Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BAHASA ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI


DAN SENI

DISUSUN OLEH
Setri Viona Alhida P00340219037

DOSEN PENGAJAR
Dr.Murniyanto.M.Pd

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DII KEBIDANAN CURUP
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ” Peranan Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A.    Latar Belakang......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

A.    Peran Bahasa Indonesia Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi........

B.     Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Pengembangan IPTEK..................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A.    Kesimpulan...........................................................................................

B.     Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampai saat ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali disebut
secara resmi pada Soempa1h Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang tidak dapat
dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai
peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai
ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar, penelitian-penelitian, dan secara legal
formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia secara resmi sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara dalam bab XV pasal 36 Undang-undang Dasar 1945.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai
bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan
pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan
pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara tepat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti
telah disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses
belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan
dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional
Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan
bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam
beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa
Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.
Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya
proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang
ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua
(industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan
dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal,
selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu
pengetahuan dan tekhnologi).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahasa Indonesia Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai alat komunikasi.
Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling berpengaruh. Apabila suatu
masyarakat berkembang dengan baik, maka bahasa akan berkembang dengan baik,
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa akan berkembang dengan baik
apabila masyarakat pemakainya memberikan perhatian positif. Sebaliknya, apabila
masyarakat mengacuhkan atau melupakan bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau
setidaknya bahasa itu sulit berkembang.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana
untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat
menguasai ilmu tersebut. Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti
negara-negara di Eropa dan Amerika. Karena bahasa Inggris berkembang secara seimbang
dengan ilmu pengetahuannya, maka penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang
dipakai dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun banyak yang
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa Indonesia yang
perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan budaya masyarakatnya. Oleh
sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum
dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu pengetahuan, salah
tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena kata yang dipakai umumnya
lebih bersifat denotatif daripada konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa
basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang
saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :

1. Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat,
tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak
dikenal umum.

2. Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca


bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau
tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah
ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
3. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang
tidak berbelit-belit.

4. Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara
bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis tetap
tampak. 

5. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu
karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat
logis dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu
dapat diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang
mengikutinya. 

6. Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin tanpa
menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.

7. Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga
memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.

8. Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.

9. Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca.

10. Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan
pula dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak
hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan.
Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data,
penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan
dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang dan satuan.

Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan ilmiah,


ditambah dengan adanya metode penelitian yang cocok dengan materi yang diteliti,
maka karangan itu akan tampak canggih bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak
perlu takut apabila bahasa yang dipergunakan tidak indah, tidak muluk-muluk, dan
tidak selalu menggunakan istilah baru yang merupakan padanan kata dari bahasa
asing.

B. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan IPTEK


Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang masih muda. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak itu pula nama Indonesia dipakai
sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah
Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti dapat dibaca
pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara
bahasa Indonesia baru lahir pada tahun 1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-
Undang Dasar 1945.

Suatu kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita ini, sedang
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan perkembangannya, perlu
diimbangi oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini, baik secara horisontal (kepada generasi yang sama),
maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang).

Untuk itu, pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bahan
pembahasan seyogyanya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian
karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengetahuan yang rumit tentang
segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disajikan dengan
bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam
masyarakat umum. Nadanya informatif, diselingin banyak humor agar menarik bagi
pembaca.

Orang awam biasanya tidak tertarik kepada istilah yang terlalu khusus dan terdengar
aneh. Mareka ingin sesuatu yang biasa-biasa saja, yang sudah ada di dalam masyarakat.
Apabila di dalam masyarakat ada istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada
suatu konsep tentang pengetahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai.
Apabila tidak ada istilah yang sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil
istilah yang sudah ada, yang maknanya hampir sama atau mendekati istilah yang
dimaksud.

Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya


mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun pengembangan
penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu dalam
masyarakat. Kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu
alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata
”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Kata-kata politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan kata serapan yang
sangat mapan. Namun kata baru yang berasal dari kata-kata tersebut tidak semuanya
mendapat penerimaan yang sama di kalangan masyarakat. Kata menyetop sudah lazim
digunakan secara umum, demikian juga kata memolitikkan. Namun kata menyukseskan
masih bersaing dengan kata mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan
tersingkir, seperti hanya dengan kata mempolitikkan.

Begitu pula dengan kecendrungan sementara orang untuk menggunakan istilah-istilah


yang kurang cocok untuk karangan ilmiah, seperti penggunaan akhiran –an, untuk kata
apa, dan cepat juga dapat dihilangkan.

Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, telah tumbuh
peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan
ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan
perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Ada banyak istilah yang kita ciptakan hanya
dengan membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan
menjadi melarut, larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari
khasanah bahasa Indonesia. Sebagai contoh, kita sudah lama tidak mempunyai istilah
untuk padanan kata steady flow, tetapi kita sekarang dapat mengindonesiakannya menjadi
aliran lunak. Penggunaan dari bahasa Inggris to sense kini banyak yang dihubungkan
dengan teknologi mutakhir, yaitu cara merekam permukaan bumi dari setelit. Untuk itu,
kini kita gunakan mengindera dan selain itu dapat pula kita turunkan seperangkat kata,
seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik pengeinderaan dan pengindera.

Bentuk lain, penuturan bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan
padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata
rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik
merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.

Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak
dapat diringkas. berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo
Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris
Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah
kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari
bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu
The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah.
Namun demikian, ada juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih
panjang Modern well Design dalam bahasa Indonesia Perencanaan sumur Bor Masa Kini.

\
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai
bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa
Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara
Indonesia yang baik. Setiap warga negara Indonesia harus bersama-sama berperan serta
dalam membina dan mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-
usaha ini, antara lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era
globalisasi ini, yang sangat ketat dengan persaingan di segala sektor kehidupan. Maju
bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa, kacaulah pulalah bangsa. Keadaan ini harus
disadari benar oleh setiap warga negara Indonesia sehingga rasa tanggung jawab terhadap
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari
setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan
bertambah besar dan bertambah mendalam. Sudah barang tentu, ini semuanya merupakan
harapan bersama, harapan setiap orang yang mengaku berbangsa Indonesia.
Untuk dapat menembus entitas paparan di atas kita perlu menyiapkan diri menjadi
guru yang memiliki kompetensi dan profesional. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa seorang pendidik
harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu (a) kompetensi pedagogik,
(b) kompetensi sosial, (c) kompetensi kepribadian, dan (d) kompetensi profesional.

B. Saran
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini,
peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Esten, Mursai. 2010. “Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa Dalam Proses
Globalisasi”. http://www.susandi.wordpress.com diakses 13 Januari 2010.
Muslich, Masnur. 2006. “Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi”.
http://www.researchengines.com diakses 12 Januari 2010
http://saifurublog.blogspot.com/2011/10/peranana-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
http://rahmat-aufklarung.blogspot.com/2011/04/eksistensi-bahasa-indonesia-di-era.html
http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-tantangan-dan-peluang-pada-
era-globalisasi/ http://santri-ppsd.blogspot.com/2011/06/makalah-bahasa-dan-sastra-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai