6/Ags/2015
1
Artikel Skripsi.
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, cetakan ke-4,
080711311 2002, hal.59-60.
67
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015
Bunyi Pasal 358 KUHPidana, menurut guna penyusunan skripsi, penulis menggunakan
terjemahan Tim Penerjemah Badan Pembinaan metode penelitian kepustakaan (library
Hukum Nasional, yaitu, research), yaitu dengan mempelajari berbagai
Mereka yang sengaja turut serta dalam pustaka hukum, himpunan peraturan
penyerangan atau perkelahian di mana perundang-undangan, artikel-artikel, dan
terlibat beberapa orang, selain tanggung berbagai sumber tertulis lainnya.
jawab masing-masing terhadap apa yang
khusus dilakukan olehnya, diancam : PEMBAHASAN
1. dengan pidana penjara paling lama dua 1. Penggunaan Kekerasan Secara Bersama
tahun delapan bulan, jika akibat Dalam Pasal 170 KUHPIDANA
penyerangan atau perkelahian itu ada Oleh J.M. van Bemmelen diberikan
yang luka-luka berat; komentar terhadap Pasal 141 Strafwetboek
2. dengan pidana penjara paling lama Belanda (= pasal 170 KUHP), jadi khususnya
empat tahun, jika akibatnya ada yang berkenaan dengan keadaan di negeri Belanda
mati. 4 sendiri, sebagai berikut,
…, dengan terang-terangan dan dengan
Pasal ini mengancamkan pidana terhadap tenaga bersama menggunakan kekerasan
perbuatan “penyerangan” atau “perkelahian di terhadap orang atau barang, adalah salah
mana terlibat beberapa orang”. Sekalipun satu kejahatan terhadap ketertiban umum
dalam pasal ini tidak secara tersurat (eksplisit) yang sering sekali terjadi. Dalam banyak
disebutkan unsur “kekerasan”, tetapi suatu peristiwa perbuatan ini juga ditujukan
penyerangan atau perkelahian dengan terhadap penguasa umum (misalnya
sendirinya berupa penggunaan kekerasan. melempar polisi dengan batu). 5
Dalam menghadapi suatu kasus di mana Di negara Belanda, sebagaimana yang
terjadi penggunaan kekerasan oleh beberapa dikemukakan oleh Van Bemmelen, sering sekali
orang akan muncul pertanyaa tentang pasal terjadi perbuatan seperti yang dirumuskan
mana yang lebih tepat untuk diterapkan. dalam Pasal 141 KUHPidana Belanda (= Pasal
Kedua pasal tersebut memiliki ancaman pidana 170 KUHPidana Indonesia). Perbuatan-
yang beratnya berbeda relatif cukup banyak, perbuatan tersebut dilakukan dalam rangka
sehingga penentuan hal tersebut mempunyai unjuk rasa (demonstrasi), yang seringkali
pengaruh yang besar pula terhadap para disertai dengan lemparan-lemparan batu ke
terdakwa. arah petugas yang menjaga keamanan.
Dengan latar belakang tersebut maka dalam Di Indonesia, sampai pada beberapa tahun
rangka penulisan skripsi penulis telah memilih yang lalu perbuatan-perbuatan seperti yang
masalah ini untuk dibahas, yang dicakup di dikemukakan oleh Van Bemmelen tersebut
bawah judul “Penggunaan Kekerasan Secara dapat dikatakan jarang terjadi, tetapi dewasa
Bersama dalam Pasal 170 dan Pasal 358 ini tidak lagi demikian. Dalam sejumlah
KUHPidana”. peristiwa unjuk rasa (demonstrasi) telah terjadi
penyerangan-penyerangan terhadap petugas
B. PERMASALAHAN keamanan dengan antara lain menggunakan
1. Bagaimana substansi (materi pokok) dari batu atau benda-benda keras lainnya yang
Pasal 170 KUHPidana? dilemparkan. Polisi yang terkena lemparan
2. Bagaimana hakekat perbedaan antara Pasal batu itu jelas mengalami luka-luka.
170 KUHPidana dengan Pasal 358 Dari sudut sistematika KUHPidana, Pasal 170
KUHPidana? merupakan salah satu pasal yang diletakkan
dalam Buku II tentang Kejahatan pada Bab V
C. METODE PENELITIAN yang berjudul “Kejahatan terhadap Ketertiban
Penelitian ini merupakan penelitian yang Umum”. Jadi, tindak pidana yang dirumuskan
bersifat yuridis-normatif, di mana untuk
menghimpun bahan-bahan yang dibutuhkan 5
J.M. van Bemmelen, Hukum Pidana 3. Bagian Khusus
Delik-delik Khusus, terjemahan Hasnan, Binacipta, 1986,
4
Ibid., hal. 120. hal. 124.
68
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015
dalam pasal 170 ini pertama-tama adalah 3. dengan pidana penjara paling lama dua
tindak pidana yang merupakan pelanggaran belas tahun, jika kekerasan
atau gangguan terhadap ketertiban umum. mengakibatkan maut.
Adanya orang yang luka atau mati, serta (6) Pasal 89 tidak diterapkan. 6
rusaknya barang-barang, bukanlah sasaran
utama dari pembuatan pasal ini melainkan Rumusan pasal ini dalam terjemahan P.A.F.
merupakan akibat-akibat dari perbuatan Lamintang dan C.D. Samosir adalah,
menggunakan kekerasan secara bersama (1) Barangsiapa secara terbuka dan secara
tersebut, di mana kedudukannya adalah bersama-sama melakukan kekerasan
sebagai alasan untuk memberatkan pidana. terhadap manusia atau barang, dihukum
S.R. Sianturi juga telah membahas pasal ini dengan hukuman penjara selama-lamanya
di bawah Bagian II “Tindak Pidana terhadap lima tahun dan enam bulan.
Masyarakat”. Jika kita mempelajari buku (2) Orang yang bersalah itu dihukum:
Sianturi, penulis ini membagi bukunya atas tiga 1. dengan hukuman penjara selama-
bagian, yaitu : lamanya tujuh tahun, jika ia dengan
Bagian I : Tindak pidana terhadap negara; sengaja telah menghancurkan barang-
Bagian II : Tindak Pidana terhadap masyarakat; barang atau jika kekerasan yang telah
Bagian III : Tindak pidana terhadap pribadi. dilakukannya itu telah menyebabkan
Pembagian ini disesuaikan dengan orang mendapat luka pada tubuhnya;
pembagian kepentingan-kelompok kepentingan 2. dengan hukuman penjara selama-
hukum yang dilindungi dalam hukum pidana lamanya sembilan tahun, jika kekerasan
(KUHPidana), yaitu kepentingan hukum negara, tersebut telah menyebabkan orang
kepentingan hukum masyarakat dan mendapat luka berat pada tubuhnya;
kepentingan hukum pribadi (individu). 3. dengan hukuman penjara selama-
Dengan demikian, dari sudut pandang S.R. lamanya duabelas tahun, jika kekerasan
Sianturi, juga pasal 170 KUHPidana ini pertama- tersebut telah menyebabkan matinya
tama adalah berkenaan dengan kepentingan orang.
hukum masyarakat, yaitu yang berupa (3) Pasal 89 tidak diberlakukan dalam hal ini. 7
pelanggaran atau gangguan terhadap Berdasarkan terjemahan-terjemahan
ketertiban umum. Tindak pidana Pasal 170 tersebut, yaitu terjehamahan BPHN dan
KUHPidana ini tidak diletakkannya sebagai terjemahan oleh Lamintang & Samosir, dapat
berkenaan dengan kepentingan perseorangan. ditarik unsur-unsur dari pasal 170 ayat (1)
Rumusan pasal 170 KUHPidana, dalam KUHPidana ini sebagai berikut :
terjemahan oleh Tim Penerjemah Badan 1. Barangsiapa;
Pembinaan Hukum Nasional, adalah sebagai 2. Dengan terang-terangan/secara terbuka;
berikut, dan,
(4) Barang siapa dengan terang-terangan dan 3. Dengan tenaga bersama/secara bersama-
dengan tenaga bersama menggunakan sama;
kekerasan terhadap orang atau barang, 4. Menggunakan/melakukan kekerasan;
diancam dengan pidana penjara paling 5. Terhadap orang/manusia atau barang.
lama lima tahun enam bulan.
(5) Yang bersalah diancam : 1. Barangsiapa
1. dengan pidana penjara paling lama Yang menjadi pertanyaan berkenaan dengan
tujuh tahun, jika ia dengan sengaja unsur ini, yaitu: berapa orang seharusnya
menghancurkan barang atau jika petindak dari tindak pidana ini agar memenuhi
kekerasan yang digunakan unsur subyek dari delik ini?
mengakibatkan luka-luka;
2. dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun, jika kekerasan
6
mengakibatkan luka berat; KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, cetakan ke-4,
2002, hal.59-60.
7
P.A.F. Lamintang dan C.D. Samosir, Hukum Pidana
Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1983, hal. 82-83.
69
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015
8
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di
Indonesia, PT Eresco, Jakarta-Bandung, cet.ke-2, 1974, h.
171.
9 12
Bemmelen, Op.cit., h. 124-125. Bemmelen, Op.cit., hal. 125.
10 13
Prodjodikoro, Loc.cit. Lamintang, Samosir, Loc.cit.
11 14
Sianturi, Loc.cit. Sianturi, Op.cit., h. 324.
70
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015
Berkenaan dengan Pasal 170 KUHPidana ini, 5. Jika akibat penyerangan atau perkelahian
perlu pula dilihat dari sudut ketentuan- itu ada yang luka-luka berat, atau jika
ketentuan mengenai penyertaan (deelneming). akibatnya ada yang mati.
Penyertaan (deelneming) merupakan
kebalikan dari apa yang dinamakan Unsur-unsur pasal ini akan diuraikan satu
perbarengan (samenloop; concursus). Dalam persatu dalam bagian berikut ini.
perbarengan, satu orang melanggar beberapa 1. Mereka
tindak pidana. Sebaliknya, dalam penyertaan Kata “mereka” ini secara tegas telah
(deelneming), beberapa orang, setidak-tidaknya menunjukkan bahwa pelaku dari tindak pidana
lebih dari satu orang, terlibat dalam satu tindak ini adalah lebih daripada satu orang.
pidana.
Dengan demikian, penyertaan memiliki 2. Yang sengaja
kaitan erat dengan peristiwa-peristiwa di mana Dengan penyebutan unsur “dengan sengaja”
beberapa orang secara bersama-sama ini berarti bentuk kesengajaan di sini mencakup
melakukan tindakan kekerasan. tiga bentuk kesengajaan yang dikenal dalam
doktrin dan yurisprudensi, yaitu (1) sengaja
2. Perbedaan Dengan Pasal 358 Kuhpidana sebagai maksud; (2) sengaja dengan kesadaran
Dalam sistematika KUHP, pasal 358 tentang keharusan; dan (3) sengaja dengan
KUHPidana merupakan salah satu pasal dalam kesadaran tentang kemungkinan.
Buku II Bab XX tentang “Penganiayaan”. S.R. Pencantuman unsur sengaja ini juga
Sianturi membahas pasal ini dibawah Bagian III menunjukkan bahwa unsur-unsur lainnya yang
: Tindak Pidana terhadap Pribadi. Jadi, berbeda berada di belakang unsur “dengan sengaja”
halnya dengan pasal 170 KUHPidana yang tersebut diliputi oleh unsur “dengan sengaja”
dibahasnya di bawah Bagian II : Tindak Pidana tersebut. Dengan demikian, keikutsertaan
terhadap Masyarakat. seseorang dalam penyerangan atau perkelahian
Pasal 358 KUHPidana, menurut terjemahan tersebut memang disengaja oleh yang
Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum bersangkutan.
Nasional, menentukan,
Mereka yang sengaja turut serta dalam 3. Turut serta
penyerangan atau perkelahian di mana “Turut serta” serta di sini adalah dalam arti
terlibat beberapa orang, selain tanggung yang luas, yaitu setiap bentuk keikutsertaan
jawab masing-masing terhadap apa yang dalam penyerangan atau perkelahian. S.R.
khusus dilakukan olehnya, diancam : Sianturi memberikan keterangan,
1. dengan pidana penjara paling lama dua Perlu diperhatikan bahwa dalam penerapan
tahun delapan bulan, jika akibat pasal ini kehendak orang-orang tersebut
penyerangan atau perkelahian itu ada yang harus dibuktikan adalah kehendak
yang luka-luka berat; untuk bergabung (turut serta dalam arti
2. dengan pidana penjara paling lama yang luas, bukan hanya seperti yang diaksud
empat tahun, jika akibatnya ada yang pada pasal 55 dst) dalam
mati. 15 penyerangan/perkelahian itu. Apa motifnya
untuk bergabung dinilai tersendiri, dalam
Unsur-unsur tindak pidana dalam Pasal 358 arti jika penggabungannya itu sambil
KUHPidana ini adalah sebagai berikut: melakukan tindak pidana lainnya, misalnya :
1. Mereka; merampas perhiasan/barang fihak
2. Yang sengaja; lawannya, dsb, maka tindak pidana tsb
3. Turut serta; menjadi tanggung jawab tersendiri dari yang
4. Dalam penyerangan atau perkelahian di melakukan itu. 16
mana terlibat beberapa orang.
15 16
KUHAP dan KUHP, Op.cit., hal.120. Sianturi, Op.cit., hal. 515.
71
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015
17 18
Ibid. Ibid., hal. 514.
72
Lex Crimen Vol. IV/No. 6/Ags/2015
B. Saran
1. Rumusan tindak pidana sebagaimana
yang ada sekarang dalam Pasal 170 dan
358 KUHPidana masih relevan dan perlu
dipertahankan dalam KUHPidana
Nasional mendatang.
2. Terhadap penganjur/pembujuk,
penghasut, dan pemimpin dari tindak
pidana Pasal 358 KUHPidana perlu lebih
diperberat dan dibedakan dari mereka
yang hanya sebagai orang yang
dianjurkan/dibujuk, dihasut atau
dipimpin.
73