prinsip hukum. Lalu apa isi dari ketetapan MPR ? ketetapan MPR pun
berisi aturan-aturan dasar Negara, karena ketetapan MPR mengandung
norma-nor,ma hukum yang pada hakekatnya sama dengan namun
setingkat lebih rendah dari norma hukum UUD 1945. Oleh karena
kedudukan ketetapan MPR berada di bawah UUD 1945. Maka
seyogianya ketetapan MPR lebih rinci dari UUD 1945. Bila demikian,
apabedanya dengan undang-undang ? itulah masalahnya, karena
Indonesia, dibawah UUD selain undang-undang terdapat ketetapan
MPR, yang terkadang berisi dan berfungsi seperti undang-undang.1
Secara garis besar undang-undang dasar berisi tujuan dan cita-cita
politik dari suatu Negara atau bangsa.oleh karena undang-undang dasar
merupakan a legal document yang berisi atuuran-aturan hukum yang
pokok, maka kedudukannya adalah supreme, membawwahkan aturanaturan yang lebih rendah
Sri Soemitra dengan mengutip pendapat Stryucken menyatakan
bahwa undang-undang dasar sebagai dokumen formal berisi:
a) Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau
b) Tingkat-tingkat yang tertinggi perkembangan ketatanegaraan
c) Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan
baik waktu untuk sekarang maupaun masa yang akan datnag
d) Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin2
Dalam kaitan dengan isi undang-undang dasar, Steenbeek
berpendapat lain, ia menguraikan lain tentang tiga hal poko yang
menjadi materi muatan undang-undang, yaitu :
4. Materi
lain
yang
mengikat
umum,
seperti
yang
mengenai
pembagian
kekuasaan
Negara
dan
MPR
Yang mengatur lebih lanjut ketentuan UUD
Yang mengatur hak-hak asasi manusia
Yang mengatur hak dan kewajiban warga Negara
Yang mengatur pembagian kekuasaan Negara
Yang
mengatur
organisasi
pokok
lembaga-lembaga
tertinggi/tinggi Negara
g. Yang mengatur pembagian wilayah/daerah Negara
h. Yang
mengatur
siapa
warga
Negara
dan
memperoleh/kehilangan kewarganegaraan
4 Soehino, Hukum Tatanegara, Teknik Perundang-Undangan, Penerbit, Liberty,
Yogyakarta, 1981 hal. 37-38
cara
mengenai
muatan
undang-undang,
hanya
akan
Hal kedua yang dapat diatur atau menjadi materi muatan peraturan
daerah adalah hal-hal yang berkaitan dengan urusan tugas pembentuan
(medebewind).5 Mengapa urusan tugas pembantuan harus diatur
peraturan daerah ? sebagaimana dimaklumi bahwa tugas pembantuan
adalah tugas yang diberikan kepada pemerintah daerah (pasal 1 jo.
Pasal 12). Oleh karena tugas pembantuan diberikan kepada pemerintah
daerah sementara pemerintah daerah meliputi kepala daerah dan dewan
perwakilan rakyat daerah, maka pelaksanaan tugas pembantuan harus
dilakukan oleh kedua unsure tersebut. Hal-hal yang memerlukan
pengaturan lebih lanjut dalam rangka melaksanakan tugas pembantuan
harus diature dengan peraturan yang berbentuk oleh pemerintah daerah.
Peraturan dimaksud tiada lain adalah peraturan daerah, dan bukan
keputusan kepala daerah.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa materi muatan
peraturan
daerah
dan
keputusan
daerah
adalah
materi
yang
Daftar Pustaka
H.Rosjidi Ranggawidjaja, SH,MH Pengantar Ilmu PerundangUndangan, Penrbt, Cv Mandar Maju, Bandung, 1998
A. Hamid S Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republic
Indonesia Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Negara, Disertasia,
Pascaserjana Universitas Indonesia, Jakarata, 1990
Sri Soemitra, Prosuder Dan System Perubahan Konstitusi, Penerbit,
Alumni, Bandung 1979
Bagir Manan Dan Kuntana Magnar, Peraturan PerundangUndangan Dalam Pembinaan Hukum Nasional, Penerbit, Armico,
Bandung 1987
Soehino,
Hukum
Tatanegara,
Teknik
Perundang-Undangan,