DISUSUN OLEH
DOSEN PENGAJAR
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN dengan judul “ FAKTOR – FAKTOR
YANG MEPENGARUHI KEHAMILAN ” ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin,
walaupun mengalami berbagai kesulitan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari
kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen
kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku
penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
tugas kami selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah
ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan
janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya faktor
fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak
merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosial
budaya,ekonomi,fasilitas kesehatan). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang
akan sangat menunjang proses persalinan nanti
B. Rumusan masalah
1. Untuk mengetahui faktor status kesehatan terhadap pengaruh kehamilan
2. Untuk mengetahui faktor status gizi terhadap pengaruh kehamilan
3. Untuk mengetahui faktor gaya hidup terhadap pengaruh kehamilan
4. Untuk mengetahui faktor hamil di luar nikah terhadap pengaruh kehamilan
5. Untuk mengetahui faktor kehamilan yang tidak diharakan terhadap pengaruh
kehamilan
6. Untuk mengetahui faktor stresor internal terhadap pengaruh kehamilan
7. Untuk mengetahui faktor stresor eksternalterhadap pengaruh kehamilan
8. Untuk mengetahui faktor suport keluarga terhadap pengaruh kehamilan
9. Untuk mengetahui faktor substance abuse terhadap pengaruh kehamilan
10. Untuk mengetahui faktor kebiasaan adat istiadat terhadap pengaruh kehamilan
11. Untuk mengetahui faktor fasilitas kesehatan pengaruh kehamilan
12. Untuk mengetahui faktor ekonomi terhadap pengaruh kehamilan
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui faktor status kesehatan terhadap pengaruh kehamilan
2. Mengetahui faktor status gizi terhadap pengaruh kehamilan
3. Mengetahui faktor gaya hidup terhadap pengaruh kehamilan
4. Mengetahui faktor hamil di luar nikah terhadap pengaruh kehamilan
5. Mengetahui faktor kehamilan yang tidak diharakan terhadap pengaruh kehamilan
6. Mengetahui faktor stresor internal terhadap pengaruh kehamilan
7. Mengetahui faktor stresor eksternalterhadap pengaruh kehamilan
8. Mengetahui faktor suport keluarga terhadap pengaruh kehamilan
9. Mengetahui faktor substance abuse terhadap pengaruh kehamilan
10. Mengetahui faktor kebiasaan adat istiadat terhadap pengaruh kehamilan
11. Mengetahui faktor fasilitas kesehatan pengaruh kehamilan
12. Mengetahui faktor ekonomi terhadap pengaruh kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
6. Kelahiran prematur
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, ibu hamil rentan mengalami
kelahiran prematur (bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu).
“Ini karena otot polos rahim akan merespons katekolamin yang dikeluarkan tubuh ibu saat
stres. Hormon tersebut membuat otot rahim ibu mudah untuk kontraksi,” jelas dr. Sepriani.
“Bayi yang lahir prematur akan memiliki organ tubuh yang belum matang sepenuhnya dan
relatif belum siap untuk hidup di luar rahim. Akibatnya, bayi mudah terkena infeksi, rentan
mengalami gangguan napas, gangguan jantung, hingga gangguan tumbuh kembang saat ia
besar,” lanjutnya.
4) Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi
mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak
membenci seseorang berlebihan.
5) Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak
dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah
sebuah mitos.
6)“Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai "dzikir"-nya orang hamil
ketika melihat peristiwa yang menjijikkan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya
dengan harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
Fakta: Secara psikologis, perilaku tersebu justru dapat berujung pada ketakutan yang tidak
bermanfaat.
7) Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan
atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan
mudah mengeluarkan air liur.
8) Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan
gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang dapat
melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan semakin
berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung
vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
9) Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu diingat,
jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin memang bayi
mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak
pada kulitnya.
10) Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis
darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma
(bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya
jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
11) Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini
menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit
keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan
faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu
hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala
sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
12) Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari) menjelang
kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus halus
menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
b. Upacara Adat Masa Kehamilan
1) Upacara Mengandung Empat Bulan
Dulu Masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3 bulan
belum disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan barulah disebut hamil.
Upacara mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada
tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil.
Namun sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan
menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya
roh pada jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat
Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat
dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan selamat.
2) Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban
Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu
mengandung 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan dan ibu yang
melahirkan akan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb artinya tutup, maksudnya si
ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai
empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang
dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari dari sesuatu yang tidak diinginkan. Di
dalam upacara ini biasa diadakan pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat
Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam.
Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil , dan yang
utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Ibu yang sedang
hamil tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji secara
bergantian dengan menggunakan 7 lembar kain batik yang dipakai bergantian setiap
guyuran dan dimandikan dengan air kembang 7 rupa. Pada guyuran ketujuh dimasukan
belut sampai mengena pada perut si ibu hamil, hal ini dimaksudkan agar bayi yang akan
dilahirkan dapat berjalan lancar (licin seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut,
kelapa gading yang telah digambari tokoh wayang oleh suaminya dibelah dengan golok. Hal
ini dimaksudkan agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat baik lahir dan
batin, seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila dibelah airnya bersih dan manis.
Itulah perumpamaan yang diharapkan bagi bayi yang dikandung supaya mendapatkan
keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah selesai dimandikan biasanya ibu hamil didandani dibawa menuju ke tempat rujak
kanistren tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian sang ibu menjual rujak itu kepada anak-
anak dan para tamu yang hadir dalam upacara itu, dan mereka membelinya dengan
menggunakan talawengkar, yaitu genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin.
Sementara si ibu hamil menjual rujak, suaminya membuang sisa peralatan mandi seperti air
sisa dalam jajambaran, belut, bunga, dsb. Semuanya itu harus dibuang di jalan simpang
empat atau simpang tiga. Setelah rujak kanistren habis terjual selesailah serangkaian
upacara adat tingkeban.
3) Upacara Mengandung Sembilan Bulan
Upacara sembuilan bulan dilaksanakan setelah usia kandungan masuk sembilan bulan.
Dalam upacara ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung cepat lahir
dengan selamat karena sudah waktunya lahir. Dalam upacara ini dibuar bubur lolos, sebagai
simbul dari upacara ini yaitu supaya mendapat kemudahan waktu melahirkan, lolos. Bubur
lolos ini biasanya dibagikan beserta nasi tumpeng atau makanan lainnya.
4) Upacara Reuneuh Mundingeun
Upacara Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih
dari sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga,
perempuan yang hamil itu disebut Reuneuh Mundingeun, seperti munding atau kerbau yang
bunting. Upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan
jangan seperti kerbau, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pada pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun oleh indung
beurang sambil membaca doa dibawa ke kandang kerbau. Kalau tidak ada kandang kerbau,
cukup dengan mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Perempuan yang hamil itu harus
berbuat seperti kerbau dan menirukan bunyi kerbau sambil dituntun dan diiringkan oleh
anak-anak yang memegang cambuk. Setelah mengelilingi kandang kerbau atau rumah,
kemudian oleh indung beurang dimandikan dan disuruh masuk ke dalam rumah. Di kota
pelaksanaan upacara ini sudah jarang dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan salah satunya
adalah faktor lingkungan, social, budaya dan ekonomi. Baik dari segi kebiasaan adat istiadat,
fasilitas kesehatan dan status ekonomi.
B. Saran
1) Saran untuk masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat memahami betapa pentingnya mengetahui faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat harus dapat berfikir
realistis bahwa kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan dapat merugikan jangan
ditiru.
2) Saran untuk ibu hamil
Ibu hamil diharap dapat memilih yang terbaik bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri
jangan mengikuti adat yang dapat merugihkan bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi harus
simbang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan juga faktor lingkungan
sangat berperan dalam kondisi ibu dan bayi hindari polo-pola yang buruk dan ekonomi
harus diperhatikan agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan
baik