SEMARANG
Entrepreneur Campus
Dosen Pengampu :
Fitria Hikmatul Ulya, M.Tr.Keb
A. Latar Belakang
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes tahun
2017). Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan, masa nifas, memfasilitasi dan memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir, dan bayi (Midwifery Update tahun 2016). Bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
sedangkan kewenangan normal yang dimiliki bidan meliputi: pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
Angka kematian Ibu (AKI) menurut WHO adalah kematian selama kehamilan
atau periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penangannya, tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan atau cidera. Hasil Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 mengatakan bahwa AKI mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI,
2015).
Penyebab kematian ibu pada tahun 2018 yaitu. perdarahan (28%), Hipertensi
Dalam Kehamilan (HDK) (26%), infeksi (7%), dan lain-lain (39%), yaitu penyebab
tidak langsung kematian ibu dan bayi adalah kondisi masyarakat seperti pendidikan,
sosial ekonomi dan budaya, kondisi geografis keadaan sarana pelayanan yang kurang
siap ikut memperberatpermasalahan ini. (Direktorat Kesehatan Ibu, 2010-2013).
Profil Kesehatan Kabupaten Jepara (2018) mengatakan bahwa AKI di
Kabupaten Jepara tahun 2018 sebanyak 12 kasus. Profil Kesehatan Kota Jepara (2019)
mengatakan bahwa AKI di kota Jepara tahun 2019 terjadi kenaikan, yaitu menjadi 13
kasus (Dinkes Kota Jepara, 2019).
Angka kejadian PEB di satu tahun terakhir di Puskesmas Tahunan yaitu
sebanyak 2 kasus, untuk itu kami ingin mengangkat kasus PEB untuk mengingatkan
kembali bidan, khuPenyebab kematian ibu pada tahun 2019 dI Kabupaten Jepara yaitu
karena faktor Pre Eklampsia Berat (61,35%) 8 kasus, Solutio Plasenta (7,6%) 1kasus,
Perdarahan (7,6 %) 1kasus dan penyakit jantung (25 %) 3 Kasus, (Dinkes Kota
Jepara, 2019).
Angka kejadian PEB dalam satu tahun terakhir di Puskesmas Tahunan yaitu
sebanyak 2 kasus, untuk itu kami ingin mengangkat kasus PEB untuk mengingatkan
kembali tatalaksana yang harus dilakukan pada kasus PEB, khususnya bagi Puskesmas
Tahunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, masalah yang dapat
dirumuskan dalam makalah ini adalah PEB merupakan salah satu faktor penyebab dari
penyebab AKI di Indonesia.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan
kebidanan dengan PEB.
Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Tanda dan gejala PEB.
b. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan PEB.
c. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu bersalin dengan PEB.
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini dapat dipertimbangkan sebagai bahan bacaan serta
pengembangan pengetahuan dan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif
terhadap ibu bersalin dengan PEB.
2. Manfaat praktis
a. Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu melahirkan dengan PEB.
b. Bidan
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu
melahirkan dengan PEB serta dapat menurunkan AKI karena PEB.
c. Ibu dan Keluarga
Hasil makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi ibu dan keluarga
dalam asuhan kebidanan sehingga meminimalkan penyulit serta komplikasi yang
dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PRE EKLAMSIA
A. Pengertian
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia
kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan
darah menjadi 140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk 2016) Preeklamsia merupakan
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan (Praworihadrjo, 2009).
Preeklampsia adalah hipertensi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah ≥
140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300
mg/24 jam (Nugroho, 2012).
B. Jenis – Jenis Pre Eklampsia
1. Pre eklampsia ringan
Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka preeclampsia
ringan dianggap sebagai preeclampsia berat. Jika dalam perawatan dirumah sakit
sudah ada perbaikan selama 1 minggu dan kehamilan masih premature maka
penderita dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan
perawatan rawat jalan. Jika kehamilan sudah diatas 37 minggu, maka
pertimbangkan terminasi sebagai berikut dibawah ini :
Apabila terjadi kejang pada preeclampsia berat maka akan dilakukan pencegahan :
Asuhan Kebidanan Pada Ny. E G1P0A0, Usia 25 Tahun, Hamil 30 Minggu, Janin
Tunggal, Hidup Intra Uterine, Letak Membujur, Presentasi Kepala, Belum Masuk PAP,
Punggung Kanan Dengan PEB Di Puskesmas Tahunan Jepara
I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Senin, 5 Oktober 2020
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Tahunan
Data Subyektif
1. Biodata
1.1 Biodata pasien
Nama : Ny. E
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ngabul Rt 10 Rw 02
No Telpon : 085848206292
No RM : 500047
2.1 Biodata Penanggung jawab/Suami
Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngabul Rt 10 Rw 02
No Telpon :-
2. Keluhan utama (5 Oktober 2020)
Ibu menyatakan merasa sakit pada ulu hati, sakit kepala, dan penglihatannya agak
kabur.
3. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan dahulu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti Asma,
diabetes dan hipertensi.
- Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang hamil usia 9 bulan dan ibu mengatakan
menderita hipertensi setelah usia kehamilan 5 bulan.
- Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
menderia penyakit menular (TBC, hepatitis) dan menurun (Asma, diabetes, dan
hipertensi), tidak ada riwayat kembar dan kecacatan.
4. Riwayat perkawinan
- Menikah pada usia 24 tahun
- Menikah 1 kali
- Lama menikah 1 tahun
5. Riwayat obstetri
- Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Perdarahan : normal
Dysmenorrhea : tidak dismenorea
Flour / albus : tidak ada
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan baru hamil pertama kali.
Kehamilan : -
Persalinan : -
Nifas : -
5.1 Riwayat kehamilan sekarang
a. Umur kehamilan : 30 Minggu
b. HPHT : 10 Maret 2020
HPL : 17 Desember 2020
c. Periksa hamil : 5x
TM III : 1x
- UK 7 bulan, keluhan pusing. Tensi 140/90
mmHg, protein urin +, dirujuk ke Poli
Obsgyn.
d. Pemeriksaan Laborat Tanggal 12 Juni 2020
GOLDA :O
Hb : 11,2 gr%
GDS : 98 mgdl
Protein Urin :+
VCT : NonReaktif
HBSAG : Negatif
Sypilis : Negatif
e. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
3x kali pada
TT 1 : Calon pengantin tanggal 3 September 2019
TT 2 : 3 Oktober 2019
TT 3 : 1 Juli 2020 pada UK 16 minggu
f. Kebiasaan
2. DATA OBYEKTIF
2. Status Present
Kepala : mesochepal
Rambut : bersih, warna hitam lurus
Mata : bersih, simetris ,sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : bersih, simetris, tidak ada sekret abnormal, tidak ada
polip,
Mulut : bersih, bibir lembab, gigi tidak karies, tidak epulsi
Telinga : bersih, tidak ada serumen abnormal, pendengaran baik.
Muka : bersih, tidak pucat dan oedem.
Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan
vena jugularis.
Dada : bersih, simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi
dinding dada
Mammae : bersih, simetris, ada pembesaran, tidak ada benjolan,
puting susu menonjol, belum ada pengeluaran
Perut : bersih dan tidak ada bekas operasi
Genetalia : tidak ada oedema, tidak varises, tidak ada ppv, tidak ada
luka.
Ekstremitas Atas : bersih simetris, oedema pergerakan sendi kaku
Ekstremitas bawah : bersih simetris, tidak ada varises, kaki oedema,
pergerakan sendi kaku
Kulit : bersih, turgor baik
Tulang belakang : posisi tulang punggung normal, ada pegel-pegel pada
pinggang
Anus : tidak ada haemoroid
3. Status Obstetri
3.1 Inspeksi
Diagnosa : Ny. E G1P0A0, Usia 25 Tahun, Hamil 30 Minggu, Janin Tunggal, Hidup Intra
Uterine, Letak Membujur, Presentasi Kepala, Belum Masuk PAP, Punggung Kanan Dengan
PEB
Dasar :
Data subyektif
1. Ibu menyatakan hamil pertama, dan tidak pernah abortus.
2. Ibu menyatakan usianya 25 tahun
3. HPHT 10 Maret 2020 HPL : 17 Desember 2020
Keluhan merasa sakit pada ulu hati, sakit kepala, dan penglihatannya agak kabur.
Data Obyektif
4. Auskultasi :
DJJ : 146x/menit, regular
5. Pemeriksaan penunjang :
Protein urine ++
Masalah : PEB (pre eklamsi berat)
Dasar : ibu merasa sakit pada ulu hati, sakit kepala, dan
penglihatannya kabur.
TD : 170/100 mmHg
Protein urine ++
Kaki oedem
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pengkajian dimulai tanggal 5 Oktober 2020 diperoleh data subyektif
yaitu Ny. “E” hamil pertama umur 25 tahun dengan keluhan ibu merasa sakit pada ulu hati,
sakit kepala, dan penglihatannya agak kabur, HPHT pada tanggal 10 Maret 2020. Sedangkan
data obyektif dari pemeriksaan tanda-tanda vital TD 170/100 mmHg Suhu 36,7̊ C, Nadi
84x/menit, RR 20x/menit.
Ny.”E” merupakan kehamilan dengan resiko terjadi gawat darurat obstetri yaitu
keadaan yang mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada persalinan yang dihadapi.
Keadaan gawat darurat obstetrinya yaitu kehamilan dengan preeklampsia berat.
Sebab Pre Eklampsia dan Eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah banyak
teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit tersebut, akan tetapi ada yang memberikan
jawaban yang memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3. Sebab terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Pre Eklampsia adalah penyakit dengan gejala klinis berupa hipertensi dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan akibat vasospasme dan aktivasi endotel saat usia kehamilan di
atas 20 minggu. Pre Eklampsia merupakan salah satu penyulit dalam kehamilan yang
menyebabkan sakit berat, kecacatan jangka panjang, serta kematian pada ibu, janin dan
neonatus.
Pada penelitian ditemukan :
1. Proporsi primigravida yang menderita preeklampsia 1,52 kali lebih banyak daripada
primigravida yang tidak preeklampsia, sedangkan proporsi multigravida
2. Usia < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki resiko menderita preeklampsia 2,24 kali dari
yang usian 20-35 tahun.
3. Ibu yang mengalami Pre Eklampsia Berat memiliki resiko 2,012 kali pada usia kehamilan
preterm dibandingkan usia aterm
4. Yang mengalami Pre Eklampsia memiliki resiko 2,746 kali pada pendidikan dasar
dibanding dengan pendidikan menengah dan tinggi.
5. Ibu dengan IMT gemuk yang mengalami Pre Eklampsia berat sebanyak 93,12%
sedangkan mengalami preeklampsia ringan sebanyak 6,9 %.
6. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan kalsium dalam
tubuh pada ibu hamil sehingga menyebabkan Pre Eklampsia
Dampak Preeklampsia pada Ibu Hamil
Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan berisiko lebih tinggi
untuk mengalami komplikasi kehamilan, kelahiran, dan dalam masa nifas. Dampak buruk ini
dapat terjadi pada ibu maupun janin. Dampak preeclampsia juga berpengaruh pada fungsi
ginjal ibu. Selain itu, preeclampsia juga bisa memicu kejang pada ibu hamil dan ini disebut
sebagai eklampsia. Akan tetapi, bahaya terbesar dari dampak preeclampsia adalah muncul
sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzimes and Low Platelet Count) atau
hemolisis, peningkatan enzim hati dan jumlah trombosit yang rendah.
Dampak Pre Eklampsia pada Janin
Dampak Pre Eklampsia berat akan memberikan resiko berbeda pada tiap janin.
Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah dan
makanan ke plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi dalam kandungan.
Janin bisa berisiko lahir cacat hingga lahir mati, akibat tidak mendapatkan makanan yang
cukup. Penelitian lanjutan juga sudah banyak menunjukan bahwa Pre Eklampsia pada ibu
hamil bisa membuat bayi berisiko terkena penyakit tertentu. Ini disebabkan karena janin harus
bertahan dengan pasokan nutrisi yang terbatas sewaktu di dalam kandungan. Bayi yang
ukuran tubuhnya kecil atau tidak proporsional pada saat lahir atau yang telah mengalami
perubahan pertumbuhan plasenta, kini diketahui telah memiliki risiko lebih besar untuk
mengalami penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes non insulin saat dewasa.
Penanganan Pre Eklampsia
Pada dasarnya penangan Pre Eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obstetric. Eklampsia merupakan komplikasi obstetric kedua yang menyebabkan
20-30% kematian ibu. Komplikasi ini sesungguhnya dapat dikenali dan dicegah sejak masa
kehamilan. Preeclampsia yang tidak mendapatkan tindak lanjut yang adekuat (dirujuk ke
dokter, pemantauan yang ketat, konseling dan persalinan di rumah sakit) dapat menyebabkan
terjadinya eklampsia pada trimester ketiga yang dapat berakhir dengan kematian ibu dan
janin.
Penanganan Pre Eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi
eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadan optimal dan
bentuk pertolongan dengan trauma minimal.
Pengobatan hanya dilakukan secara simtomatis karena etiologi preeclampsia, dan
faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkan, belum diketahui. Tujuan utama
penanganan ialah :
1. Mencegah terjadinya Pre Eklampsia berat dan Eklampsia
2. Melahirkan janin hidup
3. Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Petunjuk untuk segera memasukan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memperhatikan hal berikut :
1. Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
2. Proteinuria 1 plus atau lebih
3. Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu
4. Edema bertambah dengan mendadak
5. Terdapat gejala dan keluhan subyektif
Penangan obstetric ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum
janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus.
Setelah persalinan berakhir, jarang terjadi eklampsia, dan janin yang sudah cukup umur lebih
baik hidup diluar kandungan dari pada dalam uterus.
Pada pemeriksaan ANC tanggal 5 Oktober 2020 Ny. “E” memiliki keluhan :
ibu merasa sakit pada ulu hati, sakit kepala, dan penglihatannya agak kabur. Sehingga
dilakukan pemeriksaan menyeluruh, pemasangan infuse, selang DC, pemberian O2 dan
laborat (Hb, Protein urin, RDT), pemberian dosis awal therapy anti kejang MgSO4 40 % yaitu
4 gram (10 cc) IV pelan-pelan dengan infus diklem 5-10’. MgSO4 40% sisanya 6 gram (15
cc) masukkan ke dalam infus RL 500 cc dengan tetesan 24 tetes/menit /habis dalam waktu 6
jam, kemudian dirujuk. Sebelum dirujuk petugas harus mengisi administrasi rujukan yang
berisi :
1. Identitas jelas pasien beserta jaminan kesehatan jika memiliki
2. Menelepon rumah sakit rujukan
3. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sudah dilakukan dilampirkan
4. Mencantumkan tindakan serta terapi sementara yang telah diberikan
5. Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
6. Damping pasien sampai tempat rujukan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu hamil dengan preeclampsia berat dilaksanakan
dengan pengumpulan data subjektif yang diperoleh dari hasil wawancara dari pasien
dengan keluhan ibu merasa sakit pada ulu hati, sakit kepala, dan penglihatannya
agak kabur, dari data objektif diperoleh dari pemeriksaan tekanan darah, oedem
pada ekstremitas, dan pemeriksaan laboratorium protein urinaria
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data dengan teliti dan akurat
sehingga didapatkan diagnosa Ny. “ E “G1P0A0, Usia 25 Tahun, Hamil 30
Minggu, Janin Tunggal, Hidup Intra Uterine, Letak Membujur, Presentasi Kepala,
Belum Masuk PAP, Punggung Kanan Dengan PEB
3. Diagnose potensial pada Ny.”E” tidak muncul.
4. Tindakan segera pada Ny. “E” dengan preeclampsia berat adalah memantau
tekanan darah, memasang infuse , melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat anti kejang MgSO4
5. Rencana tindakan pada Ny. “E” dengan preeclampsia berat memberikan konseling
kepada ibu tentang keadaannya, pantau tekanan darah, melakukan pemasangan
infuse, memberikan terapi obat anti kejang, melakukan pemasangan kateter dan
melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan
proteinuria.
6. Pendokumentasian sangat penting dilakukan pada setiap tahap dalam manajemen
kebidanan, karena merupakan bukti pertanggung jawaban bidan terhadap asuhan
kebidanan yang telah diberikan terhadap pasien.
7. Evaluasi pada Ny. “E” dengan preeclampsia berat yaitu preeclampsia berta dapat
teratasi.
B. SARAN
1. Diperlukan keterlibatan keluarga untuk lebih memfokuskan perhatian pada pasien
terhadap keluhan ibu, dan segera membawa ke rumah sakit terdekat.
2. Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan, diharapkan senantiasa
berusaha untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam melakukan
pelayanan kesehatan yang lebih professional.
3. Seorang bidan hendaknya menganggap semua ibu hamil mengalami resiko
komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu. Jadi diharapkan bidan mampu
mendeteksi dini adanya tanda bahaya dan mengajurkan ibu dan keluarga segera ke
pelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.
4. Sebagai bidan diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara petugas lain
( dokter, perawat, dan semua bidan ) untuk mneingkatkan mutu pelayanan asuhan
kebidanan yang lebih baik dan lebih professional.
DAFTAR PUSTAKA