Disusun Oleh :
Dibawah Bimbingan :
Hesti Septianita, S.H.,M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 2
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 3
B.IDENTIFIKASI MASALAH……………………............................ 5
C.TUJUAN PENELITIAN………………………………………...... 6
D. KEGUNAAN PENELITIAN……………………………………. 7
E. KERANGKA PEMIKIRAN……………………………………. 8
F. METODE PENELITIAN………………………………………… 13
G. SISTEMATIKA PENELITIAN………………………………….. 18
H. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 20
2
KATA PENGANTAR
Pengertian pembunuhan mengacu pada 2 (dua) sudut pandang, menurut
bahasa kata pembunuhan berasal dari kata dasar “bunuh” yang mendapat
nyawa disebut pembunuh (pelaku), sedangkan orang yang dimatikan atau orang
yang paling serius, dan pelakunya dapat dijatuhi hukuman mati. Banyaknya
kejahatan yang terjadi di sekitar kita sangat mengerikan, hal ini dapat diketahui
faktor psikologi seseorang.. Oleh karena itu timbul perbuatan yang melanggar
mempunyai gejala yang sangat kompleks dan rawan serta senantiasa menarik
untuk dibicarakan
3
A. Latar Belakang Penelitian
sering dimarahi oleh Widodo, suami korban, dengan kata-kata kasar. Pemuda
asal Kendal, Jawa Tengah itu semula tak berniat membunuh istri dan anak
lantaran istri Widodo, Sri Rosmawati, menjerit histeris, MV kalap lalu menusuk
putri Widodo bernama Amelia (10). Selain keduanya, MV juga melukai anak
bungsu korban, Alfin. Hingga bocah berusia enam tahun itu menjalani
perawatan intensif akibat luka tusuk di dada. Saat peristiwa tragis ini
Dan pelaku dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun
1
Didin Jalaludin, Pembunuhan Sadis Di Purwakarta Dilatarbelakangi Dendam,
http://news.okezone.com/read/2015/02/17/340/1106995/pembunuhan-sadis-di-purwakarta-
dilatarbelakangi-dendam Diunduh 29 Oktober 2016, Februari 2015 (Diunduh tanggal 23 Desember 2017
pukul 20:00 WIB)
4
B. Identifikasi Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
Kejahatan.
Kejahatan.
6
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
masyarakat.
2. Kegunaan Praktis
Pidana.
dan Kehakiman).
bidang hukum.
7
E. Kerangka Pemikiran
bagi bangsa Indonesia, dalam hal ini Pancasila dijadikan sebagai landasan
otoritas pada Negara untuk memimpin dan mengatur rakyatnya. Teori perjanjian
Tahun 1945 Amandemen ke IV bahwa: “Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.” Maksud dari isi pasal tersebut
adalah bahwa setiap manusia terutama warga negara Indonesia, sejak ia lahir
mempunyai hak yang sama dalam hal hak untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya. Tidak ada satu orang pun yang bisa membeli nyawa orang lain
atau menghilangkan nyawa orang lain dengan alasan apa pun. Jika ada yang
menghilangkan nyawa orang lain dengan atau apa lagi tanpa alasan, maka orang
3
Yuni Napitupulu, UUD 1945 Pasal 28A-28J Tentang HAM,
https://napityuni.wordpress.com/2012/12/11/uud-1945-pasal-28-a-j-tentang-ham/, Desember 2011
(Diunduh tanggal 27 Desember 2017 pukul 09:05 WIB)
8
Itu berarti nyawa atau hak hidup seseorang (warga negara Indonesia)
dilindungi oleh negara sesuai dengan apa yang termaktub dalam Pasal 28A
IV, dengan begitu hak hidup juga merupakan hak asasi manusia yang dimiliki
setiap orang khususnya warga negara Indonesia yang tidak dapat dikurangi,
Dikaitkan dengan kasus tersebut diatas, dalam Pasal 338 Kitab Undang-
disebutkan bahwa :5
kejahatan terhadap nyawa yang diatur dalam Pasal 340 Kitab Undang-undang
berdiri sendiri sebagaimana dengan delik pembunuhan biasa yang diatur dalam
Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Rumusan yang terdapat
4
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 122
5
Ibid, hlm. 123
9
pembunuhan dalam Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),
kemudian ditambah satu unsur lagi yakni “dengan rencana lebih dahulu”. Hal ini
ini lebih berat dari pada pembunuhan yang ada pada Pasal 338 dan Pasal 339
terlebih dahulu.
Hukum Pidana (KUHP) dilakukan seketika pada waktu timbul niat, sedang
6
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh & Nyawa, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm. 82
10
pembunuhan berencana pelaksanan itu ditangguhkan setelah niat itu timbul, untuk
waktu antara timbulnya niat untuk membunuh dan pelaksanaan pembunuhan itu
masih demikian luang, sehingga pelaku masih dapat berfikir, apakah pembunuhan
itu diteruskan atau dibatalkan, atau pula merencana dengan cara bagaimana ia
Perbedaan lain terletak dalam apa yang terjadi didalam diri si pelaku
pelaku. Seperti halnya kasus yang dilakukan oleh MV, didalam pembunuhan
berencana direncanakan terlebih dahulu, kedua hal itu terpisah oleh suatu jangka
waktu yang diperlukan guna berfikir secara tenang tentang pelaksanaannya, juga
Direncanakan terlebih dulu memang terjadi pada seseorang dalam suatu keadaan
oleh hawa nafsunya dan di bawah pengaruh hawa nafsu itu juga dipersiapkan
pelaksanaannya seperti halnya yang dilakukan oleh MV, meskipun niat awalnya
dia sudah mempunyai rencana dengan membawa belati tersebut dari rumahnya.
11
1. Memutuskan kehendak dalam suasana tenang.
1. Unsur Subyektif8
e. Perasaan takut(vress).
2. Unsur Obyektif9
F. Metode Penelitian
8
Ibid, hlm. 193
9
Ibid, hlm. 194
12
Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Pendekatan
meneliti masalah dengan melihat apakah sesuatu itu baik atau tidak,
benar atau tidak menurut norma yang berlaku.13 Yang bertujuan untuk
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Pres, Jakarta, 1984, hlm. 43.
11
Ronny Hanitijo, Loc.cit, hlm 97.
12
Burhan Assofa, Metode Penulisan Hukum, Rineka Cipta, Jakarta 1998, hlm. 23.
13
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 13.
13
memperoleh gambaran yang menyeluruh dan sistematis melalui proses
3. Tahap Penelitian
14
perdata khususnya mengenai agraria dan aturan yang
data primer.
15
Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitin ini
di masyarakat.
5. Analisis Data
14
Ronny Hanitijo Soemitro, Loc.cit, hlm. 107.
16
Analisis data dalam penulisan ini dilakukan terhadap data sekunder
secara kualitatif. 15
yaitu analisis data yang bertitik tolak pada usaha-
F. Sistematika Penulisan
15
Ronny Hanitijo Soemitro, Loc.cit, hlm. 104.
16
Soerjono Soekanto, Loc.cit, hlm. 52.
17
BAB I PENDAHULUAN
Pidana.
TENTANG KEJAHATAN
18
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang bagaimana terjadinya
BAB V PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh & Nyawa, Rajawali Pers, Jakarta,
2013.
20
B. ATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
IV
C. SUMBER LAIN
https://napityuni.wordpress.com/2012/12/11/uud-1945-pasal-28-a-j-tentang-ham/,
pembunuhan-berencana-dan-penjelasan-pasal-340-
http://news.okezone.com/read/2015/02/17/340/1106995/pembunuhan-sadis-di-
21