Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA Ny. F USIA 17 TAHUN G1P0A0 UK 18 MINGGU DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
DI PUSKESMAS SANDEN

Laporan Individu Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik pada Kehamilan Sehat (BD 7003)

Disusun oleh:
TUTI NURYANI
NIM P07124520021

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF
“ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA Ny. M USIA 17 TAHUN G1P0A0 UK 18 DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
DI PUSKESMAS SANDEN”

Disusun Oleh
TUTI NURYANI
NIM P07124520021

Yogyakarta, Oktober 2020

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Nanik Setiyawati S,SiT, M.Kes Erni Retna Astuti, S.Tr.Keb


NIP. 198010282006042002 NIP. 197710102009032006

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb


NIP. 19791007 200501 2 00 4

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan ini.
Laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Kehamilan Sehat pada Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.Laporan ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan praktik,
2. Ibu DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam
melakukan praktik,
3. Ibu Hesty Widyasih, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Bidanyang telah mendukung dalam seluruh proses praktik
4. Ibu Nanik Setyawati, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing dan memberikan saran kepada penulis
5. Ibu Erni Retna Astuti, S.Tr.Keb selaku pembimbing klinik yang telah
membimbing dan memberikan saran kepada penulis
6. Seluruh bidan di Puskesmas Sanden yang telah membimbing dan
memberikan saran kepada penulis

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu sangat diharapkan
masukan dari pembaca baik berupa kritik maupun saran. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta, Oktober 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………….. i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………… ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. iii
Daftar Isi……………………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Tujuan ………………………………………………………………… 3
C. Ruang Lingkup ………………………………………………………… 3
D. Manfaat ………………………………………………………………… 4
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Masalah Kasus ………………………………………………… 5
B. Kajian Teori …………………………………………………………... 8
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian …………………………………………………………….. 15
B. Analisis ………………………………………………………………... 15
C. Penatalaksanaan.………………………………………………………. 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 17
B. Saran …………………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 19
LAMPIRAN …………………………………………………………................ 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia kasus Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi jika
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 305 per 100.000
kelahiran hidup.Berdasarkan kesepakatan global Sustainable Development
Goals (SDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar
untuk menurunkan AKI agar mencapai target SDGs di tahun 2030.Hal
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target SDGs sehingga
perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar mencapai target
SDGs di tahun 2030 (Kemenkes, 2015).Menurut Profil Kesehatan Yogyakarta
tahun 2017, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki kasus kematian ibu
sebanyak 34 ibu di tahun 2017.
AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di
suatu negara.Kematian ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
faktor sosial, faktor budaya dan faktor ekonomi. Kemiskinan masyarakat akan
membawa kemiskinan pengetahuan dan informasi. Menurut World Health
Organization (WHO), persentase tertinggi penyebab kematian ibu adalah
perdarahan (28%) dan infeksi, yang dapat disebabkan anemia dan KEK. Di
berbagai negara kejadian ini berkisar kurang 10% sampai hampir 60%
(Prawirohardjo, 2006).
Sekitar 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia
pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
perdarahan akut dan status gizi yang buruk.Ibu yang hamil dengan status gizi
yang buruk dapat menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis (KEK)
(WHO).Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko terjadinya berat
bayi lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko kesakitan

1
2

yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan sehingga dapat
mengakibatkan kelahiran BBLR pada bayinya. Oleh karena itu, diperlukan
pelayanan kebidanan prakonsepsi sebagai tindakan preventif komplikasi yang
mungkin muncul pada ibu dan bayi.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status
gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber
energi yang mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun
(Rahmaniar et al, 2011)..Selanjutnya, Depkes (2002) menyatakan bahwa
kurang energi kronis pada kehamilan telah banyak diketahui memberikan
dampak negatif pada ibu hamil serta kepada janin yang dikandungnya.Salah
satu dampak negatif yang sangat menonjol adalah risiko kematian ibu saat
melahirkan dan bayi lahir dengan berat badan rendah.Ibu hamil yang
menderita KEK dan anemia mempunyai risiko kesakitan yang lebih besar
terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca persalinan
yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi
yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan
lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan
hidupnya (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut mempengaruhi asil
akhir kehamilan.Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor
yang membuat nutrisi seorang wanita berisiko, seperti kemiskinan, kurang
pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan yang aneh, dan kondisi
kesehatan yang buruk akan terus berpengaruh pada status gizi dan
pertumbuhan serta perkembangan janin. Ibu hamil dengan status gizi buruk
perlu mendapat perawatan khusus (Bobak et al, 2004).
Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak
memiliki peran penting dalam memberikan edukasi tetang perencanaan
kehamilan pada calon pengantin dalam asuhan kebidanan pranikah.
3

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan kehamilan dengan KEK (kurang energi kronis) menggunakan
pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil
asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. F Usia 17
Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan KEK.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. F Usia 17
Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan KEK.
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
pada kasus Ny. F Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan
KEK.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny. F
Usia17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan KEK.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada
kasus Ny. F Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan
KEK.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Ny.
F Usia 17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan KEK.
g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus Ny.
F Usia17 Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan KEK.
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny. F Usia 17
Tahun G1P0A0 Hamil UK 18 minggu dengan KEK.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan


kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan kehamilan yang berkaitan
dengan KEK.
4

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan.Selain itu, menambah wawasan dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada kasus KEK.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan
yang akan diberikan pada kasus KEK pada wanita hamil.
b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan bagi
bidan pelaksana di puskesmas dalam upaya promotif dan preventif
dalam mencegah terjadinya KEK yang dapat dimulai dari pra nikah.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KAJIAN MASALAH

A. KAJIAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Dengan Ibu Hamil KEK


Ny M Umur 17 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 18 minggu dengan KEK di
Puskesmas Sanden

I. Pengkajian Data Subyektif


Pada pengkajian data subyektif didapatkan bahwa klien datang ke
Puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan terpadu. Klien adalah
seorang ibu rumahtangga dan suaminya bekerja sebagai buruh tidak tetap di
wilayah kecamatan Sanden. Keduanya tinggal bersama dengan orang tua dari
suami Ny.F
Riwayat kesehatan klien dan keluarga dari garis keturunan bapak
maupun ibu tidak mempunyai dan tidak menderita penyakit menurun seperti
hipertensi, diabetes, jantung dan asma. Untuk riwayat penyakit menular klien
dan keluarga tidak pernah menderita penyakit infeksi maupun penyakit
menular yang lain.
Riwayat obstetri klien ini adalah kehamilan pertama.Riwayat
pernikahan klien ini adalah pernikahan pertama dan baru menikah di bulan
juni 2020 .Riwayat haid klien siklus 30 hari, tidak ada keluhan, HPHT tanggal
1 Juni 2020.Pola aktivitas seksual klien melakukan hubungan seksual 2 – 3
kali dalam minggu.Riwayat pemeriksaan kehamilan ini merupakan
pemeriksaan yang pertama.Status imunisasi TT terakhir adalah T3 pada saat
sebelum menikah. Riwayat berat badan sebelum hamil 45 kg.
Pola nutrisi klien makan 2 sampai 3 kali sehari, jarang makan sayur dan
buah.Klien selalu konsumsi protein nabati ataupun hewani pada setiap menu
makan.Klien sangat suka makan makanan selingan atau ngemil.Pengetahuan
klien tentang nutrisi kurang termasuk bahaya makanan berlemak yang sering
6

dikonsumsi klien seperti goreng-gorengan, daging berlemak dan lain-lain.


Klien juga suka minum manis baik itu teh manis, jeruk manis ataupun sirup.
Hasil kajian pengetahuan klien belum mengetahui mengenai perawatan
kehamilan baik dan klien belum mengetahui kebutuhan nutrisi yang sehat dan
bergizi, pola aktivitas, pola istirahat dan personal hygiene yang dibutuhkan
dan harus dijaga oleh klien selama kehamilan.
II. Pengkajian Data Obyektif
Hasil pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi diperoleh hasil kondisi fisik klien
secara umum normal, tidak ada masalah dan keluhan. Hasil pengukuran BB
49 kg, TB 153 cm, Lila 22 cm, TD 96/65 mmHg. Status gizi kategori berat
badan normal dengan nilai IMT 20.1 kg/m 2. Hasil pemeriksaan laboratorium
kadar Hb 10.8 gr/dL, GDS 105 mg/dL, Golongan darah O Rhesus positif,
HbSAg non reaktif, tes HIV/AIDS non reaktif, dan tes sifilis non reaktif.
Berdasarkan perhitungan umur kehamilan saat ini adalah 16 minggu 5 hari
dengan kondisi fisik mata tidak anemis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis, tidak ada oedema dan reflek patella positif. Pada palpasi
Leopold I teraba ballottement, TFU pertengan pusat, DJJ 157x/menit.
III. Analisis kasus
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan obyektif, dapat
diambil analisis kasus seorang ibu umur 17 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 18 minggu dengan KEK. Lingkar Lengan Pasien kurang dari
batas normal sehingga ibu masuk dalam kategori kekurangan energy
kronik..Hal ini sesuai dengan teori dimana salah satu keadaan
malnutrisi.Dimana KEK merupakan keadaan ibu menderita kekurangan
makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu
atau lebih zat gizi.Klien mempunyai faktor risiko KEK dalam kehamilan
Keguguran BBLR, Prematur dan Kematian Bayi.(Helena, 2013).
7

IV. Rencana Tindakan atau Penatalaksanaan Kasus


Berdasarkan hasil analisis kasus dan kebutuhan tindakan segera yang
dibutuhkan klien dapat diambil rencana tatalaksana kasus antara lain:
a. Memberi informasi mengenai kondisi klien saat ini klien mengalami KEK
yaitu Kekurangan Energi Kronik berdasarkan pengukuran lingkar lengan.
b. Memberi konseling tentang perlunya melakukan kontrol rutin minimal 4
kali selama kehamilan untuk pemantauan kesehatan klien
c. Memberi KIE tentang dampak dari Kekurangan energy Kronik dimana
KEK bisa menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang janin
d. Melakukan kolaborasi dengan petugas Gizi agar ibu mendapatkan PMT
ibu hamil dan Memberi KIE tentang nutrisi yang dibutuhkan selama masa
kehamilan dimana klien dapat memperbaiki pola makan dan minum
sehingga tercukupi kebutuhan gizi seimbang .kebiasaan ngemil makanan
tetapi lebih banyak konsumsi buah dan sayur.
e. Menganjurkan ibu untuk mengkuti kelas ibu hamil yang diadakan di
Puskesmas ataupun fasilitas kesehatan lain.
f. Memberi KIE tentang perencanaan persalinan melalui program P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).
g. Memberikan suplementasi tablet Fe dan kalk sebanyak 30 butir dan KIE
cara minumnya.
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan
8

B. Tinjauan Teori
1. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi.Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Helena, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2012) menyatakan bahwa kurang energi
kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan
yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil.
Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam
jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi)
untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan
protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi
lainnya.Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam
periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein
dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau
penyakit kronis lainnya.
2. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa
jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan
tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi
kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga
mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena,
2013).Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin
yang dikandungnya yaitu meliputi:
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
9

4) Kesulitan sewaktu melahirkan


5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir
rendah (BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013).
3. Lingkar Lengkar Atas
Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK
kronis pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan
atas (LILA). Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang
terdiri dari remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila
LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK
dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2012). Cara
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan
menggunakan pengukuran LILA adalah :
1) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko. Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia
subur termasuk remaja Putri. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
2) Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan
sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan
putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita
sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri menderita
resiko KEK segera dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk
10

mengetahui apakah remaja putri tersebut menderita KEK dengan


mengukur IMT. Selain itu remaja putri tersebut harus meningkatkan
konsumsi makanan yang beraneka ragam (Supriasa, 2012).
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik
(KEK)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik
(KEK)Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi,
umur, beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang
gizi dan pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya :
a. Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada
kebutuhan wanita yang tidak hamil.Upaya mencapai gizi masyarakat
yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.
Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam
menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-
buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk
mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini
dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang
menyebabkan malnutrisi.
b. Usia ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang akan
hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi
dengan janin yang akan dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang akan
berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih
baik.
11

c. Beban kerja/Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan
gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
mereka yang hanya duduk diam saja.Setiap aktifitas memerlukan
energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi
yang dibutuhkan juga semakin banyak.Namun pada seorang ibu hamil
kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain
untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan
janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-
rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263
kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan
tidak ada perubahan tingkat kegiatan.
d. Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan
juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat
malnutrisi, mekanismenya yaitu :
1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya
absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,
muntah dan perdarahan yang terus menerus.
3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat
sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.
b. Pengetahuan ibu tentang Gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku
pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.Pendidikan
formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang
positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam
keluarga.Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan
dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi
bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai
12

nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai


pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari
pada yang kurang bergizi.
c. Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas makanan.Pada rumah tangga berpendapatan rendah,
sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya
dibelanjakan untuk membeli makanan.Artinya pendapatan tersebut 70-
80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya)
dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti
lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan
semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran
untuk pangan.
5. Kebutuhan Gizi Kehamilan
Kebutuhan zat gizi secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa
pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan
neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal
maupun beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan
sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
b. Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein
saja tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga protein.Hal ini juga
efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal.
Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh
kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutukan protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir
13

kehamilan.Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu


hamil.
d. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin
adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan
sinesa darah otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan
meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu
untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi.Kebutuhan kalsium ibu
hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan
di negara dengan musim dingin yang Panjang
d. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic
kretinisme(Kusmiyati, 2008)
6. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
a. Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Index Masa
Tubuh = IMT)
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan, berat bada lahir rendah.Sedangkan
berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam
kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan
dalam persalinan.
b. Ukuran Lingkar Lengann Atas (LILA)
Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa
adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka
interprestasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
c. Kadar Hemoglobin (Hb)
14

Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0 akan mengalami


anemia. (Kusmiyati, 2008).

7. Gizi untuk Tumbuh Kembang Janin


Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat, mulai
trimester dua dan seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan laju lebih
cepat. Sejak menginjak bulan keempat, umumnya ibu hamil sudah bebas
dari gangguan morning sickness, seingga ibu meras nafsu makan kembali.
Sekalipun demikian pada trimester ini harus mulai memperhatikan
komposisi makanan yang dikonsumsi.
8. Gizi Penting saat Hamil
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki
kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin
belangsung sangat cepat. Hal lain yang perlu diperhatikan meskipun nafsu
makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makan dengan gizi
seimbang.
Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester
pertama kenaikan kurang lebih dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua
kurang lebih 3 kg dan pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg.
Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori
tinggi .makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat,
dan lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur
15

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Ny. F adalah ibu hamil berusia 17 Tahun. Ny. F datang ke Puskesmas
Sanden beserta Tn. G suaminya untuk memeriksakan kehamilannya yang
pertama. Ibu mengatakan tidak merasakan adanya keluhan. Riwayat menikah
bulan Juni 2019. Riwayat status suntik Td adalah pada saat pra nikah yaitu T3.
Berdasarkan pengkajian riwayat menstruasi, siklus menstruasi Ny. M
teratur setiap bulannya, menarche usia 13 tahun dan HPHT tanggal 22 Juni
2019 seingga taksiran kelahiran bayi adalah 01April 2020. Ny. F tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik seperti jantung, asma, hipertensi dan
diabetes melitus.
Ny. F merupakan ibu dengan usia reproduksi tergolong belum memenuhi
kriteria sehat untuk kehamilan. Ny. F dalam menyambut kehamilan
pertamanya dengan cukup baik karena datang ke pelayanan kesehatan saat
senang melakukan pemeriksaan kehamilannya. Sehingga dapat mengetahui
masalah yang dimilikinya dan dapat memperbaiki lebih dini.Ny. F memiliki
LILA yaitu 22 cm dan IMT yaitu 20,1 kg/m 2(IMT normal 18,5-24,5). Hal ini
menunjukkan ada masalah pada gizi Nn. F. Meskipun dari hasil lab Hb normal
yaitu 10,9 g/dl.
Setelah dilakukan pengkajian, Ny. F mengatakan bahwa ia jarang makan
teratur. Menu yang ia pilih seringkali tidak bergizi seimbang karena jarang
makan sayuran hijau dan makan hanya 2-3 kali sehari dengan porsi yang
sedikit. Ny. F mengaku sudah terbiasa makan sedikit dan jarang. Akan tetapi
Ny. F tidak terobsesi untuk menjaga bentuk tubuhnya tetap kurus.
B. Analisa

Dari pengkajian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Ny. F usia 17 tahun
G1P0A0 hamil 18 minggu dengan KEK (kekurangan energi kronis) dan berat
badan kurang. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor jumlah asupan
makanan yang selalu kurang setiap harinya dalam waktu yang lama, atau
beban kerja/aktivitas yang memerlukan banyak energi tetapi energi tidak
16

tercukupi, dan pengetahuan ibu tentang Gizi. Akibatnya Ny. F tidak


mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup untuk keperluan
sehari-harinya. Selain itu Ny. F memerlukan konseling mengenai pemenuhan
gizi seimbang pada ibu hamil.
C. Penatalaksanaan
Dalam kasus ini, Ny. F dengan KEK dan Berat Badan Kurang telah
dilakukan program ANC terpadu berupa konseling dari berbagai bidang
seperti gizi, psikolog, umum, gigi dan KIA
Data dari petugas gizi adalah Ny.F telah diberikan konseling mengenai
pedoman gizi seimbang, diet dan nutrisi, gizi ibu hamil dan menyusui serta
pemberian PMT.
Pada kasus Ny. F ini bidan memberikan penatalaksanaan berupa KIE
mengenai KEK dan komplikasinya, KIE pemenuhan gizi seimbang, KIE
aktivitas fisik, KIE ketidaknyamanan TM 1 dan cara mengatasinya dan
komunikasi efektif. Kemudian bidan melakukan Asuhan Kebidanan yang lain
adalah persiapan ibu untuk menghadapi persalinan dengan mengisi buku KIA
bagian persiapan persalinan dan menganjurkan penempelan stiker P4K pada
jendela rumah.
Penanganan kasus KEK sudah sesuai dengan SOP yaitu memberikan
konseling mengenai gizi seimbang, dan pemberian PMT pada ibu hamil.
Dalam meningkatlan salah satu indikator mutu pelayanan di poli KIA maka
dilakukan pemantauan pada ibu hamil KEK dengan pengukuran lila ulang
pada kunjungan ANC berikutnya. Dalam pemenuhan gizi sesuai teori dapat
diberikan Fe, multivitamin, protein, dan lain sebagainya. Pemberian terapi di
Puskesmas Tegalrejosudah sesuai dengan SOP yang ada yaitu pemberian TTD
dan Kalk.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus KEK. Asuhan kebidanan yang diberikan pada
Ny. F di Puskesmas Sanden berjalan sesuai teori. Selain itu dari
penatalaksanaan kasus ini kami dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. F dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. F dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu KEK dan Berat Badan Kurang
3. Asuhan kebidanan pada Ny. F dapat menentukan masalah potensial
yaitu keguguran, premature, BBLR, dan kematian bayi.
4. Asuhan kebidanan Ny. F dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai kebutuhan gizi dan nutrisi.
5. Asuhan kebidanan Ny. F dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus yaitu dengan KIE komplikasi KEK, pemenuhan
gizi seimbang, KIE aktifitas fisik, dan pemberian TTD, B6 serta PMT.
6. Asuhan kebidanan Ny. F dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus dengan KIE komplikasi KEK, pemenuhan gizi
seimbang, KIE aktifitas fisik, dan pemberian TTD, B6 serta PMT.
7. Asuhan kebidanan Ny. F dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus dengan memantau ibu melalui alat komunikasi atau
pada saat ANC berikutnya.
8. Asuhan kebidanan Ny. F dengan melakukan pendokumentasian kasus.

17
18

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
KEK, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan
tepat.Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi
yang dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian
dapat dilakukan sesuai dengan managemen langkah varney.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang gizi yang diperlukan untuk
ibu hamil dengan KEK.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan Wirjatmadi.2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.Kencana.


Jakarta
Aminin, Fidya. 2014. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Vol. V, Nomor 2 :
167-172.
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
N0.1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak.
Prawirohardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sumarmi, Sri. 2016. Maternal Short Stature and Neonatal Stunting: An Inter-
Generational Cycle of Malnutrition. Surabaya: Departement of Nutrition,
Faculty of Public Health Universitas Airlangga.
Helena, 2013.Gambaran pengetahuan Gizi Ibu hamil Trimester Pertama dan Pola
Makan Dalam Penentuan Gizi.www.repository.ucu.ac.id. 24 Oktober
2019 Pukul 18.00 WIB
Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil : Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta:Fitramaya
Supriasa, dkk.2012.Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC

19
Lampiran

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA Ny. M USIA 17 TAHUN G1P0A0 UK 18 MINGGU DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
DI PUSKESMAS SANDEN

No register :
Nama Pengkaji : Tuti Nuryani
Tempat Pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Sanden
Waktu Pengkajian : 07-10-2020/10.30 WIB
PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
1. Biodata

Perempuan Laki-laki
Nama : Ny. F Nama : Tn. W
Umur : 17 tahun Umur : 20 tahun
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Wonorejo2 Alamat : Wonorejo2
Gadingsari Gadingsari
Sanden Sanden

2. Keluhan :Ny. F datang mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya


yang pertama dan tidak ada keluhan.
3. Riwayat Menstruasi
HPHT : 22-06-2019
Siklus Haid : 30 hari
Lama Haid : 5-6 hari
Banyaknya : ± 4 kali ganti pembalut/hari
Disminorhea : Tidak

20
Riwayat Penyakit : Tidak ada
4. Riwayat Kesehatan : Tidak memiliki riwayat penyakit
5. Riwayat Imunisasi
TT0 : Bayi
TT1 : SD Kelas 1
TT2 : SD Kelas 2
TT3 : Caten
6. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Diet
1) Nutrisi
a) Pola makan : 2-3x/hari porsi sedikit (ibu
mengatakan jarang makan)
b) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk, dan jarang makan
sayuran.
c) Makanan yang dipantang : tidak ada
d) Alergi terhadap makanan : tidak ada
2) Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari : air putih, juz, dll
2) Jumlah cairan yang diminum sehari : ± 7 gelas/hari
b. Istirahat dan Tidur
Malam : ±6 Jam/hari Siang : ± 1 Jam/hari (istirahat kerja)
c. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari Gosok Gigi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
d. Aktivitas Fisik
Ny. M bekerja sebagai karyawan di salah satu supermarketserta
melakukan pekerjaan rumah tangga.Olahraga jarang dilakukan.
e. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan ibu dan keluarga, sehingga
keluarga senang ibu hamil dan sangat menyambut kehamilannya.

21
PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)
e. Pemeriksaan Fisik
1. Bentuk tubuh : Normal
2. Wajah : Normal
3. Mata : Normal, konjungtiva merah muda, sklera putih
4. Mulut : bibir tidak pucat, lembab
5. Dada : Tidak dilakukan
6. Abdomen : PALPASI
Leopold I :TFU Pertengan Pusat dan Sympisis
Leopold II :Balotement
Leopold III: Balotement
AUSKULTASI
DJJ= 140 x/menit

a. Keadaan Umum : baik


b. Kesadaran : composmentis
a. Antropometri :
BB Sebelum
BB : 49 kg hamil : 47 kg
TB : 153 cm IMT : 20,1 kg/m2
\ LILA : 22cm
d.
TTV
TD : 117/71mmHg
N : 82x/menit
RR : 20x/menit

1. Anogenital : Tidak dilakukan


f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 17 Oktober 2019 jam 09.30 WIB
1. Hb : 12,8 g/dl
2. GDS : 105
3. Hbs Ag : NR

22
4. PITC : NR
5. Sifilis : NR
6. Urine lengkap : dbn

Analisa (A)
Diagnosa: Ny. F usia17 tahun G1P0A0AH0hamil 18 minggu hamil dengan
KEK (Kurang Energi Kronik)

Masalah potensial : IUGR


Antisipasi Masalah Potensial : Kolaborasi dengan petugas Gizi untuk
pemberian PMT serta KIE tentang kebutuhan nutrisi selama hamil dan
dampak dari KEK.
Penatalaksanaan (P)
a. Memberi informasi mengenai kondisi klien saat ini klien mengalami KEK
yaitu Kekurangan Energi Kronik berdasarkan pengukuran lingkar lengan.
Klien memahami kondisi yang dialami.
b. Memberi konseling tentang perlunya melakukan kontrol rutin minimal 4
kali selama kehamilan untuk pemantauan kesehatan klien. Klien
memahami dan akan kontrol rutin sesuai anjuran bidan.
c. Memberi KIE dampak dari Kekurangan Energi Kronik dimana salah bisa
menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang janin. Klien memahami
dampak dari KEK dan akan melakukan perubahan pada pola konsumsi
untuk kebutuhan nutrisi selama hamil
d. Melakukan Kolaborasi dengan petugas Gizi agar ibu mendapatkan PMT
ibu hamil dan emberi KIE tentang nutrisi yang dibutuhkan selama masa
kehamilan dimana klien dapat memperbaiki pola makan dan minum
sehingga tercukupi kebutuhan gizi seimbang .kebiasaan ngemil makanan
tetapi lebih banyak konsumsi buah dan sayur. Kolaborasi terlaksana
dengan petugas gizi, dan klien memahami tentang diet gizi seimbang
untuk kesehatan ibu dan janin.

23
e. Menganjurkan ibu untuk mengkuti kelas ibu hamil yang diadakan di
Puskesmas ataupun fasilitas kesehatan lain.Klien bersedia untuk
mengikuti kelas ibu hamil.
f. Memberi KIE tentang perencanaan persalinan melalui program P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Klien
bersedia untuk mulai merencakan persiapan persalinan melalui program
P4K.
g. Memberikan suplementasi tablet Fe dan kalk sebanyak 30 butir dan
KIE cara minumnya. Klien mendapatkan supelemen hemafort dan kalk
masing-masing sebanyak 30 butir dan memahami cara meminumnya
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan ibu
hamil KEK. Dokumentasi asuhan telah dituliskan.

24

Anda mungkin juga menyukai