Permasalahannya
Euthanasia adalah tindakan sengaja untuk mengakhiri hidup seseorang yang sangat
sakit dan menderita — yang diliputi oleh rasa sakit yang tak tertahankan dan tak
bisa disembuhkan — dengan cara yang relatif cepat dan tanpa rasa sakit, untuk
alasan kemanusiaan. Praktik ini dapat dilakukan baik dengan mengambil tindakan
aktif, termasuk memberikan suntik mati, atau dengan tidak melakukan apa yang
diperlukan untuk menjaga pasien tersebut hidup (seperti membiarkan alat bantu
pernapasan berhenti bekerja).
Dalam banyak kasus, keputusan untuk “bunuh diri” ini dibuat atas permintaan
pasien sendiri, tetapi ada kalanya individu tersebut mungkin terlalu sakit tidak
berdaya, sehingga keputusan dibuat oleh pihak keluarga, tenaga medis, atau dalam
beberapa kasus, oleh pengadilan.
Pendahuluan
Mengenal tipe-tipe euthanasia Euthanasia terdiri dalam berbagai bentuk:
Euthanasia aktif: seseorang (profesional kesehatan) bertindak secara langsung dan
aktif, sengaja menyebabkan kematian pasien — misalnya, dengan menyuntikkan
obat penenang dalam dosis besar. Euthanasia pasif: tenaga profesional kesehatan
tidak secara langsung bertindak dalam mengakhiri nyawa pasien, mereka hanya
memungkinkan pasien untuk meninggal dunia dengan alpanya kehadiran fasilitas
medis — misalnya, memberhentikan atau menahan opsi pengobatan.
Memberhentikan pengobatan: misalnya, mematikan mesin yang menjaga
seseorang hidup, sehingga mereka meninggal dari penyakit mereka. Menahan
pengobatan: misalnya, tidak melakukan operasi yang akan memperpanjang hidup
untuk waktu yang singkat atau perintah DNR (Do Not Resuscitate) — dokter
tidak diperlukan untuk menyadarkan pasien jika jantung mereka berhenti dan
dirancang untuk mencegah penderitaan yang tidak perlu.
Pendahuluan
Euthanasia volunter: terjadi atas permintaan pasien kompeten. Pasien sepenuhnya
menyadari kondisi penyakitnya/sudah diinformasikan, mengerti apa kemungkinan
masa depan dari penyakitnya, menyadari manfaat dan risiko yang terkait dengan
pilihan pengobatan penyakitnya, dan dapat mengkomunikasikan keinginan mereka
dengan jelas tanpa di bawah pengaruh siapapun, dan meminta bantuan profesional
medis untuk mengakhiri nyawanya.
Euthanasia non-volunter: terjadi ketika pasien berada dalam kondisi tidak sadar
atau tidak mampu untuk membuat pilihan otonomik antara hidup dan mati
(misalnya, bayi yang baru lahir atau seseorang dengan intelegensi rendah, pasien
dalam koma panjang atau mengalami kerusakan otak parah), dan keputusan dibuat
oleh orang lain yang berkompeten atas nama pasien, mungkin sesuai dengan
dokumen warisan tertulis mereka, atau pasien sebelumnya pernah menyatakan
secara verbal keinginan untuk mati.
Pendahuluan
Euthanasia involunter: alias paksaan, terjadi saat pihak lain mengakhiri nyawa
pasien melawan pernyataan keinginan asli mereka. Misalnya, meski si pasien ingin
terus bertahan hidup meski dengan kondisi menderita, pihak keluarganya meminta
dokter untuk mengakhiri hidupnya. Euthanasia involunter hampir selalu dianggap
sebagai pembunuhan.
Pendahuluan
Ada beberapa negara di mana euthanasia diperbolehkan:
1. Di Belanda, euthanasia dan tindakan bunuh diri yang dibantu tenaga medis
(physician-assisted suicide, atau PAS) diizinkan oleh hukum, asal mengikuti
protokol hukum yang jelas.
2. Di Oregon, Amerika Serikat, PAS diperbolehkan negara dengan menggunakan
obat resep.
3. Di Washington DC, Amerika Serikat, dokter diizinkan untuk memberikan suntik
mati atau mendampingi PAS dengan memungkinkan overdosis obat yang berujung
kematian pada pasien yang meminta.
Pendahuluan
Ada beberapa negara di mana euthanasia diperbolehkan:
4. Di Belgia, “membunuh atas nama medis dan belas kasih” diizinkan oleh hukum
baik untuk orang dewasa yang kompeten, anak-anak, dengan pedoman terinci dan
jelas yang harus diikuti. Orangtua harus setuju dengan keputusan tersebut.
5. Di Swiss, PAS diperbolehkan, di bawah undang-undang yang aktif lebih dari 600
tahun. Pasien, termasuk pengunjung dari negara lain, dapat dibantu oleh anggota dari
organisasi Dignitas untuk mengakhiri hidup mereka.
6. Untuk waktu singkat, euthanasia dan PAS diizinkan di Australia Utara dan tujuh
orang mengakhiri hidup mereka dengan cara ini, sebelum Pemerintah Federal
Australia membatalkan hukum tersebut.
Pendahuluan
Pada dasarnya, prosedur euthanasia boleh dilakukan pada pasien yang menderita
sebuah penyakit terminal (fase akhir penyakit di mana peluang kematian muncul
sangat besar sehingga fokus bergeser dari terapi menyembuhkan penyakit menjadi
menyediakan perawatan paliatif/meringankan rasa sakit). Namun, masalahnya
tidak terletak pada definisi tetapi dalam penafsiran definisi.
tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita ke dalam iman dan yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan
yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.”
5. Kita tidak boleh terlalu awal mengakhiri kehidupan, namun saat bersamaan,
kita juga tidak boleh mempertahankan hidup dengan cara yang dipaksakan.
Nasihat terbaik untuk seseorang yang sedang menghadapi keputusan ini adalah
berdoa kepada Allah untuk meminta hikmat (Yakobus 1:5) supaya tahu apa
yang Dia mau Saudara lakukan