Anda di halaman 1dari 11

KASUS PASAR MODAL

PENYELEWENGAN DANA/EFEK NASABAH OLEH PT SARIJAYA PERMANA


SEKURITAS

NIM 2015-008-226
KASUS PASAR MODAL :

PENYELEWENGAN DANA/EFEK NASABAH OLEH PT SARIJAYA


PERMANA SEKURITAS

1. Pendahuluan

Maraknya kegiatan Bursa Efek dewasa ini, membuat pemerintah, dalam hal ini
Bapepam, meningkatkan fungsi pengawasannya secara lebih signifikan untuk mencegah
terjadinya berbagai bentuk penyelewengan yang bisa dilakukan oleh perusahaan
efek yang dapat merugikan nasabahnya. Keadaan ini tentunya berlawanan dengan tujuan
yang diinginkan pemerintah dalam usahanya memfungsikan Bursa Efek sebagai Pasar
Modal yang sehat, teratur, sesuai hukum, dan menguntungkan banyak pihak.

Pasar Modal dalam hal ini seperti yang di definisikan oleh UU No 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan para
pelaku yang terlibat di dalam Pasar Modal sendiri terdiri dari perantara pedagang efek,
custodian, lembaga kliring penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian,
manager investasi, penasihat investasi, penjamin emisi efek, perusahaan efek dan wali
amanat. Dan sebagaimana yang di atur pada pasal 3 dan 4 UU tersebut, pembinaan,
pengaturan dan pengawasan sehari hari kegiatan Pasar Modal di lakukan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung ke menteri. Hal ini dilakukan agar kegiatan yang berlangsung dapat berjalan
secara teratur, wajar dan effisien untuk melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Kasus ini merupakan kasus yang dilakukan oleh sebuah perusahaan efek yang
cukup besar bernama PT Sarijaya Permana Sekuritas.Yang terjadi pada tahun 2008-
2009. P ada saat itu PT SARIJAYA merupakan salah satu perusahaan sekuritas yang
cukup terpercaya.

PT SARIJAYA Permana Sekuritas merupakan perusahaan sekuritas lokal terbesar


kedua. Memiliki 48 kantor cabang yang tersebar di 24 propinsi. Herman Ramli yang
merupakan Komisaris Utama dari PT SARIJAYA ini merupakan pemilik 100 perssen
saham Sarijaya.

Utamanya kasus PT SARIJAYA ini merupakan kasus kriminal karena tindakan yang
dilakukan oleh direksi PT SARIJAYA adalah menyelewengankan dana nasabah dari
tujuan penempatan dana tersebut ke dalam rekening pribadi dan membawa lari uang
nasabah tersebut sebesar 245 Milyar. Tetapi karena uang tersebut ditujukan untuk
perdagangan efek di bursa, maka terkait pulalah masalah ini ke dalam kejahatan pasar
modal. Untuk Penyelewengan dana yang dilakukan oleh komisaris utama PT SARIJAYA
yang bernama Herman Ramli.Karena tindak kejahtan tersebut pelaku melanggar BAB XI
UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengatur perihal Penipuan,
Manipulasi Pasar dan Perdagangan Orang Dalam.
Pasal
90

Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau
tidak langsung:
a. menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara
apapun;
b. turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; dan
c. membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau
tidak mengungkapkan
fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan
yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau
menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan
tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.

Pasal
91

Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung,
dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan
perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.

Pasal
93

Setiap Pihak dilarang, dengan cara apa pun, membuat pernyataan atau
memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga
mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau
keterangan diberikan :
a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan
atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau
b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran
material dari pernyataan atau keterangan tersebut.
2. Latar Belakang Masalah

Kasus PT SARIJAYA ini dilatar belakangi oleh Penyelewengan dana 8.700 orang
nasabahnya sebesar 245 milyar rupiah yang dilakukan oleh komisari utama PT Sarijaya
Permana Sekuritas yang bernama Herman Ramli. Penyalah gunaan dana tersebut
dilakukan dengan cara menggunakan 17 rekening fiktif untuk menampung dana
nasabah yang pada

mulanya ditujukan untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Akan tetapi dana yang
terkumpul di rekening tersebut dipindahkan ke rekening yang lainnya untuk tujuan yang
tidak ada kaitannya degan jual beli saham. Pada dasarnya sebagai pemegang saham dan
komisaris, Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan
pemindahan dana tersebut. Tetapi ternyata Herman Ramli memiliki akses untuk
melakukan tindakan itu.
Mengapa Herman Ramli melakukan penyalah gunaan dana nasabah tersebut. Hal ini di
awali dari terlibatnya PT SARIJAYA pada repo saham Bumi resource. Repo tersebut
menggunakan dana nasabahnya. Tetapi pembayaran yang di terimanya dari Perusahaan
Bakri ternyata nyangkut. Keseluruhan nilai repo adalah 35 Milyar, sedangkan yang telah
terbayar hanya sebesar 15 Milyar saja. 20 Milyar lagi tidak jelas kapan akan di bayarkan
pihak Bakrie. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Herman menggunakan cara
menggoreng saham di lantai bursa. Hal yang dilakukannya adalah membeli saham
saham yang kurang aktif menggorengnya , dengan harapan harga saham akan naik tajam,
dan kemudian dia akan menjualnya, serta mendapat keuntungan dari selisih penjualan
saham tersebut. Namun scenario tersebut tidak berhasil karena terjadinya krisis global di
tahun 2008, yang menyebabkan semua saham jatuh secara signifikan. Sehingga bukan
keuntungan yang di dapat malah dana nasabah yang digunakan tidak kembali.
Penyelewengan penggunaan dana nasabah tersebut akhirnya menyebabkan pula
dilakukannya miss prosedur terhadap pembuatan Pelaporan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan (MKBD). Kedua tindakan yang dilakukan oleh PT SARIJAYA ini akhirnya
membuat Bapepam melakukan review dan melaporkan baik Komisaris utamanya
maupun direksinya ke BARESKRIM POLRI untuk di periksa dan ditahan.
Selain menyangkut menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap Pasar Modal di
Indonesia, maka kasus ini menggiring demonstrasi yang dilakukan oleh nasabah PT
SARIJAYA yang dilakukan di kantor Bapepam LK, juga mendatangi Bursa Efek
Jakarta. Para nasabah menilai selain dari Bapepam LK, maka BEI, Kliring Penjamin Efek
Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dianggap juga
bertanggung jawab atas terjadinya praktek kecurangan dan kejahatan di industri Pasar
Modal.
3. Permasalahan

Herman secara bertahap memerintahkan stafnya, Setya Ananda, untuk mencari nasabah
nomine dan terkumpul 17 nasabah, yang sebagian besar adalah pegawai grup Sarujaya,
untuk kemudian dibuatkan rekening.

Rekening tersebut digunakan untuk melakukan transaksi jual/beli saham di bursa


efek. Karena dana dalam 17 rekening tidak mencukupi, Herman meminta stafnya Lanny
Setiono untuk menaikkan batas transaksi atau Trading Available (TA).

Kenaikan TA tersebut disetujui oleh para Direksi Sarijaya meskipun mengetahui bahwa
dana yang ada pada 17 rekening tidak mencukupi. Dengan demikian, transaksi jual/beli
saham dapat dilakukan tanpa sepengetahuan nasabah.

Untuk pembayaran transaksi, Herman mendebet dana 13.074 nasabah yang tersimpan di
main account Sarijaya dengan akumulasi Rp 235,6 milyar.

Hasil pemetaan permasalahan oleh Bapepam-LK mendapatkan fakta bahwa Herman


Ramli diduga melakukan tindak pidana dan melakukan penyimpangan. Sebagai
pemegang saham dan komisaris, Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai
kewenangan itu. Tetapi, Herman Ramli ternyata memiliki akses agar dana nasabah bisa
dipindahkan.

4. Pembahasan
4.1 Landasan Teori
Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang
dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.
Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan
oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial
paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret
atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka
panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah
perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat
adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan
dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dan
merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis
surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial papper, Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

4.2 Pembahasan Kasus


Untuk dapat menyelesaikan kasus ini, tentu pihak pihak terkait harus segera
melakukan tindakan agar kasus tersebut tidak berlarut larut dan berpotensi merugikan
lebih dari 7000 orang nasabah PT SARIJAYA. Tetapi yang harus di garis bawahi adalah
pernyataan Direktur Perdagangan Fix Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
BEI, Guntur Pasaribu yang mengatakan bahwa BEI, KSEI, dan KPEI tidak dapat
memenuhi tuntutan nasabah terhadap BEI, KSEI dan KPEI untuk ikut menanggulangi
pengembalian dana nasabah, karena sama sekali tidak diatur dalam peraturan dan undang-
undang. Menurut Guntur, penalangan dana nasabah hanya bisa dilakukan jika terjadi gagal
bayar transaksi, bukan akibat tindakan kriminal.

Pelaporan terhadap diri Herman Ramli sebagai pelaku penggelapan dana nasabahnya
tersebut langsung dilakukan oleh Bapepam LK ke BARESKRIM POLRI. Hal ini ditindak
lanjuti dengan pemeriksaan dan penahanan Herman Ramli. Kasus tersebut sudah tercatat
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bagian pidana pada tanggal 18 Mei 2009. Dan
Herman Ramli terancam hukuman penjara di atas 5 tahun.
Tetapi Mabes Polri dan Bapepam LK mempunyai pendapat yang berbeda untuk kasus
ini. Polri menyatakan kasus Sarijaya masuk dalam ranah hukum Pasar Modal, dan perlu
ditindak sesuai dengan UU Pasar Modal. Sedangkan Bapepam LK menyatakan
bahwakasus ini bukan pelanggaran pasar modal, melainkan kategori pidana umum,
yakni penggelapan dan pencucian uang.

Selain dari pengajuan tersangka utama ke meja hijau, dalam hal ini pihak pihak yang
berwenang di Pasar Modal juga mengambil beberapa tindakan untuk dapat menyelesaikan
masalah PT SARIJAYA ini. Tindakan tindakan tersebut diantaranya adalah :

Otoritas Pasar Modal dan Self Regulatory Organization (SRO)


melakukan verifikasi atas rekening efek nasabah PT SARIJAYA dan
menilai aset asset pribadi yang telah diserahkan komisaris utama
termasuk atas status hukum aset aset tersebut.
Bapepam LK memerintahkan BEI untuk menghentikan sementara
aktifitas perdagangan PT SARIJAYA sejak 6 Januari 2009.
Bapepam LK memerintahkan KPEI dan KSEI untuk membekukan
seluruh aset PT SARIJAYA dan nasabahnya, kecuali untuk
penyelesaian transaksi yang terjadi sebelumnya kepada KPEI.

Penahanan Zulfian Alamsyah dan Teguh Jaya, yaitu dua direksi PT


SARIJAYA oleh Mabes Polri.
Pengupayaan percepatan proses pendistribusian saham nasabah PT
SARIJAYA, untuk dapat mempermudah memindahkan rekening efek ke
perusahaan sekuritas lainnya.
Telah adanya beberapa perusahaan yang berminat membeli PT SARIJAYA
yaitu Vierjamal, PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Trimegah Sekurities Tbk.
Setelah dilakukannya review oleh BEI maka kursi keanggotaan PT
SARIJAYA dapat di cabut dan di lelang.
PENUTUP

5. Kesimpulan

Apa yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran dari kasus ini ?

Peningkatan pengawasan yang lebih effektif harus lebih dini dilakukan oleh
Bapepam yang dalam hal ini sesuai dengan Undang Undang di tunjuk oleh
pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang
terjadi di pasar Modal. Dalam hal ini kegiatan pengumpulan dana dan laporan
laporannya harus dilakukan secara detil dan lebih intensif untuk dapat
melakukan early detection terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh pihak
pihak tertentu di industri Pasar Modal tersebut.
Walaupun tuntutan yang di kenakan masih berkenaan dengan KUHP tetapi
karena kegiatan yang dilakukan di dalam pasar modal dan menyangkut para
pihak yang terkait di pasar tersebut maka pasal pasal yang berkaitan dengan
kejahatan pada UU pasar modalpun dapat diikut sertakan.
Keterlibatan Komisaris Utama sebuah perusahaan efek terhadap dimilikinya
akses terhadap rekening nasabah dan dilanggarnya otoritas untuk dapat
memindahkan uang nasabah ke rekening lain untuk peruntukan yang bukan
perdagangan saham harus segera di pantau secara ketat oleh badan pengawas,
agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Kelalaian dalam hal pengawasan yang menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan dana/efek nasabah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
efek akan berdampak pada ketidak percayaan investor terhadap Bursa Efek
Indonesia dan akan menyebabkan larinya para investor ke luar negeri.

Kasus Sarijaya ini dapat dikategorikan sebagai kejahatan pasar modal yakni
penipuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 90 UU No 8 tahun 1995,
karena sudah ada unsur unsur :
1. Unsur kegiatan perdagangan efek

2. Unsur setiap pihak

3. Unsur menipu atau mengelabui pihak lain

4. Unsur dengan menggunakan cara atau sarana apapun

Saran
Sebaiknya untuk data nasabah,harus bisa di jaga kerahasiannya supaya
tiddak dapat diakses oleh komisaris sehingga penyalah gunaan wewenang
tidak terjadi.Agar tidak terulang lagi di kemudian hari kasus serupa.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai