH-CONTOH PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO. 13/PRT/M/2009
TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG (lanjutan)

No. Hal Lama Baru


5. Forum Tidak Mengatur mengenai Pasal 69 ayat (3): Forum koordinasi PPNS Penataan
Ruang sebagaimana dimaksud berfungsi antara lain:
Koordinasi PPNS Forum Koordinasi PPNS a. sarana komunikasi dan koordinasi antara PPNS
Penataan Ruang Penataan Ruang Penataan Ruang;
b. sarana komunikasi dan koordinasi dalam
mendiskusikan dan mencari solusi berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh PPNS
Penataan Ruang;
c. membantu dalam proses pembinaan terhadap
PPNS Penataan Ruang; dan
d. membantu dan mendukung kelancaran upaya
penertiban pemanfaatan ruang, dan
penegakan hukum di bidang penataan ruang

6. Hubungan Tidak mengatur Hubungan Mengatur secara detail dalam hal kerjasama
dengan lembaga-lembaga terkait seperti Polri,
Kelembagaan antar lembaga Kejaksaan, Pengadilan dll, contoh
Pasal 65: Pelaksanaan tugas dan fungsi PPNS
Penataan Ruang berhubungan dengan lembaga atau
instansi antara lain:
1. Kepolisian Negara RI, dalam hal:
a. Bantuan penyelidikan koordinasi
pengawasan PPNSPenataan Ruang;
b. Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
kepada Jaksa Penuntut Umum melalui
penyidik Polri;

9
IV. CONTOH-CONTOH PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO. 13/PRT/M/2009
TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG (lanjutan)

No. Hal Lama Baru


6. Hubungan Antar Tidak mengatur Hubungan c. Bantuan penyidikan, meliputi bantuan teknis
bantuan taktis bantuan upaya paksa dan bantuan
lembaga antar lembaga konsultasi;
d. Penyerahan berkas perkara serta penyerahan
tersangka dan barang bukti kepada Jaksa
Penuntut Umum (JPU).
2. Kejaksaan, dalam hal :
a. Pemberitahuan penyidikan dengan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan ;
b. Penahanan;
c. Penyerahan berkas perkara; dan
d. Penyerahan tersangka dan barang bukti.
3. Pengadilan, dalam hal :
a. Penggeledahan;
b. penyitaan barang bukti
c. Penyerahan berkas perkara; dan
d. penahanan.
4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
dalam hal:
a. Mutasi, Pengangkatan dan Pemberhentian
PPNS;
b. Pelantikan; dan
c. Penerbitan Kartu PPNS Penataan Ruang
5. Dengan kementerian, lembaga, badan, instansi,
dan pemerintah daerah dalam hal:
a. Bantuan tenaga ahli;
b. Bantuan personil;
c. Bantuan teknologi, data dan informasi.

10
IV. CONTOH-CONTOH PERUBAHAN DALAM REVISI PERMEN PU NO. 13/PRT/M/2009
TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG (lanjutan)

No. Hal Lama Baru


7. Kode Etik PPNS Tidak mengatur mengenai Pasal 71:
kode etik PPNS Penataan PPNS Penataan Ruang dalam melaksanakan
Ruang tugas, kewajiban dan fungsinya dilakukan
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggungjawab berdasarkan kode etik PPNS
Penataan Ruang dan prinsip-prinsip yang
meliputi:
a. Integritas, yaitu memiliki kepribadian
yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, dan
bijaksana;
b. kompetensi, yaitu memiliki
pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan
keterampilan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugasnya;
c. obyektifitas yaitu menjunjung tinggi
ketidakberpihakan dalam melaksanakan
tugasnya; dan
d. independensi, yaitu tidak terpengaruh
adanya tekanan atau kepentingan pihak
manapun.

11
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG

OUTLINE

OUTLINE
KONSIDERAN
BAB I : KETENTUAN UMUM ( 1 pasal )

BAB II : MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ( 3 pasal )

BAB III : TUGAS, KEWAJIBAN DAN FUNGSI PPNS PENATAAN RUANG ( 3 pasal )

BAB IV: KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PPNS PENATAAN RUANG ( 3 Pasal )

BAB V : KRITERIA CALON PPNS PENATAAN RUANG ( 1 pasal )

BAB VI: PENGANGKATAN, MUTASI, PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PPNS PENATAAN RUANG ( 15 pasal )

BAB VII : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (3 Pasal)

BAB VIII : MANAJEMEN PENYIDIKAN ( 38 pasal )

BAB IX : MONITORING PEMERIKSAAN PERSIDANGAN ( 1 pasal )

BAB X : FORUM KOORDINASI PPNS PENATAAN RUANG ( 1 pasal )

BAB XI : HUBUNGAN KELEMBAGAAN ( 1 pasal )

BAB XII : KODE ETIK PPNS PENATAAN RUANG ( 7 pasal )

BAB XIII : PEMBIAYAAN ( 1 pasal )

BAB XIV : KETENTUAN PENUTUP ( 2 pasal )

12
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

ISI RAPERMEN
ISI RAPERMEN
KONSIDERAN
KONSIDERAN
MENIMBANG :

1. Tindak pidana Penataan Ruang mengancam ketidak amanan, ketidak nyamanan, ketidak
produktifan dan keberlanjutan ruang.
2. Dalam rangka mewujudkan penegakan hukum, optimalisasi peran PPNS.

MENGINGAT :

3. UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana


4. UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
5. UU No. 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara
6. PP 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan PPNS
7. Perpres No. 17 tahun 2015 tentang Kementerian ATR/BPN
8. Permen Kumham No.5 tahun 2016 tentang tata cara pengangkatan, pelantikan dan
pengambilan sumpah atau janji, mutase, pemberhentian dan pengangkatan kembali
pejabat PPNS serta kartu tanda pengenal pejabat PPNS

13
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB I : KETENTUAN UMUM ( 1 pasal ) (garis besar)


BAB I : KETENTUAN UMUM ( 1 pasal ) (garis besar)


1. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang
adalah pegawai negeri sipil tertentu dengan lingkup
tugas dan tanggung jawabnya di bidang penataan
ruang yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

2. Tindak pidana bidang penataan ruang adalah setiap


perbuatan pelanggaran pemanfaatan ruang yang
diancam sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.

14
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB II : MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ( 3 pasal )


BAB II : MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ( 3 pasal )
MAKSUD :

Pedoman bagi PPNS Penataan Ruang dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai
kewenangannya.

TUJUAN :

a) Memperjelas kedudukan, wewenang, tanggung jawab, tugas, kewajiban, dan
fungsi PPNS Penataan Ruang; dan
b) Memberikan pedoman dalam proses penyidikan yang dilakukan oleh PPNS
Penataan Ruang dalam penanganan tindak pidana bidang penataan ruang.

RUANG LINGKUP :

c) Tugas, kewajiban, dan fungsi PPNS Penataan Ruang;
d) Kedudukan, wewenang, dan tanggungjawab PPNS Penataan Ruang;
e) Kriteria calon PPNS Penataan Ruang;
f) Pengangkatan, mutasi, dan pemberhentian PPNS Penataan Ruang;
g) Pembinaan dan pengawasan;
h) Manajemen penyidikan;
i) Monitoring pemeriksaan persidangan;
j) Hubungan kelembagaan;
k) Pembiayaan dan anggaran; dan
l) Kode etik PPNS Penataan Ruang.

15
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB III : TUGAS, KEWAJIBAN DAN FUNGSI PPNS PENATAAN RUANG ( 3 pasal )
BAB III : TUGAS, KEWAJIBAN DAN FUNGSI PPNS PENATAAN RUANG ( 3 pasal )

TUGAS
a) Penyidikan tindak pidana penataan ruang
b) Pembinaan penyiapan pelaksanaan tugas penyidikan

KEWAJIBAN
a) Pemberitahuan kepada POLRI
b) Pemberitahuan perkembangan penyidikan
c) Koordinasi dengan POLRI
d) Pemberitahuan penghentian penyidikan
e) Penyerahan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui POLRI

FUNGSI
Mewujudkan tegaknya hukum dalam penyelenggaraan penataan ruang

16
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB IV : KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PPNS PENATAAN RUANG ( 3 Pasal )
BAB
IV : KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PPNS PENATAAN RUANG ( 3 Pasal )

KEDUDUKAN DAN TANGGUNG



1. PPNS Penataan Ruang terdiri dari PPNS Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota
2. PPNS Penataan Ruang Pusat berkedudukan di bawah Menteri dan bertanggungjawab
kepada Menteri.
3. PPNS Penataan Ruang Provinsi berkedudukan di bawah gubernur dan bertanggungjawab
kepada gubernur.
4. PPNS Penataan Ruang Kabupaten/Kota berkedudukan di bawah bupati/walikota dan
bertanggungjawab kepada bupati/walikota.

WEWENANG

1. Pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan
2. Pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana
3. Meminta keterangan dan bahan bukti
4. Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen
5. Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti dan
dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan barang
hasil pelanggaran
6. Meminta bantuan tenaga ahli

17
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB V : KRITERIA CALON PPNS PENATAAN RUANG ( 1 pasal )


BAB V : KRITERIA CALON PPNS PENATAAN RUANG ( 1 pasal )

1. Masa kerja sebagai PNS minimal 2 (dua) tahun

2. Pangkat paling rendah Penata Mudam/ golongan III/a

3. Pendidikan paling rendah sarjana

4. Tugas di bidang teknis operasional bidang Agraria dan Tata Ruang

5. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS bernilai baik dalam 2


(dua) tahun terakhir

6. Mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan di bidang penyidikan

7. Usia maksimal 5 (lima) tahun sebelum memasuki masa pensiun

18
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB VI : PENGANGKATAN, MUTASI, PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PPNS


BAB VI
PENATAAN: PENGANGKATAN,
RUANG ( 15 pasalMUTASI,
) PEMBERHENTIAN DAN PENGANGKATAN KEMBALI PPNS
PENATAAN
RUANG ( 15 pasal )
PENGANGKATAN
1. Diusulkan oleh Menteri kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
2. Menteri dapat melimpahkan wewenangnya kepada pejabat eselon I
3. PPNS Penataan Ruang wajib dilantik dan mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
4. Diberi kartu tanda pengenal yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum atas nama Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
5. Kartu tanda pengenal berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang

MUTASI
1. Perubahan struktur organisasi kementerian / lembaga atau pemerintah daerah
2. Alih tugas satu instansi ke instansi yang lain
3. Alih tugas satu unit ke unit lain
4. Mutasi jabatan atau wilayah kerja PPNS

PEMBERHENTIAN
1. Berhenti sebagai pegawai negeri sipil;
2. Tidak bertugas lagi di bidang Agraria dan Tata Ruang atau hukum;
3. Atas permintaan sendiri secara tertulis;
4. Melanggar kode etik PPNS Penataan Ruang
5. Keputusan Pemberhentian PPNS Penataan Ruang ditetapkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

PENGANGKATAN KEMBALI
1. Karena mutasi
2. Karena penugasan kembali
3. Diajukan Menteri kepada Menteri KUMHAM

19
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB VII : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ( 3 pasal )


BAB
VII : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ( 3 pasal )

PEMBINAAN
1. Pembinaan umum melalui pemberian pedoman, koordinasi, sosialisasi, diklat.
2. Pembinaan teknis operasional melalui bintek dan teknik penyidikan, supervisi dan
konsultasi.

PENGAWASAN

Pengawasan pelaksanaan penyidikan dilakukan oleh pejabat atasan PPNS Penataan Ruang
yang mengeluarkan surat perintah penyidikan dan pengemban fungsi Kordinator
pengawasan PPNS Kepolisian Negara Republik Indonesia

20
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB VIII : MANAJEMEN PENYIDIKAN ( 38 pasal )


BAB
VIII : MANAJEMEN PENYIDIKAN ( 38 pasal )

1.Pengawasan, Pengamatan, Penelitian dan Pemeriksaan


(WASMATLITRIK)

- Wasmatlitrik dilaksanakan atas dasar adanya dugaan tindak


pidana

- Kegiatan WASMATLITRIK (Perintah Tugas WASMATLITRIK,
Pengamanan TKP, Penanganan TKP)

- Hasil wasmalitrik dilaporkan ke atasan PPNS

21
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB VIII : MANAJEMEN PENYIDIKAN ( 38 pasal )


BAB
VIII : MANAJEMEN PENYIDIKAN ( 38 pasal )

2.Penyidikan

- Bentuk Kegiatan Penyidikan


- Pemberitahuan dimulainya penyidikan
- Pemenggilan saksi atau tersangka
- Penangkapan
- Penahanan
- Penggeledahan
- Penyitaan
- Pemeriksaan
- Rekonstruksi atau reka ulang
- Pengembilan sumpah saksi dan ahli
- Pencegahan
- Penyelesaian berkas perkara, dan
- Penyerahan berkas perkara

- Perencanaan Penyidikan

- Mekanisme Penyidikan

22
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB IX : MONITORING PEMERIKSAAN PERSIDANGAN ( 1 pasal )


BAB
IX : MONITORING PEMERIKSAAN PERSIDANGAN ( 1 pasal )

Melakukan monitoring terhadap perkembangan perkara, mencatat
atau merekam kejadian persidangan dan melaporkan ke atasan
PPNS

BAB X : FORUM KOORDINASI PPNS PENATAAN RUANG ( 1 pasal )


BAB X : FORUM KOORDINASI PPNS PENATAAN RUANG ( 1 pasal )

Membentuk forum koordinasi yg terdiri dari PPNS pusat, provinsi,


kabupaten dan kota

23
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB XI : HUBUNGAN KELEMBAGAAN ( 1 pasal )


BAB
XI : HUBUNGAN KELEMBAGAAN ( 1 pasal )


Pelaksanaan tugas dan fungsi PPNS berhubungan dengan POLRI dan
Kejaksaan , Pengadilan, Kemenkumham, Kementerian/Lembaga lainnya
dan Pemda

BAB XII : KODE ETIK PPNS PENATAAN RUANG ( 7 pasal )


BAB XII : KODE ETIK PPNS PENATAAN RUANG ( 7 pasal )

- Kode etik PPNS Penataan Ruang

2. Memiliki
1. Memiliki - Penegakan Kode Etik PPNS Penataan Ruang
kompetensi
integritas

- Tugas dan Wewenang Majelis Etik

- Pelaporan/Pengaduan pelanggaran Kode Etik PPNS Penataan Ruang


3. Objektif 4. Independen
- Tata Cara Kerja Makelis Etik

- Sanksi Terhadap Pelanggaran Kode Etik

24
V. OUTLINE DAN ISI RAPERMEN PPNS PENATAAN RUANG (lanjutan)

BAB XIII : PEMBIAYAAN( 1 pasal )


BAB
XIII : PEMBIAYAAN( 1 pasal )

- Dapat diberikan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
- Biaya pelaksanaan tugas dibebankan pada APBN dan APBD

BAB XIV : KETENTUAN PENUTUP( 2 pasal )


BAB XIV : KETENTUAN PENUTUP( 2 pasal )

- Mencabut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


13/PRT/M/2009 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan
Ruang
- Peraturan berlaku saat ditetapkan


25
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016

JUMLAH PPNS PENATAAN RUANG BERDASARKAN POLA DIKLAT


Update s.d. Juli 2016

200 JP
385
orang Total
PPNS
400 JP
721 orang
336
orang
Ket :
PPNS Pembina Operasional (200 JP)
PPNS Pelaksana (400 JP)

26
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016 (lanjutan)

Status PPNS Penataan Ruang (KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)


Update s.d. 2014

NO STATUS JUMLAH

1. AKTIF 635 Orang

2. MUTASI 5 Orang

3. PENSIUN 12 Orang

4. MENINGGAL 2 Orang

TOTAL 654 Orang

27
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016 (lanjutan)

Pelaksanaan Diklat PPNS 2016

Pelaksanaan Diklat PPNS 2016 dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu :

400 JP tahap 1 200 JP tahap 2 400 JP tahap 3


tanggal 6 April s.d. tanggal 13 April s.d. tanggal 18 April
4 Juni 2016 12 Mei 2016 s.d. 16 Juni 2016

Diklat PPNS Penataan Ruang TA 2016 dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan


Pelatihan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia ( PUSDIKRESKRIM
POLRI) di Mega Mendung, Jawa Barat.

28
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016 (lanjutan)

DATA PESERTA DIKLAT PPNS PENATAAN RUANG TAHUN 2016

POLA 200 JP : 23 Orang


POLA 400 JP : 44 Orang

Total Peserta yang mengikuti diklat PPNS Penataan Ruang 2016 : 67 Orang

Wilayah Kerja Provinsi : 10 Orang


Wilayah Kerja Kabupaten : 41 Orang
Wilayah Kerja Kota : 16 Orang

29
Wilayah Kerja PPNS Penataan Ruang (KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN)
Update 2015 s.d. Juli 2016

PPNS PPNS
PPNS KOTA JUMLAH
PROVINSI KABUPATEN 67
16 ORANG
10 ORANG 41 ORANG ORANG

30
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016 (lanjutan)

Jumlah Penyertaan Diklat PPNS Penataan Ruang Berdasarkan Instansi

TAHUN
Unit / Instansi
2009 s.d. 2014 2015 s.d Juli 2016
Kementerian PU 56 -
Kementerian ATR / BPN - -
Dinas PU 428 43
Bappeda 170 20
Kanwil BPN - 1
Kantah - 3
JUMLAH 654 67

TOTAL 721

KETERANGAN
Dengan terbentuknya Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, PPNS Penataan Ruang
berada di bawah koordinasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.

31
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016 (lanjutan)

CAPAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPNS PENATAAN RUANG


TA. 2009-2016

PPNS PENATAAN RUANG


PPNS PENATAAN RUANG PUSAT
DAERAH
TAHUN DIKLAT PPNS JUMLAH
Pola 200 JP Pola 400 JP Pola 200 JP Pola 400 JP

2009 10 15 18 10 53
2010 9 10 54 52 124
2011 - 4 59 39 102
2012 - - 69 52 121
2013 - - 65 31 114
2014 2 3 78 74 157
2016 - - 23 44 67
Jumlah 21 32 366 302 721

32
VI. REKAPITULASI PPNS PENATAAN RUANG 2016 (lanjutan)

Jumlah Penyertaan Diklat PPNS Pertanahan (BPN)

NO TAHUN PENDIDIKAN JUMLAH PESERTA AKTIF PENSIUN

1. 2006 80 71 9

2. 2007 196 159 37

3. 2008 77 72 5

4. 2009 30 23 7

TOTAL 383 325 58

33
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai