Anda di halaman 1dari 8

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor.

29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di
Sulawesi (Lembaran Negara Tahun 1959 No. 74,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);
LEMBARAN DAERAH 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun
KABUPATEN BULUKUMBA 1981 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
NOMOR 04 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 1 Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
NOMOR 03 TAHUN 2002 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3945);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
TENTANG Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60 Tambahan Lembaran Negara
LARANGAN, PENGAWASAN, PENERTIBAN, Nomor 3839);
PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Peyelenggara Negara yang bebas dan Bersih dari
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
BUPATI BULUKUMBA, Lembaran Negara Nomor 3851);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988
Menimbang : a. bahwa dengan semakin meluasnya peredaran tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
minuman beralkohol yang dapat mengganggu Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor
ketentraman dan ketertiban masyarakat, maka 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);
untuk melindungi masyarakat dari bahaya 7. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 tentang
penggunaan minuman beralkohol perlu diatur Pengawasan dan Pengendalian Minuman
larangan, pengawasan, penertiban peredaran dan Beralkohol;
penjualan minuman beralkohol; 8. Keputusan Presiden Nomor 96 TAhun 1998
b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan huruf a tentang Bidang Usaha yang tertutup bagi
perlu diatur dalam Peraturan Daerah. Penanaman Modal;
9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 e. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang
tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang- diproses dari bahan asli pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
undangan dan Bentuk Rancangan Undang- cara fermentasi dan destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan
undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun
Rancangan Keputusan Presiden; yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan ethanol atau
10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1988 tentang dengan cara pengenceran minuman mengandung ethanol;
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan f. Izin Peredaran adalah izin tertulis yng diberikan oleh Bupati untuk
Pemda Tk.II Bulukumba (Lembaran Daerah memasukkan dan menyalurkan minuman beralkohol;
Tahun 1988 Nomor 8 Seri D). g. Peredaran Minuman beralkohol adalah jumlah minuman beralkohol yang
dipasok atau yang diedarkan di Daerah;
Dengan Persetujuan h. Tim Pengawasan dan Penertiban adalah tim yang dibentuk oleh Bupati
yang beranggotakan Instansi terkait di Daerah yang bertugas melakukan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH pengawasan dan penertiban peredaran minuman beralkohol serta tugas-tugas
KABUPATEN BULUKUMBA lain yang diberikan oleh Bupati.
MEMUTUSKAN : i. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap/istirahat memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya yang
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk
BULUKUMBA TENTANG LARANGAN, pertokoan dan perkantoran;
PENGAWASAN, PENERTIBAN, PEREDARAN j. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan/atau minuman yang
DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL. disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau
catering;
Pasal 1 k. Bar adalah setiap tempat usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya
menghidangkan minuman keras dan minuman lainnya untuk umum di
Dalam Peraturan Daerah, ini yang dimaksud dengan : tempat usahanya;
a. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba;
b. Kepala Daerah adalah Bupati Bulukumba.
c. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah
otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;
d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Bulukumba;
Tidak dikeluarkan izin usaha pembuatan dan/atau produksi minuman
beralkohol baik secara mekanik maupun tradisional.
BAB II
LARANGAN PEREDARAN, PENJUALAN
Pasal 5
DAN PRODUKSI MINUMAN BERALKOHOL
Pasal 2
(1) Setiap Badan Usaha dan atau perorangan dilarang menjual minuman
beralkohol kecuali ditempat khusus yang diizinkan oleh Bupati;
(1) Dilarang memasukkan, menyalurkan dan mengedarkan minuman (2) Tempat penjualan minuman beralkohol harus sesuai dengan tempat yang
beralkohol di daerah kecuali atas izin tertulis dari Bupati; dicantumkan dalam izin diberikan oleh Bupati.
(2) Izin tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini paling lama 1
(satu) tahun dan dapat diperbaharui kembali; Pasal 6
(3) Jumlah dan jenis minuman beralkohol yang boleh diedarkan
dicantumkan dalam izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini; (1) Sebelum memberikan izin sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (1)
(4) Izin Peredaran pada ayat (1) diberikan oleh Bupati setelah pemohon harus mengumumkan permohonan izin disekitar lokasi dan tempat lain
mendapat rekomendasi dan instansi Peridustrian dan Perdagangan dan yang diusulkan oleh pemohon selama 2 minggu;
Instansi Kesehatan di Daerah. (2) Apabila ada keberatan dari masyarakat ditempat yang dimaksud pada pasal
5 ayat (2) pemohon izin tersebut tidak dapat diberikan;
Pasal 3 (3) Izin tidak boleh dipindahkan tanpa izin tertulis dari Bupati.

Izin sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah ini Pasal 7
dinyatakan tidak berlaku lagi karena :
a. Atas permintaan sendiri; (1) Izin tempat penjualan minuman beralkohol hanya dapat diberikan kepada
b. Masa berlaku izin habis; pengusaha dalam wilayah Ibukota Daerah dan tempat penjualan pada
c. Dicabut karena melanggar ketentuan Peraturan Daerah ini dan tidak Pariwisata ;
memenuhi lagi persyaratan dalam izin. (2) Izin penjualan minuman beralkohol hanya dapat diberikan untuk:
a. Hotel
b. Restoran
Pasal 4 c. Bar
(3) Minuman beralohol tidak boleh dijual dan diminum ditempat umum sepeti
Rumah Makan, Wisma, Warung, Gelanggang Olah Raga, Gelanggang
Remaja, Kantin, Kaki Lima, Terminal, Stasiun, Pasar, Kios-Kios (1) Minuman beralkohol golongan A hanya dapat dijual ditempat sebagaimana
Kecil, Café, Rumah-rumah Pendudukdan tempat/lokasi di tempat dimaksud pasal 7 ayat (2);
lainnya. (2) Minuman beralkohol Golongan B dan C hanya dapat dijual di Hotel Bintang
II, IV dan V serta Restoran Talam Kencara dan Talam Salaka;
(3) Untuk minuman beralkohol Golongan tidak boleh diedarkan/diperjual
Pasal 8 belikan;
(4) Bupati membatasi jumlah dan jenis minuman beralkohol semua golongan
(1) Tempat penjualan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud pasal 7 yang dapat dijual di tempat penjualan.
ayat (2) tidak boleh dekat dengan Tempat Ibadah, Sekolah, Rumah
Sakit, Pemukiman dan Perkantoran dengan jarak radius 1000 meter; Pasal 11
(2) Minuman beralkohol tidak boleh diminum dan dijual kepada anak
dibawah umur (21 tahun), pelajar/mahasiswa dan anggota TNI/POLRI, (1) Penjual minuman beralkohol Golongan A tidak boleh melayani
Pegawai Negeri Sipil serta pejabat lainnya yang berpakaian seragam. pengguna/peminum diatas 1000 (seribu) ml;
(2) Penjual minuman beralkohol Golongan B dan C tidak boleh melayani
BAB III pengguna/peminum diatas 100 ml;
PENGGOLONGAN MINUMAN BERALKOHOL (3) Pengedaran/penjualan minuman beralkohol lebih dari 1000 (seribu) ml
Pasal 9 untuk Golongan B dan C hanya dapat diminum ditempat penjualan.

Minuman beralkohol dapat digolongkan menjadi: Pasal 12


(1) Minuman kadar alkohol/ethanol (C2H5OH) 1% sampai dengan 5%
Golongan A; (1) Penjualan minuman beralkohol harus menyampaikan data
(2) Minuman kadar alkohol/ethanol (C2H5OH) lebih dari 5% sampai pengguna/peminum, data jenis dan jumlah minuman beralkohol secara
dengan 20% Golongan B; berkala kepada tim pengawas dan penertiban minuman beralkohol;
(3) Minuman kadar alkohol/ethanol (C2H5OH) lebih dari 20% sampai (2) Pengguna/pemkai minuman beralkohol tidak boleh mengganggu
dengan 55% Golongan C; ketentraman dan ketertiban;
(4) Minuman yang dapat memabukkan yang kadar alkoholnya tidak atau
belum terdeteksi Golongan D. Pasal 13

Pasal 10 Batas waktu penjualan minuman beralkohol untuk penjualan/diminum ditempat


penjualan ditetapkan mulai jam 21.00 Wita (waktu Indonesia Tengah) sampai
dengan jam 00.00 Wita.
Badan dan atau perorangan yang menjual minuman beralkohol berkewajiban
untuk:
a. menjaga ketertiban dan keamanan dalam ruang dan sekitarnya;
b. meminta bantuan kepada petugas keamanan untuk menertibkan dan
mengamankan kegaduhan yang terjadi ditempat penjualannya bila tidak
dapat dicegah sendiri;
BAB IV c. izin harus ditempelkan ditempat penjualan sehingga mudah dilihat oleh
PENGAWASAN PEREDARAN DAN PENJUALAN umum;
Pasal 14 d. harus ditempelkan peringatan ditempat penjualan bahwa setiap orang yang
meminum minuman beralkohol tidak boleh berlebihan atau sampai mabuk.
Semua minuman beralkohol yang diedarkan, dimasukkan dalam
botol/kemasan dengan mencantumkan label, jenis minuman, kadar Pasal 17
alkohol/ethanol, volume minuman sesuai dengan Peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bupati berwenang mencabut izin peredaran dan izin tempat penjualan minuman
beralkohol yang telah diberikan atau mengurangi jumlah minuman beralkohol
Pasal 15 yang diizinkan untuk diedarkan karena pertimbangan kepentingan umum.

(1) Bupati membentuk Tim untuk melakukan pengawasan, penertiban Pasal 18


peredaran dan tempat penjualan minuman beralkohol di daerah dan
tidak boleh dilakukan/diberikan kepada perusahaan swasta; Bupati dapat menghentikan penjualan minuman beralkohol karena
(2) Untuk mengawasi dan menertibkan peredaran dan tempat penjualan pertimbangan khusus dan pada hari-hari tertentu karena dianggap akan
minuman beralkohol di daerah, Bupati dibantu oleh Tim yang mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat.
beranggotakan Instansi terkait di Daerah;
(3) Tim memberikan pertimbangan kepada Bupati dalam memberikan izin BAB V
sebagaimana dimaksud pasal 2 Peraturan Daerai ini. PENERTIBAN
(4) Tim sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 15 dibentuk dengan Pasal 19
Keputusan Bupati.

Pasal 16 Bupati membatasi jumlah jenis minuman beralkohol yang dapat diedarkan di
daerah setelah mendengar pertimbangan dari tim pengawasan dan penertiban.
Pasal 20 (1) Selain Pejabat Penyidik umum bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan
atas tindak pidana sebagaimana dimaksud pasal 18 ayat (1) Peraturan
Penertiban peredaran minuman beralkohol di daerah dapat dilakukan oleh Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Tim pengawas dan penertiban secara terpadu dibawah koordinasi Bupati. dilingkungan Pemerintah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
Pasal 21 a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah
Bupati melaksanakan pengawasan dan penertiban ditempat-tempat agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
penjualan minuman beralkohol sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
ini. pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana Perpajakan Daerah tersebut;
BAB XIV c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
KETENTUAN PIDANA sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah;
Pasal 22 d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana Perpajakan Daerah;
(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan pasal 2 ayat (1), pasal 5, pasal e. Melakukan penggeledahan untuk medapat bahan bukti pembukuan,
6, pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), pasal 8, pasal 9, pasal 12 Peraturan pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan
Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan terhadap bahan bukti tersebut;
atau denda setinggi-tingginya Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah); f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah penyidikan tindak pidana perpajakan daerah;
pelanggaran; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
(3) Tanpa mengurangi ketentuan ancaman pidana sebagaimana ayat (1) tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
pasal ini terhadap pengedar/pemasok minuman beralkohol dapat identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi sesuai dengan ketetuan Peraturan Perundang- huruf e;
undangan yang berlaku. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Perpajakan
Daerah;
BAB VII i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
PENYIDIKAN tersangka atau saksi;
Pasal 23 j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan daerah menurut hukum yang
dapat dipertanggung jawabkan Disetujui oleh:
(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil Dengan Keputusan Nomor 03/KPTS/DPRD-BK/III/2002
penyidikannya kepada penuntut umum sesuai ketentuan yang diatur Pada tanggal 12 Maret 2002
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Diundangkan di : Bulukumba
Pidana. Pada tanggal : 12 Maret 2002

BAB VIII SEKRETARIS DAERAH


KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24 T.T.D

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang Drs. H MAPPIGAU SAMMA
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan dengan Keputusan Bupati. Pangkat : Pembina
NIP : 010 071 921
Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan NOMOR 04 TAHUN 2002 SERI C NO.1
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba

Ditetapkan di : Bulukumba
Pada tanggal : 12 Maret 2002

BUPATI BULUKUMBA

T.T.D

Drs. H. A. PATABAI PABOKORI

Anda mungkin juga menyukai