Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH ( SIKDA)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah system Informasi
Keperawatan

Yang diampu oleh : Indra Gunawan, S.Kep.Ners

Disusun Oleh :

Kelompok V

Dewi Gustianti Rahayu NIM 2010105594


Herni Sri Maspuah NIM 2010105661
M Seisar Arasyied Zailani NPM 1910105507
Sisca Amelia NPM 1910105523

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEBELAS APRIL SUMEDANG

2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Sistem Informasi
Kesehatan Daerah”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen system informasi dalam keperawatan kami yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.

Sumedang 18 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Sistem Kesehatan Nasional, pengelolaan kesehatan diselenggarakan
oleh semuakomponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamintercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pengelolaankesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi
kesehatan, informasikesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, peranserta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidangkesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan
secara terpadu dan salingmendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah


denganmemperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang
kesehatan.Komponen pengelolaan kesehatan pada Sistem Kesehatan Nasional
dikelompokkandalam subsistem upaya kesehatan,. penelitian dan pengembangan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat.Sistem informasi kesehatan
merupakan salah satu komponen penting yang memiliki andilterhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan.

Sistem informai kesehatan yangdibangun diharapkan dapat menghasilkan


data dan informasi yang akurat, tepat, dancepat bagi perumusan kebijakan,
perencanaan, dan pengambilan keputusan, baik untukmanajemen pasien/klien,
manajemen unit/organisasi kesehatan, maupun manajemensistem kesehatan, serta
bagi kepentingan masyarakat. Keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan
nasional sangat ditentukan olehpenyelenggaraan sistem kesehatan di daerah.
Sistem Informasi Kesehatan Nasional(SIKNAS) yang mendukung
keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan nasionalsangat tergantung dari
keberhasilan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) yangmelekat pada
sistem kesehatan daerah. Dengan demikian, keselarasan dan keterpaduanSIKDA
sangat mendukung keberhasilan SIKNAS, maka dari itu kelompok membuat judul
makalah Sistem Informasi Kesehatan Daerah

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sikda ?
2. Apa tujuan dan sasaran dari system informasi kesehatan daerah ?
3. Apa visis misi dari system informasi kesehatan daerah?
4. Bagaimana kebijakan pengembangan Sistem informasi kesehatan daerah ?
5. Bagaimana pemamfaatan tekhnologi system informasi kesehatan daerah ?
6. Bagaimana pengembangan jaringan system informasi kesehatan daerah ?
7. Bagaimana pengembangan aplikasi SIKDA ?
8. Apa yang dimaksud dengan sikda generic ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam pembuatan makalah sebagai berikut :

a. BAB I : latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika

b. BAB II : Pembahasan

c. BAB III : Kesimpulan dan Saran


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah
yang berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi
seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik
pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi.

Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi di lingkungan Kementerian


Kesehatan sudah dimulai sejak dekade delapan puluhan. Pada masa itu
Departemen Kesehatan RI melalui Pusat Data Kesehatan (PUSDAKES)
memanfaatkan teknologi informasi dengan system Electronic Data Processing
(EDP) namun hal ini baru diterapkan di tingkat pusat. Komitmen bersama antar
pemimpin birokrasi bidang kesehatan untuk mendayagunakan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, baik di
kabupaten/kota, provinsi, dan pusat menemui berbagai kendala dan hambatan
termasuk kurangnya dana dan tidak adanya payung hukum (PP) membuat SIK
kurang optimal dan belum berdaya guna.

Pada era sembilan puluhan Departemen Kesehatan telah mengembangkan


Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP), Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem
Surveilans Penyakit bahkan Sistem Informasi Penelitian & Pengembangan
Kesehatan. Namun masing-masing sistem tersebut belum terintegrasi dengan baik
dan sempurna. Pada tahun 2002 Menteri Kesehatan mengeluarkan Keputusan
Menteri Kesehatan No.511 tentang “Kebijakan & Strategi Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS)” dan Kepmenkes No.932 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Daerah (SIKDA)”. Sistem
Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) di Kabupaten/kota adalah sebagai bagian
sub sistem SIKDA yang ada di provinsi, sedangkan SIKDA yang ada di provinsi
adalah bagian sub sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
Selain itu aplikasi “SIKDA Generik” dirancang dan dibuat untuk
memudahkan petugas puskesmas saat melakukan pelaporan ke berbagai program
di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dengan demikian diharapkan aliran data
dari level paling bawah sampai ke tingkat pusat dapat berjalan lancar, terstandar,
tepat waktu, dan akurat sesuai dengan yang diharapkan. Diharapkan aplikasi
tersebut dapat berguna secara efektif sebagai alat komunikasi pengelola
data/informasi di daerah, dapat saling tukar menukar data dan informasi, serta
membantu pengelola data/informasi agar selalu siap memberikan data atau
gambaran kondisi kesehatan secara utuh dan berdasarkan bukti. Aplikasi “SIKDA
Generik” merupakan penerapan standarisasi Sistem Informasi Kesehatan,
sehingga diharapkan dapat tersedia data dan informasi kesehatan yang cepat, tepat
dan akurat dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang kesehatan.

2.2 Tujuan dan Sasaran SIKDA


Tujuan disusunnya Cetak Biru Pengembangan SIKDA adalah sebagai
Pedoman dan acuan bagi Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam menyusun rencana
dan melaksanakankegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sistem informasi
kesehatan agar terciptaketerpaduan dan keselarasan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah dengan SistemInformasi Kesehatan Nasional.Sasaran dari Cetak Biru
Pengembangan SIKDA adalah :

a. Puskesmas selaku pelaksana program kesehatan yang berhubungan


denganmasyarakat secara langsung.
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selaku pengelola program
kesehatan padalevel pengendalian manajemen tingkat kabupaten.
c. Dinas Kesehatan Provinsi selaku pengelola program kesehatan pada
level pengendalian manajemen tingkat Provinsi
2.3 Visi dan Misi SIKDA
Cetak Biru Sistem Informasi Kesehatan Daerah disusun atas dasar visi, misi,
dan kebijakan pengembangan yaitu :

a. Visi
Tersusunnya Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang terpadu dan
selaras dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
b. Misi
1. Terbangunnya SIKDA agar dapat terpenuhinya kebutuhan
informasi di levelPuskesmas, Kabupaten, dan Provinsi.
2. Terbangunnya SIKDA agar terpenuhinya kebutuhan informasi
bagi masyarakat dilevel Puskesmas, Kabupaten, dan Provinsi.
3. Terbangunnya SIKDA yang terintegrasi dengan SIKNAS agar
dapat terpenuhinyakebutuhan informasi di tingkat nasional

2.4 Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah


Penyelenggaraan misi untuk mendukung visi perlu memperhatikan rambu-
rambu dalam koridor kebijakan sebagai berikut

a. Dalam rangka mendukung SIKNAS, perlu ditingkatkan penggunaan


teknologiinformasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung
operasional kegiatan diseluruhUnit Pelayanan mulai dari pencatatan,
penyimpanan dan distribusi pelaporan.
b. Sistem Informasi yang akan dikembangkan di Puskesmas dan Unit
Pelayanan lainmaupun di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Provinsi diupayakan dapatsaling terhubung satu sama lain dan apabila
dimungkinkan memanfaatkan database yang sudah tersedia secara
bersama-sama, agar terhindar dari duplikasidan redudansi data
c. SIKDA yang dikembangkan harus dapat menyimpan data yang
diperlukan olehdaerah yang bersangkutan dalam bentuk Bank Data
Kesehatan.
d. SIKDA yang dikembangkan diharapkan dapat menghasilkan dataset
standar (baikindividual maupun agregat) yang dikirim ke tingkat
manajemen diatasnya.
e. SIKDA yang dikembangkan diharapkan dapat terhubung dengan
sistem padatingkat diatasnya dengan memanfaatkan teknologi
protokol pertukaran data baiksecara elektronik maupun non-elektronik
(manual)

2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi Untukpengembangan Sikda


Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang terintegrasi terdiri dari sub sistem
yang membentuk sistem terpadu. Sub sistem yang membentuk Sistem
Informasi KesehatanDaerah adalah sebagai berikut :

a. Sistem Informasi di Puskesmas


b. Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Provinsi.
d. Sistem Pelaporan dari Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan Kesehatan
lainnya.
e. Sistem Pelaporan dari Lintas Sektor
f. Survey dan Sensus

Sedangkan komponen yang membentuk sistem informasi kesehatan daerah


terdiri dari :

a. Sumber data, baik manual maupun elektronik


b. Dataset pertukaran data (agregat dan/atau individual)
c. Bank Data, berisi Database invidual dan/atau agregat
d. Sistem informasi untuk pencatatan dan pelaporan (komputerisasi atau
manual)
e. Informasi (dengan media web, softcopy, hardcopy)f. Koneksi antar
sistem dan/atau sub sistemg. Pengguna (internal dan/atau eksternal)

Gambar 2.5 model system SIKDA


2.6 Pengembangan Jaringan
Pengelolaan sistem informasi kesehatan dengan memanfaatkan TIK dapat
berjalan optimal apabila tersedia infrastruktur perangkat keras dan jaringan
dengan kondisi yangbaik dan terpelihara. Perangkat komputer dan peripheral-nya
dapat saling terhubung danberbagi pakai (sharing ) satu sama lain apabila tersedia
infrastruktur jaringan yangmemadai.Infrastruktur jaringan diharapkan tersedia di
setiap Unit Pelayanan Kesehatan, dan DinasKesehatan berupa jaringan LAN yang
juga terhubung dengan jaringan internet dalamkondisi baik dan terpelihara dengan
baik, serta optimal dalam pemanfaatannya.Sistem informasi kesehatan di
Puskesmas diharapkan dapat saling terhubung dengansistem informasi kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan sistem informasikesehatan di Dinas
Kesehatan Provinsi. Arsitektur jaringan komputer SIKDA yangmencakup ketiga
sistem tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

gambar 2.6 Jaringan SIKDA

Agar jaringan komputer dapat berjalan optimal, diperlukan pengelolaan


jaringan yangdilakukan di masing-masing level seperti diuraikan berikut ini :

a. Level Puskesmas
Pengelolaan jaringan komputer di level Puskesmas dilakukan agar
dalampelaksanaannya dapat tercapai sasaran berikut :
1. Tersedianya infrastrukur komputer dan jaringan LAN di internal
Puskesmas yangterhubung dengan jaringan internet.
2. Terlaksananya pemeliharaan infrastruktur jaringan LAN di
internal Puskesmasserta koneksinya ke jaringan internet.
3. Optimalisasi pemanfaatan infrastruktur jaringan LAN di internal
Puskesmas.
4. Optimalisasi Pemanfaatan jaringan internet di internal Puskesmas.
b. Level Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
1. Pengeleloaan jaringan komputer di level Provinsi dilakukan agar
dalam pelaksanaannyadapat tercapai sasaran berikut :
2. Tersedianya infrastrukur jaringan LAN di internal Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang terhubung dengan jaringan internet
3. Terlaksananya pemeliharaan infrastruktur jaringan LAN di internal
DinasKesehatan Kabupaten/Kota serta koneksinya ke jaringan
internet.
4. Optimalisasi pemanfaatan infrastruktur jaringan LAN di internal
Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
5. Optimalisasi Pemanfaatan jaringan internet di internal Dinas
KesehatanKabupaten/Kota
c. Level Dinas Kesehatan Provinsi
Pengelolaan jaringan komputer di level Provinsi dilakukan agar dalam
pelaksanaannyadapat tercapai sasaran berikut :
1. Tersedianya infrastrukur jaringan LAN di internal Dinas Kesehatan
Provinsi yangterhubung dengan jaringan internet.
2. Terlaksananya pemeliharaan infrastruktur jaringan LAN di internal
DinasKesehatan Provinsi serta koneksinya ke jaringan internet.
3. Optimalisasi pemanfaatan infrastruktur jaringan LAN di internal
Dinas KesehatanProvinsi.
4. Optimalisasi Pemanfaatan jaringan internet di Dinas Kesehatan
Provinsi
2.7 Pengembangan Aplikasi
SIKDA pada dasarnya merupakan kumpulan sistem informasi yang berada
pada level Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sistem informasi
pada level DinasKesehatan Provinsi. Sistem informasi di level Puskesmas terdiri
dari aplikasi-aplikasiyang mendukung kegiatan pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas.

Seperti dijelaskan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor :128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat, bahwaPuskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan danupaya kesehatan masyarakat yang dikelompokkan
menjadi 2 (dua) bagian yaitu upayakesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.Upaya kesehatan wajib di Puskesmas terdiri dari :

1. Upaya Promosi Kesehatan.


2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

2.8 SIKDA Generik


SIKDA Generik adalah Sistem Informasi Kesehatan Daerah dengan
spesifikasi minimum yang dibutuhkan dalam kegiatan pengelolaan informasi
kesehatan daerah,mulai dari proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, sampai
dengan distribusiinformasi kesehatan. SIKDA Generik dirancang untuk menjadi
standar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan informasi kesehatan di
wilayahnya. SIKDA Generik hadir melalui proses inventarisasi berbagai SIKDA
elektronik yang saat ini berjalan dan digunakan di daerah, memilih yang terbaik,
kemudian dianalisis sehingga dihasilkan satu set deskripsi kebutuhan SIKDA
Generik, yang mewakili kebutuhan seluruh komponen dalam sistem kesehatan
Indonesia dan disesuaikan dengan standar yang diatur dalam Pedoman Nasional
SIK.
Langkah selanjutnya dari pengembangan SIKDA Generik ini adalah
mendistribusikan aplikasi SIKDA Generik kepada pemerintah daerah yang belum
memiliki/menggunakan.Tujuan dikembangkannya SIKDA Generik, yaitu untuk
membangun suatu data base kesehatan Indonesia yang komprehensif, SIKDA
Generik harus mampu menghimpun, mengolah dan mendistribusikan semua data
kesehatan dari berbagai pelaksana kesehatan di Indonesia, baik pelaksana
kesehatan yang telah memiliki sistem informasi elektronik maupun masih paper
based. Dengan berbagai sistem pengelolaan informasi yang berbeda-beda, maka
SIKDA Generik dituntut untuk dapat berkomunikasi secara interaktif, memiliki
kemampuan interoperabilitas yang tinggi, sehingga dapat berkomunikasi dan
melakukan pertukaran data kesehatan dengan sistem lainnya yang sudah berjalan.

Kemampuan interoperabilitas adalah kemampuan sistem untuk saling tukar


menukar data atau informasi dan saling dapat mempergunakan data atau informasi
tersebut.Interoperabilitas bukan berarti penentuan atau penyamaan penggunaan
platform perangkat keras, atau perangkat lunak semisal operating system tertentu,
bukan pula berarti penentuan atau penyeragaman data base. Namun berupa
penyamaan format pertukaran data yang digunakan, misalnya dengan
menggunakan format data dalam bentuk data base SQL, Access, Excell, maupun
dalam format XML. SIKDA Generik terbagi menjadi beberapa sub sistem, yaitu:

1. SIM Puskesmas
Aplikasi SIM Puskesmas digunakan di puskesmas dalam kegiatan
pencatatan berbagai kegiatan pelayanan, baik itu kegiatan dalam gedung
maupun kegiatan luar gedung, dan dapat dilakukan koneksi data base
secara online melalui jaringan internet ke Server SIKDA Generik di dinas
kesehatan, maupun ke data base lokal yang ada di puskesmas. Kegiatan
puskesmas yang mampu ditangani oleh SIM Puskesmas adalah :
a. Pengelolaan informasi riwayat medis pasien per individu
b. Pengelolaan informasi kunjungan pasien ke puskesmas.
c. Pengelolaan informasi kegiatan pelayanan kesehatan dalam gedung,
meliputi:
i. Pelayanan rawat jalan (poliklinik umum, gigi,KIA, imunisasi, dll)
ii. Pelayanan UGD
iii. Pelayanan rawat inap
iv. Pengelolaan informasi pemakaian dan permintaan obat/farmasi di
puskesmas, pos obat desa, pos UKK.
v. Pengelolaan informasi tenaga kesehatan puskesmas
vi. Pengelolaan informasi sarana dan peralatan (inventaris) puskesmas
vii. Pengelolaan informasi kegiatan luar gedung yang meliputi :
viii. Kegiatan puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa,
posyandu, polindes, poskesdes, poskestren.
ix. Pengelolaan informasi pembiayaan kesehatan masyarakat dan
keuangan puskesmas
x. Pengelolaan informasi gizi masyarakat
xi. Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian penyakit)
xii. Pengelolaan informasi promosi kesehatan
xiii. Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan
xiv. Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal puskesmas
2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIMDinkes)
Aplikasi ini berfungsi untuk menangani pencatatan dan pengelolaan data
yang berasal dari:
a. Pengelolaan data puskesmas, berfungsi untuk mencatat dan
mengelola data manual dari puskesmas yang ada dalam wilayah
kerja dinkes kabupaten/kota, yang bersifat agregat.
b. Pengelolaan data rumah sakit tingkat kabupaten/kota, berfungsi
untuk mengentri data manual yang berasal dari rumah sakit, baik
pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja
dinkes kabupaten/kota yang bersifat agregat.
c. Pengelolaan data rumah sakit tingkat provinsi, berfungsi untuk
mengentri data manual yang berasal dari rumah sakit, baik
pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja
dinkes provinsi yang bersifat agregat.
d. Pengelolaan data apotek/instalasi farmasi, berfungsi untuk
mencatat dan mengelola data manual yang berasal dari
apotek/instalasi farmasi baik pemerintah maupun swasta, yang
berada dalam wilayah kerja dinkes kabupaten/kota, yang bersifat
agregat.
e. Pengelolaan data penunjang, berfungsi untuk mencatat dan
mengelola data manual, yang bersifat agregat, yang berasal dari
laboratorium/ radiologi/fasilitas penunjang lainnya, baik itu milik
pemerintah maupun swasta yang berada dalam wilayah kerjadinkes
kabupaten/kota.
f. Pengelolaan data kesehatan lainnya, yang berfungsi untuk
mencatat dan mengelola data kesehatan yang berasal dari fasilitas
kesehatan selain puskesmas, rumah sakit, apotek/instalasi farmasi,
dan laboratorium penunjang, yang berada dalam wilayah kerja
dinas kesehatan, misalnya dari lembaga lintas sektor (institusi non
kesehatan), praktik dokter dan klinik, lembaga survei, dan
organisasi kesehatan lainnya, yang berada dalam wilayah kerja
dinas kesehatan.
g. Pengelolaan data SDM, yang berfungsi untuk mencatat dan
mengelola data SDM kesehatan di kabupaten/kota/provinsi.
h. Pengelolaan data aset, berfungsi untuk mencatat dan mengelola
data aset pada dinkes kabupaten/kota dan dinkes Provins
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah
yang berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi
seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik
pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Tujuan
disusunnya Cetak Biru Pengembangan SIKDA adalah sebagai Pedoman dan
acuan bagi Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam menyusun rencana dan
melaksanakankegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sistem informasi
kesehatan agar terciptaketerpaduan dan keselarasan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah

Pengelolaan sistem informasi kesehatan dengan memanfaatkan TIK dapat


berjalanoptimal apabila tersedia infrastruktur perangkat keras dan jaringan dengan
kondisi yangbaik dan terpelihara. Perangkat komputer dan peripheral-nya dapat
saling terhubung danberbagi pakai (sharing ) satu sama lain apabila tersedia
infrastruktur jaringan yangmemadai.Infrastruktur jaringan diharapkan tersedia di
setiap Unit Pelayanan Kesehatan, dan DinasKesehatan berupa jaringan LAN yang
juga terhubung dengan jaringan internet dalamkondisi baik dan terpelihara dengan
baik, serta optimal dalam pemanfaatannya.Sistem informasi kesehatan di
Puskesmas diharapkan dapat saling terhubung dengansistem informasi kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan sistem informasikesehatan di Dinas
Kesehatan Provinsi.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, maka
kami selaku penyusun meminta kritik serta saran dari pembaca, karena
penyusun masih dalam tahap belajar
DAFTAR PUSTAKA

Erizal.(2010) . Modul Sistem Informasi Kesehatan Daerah. Universitas Respati :


Yogyakarta

Kementrian Kesehatan.(2018) . Modul Penerapam SIKDA Generik. Kemenkes :


Jakarta

Thenu, V. J., Sediyono, E., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik
Menggunakan Metode Hot Fit Di Kabupaten Purworejo. Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(2), 129-138.

Anda mungkin juga menyukai