Izin sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah ini Pasal 7
dinyatakan tidak berlaku lagi karena :
a. Atas permintaan sendiri; (1) Izin tempat penjualan minuman beralkohol hanya dapat diberikan kepada
b. Masa berlaku izin habis; pengusaha dalam wilayah Ibukota Daerah dan tempat penjualan pada
c. Dicabut karena melanggar ketentuan Peraturan Daerah ini dan tidak Pariwisata ;
memenuhi lagi persyaratan dalam izin. (2) Izin penjualan minuman beralkohol hanya dapat diberikan untuk:
a. Hotel
b. Restoran
Pasal 4 c. Bar
(3) Minuman beralohol tidak boleh dijual dan diminum ditempat umum sepeti
Rumah Makan, Wisma, Warung, Gelanggang Olah Raga, Gelanggang
Remaja, Kantin, Kaki Lima, Terminal, Stasiun, Pasar, Kios-Kios (1) Minuman beralkohol golongan A hanya dapat dijual ditempat sebagaimana
Kecil, Café, Rumah-rumah Pendudukdan tempat/lokasi di tempat dimaksud pasal 7 ayat (2);
lainnya. (2) Minuman beralkohol Golongan B dan C hanya dapat dijual di Hotel Bintang
II, IV dan V serta Restoran Talam Kencara dan Talam Salaka;
(3) Untuk minuman beralkohol Golongan tidak boleh diedarkan/diperjual
Pasal 8 belikan;
(4) Bupati membatasi jumlah dan jenis minuman beralkohol semua golongan
(1) Tempat penjualan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud pasal 7 yang dapat dijual di tempat penjualan.
ayat (2) tidak boleh dekat dengan Tempat Ibadah, Sekolah, Rumah
Sakit, Pemukiman dan Perkantoran dengan jarak radius 1000 meter; Pasal 11
(2) Minuman beralkohol tidak boleh diminum dan dijual kepada anak
dibawah umur (21 tahun), pelajar/mahasiswa dan anggota TNI/POLRI, (1) Penjual minuman beralkohol Golongan A tidak boleh melayani
Pegawai Negeri Sipil serta pejabat lainnya yang berpakaian seragam. pengguna/peminum diatas 1000 (seribu) ml;
(2) Penjual minuman beralkohol Golongan B dan C tidak boleh melayani
BAB III pengguna/peminum diatas 100 ml;
PENGGOLONGAN MINUMAN BERALKOHOL (3) Pengedaran/penjualan minuman beralkohol lebih dari 1000 (seribu) ml
Pasal 9 untuk Golongan B dan C hanya dapat diminum ditempat penjualan.
Pasal 16 Bupati membatasi jumlah jenis minuman beralkohol yang dapat diedarkan di
daerah setelah mendengar pertimbangan dari tim pengawasan dan penertiban.
Pasal 20 (1) Selain Pejabat Penyidik umum bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan
atas tindak pidana sebagaimana dimaksud pasal 18 ayat (1) Peraturan
Penertiban peredaran minuman beralkohol di daerah dapat dilakukan oleh Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Tim pengawas dan penertiban secara terpadu dibawah koordinasi Bupati. dilingkungan Pemerintah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
Pasal 21 a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah
Bupati melaksanakan pengawasan dan penertiban ditempat-tempat agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
penjualan minuman beralkohol sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
ini. pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana Perpajakan Daerah tersebut;
BAB XIV c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
KETENTUAN PIDANA sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah;
Pasal 22 d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana Perpajakan Daerah;
(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan pasal 2 ayat (1), pasal 5, pasal e. Melakukan penggeledahan untuk medapat bahan bukti pembukuan,
6, pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), pasal 8, pasal 9, pasal 12 Peraturan pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan
Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan terhadap bahan bukti tersebut;
atau denda setinggi-tingginya Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah); f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah penyidikan tindak pidana perpajakan daerah;
pelanggaran; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
(3) Tanpa mengurangi ketentuan ancaman pidana sebagaimana ayat (1) tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
pasal ini terhadap pengedar/pemasok minuman beralkohol dapat identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi sesuai dengan ketetuan Peraturan Perundang- huruf e;
undangan yang berlaku. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Perpajakan
Daerah;
BAB VII i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
PENYIDIKAN tersangka atau saksi;
Pasal 23 j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan daerah menurut hukum yang
dapat dipertanggung jawabkan Disetujui oleh:
(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil Dengan Keputusan Nomor 03/KPTS/DPRD-BK/III/2002
penyidikannya kepada penuntut umum sesuai ketentuan yang diatur Pada tanggal 12 Maret 2002
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Diundangkan di : Bulukumba
Pidana. Pada tanggal : 12 Maret 2002
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang Drs. H MAPPIGAU SAMMA
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan dengan Keputusan Bupati. Pangkat : Pembina
NIP : 010 071 921
Pasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan NOMOR 04 TAHUN 2002 SERI C NO.1
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba
Ditetapkan di : Bulukumba
Pada tanggal : 12 Maret 2002
BUPATI BULUKUMBA
T.T.D