Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INOVASI

“ Teknologi Terapan dan Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana ”

Disusun oleh :
Nama : Angelina Zoelley. F
NIM : 2215201041
Kelas : 23A Non Reguler

Dosen Pembimbing :
Nurul Amalina,S.ST,M.Keb

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

TA 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

dengan ini penullis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimbahkan

rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah

Inovasi yang penulis beri judul “Teknologi Terapan dan Teknologi Tepat Guna dalam

Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.”

Makalah ini telah selesai dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat

memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya

sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran penulis

tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Payakumbuh, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Konsep Teknologi Tepat Guna ............................................................................................ 3

2.2 Konsep Keluarga Berencana (KB) ....................................................................................... 6

2.3 Konsep Kesehatan Reproduksi (KESPRO) ......................................................................... 7

2.4 Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan KB dan Kespro.................................................... 7

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 16

3.2 saran ................................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di
dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha
dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.Ilmu
kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau
ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan
tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali
teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan
reproduksi.Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas
untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan
kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan. Kesehatan
Reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial dan semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsinya. Ruang lingkup kesehatan
reproduksi secara nasional, antara lain: kesehatan ibu dan bayi baru lahir (BBL),
keluarga berencana (KB), pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual
termasuk PMS dan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan
penanggulangan aborsi, kesehatan reproduksi remaja.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan
atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri atau
perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan
kesejahteraan meraka.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Konsep Teknologi Tepat Guna?
2. Apakah Konsep Keluarga Berencana (KB)?
3. Apakah Konsep Kesehatan Reproduksi (KESPRO)?
4. Apa Saja Teknologi Tepat Guna Pada Pelayanan KB dan Kespro?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Konsep Teknologi Tepat Guna.
2. Untuk Mengetahui Konsep Keluarga Berencana (KB).
3. Untuk Mengetahui Konsep Kesehatan Reproduksi (Kespro).
4. Untuk Mengetahui Teknologi Tepat Guna Pada Pelayanan KB dan Kespro.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP TEKNOLOGI TEPAT GUNA


1. Pengertian Teknologi Tepat Guna
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat guna
adalah suatu alat dengan kebutuhan dan berguna sesuai dengan fungsinya. Selain itu,
teknologi tepat guna. Ada yang menyebutnya teknologi tepat guna sebagai teknologi
yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana dan proses pengenalannya
banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu. Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yaitu:
a) Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber - sumber
yang tersedia banyak di suatu tempat.
b) Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan social
masyarakat setempat.
c) Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang
sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam
dikepala perencananya.

2. Ciri – Ciri Teknologi Tepat Guna


a) Perbaikan teknologi tradisional selama ini menjadi tulang punggung
pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat di suatu tempat
b) Biaya investasi cukup rendah/relatif murah.
c) Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
d) Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
e) Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam,
energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
f) Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar
(self-realiance motivated).

3
3. Manfaat Teknologi Tepat Guna
Penerapan Teknologi Tepat Guna adalah sebuah usaha pembaharuan.
Pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi
harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
setempat serta alam. Usaha pembaharuan dirancang sedemikan rupa sehingga
seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri.
Berarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam
masyarakat tersebut. Sebagai mana manfaat dari teknologi tepat guna adalah:
a) Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
b) Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
c) Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat
waktu pekerjaan tenaga kesehatan dan klien.
d) Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat
guna tersebut.
e) Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.
f) Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat

4. Jenis Teknologi Kebidanan Tepat Guna


a) Pelatiham BCLS (BCLS:Basic Cardiac Life Support for Paramedic)
Pelatihan BCLS ini dapat memberikan pengetahuan dasar dan
keterampilan peserta untuk dapat memberikan bantuan sesuai dengan
standar dasar keterampilan hidup. Pelatihan ini bisa diikuti oleh pekerja
perawatan kesehatan khususnya perawat dan bidan yang bekerja di rumah
sakit dan perusahaan kesehatan dan mahasiswa yang tidak bekerja untuk
dapat mengobati kasus-kasus darurat penyakit kardiovaskuler seperti
serangan jantung (Acute Miocard infark) dan aritmia lethal. Dalam
pelatihan ini akan diajarkan penggunaan defibrillator eksternal otomatis,
yang merupakan alat dasar dari standar internasional IAS. Pendidikan
sangat di tujukan pada mahasiswa Ilmu Keperawatan dan Kebidanan untuk
lebih matang dalam memasuki dunia kerja dan mampu bersaing di pasar
kerja.

4
b) Traning Manajemen K3 Laboratorium
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
kemajuan teknologi laboratorium, Nah..disini kinta melihat bahwasanya
resiko terhadap pekerja laboratorium semakin meningkat dan lebih
kompleks. Pekerja atau petugas Laboratorium adalah pekerja yang sangat
identik dengan terpaparmnya zat berbahaya dan bahan kimia yang beracun,
c) Cara Penerapan dan Pendekatan Ergonomis
Ergonomi dapat dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan
produksi yang kompleks. Hal ini berlaku baiik dalam industry maupun
sektor informal. Dengan mengetahui prinsip ergonomi tersebut dapat di
tentukan pekerjaan apa yang sesuai bagi tenaga kerja tau konstruksi alat
seperti apa yang layak di gunakan agar mengurangi kemungkinan keluhan
dan menunjang produktifitas.
d) ISO baru / IEC standar pada penilaian resiko melengkapi peralatan
manajement resik.
Baru-baru ini diterbitkan standar ISO pada manajemen risiko baru saja
bergabung dengan ketiga teknik penilaian risiko. Bersama-sama, mereka
menyediakan organisasi dari semua jenis dengan peralatan yang lengkap
untuk mengatasi situasi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
mereka. ISO / IEC 31010:2009.
e) Kinerja OHSAS 18001.
Standar OHSAS 18001 adalah alat untuk mengelola tantangan yang
dihadapi bisnis dari semua ukuran dan sektor: tingginya tingkat kecelakaan
dan penyakit kerja, kehilangan hari kerja, absensi, denda, biaya perawatan
medis dan kompensasi pekerja. Implementasinya sehingga memiliki efek
meningkatkan lingkungan kerja, mengurangi absensi dan peningkatan
produktivitas kerja.

5
B. KONSEP KELUARGA BERENCANA
1. Pengertian KB
Keluarga Berencana menurut World Health Organization (WHO) Expert
Commite (1970) dalam Suratun dkk (2008) adalah suatu tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami untuk :
a) Mendapatkan objektif-objektif tertentu
b) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
c) Mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan
d) Mengatur interval diantara kehamilan
e) Mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan suami istri
f) Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
3. Alat Kontrasepsi
Jenis-Jenis Kontrasepsi Menurut Saifiddin (2008) dan (Hartanto 2002).
1) Metode Sederhana (Tanpa alat)
Jenis (KB alamiah)
 Metode kelender
 Metode suhu badan basal (Thermal)
 Metode lender serviks (Billings)
 Senggama terputus (Coitus interuptus) dengan alat

Jenis Barrier
 Kondom
 Diafragma
 Kimiawi : Spermisid vaginal
2) Metode moderen (Kontrasepsi hormonal) : PIL, Implant, IUD
3) Kontrasepsi mantap
a) MOW (Medis Operatif Wanita)
b) MOP (Medis Operatif Pria).

6
C. KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)
1. Pengertian kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses
reproduksi (Cholil,1996).
2. Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan
a) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk
PMS-HIV/AIDS.
c) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
d) Kesehatan reproduksi remaja.

D. TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PELAYANAN KB DAN KESPRO


1. Teknologi Tepat Guna pada Pelayanan KB
a) Gestin F2 dan Gestin F3
Andalan Gestin F2 merupakan metode kontrasepsi hormonal yang
diadministrasikan melalui suntikan setiap 2 bulan sekali. Dengan kandungan
medroxyprogesterone acetate (hormon progesteron) 65 mg dan estradiol
cypionate (hormon estrogen) 7,5 mg per mililiternya, Andalan Gestin F2
terbukti efektif mencegah kehamilan.
Gestin F3 sebenarnya sama dengan Gestin f1 dan Gestin f2 yang merupakan
obat suntik untuk pencegah kehamilan dan mengenali ciri ciri masa
subur pasien wanita. Namun, perbedaan terletak pada komposisi Gestin F3
yang lebih banyak takaranya dibandingkan Gestin f2. Obat suntik ini
digunakan berdasarkan resep dokter. Sebagai obat suntik untuk wanita hamil
Gestin F3 memang memiliki fungsi sebagai suspense steril yang diperuntukan
dalam mencegah kehamilan pada wanita.

7
b) Pil KB
Pil KB adalah kontrasepsi hormonal yang umumnya digunakan untuk
mencegah kehamilan. Ada dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil
KB khusus progestin. Obat ini hanya boleh digunakan atas saran dokter. Pil
KB mencegah kehamilan dengan cara menghambat proses pembuahan dan
implantasi janin pada rahim. Pil KB dapat mencegah ovulasi dan
mengentalkan lendir di leher rahim (serviks) sehingga sperma sulit mencapai
telur. Pil KB juga menipiskan dinding rahim agar sel telur yang telah dibuahi
tidak dapat bertumbuh.

c) Kondom
Merupakan selubung /sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya latex (karet),plastic(vinil),atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan sex. Cara kerja kondom
menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan caramengemas
sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi wanita.

8
d) Diafragma
Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk kubah dangkal
dan terbuat dari silikon atau karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerja menahan sperma agar
tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus
dan tuba falopi). Diafragma merupakan pilihan yang tepat untuk ibu menyusui
karena gak akan memengaruhi ASI.

e) Spermisida
Spermisda adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan
untuk menonaktifkan atau membunuh sperma sehingga tidak bisa membuahi
sel telur. Spermisida dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal,
suppositoria dan krim.

9
f) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Alat kontrasepsi bawah kulit atau dikenal juga dengan istilah implant
progestin umumnya berupa kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung
36mg levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah
diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul
implan. K apsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara
perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Mencegah kehamilan dengan
cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur),
mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan saluran
tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Kontrasepsi ini
efektif dalam waktu 48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun.

10
g) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah alat kontrasepsi dalam rahim atau spiral adalah alat
kontrasepsi (kontrol kelahiran) yang dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter
kandungan dan terbuat dari plastik dan logam (biasanya tembaga). Fungsinya
mencegah telur wanita yang dibuahi agar tidak menetap di dinding rahim.
Jenis AKDR yang paling umum adalah Copper T dan Loop Lippes. Jika
dimasukkan tidak benar, AKDR dapat menyebabkan jaringan parut dan
perdarahan rahim. Istilah
dalam bahasa Inggris adalah IUD (Intra Uterine Device).

h) Tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk wanita yang dilakukan
dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Dengan demikian,
sel telur pun tidak akan bisa menuju rahim. Sel sperma juga tidak akan bisa
mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur.

11
i) Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur sterilisasi yang dilakukan dengan cara
memotong saluran sperma (vas deferens) yang menyalurkan sperma. Dengan
demikian, sperma tidak akan tercampur dengan air mani, sehingga air mani
yang keluar tidak bisa membuahi sel telur sehingga proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

2. Teknologi Tepat Guna pada Pelayanan KESPRO


a) VAKSIN HPV
Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks Vaksin HPV untuk
mencegah kanker serviks (kanker mulut rahim) yaitu salah satu metode
pencegahan dengan cara pemberian vaksin yang bisa merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi dapat mencegah Human
papilloma virus menginfeksi sel yang bisa menyebabkan kanker leher rahim
dan beberapa jenis kanker lainnya.
Kanker servik adalah salah satu jenis kanker yang terterjad pada
bagian mulut rahim atau sering disebut kanker leher rahim, yang disebabkan
oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe 16 dan 18. Vaksin HPV gardasil yaitu
vaksin yang diproduksi oleh Merck & Co, Inc. Vaksin ini juga disebut
Quadrivalent yang berfungsi untuk melindungi terhadap empat jenis tipe HPV
yaitu 6, 11, 16, dan 18. Gardasil diberikan melalui serangkaian tiga suntikan
ke dalam jaringan otot selama 6 bulan. The Food and Drug Administration
(FDA) telah menyetujui Gardasil digunakan pada perempuan untuk
pencegahan kanker seviks, vulva dan kanker vagina yang disebabkan oleh
HPV tipe 16 dan & 18.

12
b) VAKSIN CERVARIX
Vaksin Cervarix adalah vaksin yang di produksi oleh GlaxoSmithKine
(GSK). Sering juga disebut bivalen vaksin karena target vaksin hanya dua
yaitu HPV tipe 16 dan 18. Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis selama 6
bulan. Cervarix diberikan pada perempuan usia 9 – 25 tahun hanya untuk
pencegahan kanker serviks yang diseabakan oleh HPV tipe 16 dan 18.

c) MAMMOGRAFI
Kanker payudara adalah penyakit dimana sel – sel penyusun payudara
ini berubah menjadi ganas, tumbuh tidak terkendali, serta merusak jaringan
dan organ disekitarnya. Pertumbuhan sel – sel ganas ini ditandai dengan
adanya pembentukan tumor di payudara (benjolan tidak normal), pembesaran
kelenjer getah bening, perubahan bentuk dan warna kulit payudara, rasa nyeri
pada payudara, serta luka yang lama sembuhnya.
Mammografi merupakan pemeriksaan radiologis untuk mendeteksi
secara dini kanker payudara. Pemeriksaan ini mungkin terasa tidak nyaman
karena dilakukan dengan cara payudara akan ditekan dari sisi atas dan bawah
kemudian barulah payudara di foto dengan sinar X. Penggunaan Mammografi

13
pada Wanita usia dibawah 40 tahun menjadi kurang efektif karena jaringan
payudara yang masih tebal, sehingga menyulitkan intrepetasi hasil. Adapun
Wanita berusia diatas 50 tahun, disarankan melaksanakan pemeriksaan dengan
Mammografi minimal sekali dalam dua tahun.
Dengan perkembangan teknologi Digital Mammografi menjadi pilihan
terbaru dalam pemeriksaan deteksi kanker payudara. Dengan Digital
Mammografi gambaran interpretasi payudara dapat dibuat secara tiga dimensi.

d) PAP SMEAR
Pap Smear pertama kali dikenalkan oleh : George Nicholas
Papanicolaou (1928). Merupakan Sitologi Non-Eksfoliatif. Pap Smear
merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher Rahim
dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit,
serta hasil yang akurat. (Wijaya, 2010). Pap Smear merupakan cara yang
mudah, aman, dan mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau
lender di dinding vagina. Sedangkan samadi, 2010 mengatakan Pap Smear
merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang prinsipnya
mengambil sel epitel yang ada di leher Rahim yang kemudian dilihat
kenormalannya. Tujuan pemeriksaan Pap Smear adalah untuk mendeteksi dini
kanker serviks dengan melihat adanya kelainan pada mulut rahim.

14
e) IVA TEST
Tes IVA adalah kepanjangan dari inspeksi visual dengan asam asetat.
Tes IVA ini bertujuan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Sesuai namanya,
IVA test adalah pemeriksaan visual yang dapat dilakukan dengan mata
telanjang dengan memanfaatkan asam asetat dalam prosesnya. Pemeriksaan
IVA setidaknya perlu dilakukan satu kali ketika seorang wanita memasuki usia
35-40 tahun. Setelahnya, tes ini bisa diulang setiap satu atau lima tahun sekali
pada rentang usia 35- 55 tahun. Di samping itu, IVA test perlu dilakukan oleh
Wanita berisiko kena kanker leher rahim.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat guna
adalah suatu alat dengan kebutuhan dan berguna sesuai dengan fungsinya. Selain itu,
teknologi tepat guna. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi
(Cholil,1996).
Teknologi Tepat Guna pada Pelayanan KB antara lain Gestin F2 dan Gestin
F3, Pil KB, Kondom, Diafragma, Spermisida, Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
(AKBK), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Tubektomi, dan Vasektomi.
Teknologi Tepat Guna pada pelayanan kespro antara lain Vaksin HPV ,
Vaksin Cervarix, Mammografi, Pap Smear, Iva Test.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat penulis buat. Semoga bermanfaat bagi orang
yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini.
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca (terutama mahasiswi kebidanan)
mengetahui bagaimana teknologi terapan dan teknologi tepat guna dalam pelayanan
KB dan Kesehatan Reproduksi
Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat
yang tidak jelas untuk di mengerti. Kritik yang membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan dari makalah ini kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prijatni, Ida. 2016. Kesehtan Reproduksi dan Keluarga Berencana.Jakarta : SDM


Kesehatan

https://id.scribd.com/document/471378176/Makalah-pelayanan-kespro-dan-kb

https://id.scribd.com/document/362016132/Kelompok-4-Teknologi-Dalam-
Pelayanan-Kesehatan-Reproduksi-Dan-Kb

https://www.slideshare.net/uweschaeruman/modul-8-kb-3

17

Anda mungkin juga menyukai