OLEH KELOMPOK 5 :
DIAN MUSTIKA
IKEU PRATIWI SURAHMAN
MORA MUTIA SIREGAR
NURUL RAHMANASYUHADA
RANNY DESHERA DWI PUTRI
SITI SUNDARI
SYAMSIDAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini mengenai
Strategi dan Pemberdayaan Kader dan Dukun.
Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perorganisasian dan Pengembangan Masyarakat DIV Kebidanan Alih
Jenjang Poltekkes Kemenkes Jambi. Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih
kepada ibu Ruwayda, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat.
Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang
ditulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan penyusun pada khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya
kualitas pelayanaan kesehatan. Lima puluh persen persalinan di masyarakat
masih di tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat
masih memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena
pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan
pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan
bayi.
Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat
suatu terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk
kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun yang merupakan
salah satu tugas dan tanggung jawab bidan. Maka dari itu tugas dan tanggung
jawab bidan terhadap dukun bayi sangat memberikan kontribusi yang cukup
penting. Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan
penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun
beranak.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal
yang terkait dengan reproduksi wanita. Dukun bayi biasanya seorang wanita
yang sudah berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam
keluarga atau karena ia merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan
tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat
terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk
mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong
hanya berdasarkan pengalaman dan kurang profesional.
1
Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak
dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan
angka kesakitan.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan sesuai dengan fungsi
dan tugasnya.
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat-alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan
tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan
bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian.
Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara
tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian
ibu dan bayi.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat. Kader merupakan tenaga masyarakat yang
dianggap paling dekat dengan masyarakat, departemen kesehatan membuat
kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader
kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta
pimpinan yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan.Para kader
kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime
dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau
bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga
kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa
peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemberdayaan kader dan dukun?
2. Bagaimana materi pembinaan kader dan dukun?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan kader dan dukun.
2. Untuk mengetahui materi pembinaan kader dan dukun.
BAB II
PENUTUP
A. Simpulan
Kader adalah seorang tenaga suka rela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Dukun adalah seseorang yang membantu masayarakat dalam penyembuhan
penyakit melalui kekuatan supranatural, kebudayaan dukun serta kebudayaan
manusiayang terbagi dalam berbagai macam aliran.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang
ada. Dalam pendekatan yang dipimpin masyarakat, perencanaan adalah suatu
proses pengkajian oleh masyarakat tentang berbagai aspek kehidupan mereka
termasuk potensi dan asset mereka.
Pemberdayaan yang kita berikan terhadap klien dapat secara individu melalui
bimbingan, konseling, management, krisis intervensi. Selain itu kita juga dapat
lakukan kepada sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan
menggunakan kelompok sebagai media intervensi pendidikan dan pelatihan.
Dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
.
2. Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA