Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

DISUSUN OLEH

Setri viona alhida P00340219037

DOSEN PENGAJAR

Indah fitri andini,SST,M,keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN CURUP

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN dengan judul “ FAKTOR – FAKTOR
YANG MEPENGARUHI KEHAMILAN ” ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin,
walaupun mengalami berbagai kesulitan.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari
kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen
kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku
penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
tugas kami selanjutnya.

Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah
ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua pihak.

Curup, 13 juli 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan
janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya faktor
fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak
merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosial
budaya,ekonomi,fasilitas kesehatan). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang
akan sangat menunjang proses persalinan nanti

B. Rumusan masalah
1. Untuk mengetahui faktor status kesehatan terhadap pengaruh kehamilan
2. Untuk mengetahui faktor status gizi terhadap pengaruh kehamilan
3. Untuk mengetahui faktor gaya hidup terhadap pengaruh kehamilan
4. Untuk mengetahui faktor hamil di luar nikah terhadap pengaruh kehamilan
5. Untuk mengetahui faktor kehamilan yang tidak diharakan terhadap pengaruh
kehamilan
6. Untuk mengetahui faktor stresor internal terhadap pengaruh kehamilan
7. Untuk mengetahui faktor stresor eksternalterhadap pengaruh kehamilan
8. Untuk mengetahui faktor suport keluarga terhadap pengaruh kehamilan
9. Untuk mengetahui faktor substance abuse terhadap pengaruh kehamilan
10. Untuk mengetahui faktor kebiasaan adat istiadat terhadap pengaruh kehamilan
11. Untuk mengetahui faktor fasilitas kesehatan pengaruh kehamilan
12. Untuk mengetahui faktor ekonomi terhadap pengaruh kehamilan

C. Tujuan masalah
1. Mengetahui faktor status kesehatan terhadap pengaruh kehamilan
2. Mengetahui faktor status gizi terhadap pengaruh kehamilan
3. Mengetahui faktor gaya hidup terhadap pengaruh kehamilan
4. Mengetahui faktor hamil di luar nikah terhadap pengaruh kehamilan
5. Mengetahui faktor kehamilan yang tidak diharakan terhadap pengaruh kehamilan
6. Mengetahui faktor stresor internal terhadap pengaruh kehamilan
7. Mengetahui faktor stresor eksternalterhadap pengaruh kehamilan
8. Mengetahui faktor suport keluarga terhadap pengaruh kehamilan
9. Mengetahui faktor substance abuse terhadap pengaruh kehamilan
10. Mengetahui faktor kebiasaan adat istiadat terhadap pengaruh kehamilan
11. Mengetahui faktor fasilitas kesehatan pengaruh kehamilan
12. Mengetahui faktor ekonomi terhadap pengaruh kehamilan
BAB II

PEMBAHASAN

A. faktor status kesehatan terhadap pengaruh kehamilan


Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam
siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi
komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa
kehamilannya (Salmah, 2006). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu adalah jumlah wanita
yang meninggal karena gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup.

B. faktor status gizi terhadap pengaruh kehamilan


Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari kejadian anemia
(Waryana, 2010). Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai risiko kesakitan yang lebih
besar terutama pada trisemester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR,
kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca-kehamilan yang sulit karena lemah dan
mudah mengalami gangguan kesehatan (Adriani dan Wirjatmadi, 2010). Dampak dari anemia
yaitu meningkatnya risiko kematian ibu saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan
rendah (BBLR), kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, anemia pada bayi
(Aritonang, 2014 dan Adriani, Wirjatmadi., 2012). Selain itu, perdarahan saat persalinan
akibat luka persalinan sulit menutup (Sibagariang, 2010).
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan
sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita. Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil
dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Waryana, 2010). Jika Hb berkurang,
jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi, misalnya untuk mengangkat
tubuh janin dan membentuknya menjadi organ. Jika zat besi di awal kehamilan rendah, maka
dapat mengakibatkan anemi (Sibagariang, 2010).

C. faktor gaya hidup terhadap pengaruh kehamilan


Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil
sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan
dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan
dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu
hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. (Indrayani. 2011)
Yang tidak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan
bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat. Bagi wanita hamil pada
kebanyakan kebudayaan, pemeliharaan kesehatan selama menantikan kelahiran termasuk
keseimbangan dan keharmonisan dalam setiap hubungan wanita dengan keadaan fisiknya,
sosial dan lingkungan prenatal. (Indrayani. 2011)
Kebiasaan budaya adalah faktor lain yang memperburuk kondisi perempuan. Mitos
yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu; dipantangnya bagi perempuan untuk memakan
makanan tertentu yang masih banyak melekat pada sebagian masyarakat di Indonesia.
Dengan melakukan pantangan berbagai macam makanan karena terikat dengan mitos itu
perempuan kehilangan akses terhadap gizi dan nutrisi makanan tertentu. Akibat kurang gizi
itulah salah satunya menjadi pemicu perempuan sangat rentan ketika hamil dan melahirkan.
(Indrayani. 2011)

D. Faktor hamil di luar nikah terhadap pengaruh kehamilan


Pada usia remaja, pertumbuhan dan perkembangan anak masih berlangsung. Remaja
memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Kehamilan remaja dapat mengganggu tumbuh kembang sang ibu dan menyebabkan
terjadinya anemia, kekurangan gizi, dan rendahnya daya tahan tubuh.
Jika kehamilan tidak direncanakan, ada kemungkinan ibu hamil tidak melakukan
vaksinasi dan akses terhadap layanan kesehatan pun terbatas. Bagi janin, gangguan
kesehatan tersebut dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran
prematur, bayi lahir dengan anemia, maupun hambatan tumbuh kembang bayi.
Kehamilan remaja, khususnya yang berusia di bawah 17 tahun, meningkatkan risiko
komplikasi medis seperti pendarahan persalinan, begitu juga dengan proses aborsi tidak
aman. Kehamilan dan komplikasi medis juga merupakan penyebab kematian tertinggi kedua
pada anak usia 15-19 tahun. Tidak hanya menyebabkan kematian ibu, kehamilan usia dini
juga meningkatkan risiko bayi lahir mati atau lahir sekarat

E. faktor kehamilan yang tidak diharapkan terhadap pengaruh kehamilan Remaja


Hamil diluar pernikahan akan mencoba melakukan aborsi tidak aman, atau tetap
melanjutkan kehamilannya dengan berbagai dampak yang bisa ditimbulkan, misalnya
perdarahan yang berujung pada kematian ibu maupun bayi (Pinem, 2009). Kehamilan tidak
diinginkan (KTD) pada remaja akan memberikan dampak negatif baik dari segi fisik,
psikologi, sosial, dan spiritual. Dampak dari segi fisik akan membahayakan ibu maupun
janin yang dikandungnya atau ibu akan mencoba melakukan aborsi yang bisa berujung pada
kematian.
Dari sisi psikologi, ibu akan berusaha melarikan diri dari tanggungjawab, atau tetap
melanjutkan kehamilannya dengan keterpaksaan. Sedangkan dilihat dari dampak sosial,
masyarakat akan mencemooh dan juga mengucilkan (Husaeni, 2009). Muzdalifah (2008)
meyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan KTD antara lain : kehamilan yang
terjadi akibat perkosaan, kehamilan terjadi pada saat yang belum diharapkan, bayi dalam
kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang berat, kehamilan yang terjadi akibat
hubungan seksual diluar nikah, anak sudah banyak, sosial ekonomi rendah, umur tua,
kegagalan alat kontrasepsi, suami tidak bersedia menerima kehamilan lagi, jarak antara anak
terlalu dekat, ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang
dapat mengakibatkan kehamilan, kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan adanya
kehamilan, alasan karir atau masih sekolah dan kehamilan karena inces
F. faktor stresor internal terhadap pengaruh kehamilan
dampak steresor internal terhadap pengaruh kehamilan yaitu faktor internal stress yang
bersumber dari diri sendiri yaitu stres yang bersumber dari ibu hamil itu sendiri. Stressor
individu dapat timbul dari tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat,juga kondisi
keuangan, ketidakpuasan dengan fisik tubuh, penyakit yang dialami, masa pubertas,
karakteritas atau sifat yang dimiliki, dsb.
Berikut ini adalah beberapa dampak stres atau terlalu emosi saat hamil:
1. Menghambat pertumbuhan janin
Saat stres atau sedang marah, tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon stres yang
bernama kortisol.
Ketika jumlah hormon stres tersebut meningkat, pembuluh darah di dalam tubuh akan
menyempit. Hal ini membuat aliran darah dan pasokan oksigen ke janin menjadi
berkurang dan membuat tumbuh kembangnya terganggu.

2. Meningkatkan risiko persalinan prematur


Peningkatan hormon stres akibat emosi yang sering meledak dan stres saat hamil juga
dapat meningkatkan risiko ibu hamil menjalani persalinan prematur.
Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa studi yang menunjukkan bahwa persalinan
prematur lebih banyak terjadi pada ibu hamil dengan gangguan mood dan stres berat
dibandingkan ibu hamil yang emosinya stabil. Jika masalah emosi dan stres tersebut sudah
dirasakan sejak awal masa kehamilan dan dibiarkan berkepanjangan, risiko bayi untuk
terlahir prematur juga akan semakin tinggi.

3. Meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah


Menurut beberapa penelitian, sering marah-marah atau stres saat hamil juga dapat
meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan lahir lebih rendah dari berat badan
bayi rata-rata, yaitu kurang dari 2,5 kg.
Hal ini menunjukkan bahwa emosi ibu hamil yang sulit terkontrol dapat membuat
janinnya mengalami IUGR atau gangguan pertumbuhan di dalam kandungan.

4. Memengaruhi temperamen bayi


Kondisi psikologis ibu hamil selama mengandung juga akan memengaruhi temperamen
bayi. Ibu hamil yang mengalami stres berat atau sering marah, terutama pada trimester
pertama kehamilan, diduga bisa membuat bayi menjadi rewel, lekas marah, dan rentan
terkena depresi kelak setelah ia lahir.

5. Meningkatkan risiko gangguan tidur pada bayi


Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rasa cemas atau depresi selama hamil diduga
dapat meningkatkan risiko gangguan tidur pada bayi. Hal tersebut kemungkinan dipicu oleh
hormon stres kortisol yang diproduksi secara berlebihan oleh tubuh saat Bumil merasa stres.
Hormon ini dapat masuk ke dalam plasenta dan memengaruhi bagian otak yang
mengatur siklus tidur dan bangun anak.
6. Meningkatkan risiko bayi rentan terhadap berbagai penyakit
Emosi saat hamil juga berdampak pada kesehatan bayi ketika ia besar nanti.
Berdasarkan data dari beberapa penelitian, ibu hamil yang mengalami stress berkepanjangan
dapat membuat bayinya lebih berisiko terserang penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
obesitas, dan diabetes kelak ketika ia beranjak dewasa.

G. faktor stresor eksternal terhadap pengaruh kehamilan


stresor eksternal yaitu stress yang berasal dari orang lain, dampak bagi kehamilan yaitu
1. Ibu hamil kurang tidur
Karena terlalu banyak hal yang dipikirkan, hal pertama yang dampaknya langsung bisa
dirasakan adalah jadi kurang tidur. Kata dr. Dyan, kurang tidur pada ibu hamil dapat
memengaruhi kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan.

2. Nafsu makan berkurang


“Apabila stres sampai memengaruhi nafsu makan dan membuatnya menurun, akibatnya
bisa berbahaya. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin tentu bisa
berkurang, sehingga dikhawatirkan pertumbuhan janin akan terganggu,” ujar dr. Dyan.

3. Memengaruhi perkembangan kognitif anak


Juga dari KlikDokter, dr. Reza Fahlevi juga mengatakan bahwa stres pada kehamilan
dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak. Ada sebuah penelitian di Tiongkok
yang membuktikan bahwa stres psikologis yang terjadi selama kehamilan bisa
menyebabkan gangguan kecerdasan kognitif dan emosional anak di masa yang akan datang.
“Penelitian itu menyebutkan bahwa kemampuan kognitif dan emosional anak yang lahir
dari ibu yang mengalami stres berat akan memiliki level kecerdasan yang lebih rendah.
Selain itu, anak juga lebih temperamental dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu
yang tidak mengalami stres dan kecemasan berlebih,” kata dr. Reza menjelaskan. “Baik itu
stres secara psikologis maupun depresi selama kehamilan, keduanya memang bisa sama-
sama mengganggu perkembangan otak anak sehingga menyebabkan kemampuan kognitif
dan emosionalnya lebih rendah,” tambahnya.
4. Meningkatkan risiko preeklamsia
Preeklamsia atau sering disebut toksemia ini adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh
setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, yang diikuti
oleh peningkatan kadar protein di dalam urine.
Penderita juga akan mengalami pembengkakan di kaki dan tangan. Preeklamsia umumnya
muncul pada pertengahan usia kehamilan.
Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius, yang mungkin akan
berakibat fatal pada ibu dan bayi.

5. Bayi berat lahir rendah


Sebuah penelitian yang dimuat di “British Medical Journal” menunjukkan, kejadian yang
membuat ibu merasa stres saat hamil dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi.
Selain itu, persalinan prematur rentan terjadi.
Akibatnya, bayi akan lahir dengan berat lahir yang rendah (di bawah 2.500 gram). Stres
yang dimaksud di sini berbeda dengan kecemasan biasa, melainkan stres yang terjadi akibat
kejadian besar yang menimbulkan dukaan atau ketakutan yang begitu besar.
Bayi dengan berat lahir rendah rentan mengalami berbagai penyakit, perlu usaha ekstra
untuk mengejar berat badannya yang ideal, dan berisiko mengalami keterlambatan
perkembangan.

6. Kelahiran prematur
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, ibu hamil rentan mengalami
kelahiran prematur (bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu).
“Ini karena otot polos rahim akan merespons katekolamin yang dikeluarkan tubuh ibu saat
stres. Hormon tersebut membuat otot rahim ibu mudah untuk kontraksi,” jelas dr. Sepriani.
“Bayi yang lahir prematur akan memiliki organ tubuh yang belum matang sepenuhnya dan
relatif belum siap untuk hidup di luar rahim. Akibatnya, bayi mudah terkena infeksi, rentan
mengalami gangguan napas, gangguan jantung, hingga gangguan tumbuh kembang saat ia
besar,” lanjutnya.

7. Infeksi di dalam rahim


Dokter Sepriani juga mengatakan, infeksi dalam rahim (korioamnionitis) merupakan
komplikasi yang terjadi setelah ketuban pecah dini. Stres juga dapat memicu infeksi dalam
rahim.
Kondisi ini ditandai dengan ibu yang mengalami demam tinggi, ketuban berbau atau
berwarna hijau, dan denyut jantung janin yang tidak teratur serta gawat janin.

H. faktor suport keluarga terhadap pengaruh kehamilan


Dukungan keluarga didefinisi dari dukungan sosial. Definisi dukungan sosial sampai
saat ini masih diperdebatkan bahkan menimbulkan kontradiksi (Yanuasti, 2001). Dukungan
sosial sering dikenal dengan istilah lain yaitu dukungan emosi yang berupa simpati, yang
merupakan bukti kasih sayang, perhatian, dan keinginan untuk mendengarkan keluh kesah
orang lain. Sejumlah orang lain yang potensial memberikan dukungan tersebut disebut
sebagai significant other, misalnya sebagai seorang istri significant other nya adalah suami,
anak, orang tua, mertua, dan saudara-saudara.
Sarafino (1990) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber dukungan
mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga merupakan lingkungan
pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Dukungan keluarga
merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi
dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan
tentram (Taylor, 1995). Rodi dan Salovey (Smet, 1994) mengungkapkan bahwa keluarga dan
perkawinan adalah sumber dukungan sosial yang paling penting.
Dari definisi yang disebutkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa dukungan
keluarga sangat bermanfaat dalam pengendalian seseorang terhadap tingkat kecemasan dan
dapat pula mengurangi tekanan-tekanan yang ada pada konflik yang terjadi pada dirinya.
Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat
individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan didapatkan dari keluarga
yang terdiri dari suami, orang tua, ataupun keluarga dekat lainnya. Dukungan keluarga dapat
mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa puas, rasa nyaman dan membuat orang yang
bersangkutan merasa mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi kesejahteraan
jiwa manusia. Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan
kepuasan psikologis.
I. faktor substance abuse terhadap pengaruh kehamilan
Substance abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan xat atau bahan yang berisiko
secara fisik danpsikologis bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya. pengaruh psikologis
tersebut dapat berupa ketergantungan, kecanduan, dan penyalahgunaan. Gejala-gejala
gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain: gangguan dalam sosialisasi, gelisah,
sifat lekas marah, halusinasi, euphoria (ketagihan dan over dosis), paranoid, dan stress. Pola
substance abuse dapat disebabkan oleh:
a. Alcohol dan kafein
Alcohol yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu hamil dan
menyebabkan kelahiran premature. Efek negative alcohol tidak hanya pada peminum
atau pemakai alcohol rutin, tetapi juga pada pemakai alcohol yang tidak rutin atau
incidental.wanita hamil seharusnya tidak mengkonsumsi atau mengurangi pemakaian
alcohol sebelum atau selama hamil.efek pemakaian alcohol dalam kehamilan dapat
berupa pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan
kelainan congenital.
b. Merokok
Ibu hamil yang merokok akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok social rendah, paritas tinggi,
penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi, stress, pekerjaan
berat dan lain-lain. Efek yang muncul akibat merokok adalah kelahiran BBLR,
persalinan preterm, kematian perinatal.
Pengaruh nikotin terhadap janin dapat menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak
janin dan peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain berefek negative pada janin
juga dapat membahayakan ibu. Merokok dapat menyebabkan ibu mengalami penyakit
paru, jantung, hipertensi, arteriosclerosis, kanker paru dan lain-lain.
Wanita hamil yang merokok selama kehamilan sudah terpapar tiga jenis zat yang dapat
membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida dan nikotin.
c. Penggunaan obat-obat selama hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat,
akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang diberikan
kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti:
· Kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin, terutama penggunaan obat pada
trimester pertama.
· Kelainan faal alat tubuh
· Gangguan pertukaran zat dalam tubuh
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada bayi
yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Misalnya pemberian
estrogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi telah berusia
remaja atau dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil dapat melalui
plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan
janin.

J. kebiasaan adat istiadat terhadap pengaruh kehamilan


Kebiasaan dan Adat Istiadat Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan
kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana
jangan sampai menyinggung “kearifan local” yang sudah berlaku di daerah
tersebut.Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya
melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan
media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya
kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya
adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika
memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan
masyarakat.
Lingkungan adat ini meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan secara turun
temurun sejak dahulu ada dan dijaga baik proses dan tata caranya hingga sekarang yang
tentunya dikhususkan pada ibu hamil. Kegiatan tersebut diantaranya adalah :
1. Mitos
Mitos ialah suatu kepercayaan yang melekat pada disuatu lingkungan masyarakat
tetentu pada daerah tertentu. Mitos bersifat local atau hanya pada daerah tertentu yang
memegang teguh kepercayaan tersebut, kadang mitos berupa larangan atau hal yang harus
dihindari karena mereka parcaya bila hal tersebut dilakukan akan berdampak pada
kehidupan mereka atau akan terjadi hal buruk pada mereka. Di Indonesia, utamanya di
pedesaan daerah Jawa berlaku begitu banyak mitos (larangan) seputar kehamilan yang
beredar di masyarakat. Dari segi makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal
yang berkaitan dengan keseharian si ibu hamil ataupun si jabang bayi. Tradisi ini amat kuat
diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat / pesan dari
nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak / karma yang tidak
menyenangkan.
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi
aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-nenek
moyang semuanya adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau pantangan kehamilan
yang diberitahukan itu benar secara medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan
mitos atau kepercayan saja daripada kenyataannya.
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos bermacam-
macam tentang kehamilan hanyalah supaya si Ibu hamil maupun suaminya dapat menjaga
kehamilan dengan baik. Tujuannya untuk menyiapkan kehamilan yang sehat. Sehingga bisa
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan,
konsumsi bahan makanan, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan kehamilan:
a. Tradisi masa kehamilan :
1) Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa
menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi,
penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak
disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan
karena psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh
atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
2) Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin
terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
3)Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu
janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga pada
malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut
malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat
disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).

4) Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi
mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak
membenci seseorang berlebihan.
5) Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak
dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah
sebuah mitos.
6)“Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang hamil
ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya
dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada ketakutan yang tidak
bermanfaat.
7) Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan
atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan
mudah mengeluarkan air liur.
8) Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan
gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang dapat
melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan semakin
berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung
vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.

9) Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu diingat,
jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin memang bayi
mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak
pada kulitnya.

10) Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis
darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma
(bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya
jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
11) Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini
menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit
keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan
faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu
hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala
sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
12) Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari) menjelang
kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus halus
menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
b. Upacara Adat Masa Kehamilan
1) Upacara Mengandung Empat Bulan
Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3 bulan
belum disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil.
Upacara mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada
tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil.
Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan
menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya
roh pada jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat
Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat
dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan selamat.
2) Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban
Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu
mengandung 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan dan ibu yang
melahirkan akan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb artinya tutup, maksudnya si
ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai
empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang
dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari dari sesuatu yang tidak diinginkan. Di
dalam upacara ini biasa diadakan pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat
Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam.
Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil , dan yang
utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Ibu yang sedang
hamil tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji secara
bergantian dengan menggunakan 7 lembar kain batik yang dipakai bergantian setiap
guyuran dan dimandikan dengan air kembang 7 rupa. Pada guyuran ketujuh dimasukan
belut sampai mengena pada perut si ibu hamil, hal ini dimaksudkan agar bayi yang akan
dilahirkan dapat berjalan lancar (licin seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut,
kelapa gading yang telah digambari tokoh wayang oleh suaminya dibelah dengan golok. Hal
ini dimaksudkan agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat baik lahir dan
batin, seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila dibelah airnya bersih dan manis.
Itulah perumpamaan yang diharapkan bagi bayi yang dikandung supaya mendapatkan
keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah selesai dimandikan biasanya ibu hamil didandani dibawa menuju ke tempat rujak
kanistren tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian sang ibu menjual rujak itu kepada anak-
anak dan para tamu yang hadir dalam upacara itu, dan mereka membelinya dengan
menggunakan talawengkar, yaitu genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin.
Sementara si ibu hamil menjual rujak, suaminya membuang sisa peralatan mandi seperti air
sisa dalam jajambaran, belut, bunga, dsb. Semuanya itu harus dibuang di jalan simpang
empat atau simpang tiga. Setelah rujak kanistren habis terjual selesailah serangkaian
upacara adat tingkeban.
3) Upacara Mengandung Sembilan Bulan
Upacara sembuilan bulan dilaksanakan setelah usia kandungan masuk sembilan bulan.
Dalam upacara ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung cepat lahir
dengan selamat karena sudah waktunya lahir. Dalam upacara ini dibuar bubur lolos, sebagai
simbul dari upacara ini yaitu supaya mendapat kemudahan waktu melahirkan, lolos. Bubur
lolos ini biasanya dibagikan beserta nasi tumpeng atau makanan lainnya.
4) Upacara Reuneuh Mundingeun
Upacara Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih
dari sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga,
perempuan yang hamil itu disebut Reuneuh Mundingeun, seperti munding atau kerbau yang
bunting. Upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan
jangan seperti kerbau, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pada pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun oleh indung
beurang sambil membaca doa dibawa ke kandang kerbau. Kalau tidak ada kandang kerbau,
cukup dengan mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Perempuan yang hamil itu harus
berbuat seperti kerbau dan menirukan bunyi kerbau sambil dituntun dan diiringkan oleh
anak-anak yang memegang cambuk. Setelah mengelilingi kandang kerbau atau rumah,
kemudian oleh indung beurang dimandikan dan disuruh masuk ke dalam rumah. Di kota
pelaksanaan upacara ini sudah jarang dilaksanakan.

K. faktor fasilitas kesehatan pengaruh kehamilan.


Fasilitas Kesehatan Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat
menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan
adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil.
Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka
kesehatan ibu (AKI).
1. Fasilitas kesehatan yang lengkap akan mendukung dalam target penurunan AKI dan AKB
2. Fasilitas kesehatan di tingkat desa PUSTU, pondok bersalin yang disediakan untuk bidan
PTT
3.Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang lengkap sehingga pada
pelaksanaannya apabila ada ibu hamil yang memerlikan tindakan kegawat daruratan
4. Dirujuk ke rumah sakit yang ada di wilayah kabupaten dimana mempunyai fasilitas
perlengkapan alat yang lebih lengkap, dan tenaga medis, dokter spesialis lebih banyak
Untuk itu sebagai bidan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang luas agar
dalam memberikan pelayanan pada masyarakat setidaknya bisa memberikan pertolongan
pertama pada tindakan kegawat daruratan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas
pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih
tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat
menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care dan sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang di tetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga
kesehatan dalam melekukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan
menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting segera di
tangani. Fasilitas kesehatan.

L. faktor ekonomi terhadap pengaruh kehamilan


Ekonomi Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang
baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status
gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan
terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
setelah bayinya lahir.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik.
Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan salah satunya
adalah faktor lingkungan, social, budaya dan ekonomi. Baik dari segi kebiasaan adat istiadat,
fasilitas kesehatan dan status ekonomi.

B. Saran
1) Saran untuk masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat memahami betapa pentingnya mengetahui faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat harus dapat berfikir
realistis bahwa kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan dapat merugikan jangan
ditiru.
2) Saran untuk ibu hamil
Ibu hamil diharap dapat memilih yang terbaik bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri
jangan mengikuti adat yang dapat merugihkan bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi harus
simbang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga faktor lingkungan
sangat berperan dalam kondisi ibu dan bayi hindari polo-pola yang buruk dan ekonomi
harus diperhatikan agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan
baik

Anda mungkin juga menyukai