Anda di halaman 1dari 17

Sembilan Belas Bencana Akibat Aborsi

PENGERTIAN aborsi (pengguguran janin) setidaknya


terbagi ke dalam dua pemahaman besar, yaitu abortus
spontan dan abortus provokatus (kini lebih dikenal
dengan nama induced abortion atau procured abortion).
Abortus spontan dalam bahasa awamnya biasa disebut
dengan keguguran. Sedangkan abortus provokatus adalah
upaya menggugurkan kandungan dengan cara-cara tertentu
dan disengaja.

Abortus provokatus terbagi dua kategori. Pertama,


abortus provokatus medisinalis (atau disebut juga abortus
terapeutik). Kedua, abortus provokatus kriminalis.

Abortus provokatus medisinalis dilakukan oleh dokter


ahli kandungan di lembaga (klinik atau Rumah Sakit) yang
resmi, ada alasan medis dan alasan non medis (dalam
rangka menolong atau menyelamatkan jiwa si ibu hamil),
ada surat persetujuan keluarga, ada konseling psikologi dan
keagamaan baik sebelum maupun sesudah aborsi.

Sedangkan abortus provokatus kriminalis, dilakukan


bukan oleh ahlinya, tanpa alasan medis, menyalahi etika
kedokteran, dan sebagainya. Meski pelakunya seorang
dokter ahli, namun bila melanggar etika kedokteran, dan
tanpa ada indikasi medis, serta tidak mengantongi izin
praktek, maka abortus semacam ini tetap dikategorikan
sebagai abortus provokatus kriminalis, sebagaimana terjadi
baru-baru ini di Jakarta.

Kasus Warakas Jakarta Utara


Sebagaimana diberitakan berbagai media massa, pada
tanggal 22 Januari 2009 lalu, aparat kepolisian sebuah
tempat praktek dokter yang diduga (dan kemudian terbukti)
menjadi tempat berlangsungnya abortus provokatus
kriminalis.

Disebut kriminalis, karena izin praktek yang dimiliki


yayasan tersebut adalah praktek dokter umum bukan
kebidanan. Kedua, meski pelakunya beralasan bahwa pada
umumnya yang mereka layani adalah pasangan suami isteri
namun belum tentu ada alasan medis yang tepat.

Dari penggerebekan yang dilakukan polisi, beberapa


pelaku abortus provokatus kriminalis ditangkap, di
antaranya pasangan suami istri. Mereka adalah pasangan
dokter umum dan bidan yang sudah beroperasi sejak 1987
di Jl Warakas I No 17 RT 03/RW 01, Tanjung Priok, Jakarta
Utara. Namun baru ketahuan melakukan aborsi ilegal sejak
17 Januari 2009, padahal lokasi praktek mereka berada di
tengah-tengah pemukiman padat, dan berjarak hanya
sekitar 200 meter dari Mapolsek Tanjung Priok.

Pasiennya selain berasal dari Jakarta, juga berasal dari


berbagai tempat seperti Bekasi dan Tangerang. Dengan
biaya Rp 1,5 juta pasien bisa mendapatkan pelayanan
pengguguran kandungan di tempat praktek dokter itu.
Tempat ini menjadi terkenal berkat ‘promosi’ dari mulut ke
mulut alias gethok tular.

Dari Dokter Gigi Hingga Dukun

Praktek aborsi ilegal (abortus provokatus kriminalis)


juga dilakukan oleh seorang dokter gigi. Hal ini pernah
terjadi di Denpasar, Bali. Pelakunya bernama I Ketut Arik
Wiantara (38). Praktek ilegalnya terbongkar setelah jatuh
korban bernama Ni Komang Asih (30), yang meninggal
dunia sehari setelah menggugurkan kandungan di tempat
praktek aborsi ilegal di Jl Tukad Petanu, Gang Gelatik,
Denpasar, pada Sabtu 15 November 2008. Korban
meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu 16
November karena mengalami pendarahan akibat luka robek
di rahim. (detiknews Senin, 17/11/2008 14:37 WIB).

Ni Komang Asih hamil akibat dari hubungan zinanya


dengan Suartama yang telah beristri. Suartama kemudian
mengajak korban menggugurkan kandungannya di tempat
praktek I Ketut Arik Wiantara.

Dokter gigi I Ketut Arik Wiantara beberapa tahun lalu


sudah membuka praktik aborsi ilegal dan pernah divonis dua
tahun penjara PN Denpasar pada tahun 2005. Setahun
setelah menghirup udara bebas, ia kembali membuka
praktik aborsi ilegal di tempat yang sama.

Di Jakarta, praktek abortus provokatus kriminalis


dilakoni seorang dukun urut bernama Kokom (56). Salah
satu ‘pasiennya’ adalah Fitriani Arrazi alias Anny (17), siswi
SMKN 9, Jalan Gedong Panjang, Jakarta Barat. Saat itu ia
hamil 22,5 minggu akibat berzina dengan pacarnya bernama
Suryadi (21).

Selama hamil, tidak ada yang tahu keadaannya yang


sudah berbadan dua itu, termasuk teman-temannya di
sekolah. Karena, setiap ke sekolah Anny selalu menutupi
perutnya yang semakin membesar itu dengan mengenakan
jaket. Namun, ia cemas akan diberhentikan dari sekolah bila
ketahuan sedang hamil (di luar nikah). Maka, Anny pun
menerima saran pacarnya untuk menggugurkan kandungan.

Proses pengguguran kandungan berjalan mulus,


sampai akhirnya pada tanggal 6 April 2008 Rimin (45) dan
Abdul Rasyid (32) warga Jl Mangga Besar XIIIA Mangga Dua
Selatan Jakarta Pusat, mencium bau amis yang menyengat.
Keduanya kemudian mencari sumber bau menyengat tadi.
Ternyata, aroma menyengat itu berasal dari gundukan tanah
di tepi sungai. Setelah digali, ada janin bayi yang masih
berdarah beserta ari-arinya.

Maka, Rimin dan Abdul Rasyid pun segera melaporkan


temuannya itu kepada warga sekitar, dan diteruskan dengan
melaporkan ke Polsek Sawah Besar. Berdasarkan temuan
tersebut, polisi melakukan penyidikan. Akhirnya, pada dini
hari 9 April 2008 polisi menciduk Anny dan Suryadi, yang
sedang berada di rumah Anny yang jaraknya hanya
beberapa ratus meter dari tempat penguburan janin.
Berdasarkan hasil visum, diketahui bayi dipaksa untuk
keluar hingga janin mati.

Berdasarkan rasa kemanusiaan dan mengingat pelaku


masih berstatus pelajar, kepolisian memutuskan untuk tidak
menjebloskan Anny ke dalam tahanan. Namun, Suryadi dan
dukun urut Kokom ditahan hingga proses hukum selesai.
Beruntung nyawa Anny tidak melayang bersama sang janin.
Praktek abortus provokatus kriminalis memang sangat
riskan, ibarat menjemput maut.

Hal tersebut terjadi pada diri Novila Sutiana (21) warga


Dusun Gegeran, Desa Sukorejo, Kabupaten Ponorogo. Novila
berpacaran dengan Santoso (38) warga Desa Tempurejo,
Kecamatan Wates, Kediri, yang masih tergolong pamannya
sendiri, dan melakukan perzinaan. Ketika usia kehamilan
Novila berusia 5 minggu, mereka mendatangi seorang bidan
bernama Endang Purwatiningsih (40) di Desa Tunge,
Kecamatan Wates, Kediri, untuk melakukan aborsi.

Sejak 14 Mei 2008, mereka melakukan konsultasi dan


pembicaraan mendetail dengan bidan Endang. Akhirnya
dicapai kesepakatan, aborsi dilakukan 17 Mei 2008 dengan
biaya sebesar Rp 2 juta. Proses aborsi dilakukan bidan di
klinik tempatnya bekerja yang sekaligus rumah tinggalnya.

Ketika itu, bidan Endang menyuntikkan sesuatu di


bagian kiri bokong Novila. Selang satu jam, sang bidan
kembali menyuntikkan vitamin ke bagian kanan bokong
Novila. Maksudnya, agar cepat mengalami kontraksi dan
janin dalam kandungan Novila dapat keluar dengan
sendirinya. Namun perkiraan bidan meleset. Hingga
beberapa jam kemudian Novila tak kunjung mengalami
kontraksi. Akibatnya, Novila meninggalkan lokasi klinik bidan
dan berkunjung ke rumah sahabatnya di Desa Plosoklaten.

Di tengah perjalanan tepatnya di Kecamatan Puncu,


Novila muntah darah dan pingsan di jalan. Tentu saja hal ini
membuat Santoso (pacar Novila) panik dan kembali
menghubungi sang bidan. Atas rujukan bidan dan
pertolongan warga, Novila dilarikan ke RSUD Pelem Pare,
namun di tengah perawatan korban meninggal dunia.
(detiknews Minggu, 18/05/2008 10:44 WIB)

Persoalan Serius

Menurut Fatni Sulani, Direktur Dinas Kesehatan Anak


Departemen Kesehatan, kasus aborsi di Indonesia
merupakan persoalan serius, karena jumlah aborsi yang
terdata jauh lebih sedikit dibandingkan angka sebenarnya.
Merujuk hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO)
sampai pertangahan 2008, sekitar 2,5 juta perempuan
Indonesia melakukan aborsi. Dan 60 persen di antaranya
dilakukan dengan cara tidak aman. Menurut Prof. Dr H.
Jurnalis Uddin, P.AK, Guru Besar Universitas YARSI Jakarta,
praktik aborsi di Indonesia tetap tinggi setiap tahunnya,
data tersebut belum termasuk kasus aborsi yang dilakukan
di jalur non medis (dukun).

Menurut Jurnalis, penelitian pada beberapa fasilitas


kesehatan seperti rumah sakit dan lembaga kesehatan
lainnya menunjukkan bahwa fenomena aborsi di Indonesia
perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan
masyarakat. Dari penelitian WHO diperkirakan 20-60 persen
aborsi di Indonesia adalah aborsi disengaja (induced
abortion). Penelitian di 10 kota besar dan enam kabupaten
di Indonesia memperkirakan sekitar 2 juta kasus aborsi, 50
persennya terjadi di perkotaan.

Kasus aborsi di perkotaan dilakukan secara diam-diam


oleh tenaga kesehatan (70%), sedangkan di pedesaan
dilakukan oleh dukun (84%). Klien aborsi terbanyak berada
pada kisaran usia 20-29 tahun. Masih ada lagi data gelap
kasus aborsi, yaitu mereka yang melakukan aborsi tanpa
bantuan orang lain, yaitu mereka yang mengkonsumsi obat-
obatan tertentu. Apalagi, obat-obatan tertentu yang bisa
digunakan untuk mengugurkan janin ini mudah diperoleh via
internet. Ada situs yang memiliki 5 pilihan bahasa, menjual
2 jenis obat keras seharga 55 poundsterling. Bila
dikombinasikan, kedua obat tadi digunakan untuk
menggugurkan janin berusia lebih dari 9 minggu. Untuk
membeli kedua obat keras tersebut, peminat harus mengisi
lebih dari 25 pertanyaan menyangkut alasan-alasan mereka
ingin melakukan aborsi.

Resiko Aborsi

Menurut www.aborsi.org, aborsi memiliki resiko yang


tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Ada dua macam resiko kesehatan terhadap wanita
yang melakukan aborsi, pertama, resiko kesehatan dan
keselamatan secara fisik. Kedua, resiko gangguan
psikologis.

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan


aborsi ada beberapa resiko kesehatan dan keselamatan fisik
yang akan dihadapi seorang wanita, yaitu:
01. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

02. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

03. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar


kandungan.

04. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

05. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang


akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

06. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon


estrogen pada wanita).

07. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

08. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).

09. Kanker hati (Liver Cancer).

10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang


akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan
pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan


lagi (Ectopic Pregnancy).

12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory


Disease).

13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) .

Sedangkan resiko kesehatan mental yang akan dialami


wanita yang melakukan aborsi adalah:
01. Kehilangan harga diri.

02. Berteriak-teriak histeris.

03. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi.

04. Ingin melakukan bunuh diri.

05. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang.

06. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual.

Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang


melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang
tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Oleh
karena itu, yang perlu disadari oleh para wanita adalah,
bahwa sesungguhnya aborsi bukanlah jalan keluar dari suatu
masalah. Bahkan aborsi hanya akan membuat suatu
permasalahan menjadi kian besar.

Pada dasarnya, tidak ada satu pun alasan yang tepat


untuk melakukan aborsi. Karena, sekecil apapun sebuah
janin, ia adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan
tidak seorang manusia pun yang berhak mengeliminasinya.
Pada usia satu bulan janin sudah memiliki jaringan syaraf,
dan pada hari ke 24 jantungnya sudah mulai berdetak.
Dengan demikian, aborsi merupakan tindakan pembunuhan
dengan berbagai alasan yang dibuat-buat, dicari-cari dan
tidak masuk akal.

Keputusan untuk melakukan aborsi biasanya ditempuh


oleh mereka yang sedang mengalami depresi atau
kebingungan. Oleh karena itu, jangan mengambil keputusan
saat sedang mengalami depresi, putus asa atau kecewa.
Dalam keadaan tenang, sehat dan dapat berpikir jernih,
keputusan untuk melakukan aborsi sama sekali tidak
terlintas.

Zina kemudian aborsi, dosa ganda

Merajalelanya perzinaan dan kemudian kalau hamil,


kejahatan berzina itu dilanjutkan dengan pembunuhan
janin; itu dosa besar kwadrat. Bentuk kedzaliman yang
nyata, dosa besar ganda. Maka upaya untuk
memberantasnya mesti harus dilakukan secara serius dan
terus menerus oleh pihak yang berwajib dan juga
masyarakat, sesuai dengan kedudukan dan porsi masing-
masing mengenai kewenangannya. Amar ma’ruf dan nahi
munkar (menyuruh kebaikan dan mencegah keburukan)
harus senantiasa dilangsungkan di masyarakat.

Wahai Ummat Islam, takutlah ancaman Allah Ta’ala;

ِ‫ل شَدِيْدُ اْل ِعقَاب‬


َ ‫وَاتّقُوْا ِفتْنَ ًة َل تُصِيَْبنّ الّذِيْنَ َظ َلمُوْا مِ ْنكُمْ خَاصّةً وَا ْعلَمُوْا َأ ّن ا‬

25. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang


tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di
antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya. (Al-Anfaal: 25).

َ‫لَ ْم َت ْظ َهرْ الْفَاحِشَ ُة فِي قَوْمٍ قَطّ فَُي ْعلِنُوا ِبهَا إلّا فَشَا فِيهِمْ الطّاعُونُ وَالْأَ ْوجَاعُ الّتِي لَ ْم َتكُ نْ مَضَتْ فِي أَ ْسلَا ِفهِمْ الّذِي ن‬
‫مَضَوْا‬

Tidaklah merajalela kekejian di suatu kaum sama sekali,


lantas mereka melakukan kemaksiatan secara terang-
terangan kecuali mereka akan dilanda penyakit wabah dan
penyakit yang belum pernah terjadi pada umat dahulu-
dahulunya yang telah lalu. (HR (HR Ibnu Majah, Abu Nu’aim,
Al-Hakim, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan Ibnu ‘Asakir,
hasan-shahih menurut Syaikh Al-Albani).

ْ‫ إذَا َظ َه َر الزّنَا وَالرّبَا فِي َقرَْيةٍ فَقَد‬:َ‫صلّى اللّ ُه َعلَيْ هِ وَ َسلّم‬


َ ِ‫ قَالَ رَ سُو ُل اللّ ه‬: َ‫ قَال‬، ‫عَ نِ ابْ ِن عَبّا سٍ َرضِ يَ اللّ ُه عَ ْن ُهمَا‬
. ‫ب اللّ ِه‬
َ ‫سهِمْ عَذَا‬
ِ ُ‫َأ َحلّوا بِأَْنف‬

Dari Ibnu Abbas rhadhiyallahu ‘anhuma, dia berkata,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila
zina dan riba telah tampak nyata di suatu kampung maka
sungguh mereka telah menghalalkan adzab Allah untuk diri-
diri mereka. (Hadits Riwayat Al-Hakim dengan
menshahihkannya dan lafadh olehnya, At-Thabrani, dan Al-
Baihaqi, dishahihkan oleh Al-Albani dan Adz-Dzahabi).

ْ‫صلّى اللّ ُه َعلَيْ هِ وَ َسلّمَ مِ ْن َأ ْشرَا طِ ال سّاعَ ِة أَ ن‬


َ ‫ قَالَ رَ سُو ُل اللّ ِه‬: َ‫س بْ نِ مَالِ كٍ َرضِ َي اللّ ُه عَنْ ُه قَال‬
ِ َ‫ث أَن‬
ُ ‫ حَدِي‬1558
.* ‫خ ْمرُ َوَي ْظهَ َر الزّنَا‬
َ ‫شرَبَ اْل‬
ْ ‫ج ْهلُ وَُي‬
َ ‫ُيرْ َفعَ الْ ِعلْمُ وََيثْبُتَ اْل‬

1558 Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, ia berkata:


Rasulullah s.a.w bersabda: Di antara tanda-tanda hampir
Kiamat ialah terhapusnya ilmu Islam, meratanya kejahilan,
ramainya peminum arak dan perzinaan dilakukan secara
terang-terangan * (Muttafaq ‘alaih/ HR Al-Bukhari dan
Muslim).

Zina adalah kejahatan besar, berdosa besar.


Menggugurkan kandungan yang bila termasuk membunuh
jiwa maka termasuk kejahatan besar, berdosa besar. Dosa
besar ditambah lagi dengan dosa besar yang kadang
dilakukan dengan resiko habisnya umur alias mati terjadi di
mana-mana. Astaghfirullah… makin banyaknya praktek zina,
menggugurkan kandungan, dan resiko mati akibat tindak
kejahatan ganda itu tidak pantas untuk didiamkan. Maka
wajib dicegah.

Sarana-sarana yang menjurus kepada perzinaan seperti


tempat-tempat karaoke pun mestinya dibersihkan dari
masyarakat. Di samping rawan perzinaan, tempat-tempat
maksiat itu rawan narkoba dan minuman keras. Tetapi
anehnya, seorang Inul Daratista yang penampilannya joget
goyang ngebor sering dicekal di mana-mana, baik di daerah-
daerah di Indonesia maupun di Malaysia, justru dia sudah
mendirikan 19 karaoke di Jakarta dan berbagai kota dengan
nama Inul Vista atau Vizta. Karaoke milik Inul ratu maksiat
goyang ngebor itu menurut pengakuan netter yang
mengunjunginya, dijajakan pula aneka minuman keras.
Pantas saja Ummat Islam Depok, Dewan Dakwah bersama
anggota DPRD memprotes keberadaan karaoke Inul Vista di
Depok, Januari 2009.

Yang lebih menyakitkan Ummat Islam, pembukaan


karaoke Inul Vista di Depok Jawa Barat itu peresmiannya
didoakan langsung oleh orang yang disebut Kyai Haji,
berpeci putih, jubah putih, dan berselendang sorban hijau
dengan menadahkan tangan, komat-kamit berdoa di
samping Inul yang menggunting rangkaian bunga pertanda
dibukanya tempat maksiat itu. Astaghfirullaah…

Keruan saja kasus itu membuat geram Ummat Islam,


dan mengingkari perbuatan Kyai Haji yang konon namanya
Ruslan itu. Sarana yang menjurus ke arah perzinaan dan
maksiat yang ujung-ujungnya aborsi telah disemarakkan
bahkan dengan mengatas namakan Islam yakni orang yang
disebut Kyai Haji dengan penampilan ulama, lengkap dengan
sorban hijau, jubah putih dan peci putihnya.

Fatwa Haramnya Aborsi

Tidak Boleh Aborsi Kecuali Darurat

Soal:
Apa hukum pengguguran kehamilan jika masa hamil telah
mencapai 35 hari dengan kesepakatan bersama sang suami
atasnya dengan pengetahuan adanya pencegah kehamilan
yang alami?

Jawab:

Tidak diperbolehkan menggugurkan janin walau bentuknya


belum mencapai 40 hari. Karena air mani dengan darah-
darah saat itu sudah hampir berbentuk menjadi makhluk
ciptaan. Dan dalam penggugurannya ada penentangan
terhadap asal penciptaan manusia. Tidak ada pengaruh
terhadap sepakat atau tidaknya suami dalam perkara
seperti ini, sebagaimana tidak adanya ungkapan dengan
keberadaan pencegah kehamilan atau ketidak adaannya.
Karena aborsi hanya diperbolehkan jika kehamilan itu
mengundang darurat seperti khawatir akan kehidupan sang
ibu, atau ia terkena penyakit yang bisa menyebabkan
kerusakan terhadap kesehatannya dan sebagainya.

Wallahu a’lam.

Mufti markaz Fatwa dengan bimbingan Dr Abdullah Al-


Faqih. (islamweb/ 17 Shafar 1424),

Pengguguran Kandungan Adalah Kejahatan/ Dosa


Besar

Soal:

Apakah boleh menggugurkan kandungan jika janin belum


mencapai 4 bulan dan hal itu dilakukan karena keberadaan 5
anak kecil dan yang terkecil berumur satu setengah tahun
dan kelahiran akan terjadi di selain Negara kami?

Jawab:

Sesungguhnya aborsi adalah haram secara syar’i. Dia


termasuk upaya pengrusakan di muka bumi dan pemutus
keturunan.

Allah berfirman:

َ‫سلَ وَاللّ ُه ل ُيحِبّ اْلفَسَاد‬


ْ ّ‫ح ْرثَ وَالن‬
َ ‫وَِإذَا َتوَلّى َسعَى فِي الَْأ ْرضِ لُِيفْسِدَ فِيهَا وَُي ْه ِلكَ اْل‬

Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi


untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak
tanam-tanaman dan keturunan, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan. (QS Al-Baqarah: 205).

Pengharaman dan dosa itu menjadi lebih besar lagi jika


masa kehamilan telah mencapai 4 bulan, karena saat itu
merupakan tahap ditiupkan ruh ke janin, maka hal itu
merupakan pembunuhan jiwa yang Allah haramkan.

Pengharaman menjadi lebih besar lagi jika


pengguguran disebabkan karena takut miskin seperti yang
dilakukan oleh orang Jahiliyyah. Allah telah melarang hal itu
dan mensifatinya dengan kesalahan yang besar. Maka Allah
Ta’ala berfirman:

.]31:‫وَل َتقُْتلُوا أَوْل َدكُ ْم خَشْيَ َة ِإمْلقٍ َنحْ ُن َنرْ ُز ُقهُمْ وَإِيّاكُ ْم ِإنّ قَ ْت َلهُمْ كَا َن ِخطْئا كَبِيا [السراء‬
31. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada
mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS Al-Israa’/ 17:
31).

Wallahu a’lam.

Mufti Markaz Fatwa dengan bimbingan Dr Abdullah Al-


Faqih. (islamweb/ 17 Shafar 1424). (haji/tede)

Teks Fatwa-fatwa Haramnya Aborsi:

)989 ‫ ص‬/ 5 ‫ (ج‬- ‫فتاوى الشبكة السلمية معدلة‬

‫ ل يوز الجهاض إل لضرورة‬30866 ‫رقم الفتوى‬

1424 ‫ صفر‬17 : ‫تاريخ الفتوى‬

‫السؤال‬

‫السلم عليكم ورحة ال وبركاته‬

‫أرجو الجابة على السؤال التال مع جزيل الشكر‬

‫ يوما لتاريخ اليوم مع موافقة الزوج على‬35 ‫ما حكم إجهاض الامل إذا كانت مدة المل‬
.‫الجهاض مع العلم بوجود مانع طبيعي لعدم المل؟ ولكم الشكر‬

‫الفتوى‬
‫المد ل والصلة والسلم على رسول ال وعلى آله وصحبه أما بعد‪:‬‬

‫فل يوز إجهاض النيف ولو كان قبفل اكتمال أربعيف يوما على تكوينفه‪ ،‬لن النطففة‬
‫بالعلوق تكون آيلة للتخلق‪ ،‬و ف إ سقاطها اعتداء على أ صل خلق الن سان‪ ،‬و ف هذا من‬
‫الف ساد والهلك ما هو وا ضح معلوم‪ ،‬ول تأث ي لواف قة الزوج أو عدم موافق ته ف م ثل‬
‫هذا المر‪ ،‬كما أنه ل عبة بوجود مانع للحمل أو عدم وجوده‪ ،‬علما بأن الجهاض يوز‬
‫إذا د عت إل يه الضرورة كالوف على حياة الم من ا ستمراره‪ ،‬أو إ صابتها برض ي ستدي‬
‫معها أثره ما يؤدي إل الخلل بياتا‪ ،‬ونو ذلك‪.‬‬

‫وال أعلم‪.‬‬

‫الفت‪ :‬مركز الفتوى بإشراف د‪.‬عبدال الفقيه‬

‫فتاوى ذات صلة‬

‫حكم تنظيم النسل‬

‫ل يوز الجهاض تت أي ذريعة مال يكن هناك تضرر ببقاء الني‬

‫قرار الجمع الفقهي حول تديد النسل‬

‫الزيد‬
‫‪30867‬‬

‫إسقاط المل جرية كبية‬

‫الفهرس » فقفه السفرة السفلمة » النكاح » القوق الزوجيفة » العزل وتديفد النسفل‬
‫(‪)255‬‬ ‫والجهاض‬
‫‪)990‬‬ ‫فتاوى الشبكة السلمية معدلة ‪( -‬ج ‪ / 5‬ص‬

‫رقم الفتوى ‪ 30867‬إسقاط المل جرية كبية‬

‫‪1424‬‬ ‫تاريخ الفتوى ‪ 17 :‬صفر‬

‫السؤال‬

‫هل يوز إ سقاط ال مل إذا ل يبلغ ‪ 4‬أش هر وذلك لوجود ‪ 5‬أطفال صغار وال صغرى تبلغ‬
‫عاما ونصفا‬

‫وستكون الولدة ف غي وطننا؟‬

‫الفتوى‬

‫المد ل والصلة والسلم على رسول ال وعلى آله وصحبه أما بعد‪:‬‬

‫فإن إ سقاط ال مل مرم شرعا‪ ،‬ف هو من الف ساد ف الرض وإهلك الن سل… قال ال‬
‫سلَ وَاللّ هُ ل يُحِبّ‬
‫ث وَالنّ ْ‬
‫حرْ َ‬
‫ك الْ َ‬
‫س َد فِيهَا َوُيهْلِ َ‬
‫ض لُِيفْ ِ‬
‫تعال‪َ :‬وإِذَا تَ َولّى َسعَى فِي اْلأَرْ ِ‬
‫‪.]205‬‬‫اْل َفسَادَ [البقرة‪:‬‬

‫ويش تد التحر ي وتع ظم الري ة إذا و صل ال مل إل أرب عة أش هر‪ ،‬و هي الرحلة ال ت تن فخ‬
‫فيها الروح‪ ،‬فيكون من قتل النفس الت حرم ال إل بالق‪.‬‬

‫ويكون التحر ي أ شد إذا كان البا عث على ذلك خش ية الملق ك ما كان أ هل الاهل ية‬
‫يفعلون‪ ،‬وقد نى ال تعال عن ذلك ووصفه بالطأ الكبي‪.‬‬
‫ وَل َتقْتُلُوا أَوْلدَكُ ْم خَشَْي َة ِإمْلقٍ نَحْ ُن َنرْ ُز ُقهُمْ َوِإيّاكُمْ إِنّ قَتْ َلهُمْ كَا َن خِطْئا‬:‫فقال ال تعال‬
.]31 :‫كَبِيا [السراء‬

. 2016 :‫ولزيد من الفائدة نرجو الطلع على الفتوى رقم‬

.‫وال أعلم‬

‫عبدال الفقيه‬.‫ مركز الفتوى بإشراف د‬:‫الفت‬

‫فتاوى ذات صلة‬

‫حكم تنظيم النسل‬

‫ل يوز الجهاض تت أي ذريعة مال يكن هناك تضرر ببقاء الني‬

‫قرار الجمع الفقهي حول تديد النسل‬

Assalamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan


keselamatan dari segala aib bagi manusia bagi yang mengikuti petunjuk).

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian,


kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih
sayang kepada Allah dan keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada
kalian).

Anda mungkin juga menyukai