Anda di halaman 1dari 11

LANGKAH PENGEMBANGAN POSKESDES

OLEH:

KELOMPOK 3

1. Irmasari Purba PO71241210047


2. Khusnul Khotimah PO71241210070
3. Nurwahyuni PO71241210048
4. Oktarina PO71241210050
5. Paini PO71241210079
6. Tri Wahyuti PO71241210087
7. Zulmaida Indarta PO71241210080

Dosen Pengampu : Ruwayda, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas nikmat sehat dan
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah berjudul “Langkah Pengembangan Poskesdes” dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kita semua.

Adapun maksud dan tujuan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, juga untuk menambah
wawasan kami dalam ilmu pengetahuan sesuai target kompetensi. Kami
menyadari dan menyakini bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Jambi, Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Persiapan Internal.................................................................................3
B. Persiapan Eksternal...............................................................................3
C. Telaah Mawas Diri...............................................................................3
D. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)...............................................4
E. Pembentukan.........................................................................................4
F. Pengembangan Jejaring Kerjasama......................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................7
B. Saran ....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan


ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan
pembangunan kesehatan yang salah satunya ditandai dengan ketersediaan
sarana kesehatan belum dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, terutama
bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau karena berbagai
alasan, antara lain kendala geografis, ekonomi, informasi, sosial budaya. Oleh
karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendekatkan untuk mendekatkan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat di desa.
Dalam Kepmenkes Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif disebutkan
bahwa salah satu kriteria desa dan kelurahan siaga aktif adalah adanya
kemudahan akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan (Poskesdes,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya) dan
pengembangan UKBM yang melaksanakan surveilans berbasis masyarakat.
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini, telah
tumbuh dan berkembang berbagai UKBM. Berbagai UKBM yang telah
berkembang, antara lain Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM), Pos Malaria Desa (Posmaldes), Pos TB Desa, Kelompok
Pemakai Air (Pokmair), Pondok Bersalin Desa (Polindes), dll.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada akhirnya
diharapkan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa, agar dalam
pelaksanaannya dapat berkesinambungan. Oleh karena itu, diperlukan
dukungan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait. Hal ini

1
diperkuat dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor
140/1508/SJ Tahun 2011 yang ditujukan kepada seluruh Gubernur, Bupati, dan
Walikota seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif di wilayahnya masing-masing sesuai dengan isi Pedoman
umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber daya
Msyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan
antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanannya meliputi upaya-
upaya promotif, preventif,dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Poskesdes
di harapkan sebagai pusat pengembangan dan kordinator berbagai UKBM yang
dibutuhkan masyarakat desa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat
dirumuskan adalah: Bagaimana Langkah Pengembangan Poskesdes?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Langkah Pengembangan Poskesdes.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan Internal
Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal adalah
mempersiapkan petugas kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia
dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Poskesdes, dalam upaya
untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. Persiapan ini bisa
berbentuk sosialisasi, pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat
konsolidasi yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat. Luaran
langkah ini diharapkan para provider telah memahami tugas dan fungsinya dan
siap untuk melakukan pendekatan pada pemangku kepentingan (stakeholder)
dan masyarakat.
B. Persiapan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan
Poskesdes. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah setempat. Jika di daerah tersebut
telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif atau Forum Peduli Kesehatan lainnya,
pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan
forum-forum tersebut. Dukungan yang diharapkan adalah dukungan moril,
finansial dan material, seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat,
bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan Poskesdes.
C. Telaah Mawas Diri
Tujuan Telaah Mawas Diri adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat
(sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah kesehatan di
wilayahnya serta memecahkan masalahnya sesuai dengan sumber daya dan
kearifan lokal yang dimiliki. Telaah Mawas Diri dilakukan oleh kader
Poskesdes yang merupakan masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat
serta anggota Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disepakati dengan bimbingan dari
tenaga kesehatan setempat. Hasil Telaah Mawas Diri dicatat untuk menjadi

3
acuan dalam melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah. Untuk itu,
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan orientasi anggota masyarakat yang
dinilai mampu melakukan Telaah Mawas Diri, seperti guru, anggota Pramuka,
kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna, murid sekolah, atau
kelompok potensial lainnya yang ada di desa. Hasil dari Telaah Mawas Diri
adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat untuk
memecahkan masalah yang ada di desa.
D. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif
pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan pada saat Telaah Mawas Diri
dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki desa.
MMD diselenggarakan oleh semua pengurus Forum Desa Siaga Aktif bersama
seluruh masyarakat. Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat Telaah
Mawas Diri disajikan, terutama adalah daftar masalah kesehatan, data sumber
daya, serta skala prioritas kebutuhan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan
prioritas masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi apa yang
dapat disumbangkan oleh masing-masing individu/organisasi kemasyarakatan
(ormas)/sektor yang diwakilinya, serta langkah-langkah pemecahan masalah
untuk pengembangan Poskesdes.
E. Pembentukan
Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan melalui
pertemuan khusus para pimpinan, pengelola, dan tokoh masyarakat serta
beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah
mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang disepakati, dengan
fasilitasi Puskesmas. Jumlah kader kesehatan untuk setiap Poskesdes
minimal 2 (dua) orang atau disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan
dan kemampuan serta potensi desa setempat.

4
2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.
Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan
tugasnya, perlu diberikan pelatihan atau orientasi tentang pengelolaan
Poskesdes. Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan
pedoman pelatihan/orientasi yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan
pelatihan/orientasi, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action)
Poskesdes yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan
prasarana yang diperlukan. Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup
kegiatan yang akan dilaksanakan di Poskesdes, meliputi:
a. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, yaitu layanan
kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan kesehatan anak.
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk
status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta faktor-faktor
risikonya (termasuk kurang gizi).
d. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan melalui metode simulasi.
3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
a. Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai
penyelenggara Poskesdes awalnya dilakukanoleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten dan untuk pengembangan selanjutnya, pemenuhan dapat
dilakukan oleh masyarakat.
b. Pelatihan tenaga kesehatan
Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi pelatihan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang harus dimiliki serta
tugas yang menjadi tanggung jawabnya oleh institusi yang berwenang di
wilayahnya.

5
F. Pengembangan Jejaring Kerjasama
Mengingat permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka pemecahannya
perlu melibatkan berbagai pihak baik yang ada di wilayah desa maupun
dukungan dari mitra yang ada di luar desa, seperti individu/organisasi
kemasyarakatan/institusi/sektor. Untuk memajukan Poskesdes, perlu adanya
pembentukan dan pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak
guna terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal. Aktualisasi dari
pengembangan jejaring Poskesdes, dapat dilakukan melalui temu jejaring
UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau temu jejaring antar-
Poskesdes, serta temu jejaring antar-tenaga kesehatan.
Untuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat dijadikan wahana
untuk saling bertukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang ada
di wilayah setempat dan dihadapi bersama. Selain jejaring program untuk
proses pemberdayaan dibutuhkan juga dukungan kemitraan dari pihak lain.
Untuk mendapatkan dukungan yang berasal dari organisasi kemasyarakatan
dan tanggung jawab sosial korporasi (Corporate Social Responsibility /CSR)
serta dukungan media massa untuk publikasi yang kelak mempercepat
penyampaian informasi yang diharapkan desa sekitar terpapar informasi dan
terpacu untuk mengembangkan upaya bidang kesehatan di wilayahnya.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poskesdes adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal pengamatan
epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta
faktor-faktor risikonya penanggulangan penyakit menular dan berpotensi
menjadi KLB serta kekurangan gizi kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana dan ke gawat daruratan kesehatan pelayanan kesehatan dasar, sesuai
dengan kompetensinya. Kegiatan rutin Poskesdes di selenggarakan dan di
motori oleh tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dan Kader Poskesdes
dengan bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait. Pelayanan kesehatan
yang di selenggarakan oleh poskesdes, meliputi promotif, preventif, dan kuratif
(pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan kesehatan
tersebut di kelompokkan menjadi kegiatan utama dan kegiatan pengembangan.
B. Saran
Agar masyarakat sehat, maka dilingkungan kita haruslah dibentuk
Poskesdes yang mempunyai sarana fisik bagunan, perlengkapan, peralatan
kesehatan dan mempunyai jejaring kerjasama dengan berbagai pihak guna
terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos
Kesehatan Desa. Jakarta: Kementian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai