Tinjauan Praktik
Kedokteran
Bagian Pendidikan Kedokteran, Bioetik, Humaniora
dan Islamic Insert
Fakultas Kedokteran Unisba
Tindakan ini dilakukan semata mata agar seseorang meninggal lebih cepat
dengan esensi:
1. Tindakan menyebabkan kematian
2. Dilakukan pada saat seseorang itu masih hidup
3. Penyakitnya tidak ada harapan untuk sembuh atau dalam fase terminal
4. Motifnya belas kasihan karena penderitaan berkepanjangan
5. Tujuannya mengakhiri penderitaan.
3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorang yang sakit dengan sengaja atas
permintaan pasien sendiri dan keluarganya
8
Dr. Caecielia, drg.,Sp.Pros.,MMRS.,MH. 6/17/21
Pengertian Euthanasia
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada
Euthanasia terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Ada tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengakhiri hidup
seseorang.
2. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar rasa belas kasihan, karena penyakit
orang tersebut tidak mungkin dapat disembuhkan.
3. Proses mengakhiri hidup yang dengan sendirinya berarti juga mengakhiri
penderitaan tersebut dilakukan tanpa menimbulkan rasa sakit pada orang yang
menderita tersebut.
4. Pengakhiran hidup tersebut dilakukan atas permintaan orang itu sendiri atau
atas permintaan keluarganya yang merasa dibebani oleh keadaan yang
menguras tenaga , pikiran, perasaan dan keuangan.
Sekitar abad ke-14 sampai abad ke -20, Hukum Adat Inggris yang
dipetik oleh Makamah Agung Amerika pada tahun 1997 : “ tidak
menyetujui aksi bunuh diri individual ataupun dibantu”
2. Euthanasia Non Agresif, kadang juga disebut euthanasia otomatis (autoeuthanasia) digolongkan sebagai
euthanasia negatif, yaitu kondisi dimana seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk
menerima perawatan medis meskipun mengetahui bahwa penolakannya akan memperpendek atau
mengakhiri hidupnya.
Tindakan euthanasia pasif seringkali dilakukan terselubung oleh kebanyakan rumah sakit.
Penyalah gunaan euthanasia pasif bisa dilakukan tenaga medis maupun pihak keluarga yang
menghendaki kematian seseorang , misalnya akibat keputusan keluarga karena ketidak sanggupan
menanggung biaya pengobatan.
Pada beberapa kasus keluarga pasien yang tidak mungkin membayar biaya pengobatan akan ada
permintaan dari pihak rumah sakit untuk membuat “ pernyataan pulang paksa “
Meskipiun akhirnya meninggal , pasien diharapkan dapat meninggal secara alamiah sebagai
upaya defensif medis
20
Pembagian Euthanasia
Ditinjau dari sudut pemberian izin maka euthanasia dapat digolongkan menjadi
3, yaitu
1. Euthanasia diluar kemauan pasien,
yaitu suatu tindakan euthanasia yang bertentangan dengan
keinginan si pasien untuk tetap hidup. Tindakan euthanasia
semacam ini dapat disamakan dengan pembunuhan.
2. Euthanasia secara tidak suka rela
Euthanasia semacam ini adalah yang seringkali menjadi
bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan
yang keliru oleh siapapun juga. Hal Ini terjadi apabila
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk
mengambil suatu keputusan misalnya statusnya hanyalah
seorang wali dari si pasien .
3. Euthanasia secara suka rela, dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri,
namun hal ini juga masih merupakan controversial
Pasal 359
“ Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.”
Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan keyakinan setiap umat
beragama yang percaya bahwa Allah pemilik hidup ini dan berhak
atas kehidupan manusia ciptaan-Nya, juga hanya Allah yang akan
menentukan batas akhir kehidupan setiap manusia didunia sesuai
dengan kehendak-Nya.
Euthanasia adalah bentuk dari pembunuhan karena euthanasia mengambil hidup orang
lain atau hidupnya sendiri ( assisted Suicide)
Euthanasia menjadi salah satu cermin dimana manusia ingin merebut hak prerogatif
dari Allah atas kehidupan
Hak untuk hidup dan hak untuk tidak disiksa adalah hak mutlak bagi setiap
manusia.
Segala upaya untuk merampas hidup manusia adalah
perbuatan tercela dan perbuatan semena mena terhadap
orang lain serta tidak dibenarkan oleh Pancasila Sila ke 2
2.Seorang dokter dilarang terlibat atau melibatkan diri ke dalam euthanasiayang tidak
dapat dipertanggung jawabkan moralitasnya.
Penetapan ini membuat Bob Dent seorang penderita kanker prostat orang
pertama yang mengakhiri hidupnya dengan jalan Euthanasia.
Undang-Undang ini beberapa kali dipraktikkan tetapi mulai Bulan Maret 1997
Undang-Undang ini ditiadakan oleh keputusan Senat Australia, sehingga harus
ditarik kembali.
Pada tahun yang sama sebuah dewan Belanda mendapatkan 27% ari
seluruh Dokter di Belanda pernah melakukan euthanasia tanpa
permintaan apapun dari pasien.
Dr. Caecielia, drg.,Sp.Pros.,MMRS.,MH. 6/17/21 36
Euthanasia di Berbagai Negara
Di Belanda
Di Swiss , obat yang mematikan dapat diberikan baik kepada warga negara
Swiss ataupun orang asing apabila yang bersangkutan memintanya sendiri.
Secara umum, pasal 115 Pada Tahun 1937 dan dipergunakan sejak tahun
1942, yang pada intinya menyatakan bahwa “ membantu suatu pelaksanaan
bunuh diri adalah merupakan suatu perbuatan melawan hukum apabila
motivasinya semata untuk kepentingan diri sendiri.”
Namun hingga saat ini euthanasia masih merupakan suatu tindakan melawan hukum di
kerajaan Inggris demikian juga di Eropa (selain dari Belanda).
Demikian pula kebijakan resmi dari Asosiasi Kedokteran Inggris ( British Medical
Association- BMA) yang secara tegas menentang euthanasia dalam bentuk apapun juga.
Ada 2 kasus eutanasia yang pernah terjadi dijepang yaitu Nagoya pada tahun 1962 yang dapat
dikategorikan sebagai euthanasia pasif (shokyokuteki anrakushi)
Kasus yang satunya lagi terjadi setelah peristiwa insiden di Tokai University pada tahun 1995
yang dikategorikan sebagai euthanasia aktif ( Sekkyokuteki anrkushi).
Keputusan hakim dalam kedua kasus tersebut telah membentuk suatu kerangka hukum dan
suatu alasan pembenar dimana euthanasia secara aktif dan pasif boleh dilakukan secara legal.
Meskipun demikian euthanasia yang dilakukan selain pada kedua kasus tersebut adalah
tetap dinyatakan melawan hukum, dimana dokter yang melakukannya akan dianggap
bersalah oleh karena merampas kehidupan pasiennya.
Oleh karena keputusan pengadilan ini masih diajukan banding ke tingkat federal maka
keputusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum sebagai sebuah yurispudensi, namun
meskipun demikian saat ini Jepang memiliki suatu kerangka hukum sementara guna
melaksanakan eutanasia.
Pada kasus euthanasia secara tidak sukarela(atas keinginan orang lain) ataupun
euthanasia diluar kemauan pasien akan dikenakan hukuman berdasarkan pasal 92 IPC.
Pada tahun 2003, Wang Mingcheng menderita penyakit kanker perut yang
tidak ada kemungkinan untuk disembuhkan lagi, dan ia meminta untuk
dilakukannya euthanasia atas dirinya, namun ditolak oleh rumah sakit yang
merawatnya.
Akhirnya ia meninggal dunia dalam kesakitan
Pada akhirnya pengadilan memutuskan bahwa “pada kasus tertentu dari penghentian
penanganan medis ( hospital treatment) termasuk tindakan euthanasia pasif, dapat
diperkenankan apabila pasien terminal meminta penghentian dari perawatan medis
terhadap dirinya.
6/17/21 46