Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN DAN STRATEGI

PEMBERDAYAAN KADER DAN DUKUN

Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Perorganisasian


dan Pengembangan Masyarakat

DOSEN PENGAMPU : RUWAYDA, SST, M.Kes

OLEH KELOMPOK 5 :
DIAN MUSTIKA
IKEU PRATIWI SURAHMAN
MORA MUTIA SIREGAR
NURUL RAHMANASYUHADA
RANNY DESHERA DWI PUTRI
SITI SUNDARI
SYAMSIDAR

JURUSAN ALIH JENJANG D-IV KEBIDANAN


KELAS : A

PROGRAM STUDI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini mengenai
Strategi dan Pemberdayaan Kader dan Dukun.
Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perorganisasian dan Pengembangan Masyarakat DIV Kebidanan Alih
Jenjang Poltekkes Kemenkes Jambi. Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih
kepada ibu Ruwayda, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat.
Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang
ditulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan penyusun pada khususnya.

Jambi, Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 4
A Strategi Pemberdayaan Kader dan Dukun.................................... 4
1. Aras Mikro.................................................................................. 4
2. Aras Mezzo. ................................................................................ 5
3. Aras Makro (Large System Strategi). ...................................... 5
B. Materi Pembinaan Kader dan Dukun ........................................... 6
1. Survey Kebutuhan Kader............................................................ 7
2. Penyusunan Kompetensi Kader dan Dukun. ............................ 8
3. Penyusunan Materi Kader dan Dukun. ..................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................... 10
A. Simpulan .......................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya
kualitas pelayanaan kesehatan. Lima puluh persen persalinan di masyarakat
masih di tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat
masih memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena
pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan
pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan
bayi.
Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat
suatu terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk
kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun yang merupakan
salah satu tugas dan tanggung jawab bidan. Maka dari itu tugas dan tanggung
jawab bidan terhadap dukun bayi sangat memberikan kontribusi yang cukup
penting. Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan
penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun
beranak.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal
yang terkait dengan reproduksi wanita. Dukun bayi biasanya seorang wanita
yang sudah berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam
keluarga atau karena ia merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan
tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat
terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk
mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong
hanya berdasarkan pengalaman dan kurang profesional.

1
Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak
dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan
angka kesakitan.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan sesuai dengan fungsi
dan tugasnya.
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat-alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan
tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan
bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian.
Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara
tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian
ibu dan bayi.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat. Kader merupakan tenaga masyarakat yang
dianggap paling dekat dengan masyarakat, departemen kesehatan membuat
kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader
kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta
pimpinan yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan.Para kader
kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime
dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau
bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga
kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa
peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemberdayaan kader dan dukun?
2. Bagaimana materi pembinaan kader dan dukun?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan kader dan dukun.
2. Untuk mengetahui materi pembinaan kader dan dukun.
BAB II

PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN


KADER DAN DUKUN

A. Strategi Pemberdayaan Kader dan Dukun


1. Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,
konseling, stres manajemen, krisis intervensi.
Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang
berpusat pada tugas.
Pada aras mikro peran utama pekerja sosial adalah sebagai pialang yang
menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang tersedia pada lingkungan
sekitar.
Sebagai pialang social utama yang dilakukan pekerja social adalah
manajement kasus (case manajement) yang mengkoordinasikan berbagai
pelayanan social yang disediakan oleh beragam penyedia.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:
a. Melakukan assessment terhadap situasi dan kebutuhan khusus klien.
b. Memfasilitasi pilihan- pilihan klien dengan berbagai informasi dan
sumber alternatif.
c. Membangun kontak antara klien dan lembaga- lembaga pelayanan
sosial.
d. Menghimpun informasi mengenai berbagai jenis dan lokasi pelayanan
social, parameter pelayanan, dan kriteria elijibilitas.
e. Mempelajari kebijakan-kebijakan, syarat-syarat, prosedur dan proses
pemanfaatan sumber kemasyarakatan.
f. Menjalin relasi kerjasama dengan berbagai profesi kunci.
g. Memonitor dan mengevaluasi distribusi pelayanan.
2. Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi.
Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai
strategis dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan sikap-
sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Menelisik pandangan dan kepentingan-kepentingan khusus dari masing-
masing pihak
b. Menggali kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang
mengalami konflik.
c. Membantu pihak-pihak agar dapat bekerja sama.
d. Mendefinisikan menangani berbagai hambatan komunikasi dari sebuah
kerjasama.
e. Mengidentifikasi berbagai manfaat yang ditimbulkan
f. Memfasilitasi pertukaran informasi secara terbuka diantara berbagai pihak.
3. Aras Makro (Large System Strategi)
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar karena sasaran
perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, dan aksi sosial. Lobbying,
pengorganisasian masyarakat, dan manajemen konflik adalah beberapa
strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai
orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka
sendiri dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk
bertindak.
B. Materi Pembinaan Kader dan Dukun
1. Survey Kebutuhan Kader dan Dukun
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang
amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin
dan Hamidah, 2009)
Kader merupakan tenaga masyarakat yang di anggap paling dekat dengan
masyarakat. (Meilani Niken,dkk,2009).
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini
disebabkan karena kader yang akan di bentuk terlebih dahulu harus di berikan
pelatihan kader. Pelatihan kader diberikan kepada calon kader di desa yang
telah di tetapkan.
Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa
pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama. Mengumpulkan
Toma dan Toga dalam suatu pertemuan dengan tujuan menjelaskan bahwa
menjadi kader itu merupakan suatu tindakan yang sangat mulia karena
perannya yang sangat penring di masyarakat. Menjelaskan bahwa kader
merupakan tugas tanpa pamrih dimana seorang kader menjalankan tugasnya
untuk kepentingan seluruh masyarakat yang ada di lingkungannya. Calon
kader berdasarkan kepuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap
posyandu.

2. Penyusunan Kompetensi Kader dan Dukun


Para kader kesehatan masyarakat seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, sehingga memungkinkan mereka untuk membaca,
menulis dan menghitung secara sederhana serta yang mau menjadi kader
kesehatan. Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap
masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat
pelayanan kesehatan.
Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh
para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan. Para kader
kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerja secara full-time atau part-time
dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang
atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh Puskesmas.
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis
bertanggung awab terhadap pelatihan ini , namun secara teknis oleh kepala
Puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf Puskesmas yang
mampu melaksanakan. Adapun pelatihnya adalah tenaga kesehatan, petugas
KB ( PLKB ), pertanian, agama, PKK dan sektor lainnya.
Waktu pelatihan ini membutuhkan beberapa hari atau disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan. Metode yang digunakan adalah ceramah,
diskusi, stimulasi, demonstrasi, permainan peran, penugasan dan praktik
lapangan.
Dukun bayi merupakan seseorang yang dianggap terampil dan
dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang
diberikan kepada dukun bayi oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan
pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal
higiene sanitasi, yaitu mengenai perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan
tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan
bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian.
Pembinaan dukun dilakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan
peraturan dari masing-masing daerah atau dukun berasal ,karena tidak mudah
mengajak seseorang dukun untuk mengikuti pembinaan. Beberapa langkah
yang dapat dilakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai berikut:
a. Fase I: pendaftaran Dukun
1) Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar
2) Dilakukan assesment mengenai pengetahuan/ ketrampilan dan sikap
mereka dalam penanganan kehamilan
b. Fase II : Pelatihan
1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment
2) Diberikan sertifikat
3) Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam
pelayanan kesehatan

3. Penyusunan Materi Pelatihan Kader dan Dukun


Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan
pembinaan atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka dan
masalah yang dihadapinya .Salah satu tugas bidan dalam upaya
menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi
bidan siaga)
b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
c. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
d. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas
gerakan sayang ibu.

Berikut adalah klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan pembinaan


dukun:

a. Promosi Bidan Siaga


b. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Rujukan
c. Pengenalan Dini Tetanus Neonatorum, BBLR, dan Rujukan
d. Penyuluhan Gizi dan KB
e. Pencatatan kelahiran dan kematian
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kader adalah seorang tenaga suka rela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Dukun adalah seseorang yang membantu masayarakat dalam penyembuhan
penyakit melalui kekuatan supranatural, kebudayaan dukun serta kebudayaan
manusiayang terbagi dalam berbagai macam aliran.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang
ada. Dalam pendekatan yang dipimpin masyarakat, perencanaan adalah suatu
proses pengkajian oleh masyarakat tentang berbagai aspek kehidupan mereka
termasuk potensi dan asset mereka.
Pemberdayaan yang kita berikan terhadap klien dapat secara individu melalui
bimbingan, konseling, management, krisis intervensi. Selain itu kita juga dapat
lakukan kepada sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan
menggunakan kelompok sebagai media intervensi pendidikan dan pelatihan.
Dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan.

B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
.
2. Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Bari Saifudin, A. (2005). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Bungsu.2001. Pemilihan Dukun Sebagai Penolong Persalinan: diakses 05 Maret


2015

Meilani Nikken, dkk (2009). Buku Kebidanan Komunitas, Yogyakarta:


Fitramaya

Syafrudin dan Hamidah. (2006). Kader Kesehatan Masyarakat


http://dr-suaryanto,blogspot.com/2010/09/kader.html
Diunduh 10 Desember 2011

Walani, dkk. 2013. Melaksanakan Upaya Berbagai Strategi Pemberdayaan


Kader Dan Dukun Aras Mikro, Makro Dan Mezzo. Makalah.
https://www.scribd.com/doc/180215220/tugas-pengorganisasian-dan-
pengembangan-masyarakat-docx (Diakses tanggal 2 Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai