Anda di halaman 1dari 8

Hand Out

Proses adaptasi

HAND OUT
Mata Kuliah : IlmuSosialBudaya Dasar
Semester : I (satu)
Topik : Masa Persalinan
Sub Topik : Masa Persalinan Daerah Palembang
Waktu : 100 menit
Dosen : Indah Fitri AndiniSST,M.Keb

OPS ( OBJEKTIF PERILAKU SISWA )

Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu :


1. Mampu menjelaskan tentang kebutuhan dasar manusia yaitu cairan
2. Mampu mempraktikan tentang kebutuhan dasar manusia yaitu cairan

REFERENSI

 Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta.


 Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
 Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Jakarta: Fitramaya.

PENDAHULUAN

Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,
tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu mau
pun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas

1
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit
dapat terjadi pada setiap tahap tersebut ( Manuaba, IG, 1999 ).

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatra Selatan. Palembang adalah kota


terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km²[4]
yang dihuni 1.573.898 jiwa (2018) dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan
pada tahun 2030 mendatang kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang. Pembangunan LRT
(keretaapilayang), dan rencana pembangunan sirkuit motor GP di kawasan Jakabaring dan
sirkuit F1 di kawasan TanjungApi-Api, merupakan proyek pengembangan Kota Palembang
terkini. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palembang)

2
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang
membahayakan ibu mau pun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,
pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi menjadi
empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap
tersebut ( Manuaba, IG, 1999 ).

2. TUJUAN SOSIAL BUDAYA


 Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah
sosial yang ada dalam masyarakat
 Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggung jawab untuk ikut serta dalam
usaha-usaha menanggulanginya
 Menyadari bahwa setiap masalah sosial hilang timbul dalam masyarakat selalu
bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis-
interdisipliner
 Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat.

3. TUJUAN BUDAYA TERHADAP PERSALINAN


Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya terintekgrasi dan lengkap tetapi dengan
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan.
3
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

4. MANFAAT DAN KERUGIAN DALAM PERSALINAN


 Terhindar dari risiko yang diakibatkan oleh operasi
 Ibu dapat langsung berinteraksi dengan bayi
 Risiko kerusakan pada kulit dan jaringan disekitar vagina
 Cedera pada proses melahirkan

5. TEORI PERSALINAN
Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami
dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk
mengeluarkan bayi. Dari Pengertian diatas Persalinan adalah proses alamiah dimana
terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Persalinan Normal
disebut juga alami karena terjadi secara alami. Jadi secara umum Persalinan Normal
adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi
rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). Persalinan merupakan titik
tertinggi dari seluruh persiapan yang telah dipersiapkan. Beberapa wanita akan
menyambut persalinan dengan gembira. Di lain pihak, ada yang menyambutnya
dengan kecemasan, ketakutan dan kesedihan (Huliana, 2007). Cemas, gelisah, takut,
stress, marah-marah, mulas, keluhan sakit perut, sampai kontraksi yang frekuensinya
makin sering, jamak dialami oleh ibu menjelang persalinannya. Di saat-saat seperti ini
suami bisa berperan untuk meringankan beban istrinya (Ariani, 2008). Disamping itu
menunggu persalinan bisa menjadi pengalaman yang menegangkan sekaligus
melelahkan. Kecemasan bukan hanya dirasakan oleh istri, selama masa kehamilan dan
dalam persalinan, banyak calon suami yang mengalami rasa cemas. Konsekuensi
ansietas dan perilaku koping yang kurang efektif dalam proses persalinan dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk (Dagun, 2002).

6. SOSIAL BUDAYA TERHADAP PALEMBANG


4
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

Suku Melayu Palembang atau yang lebih dikenal dengan Suku Palembang 


adalah salah satu suku Melayu yang terletak di wilayah Kota Palembang dan
sekitarnya. Suku Palembang juga merupakan salah satu kelompok etnis terdekat
dari Suku Komering. Suku Palembang di Palembang semakin lama semakin
berkurang, tetapi di Tepian Sungai Musi masih banyak ditemukan suku Palembang.
Suku Palembang bahasanya mirip dengan Bahasa Melayu Jambi dengan Suku
Melayu Bengkulu yang kata-katanya berakhiran dengan kata o.

Suku Melayu Palembang umumnya bermata pencaharian Sebagai Petani. Suku


Palembang juga tidak mendiami wilayah Kota Palembang saja, tetapi juga mendiami
wilayah Kabupaten Ogan Ilir (Seperti Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan
Pemulutan, dan Kecamatan Indralaya). Dan wlayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
(Seperti Kecamatan Kota Kayu Agung, dan Kecamatan Jejawi). Kebanyakan
keturunan suku Palembang ini juga banyak menyebar di wilayah Bengkulu,
dan Jambi. Suku Melayu Palembang banyak menganut Agama Islam, sisanya
beragama Buddha. Tetapi masih ada juga yang beragama animisme, mereka juga
hidup secara berdamping-dampingan dan damai.

Kebudayaan Suku Palembang Kalau bicara kota dengan pendapatan


perkapita paling tinggi di Indonesia, maka semua akan tertuju pada kota Palembang.
Kota Palembang merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Selatan sekaligus
ibu kotanya. Lokasinya di tepi Sungai Musi. Dari 1,2 juta penduduk kota Palembang,
40-50% adalah suku Palembang. Suku Palembang dibagi dalam dua kelompok,
yaitu Wong Jeroo dan Wong Jabo. Wong Jeroo merupakan keturunan
bangsawan/hartawan dan sedikit lebih rendah dari orang-orang istana dari kerajaan
zaman dulu yang berpusat di Palembang. Sementara Wong Jabo adalah rakyat biasa

Beberapa kalangan berpendapat bahwa suku Palembang merupakan hasil dari


peleburan bangsa Arab, Tionghoa, suku Jawa dan kelompok-kelompok suku lainnya
di Indonesia.

Banyak orang Palembang menjadi pegawai pemerintahan. Namun ada pula yang
bekerja sebagai pedagang di pasar, buruh, nelayan, guru, atau sebagai pengrajin
kerajinan tangan. Luasnya ladang minyak di Palembang menjadi kekayaan tersendiri
kota Palembang.

5
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

Tradisi yang telah mengakar dalam budaya suku Palembang dan telah dijalankan
selama beberapa abad sebagai pedagang, ialah sebagian kecil pedagang menjajakan
dagangannya di atas permukaan air sungai Musi dengan menggunakan perahu. Selain
menjadi pedagang, orang Palembang juga banyak yang berhasil menduduki sektor
penting di pemerintahan Sumatera Selatan, dan juga tidak sedikit yang berhasil di
perantauan dalam segala bidang, termasuk menjadi pejabat pemerintahan Indonesia
dan beberapa sukses menjadi artis, sedangkan yang lain juga banyak bekerja di sektor
swasta dan lain-lain.

Banyak orang Palembang yang masih tinggal di rumah yang didirikan di atas air.
Rumah limas menjadi model arsitektur rumah khas Palembang yang kebanyakan
didirikan di atas panggung di atas air untuk melindungi dari banjir.

Suami atau ayah berfungsi sebagai pelindung rumah tangga dengan tugas pokok
mencari nafkah dalam sistem kekeluargaan suku Palembang. Sedangkan istri
bertanggung jawab menjaga ketertiban dan keharmonisan rumah tangga. Keberhasilan
seorang istri ditentukan oleh ungkapan para suami yang berkata “rumah tanggaku
adalah surgaku”. Sebuah keluarga lebih mengharapkan anak laki-laki daripada anak
perempuan. Para kakek-kakek dari kedua belah pihak menganggap cucu lelaki
sebagai jaminan dan bakal negeri (memperkuat kekuatan mereka) dan negakke jurai
(jaminan sebagai penerus garis keturunan mereka).

Islam menjadi agama yang dianut sebagaina besar orang Palembang. Sondok


piyogo atau dalam bahasa Indonesia berarti “Adat dipangku, syari'at dijunjung”
merupakan semboyan yang dipegang teguh oleh suku Palembang. Semboyan tersebut
bermakna bahwa meskipun mereka sudah mengecap pendidikan tinggi, mereka tetap
mempertahankan adat kebiasaan suku Palembang.

Lapangan pekerjaan merupakan masalah sosial suku Palembang. Karena


pengangguran menjadi masalah bagi orang Palembang. Orang Palembang dikenal
sebagai orang yang sulit atau bahkan tidak mau melakukan pekerjaan kasar.
Modernisasi merupakan momok bagi suku Palembang di mana kebudayaan mereka
akan mengalami perubahan hingga kemerosotan.

Dalam kesehariannya, suku Palembang berbicara dalam bahasa Palembang. Bahasa


Palembang sendiri merupakan bagian atau varian dari bahasa Melayu atau sering

6
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

disebut sebagai bahasa Melayu Palembang. Bahasa Palembang menggunakan dialek


“o” pada akhir setiap kata. Inilah yang membedakan bahasa Melayu Riau dan Melayu
Malaysia dengan bahasa Melayu Palembang. Adapun dialek bahasa Melayu
Palembang ini memiliki dua dialek bahasa, yaitu baso Palembang Alus dan baso
Palembang Sari-Sari .

7. MANFAAT PERSALINAN DISUKU PALEMBANG


Didalam keluarga palembangseorang laki-laki merupakan seorang peneger
merupakan kuat bagi keluarga tersebut dan penegak jurai, yaituseorang penerus
keturunan dan nama keluarga. Pada waktu bayi berumur tujuh hari, diadakan upacara
pemberian nama yang tersebut nyookoor atau ngunting. Pada saat itu bayi diberi nama
dan disembelihkan kambing. “ngunting” (cukuran atau marhaban), mungkin sama
seperti tradisi didaerah lainnya saat melakukan akikah atau pemberian nama, saat
ngunting dipalembang akan terlihat bendera-bendera yang berwarna warni dimana
bendera tersebut dilekatkan uang atau permen bahkan sebagian menggunakan telur
dan diikuti oleh bayi yang akan digunting rambutnya yang biasanya yang
menggendong dilapisi dengan kain songket.

8. KERUGIAN PERSALINAN DISUKU PALEMBANG


Risiko yang bisa dimiliki saat persalinan normal adalah risiko kulit dan
jaringan di sekitar vagina dapat meregang dan robek ketika janin bergerak melalui
jalan lahir. Jika peregangan mengakibatkan robek parah, seorang wanita mungkin
memerlukan jahitan atau ini dapat menyebabkan kelemahan atau cedera pada otot
panggul yang mengontrol fungsi urin dan ususnya

9. PERAN BIDAN DALAM


 Sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti
 Sebagai pelaksana ada tiga tugas, madiri, kolaborasi dan rujukan, Ketiga tugas ini
berbeda sasaran (klien/pasien)
 Sebagai pengelola bidan harus dapat mengembangkan pelayanan dasar kesehatan dan
bekerja dgn tim untuk melaksanakan program kesehatan
 Sebagai pendidik, bidan memberi penyuluhan dan pendidikan kesehatan
 Sebagai peneliti, bidan dapat melakukan investigasi baik secara mandiri ataupun tim

7
D3 Kebidanancurup
Hand Out
Proses adaptasi

10. CONTOH CARA BERADAPTASI DALAM PERSALINAN


 Seseorang ibu yang telah melaksanakan persalinan menyesesuaikan dirinya terhadap
kondisi lingkungan dengan cara yang spesifik
 Ibu yang telah melakukan persalinan dapat menjaga hubungan yang dinamis, karena
lingkungan dan populasi manusia terus berubah

11. CONTOH CARA BERADAPTASI PERSALINAN DISUKU PALEMBANG


 Seseorang ibu yang telah melakukan persalinan bias bergaul dan menerima situasi
lingkungan didaerahnya
 Pada saat persalinan masyarakat harus dapat menerima perubahan geografis,
perbedaan karakter masyarakat yang ada disekitarnya.

8
D3 Kebidanancurup

Anda mungkin juga menyukai