CAPAIAN PEMBELAJARAN
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi
dari dua ilmu lainnya, yaitu :
1. Ilmu Sosial : yang juga merupakan sosiologi (sosio; sosial, logos; ilmu), jadi ilmu
social adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu
untuk menanggapi masalah-masalah social.
2. Ilmu Budaya : ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar daolam
kehiudupan manusia sebagai mahluk berbudaya.
Ilmu Sosial Budaya Dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah social manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD di kembangkan
pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari
istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah humanities itu berasal dari bahasa
latin Humnus yang artinya manusia, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan nilai-
nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities disamping tidak
meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Dapat dikatakan pula pengertiannya, sebagai integrasi ISBD dan IBD memberikan dasar-
dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada manusia sehingga mampu
mengkaji masalah sosial dan budaya secara arif. ISBD sebagai kajian masalah sosial,
kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi dasar yang bersumber dari dasar-dasar ilmu
sosial yang terintregasi. ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan
hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang berbudaya, dan masalah masalah yang
terwujud dari padanya.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu social dan budaya dasar, perlu
diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Harsya Bactiar mengemukakan bahwa
ilmu dan pengetahuan dikelompokan dalam tiga kelompok, yaitu :
Sumber : https://www.academia.com/paper/2018/02/19/Sosial-Budaya-Dasar-di-Indonesia-/
Sumber : https://www.academia.com/paper/2018/02/19/Sosial-Budaya-Dasar-di-Indonesia-/
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari
aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.
Memberi asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan benar menurut
kepercayaan masyarakat Jawa Tengah yang dapat memberikan keutungan bagi ibu tersebut,
terkadang adat yang mereka gunakan tak ada hubungannya dengan kondisi ibu dan bayi
tetapi mereka tetap mempercayai kepercayaan yang sudah turun menurun, sehingga tidak
terjadi apa-apa pada ibu, yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu. Hal ini bertujuan
agar masyarakat dapat melindungi ibu dan bayi tersebut dan juga untuk memenuhi aspek
budaya yang mereka percaya dan sudah turun temurun dilakukan.
Sumber : https://www.academia.com/paper/2018/02/19/Sosial-Budaya-Dasar-di-Indonesia-/
Manfaat yang dapat diambil dari kehidupan masyarakat Kebumen dalam menghadapi
masa nifas yaitu Ibu dan bayi dapat merasakan dampak-dampak positif yang ada, yaitu
seperti contohnya, Pada saat menguburkan ari-ari tepat dibawahnya harus diletakkan lampu
hal ini berdampak positif agar binatang tidak berani mendekat dan memakan ari-ari tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa kehidupan sosial budaya terhadap Ibu Nifas pada masyarakat
Kebumen memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Sumber : https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/26/makalah-persalinan-dan-nifas-adat-jawa/
Sumber : https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/26/makalah-persalinan-dan-nifas-adat-jawa/
Sumber : https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/26/makalah-persalinan-dan-nifas-adat-jawa/
Sumber : https://www.scribd.com/document/70646581/Aspek-Sosial-Budaya-Dalam-Masa-Nifas
1) Perawatan ari-ari
Ari-ari atau plasenta disebut juga dengan aruman atau embing-embing atau
mbingmbing. Bagi orang Jawa, ada kepercayaan bahwa ari-ari merupakan saudara bayi
tersebut oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik mungkin, misalnya :
Tepat di tempat ari-ari dikuburkan diletakkan lampu sebagai penerangan. Artinya,
lampu tersebut merupakan symbol penerangan bagi bayi yang dimaksudkan agar kehidupan
bayi nanti akan terang juga bila di terangi oleh sinar lampu.
Dampak positive : Agar binatang tidak berani mendekat dan memakan ari-ari tersebut
Dampak negative : Tidak ada
Ari-ari bayi dibungkus bersama buku,bunga setaman (bunga mawar, melati, dan
kenanga). Di atasnya dsb ditujukan agar mendo’akan sibayi dalam jalan hidupnya nanti
terang dan kehidupanyapun baik.
Dampak positive : tidak ada
Dampak negative : Tidak ada
Pemagaran di sekitar tempat penanaman ari-ari dan menutup bagian atas pagar juga
dilakukan agar tidak kehujanan dan binatang tidak masuk ke tempat itu dan juga kepercayaan
kepada makhluk mistis yang dikhawatirkan akan memakan ari-ari itu bila tidak dipagari.
Dampak positive : Agar ari-ari tidak dibongkar dan dimakan oleh binatang
Dampak negative : Tidak ada
2) Perawatan ibu
Banyak tradisi adat jawa yang memiliki pantangan-pantangan yang ditujukan
terhadap ibu nifas padahal, banyak juga yang berdampak negative dan merugikan bila
ditinjau dari aspek kesehatan diantaranya yang berdampak negative dan positif yaitu.
Masa nifas dilarang makan telur, ikan dan sebagainya yang berbau amis karena
kepercayaan mereka mengatakan bahwa lukanya akan lama sembuh bila mereka memakan
itu.
Dampak positif : Tidak ada
Dampak negative : Merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi
seimbang agar ibu dan bayi sehat.
Setelah melahirkan ibu hanya boleh makan dengan bumbu hanya garam sajajuga
tanpa bumbu.
Dampak positif : Tidak ada
Dampak negative : Tidak ada
Masa Nifas dilarang tidur siang
Dampak positif : Tidak ada
Dampak negative : Karena masa nifas harus cukup istirahat, kurangi kerja berat. Karena
tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi.
Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak makan
makanan yang padat.
Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib
dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ-
organ kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.
Dampak negative : Ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadi berkurang.
Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
Dampak positif : Tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian
imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu
umur 0-7 hari dan 8-30 hari dan ibu juga butuh sinar matahari.
Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan
tapel
Dampak positif : Jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadi
lancar.
Dampak negative : Pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan.
Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim.
Dampak positif : Dari sisi medis, sanggama memang dilarang selama 40 hari pertama
usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan
jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran
semula. Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang
belum muncul atau pun pengaruh psikologis, semisalkekhawatiran akan robeknya jahitan
maupun ketakutan bakal hamil lagi.
Dampak negative : Tidak ada
3) Perawatan pada bayi
Pada dahi bayi diberikan ujung tali bedungan yang telah digigit yang bertujuan untuk
penghilang cegukan.
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative : Tidak ada
Pada dahi bayi juga diletakan olesan hitam dari pantat kuali yang bertujuan untuk
mencegah dan menghilangkan cegukan serta sering diberikan pada menjelang sore hari agar
bayi terhindar dari gangguan makhluk mistis.
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative: Bila kulit bayi sensitive dapat menyebabkan Iritasi karena pantat
kuali/wajan iu bersifat kasar dan mengandung zat kimia karbon
Jikalau bayi sering menangis dan diduga diganggu oleh makhluk mitos, didahi bayi
diberikan kunyit(parutan nya).
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative : Tidak ada
Sebelum tali pusar lebas atau tercopot maka bayi pun dilarang untuk keluar dari
rumah dikarenakan takut akan gangguan dari makhluk mitos.
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative : Bayi membutuhkan sinar matahari yang baik untuk perkembanganya
dan merugikan bila bayi hanya di ddalam rumah saja dan tidak mendapatkan vitamin D.
Dibawah kasur bayi diletakan daun putri malu dan 7 batang lidi kelapa hijau yang
bertujuan agar si bayi tidak mudah terkejut atau kagetan.
Dampak positive : Tidak ada
Dampak negative : Tidak ada
Sumber : https://www.kompasiana.com/nurus/552b1b5e6ea834f844552d1a/asuhan-kebidanan-pada-masa-nifas?
page=all
I. PERAN BIDAN DALAM SOSIAL BUDAYA DI MASYARAKAT
Pada dasarnya bidan telah melaksanakan tugas pokok bidan di komunitas sebagai seorang
pelaksana, pengelola maupun pendidik. Dimana di dalam tugas pelaksana ada tugas mandiri
dan tugas kolaborasi atau kerjasama. Beberapa tugas bidan pelaksana dikomunitas adalah
menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan, memberikan pelayanan dasar pada
anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien, memberikan asuhan kebidanan
pada klien selama kehamilan normal, memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien atau keluarga, memberikan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir, memberikan askeb kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan keluarga,
memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB,
memberikan askeb pada wanita usia reproduksi dan wanita menopause, memberikan askeb
pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.
Selain itu beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan bidan adalah berupa penyuluhan
dan konseling baik individu maupun keluarga tentang perawatan kehamilan, pelaksanaan
kelas ibu hamil, pertolongan persalinan di fasilitas yang memadai, pelayanan KB, pemberian
PMT balita dan ibu hamil, pelaksanaan UKS berupa pemeriksaan gigi mulut, cuci tangan atau
PHBS, pemberian imunisasi bayi balita, Bulan Imunisasi Anak Sekolah dan pelaksanaan
posyandu lansia.
Bidan selalu berupaya memberikan penyuluhan dan informasi kesehatan kepada ibu ibu
nifas agar tidak melakukan tradisi yang dapat membahayakan kondisi kesehatan mereka
sendiri walaupun itu adalah kebiasaan yang turun temurun. Dan para ibu-ibu nifas itu pun
mengikuti anjuran dari para bidan untuk menjaga kesehatan mereka.
Sumber : https://www.kompasiana.com/nurus/552b1b5e6ea834f844552d1a/asuhan-kebidanan-pada-masa-nifas?
page=all
Sumber : https://www.kompasiana.com/cena/54f820c2a33311855e8b4583/adaptasi-dengan-budaya-indonesia
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/246203-none-f9ae28de.pdf
SOAL EVALUASI
1. Fungsi nilai sosial dalam kehidupan masyarakat adalah...
A. Memberi contoh tentang perilaku yang baik
B. Sebagai pengawas perilaku manusia
C. Membedakan hal-hal yang disukai dan tidak disukai
D. Gambaran tentang anjuran dan larangan
E. Memberi arah tentang perilaku baik
Pembahasan: Salah satu fungsi nilai sosial adalah “alat pengawas dengan daya tekan dan
daya pengikat tertentu”. Sementara itu fungsi nilai sosial yang lain adalah “a. Alat solidaritas
dalam masyarakat; b. Petunjuk arah cara berpikir, berperasaan, bertindak, dan penentu dalam
memenuhi peran sosial; d. Faktor pendorong seseorang meraih cita-cita; e. Benteng
perlindungan dan menjaga stabilitas budaya kelompok masyarakat” (Sri dan Yusniati,
2007:25).
Jawaban: B. Sebagai pengawas perilaku manusia
3. Salah satu faktor yang memengaruhi kepribadian seseorang yang berkaitan dengan
kondisi fisik tempat tinggal adalah...
A. Warisan biologis
B. Lingkungan geografis
C. Lingkungan budaya
D. Lingkungan sosial
E. Lingkungan bermain
4. Salah satu contoh fungsi media massa dalam sosialisasi sekunder adalah...
A. Memicu masyarakat menjadi konsumtif
B. Menanamkan nilai-nilai fundamental
C. Membudayakan masyarakat secara formal
D. Menanamkan rasa tenteram dan damai
E. Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat
Jawaban: C
Jawaban: C
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Sofia Rangkuti, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (Teori dan Konsep),
Jakarta: Dian Rakyat, 2002
https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/26/makalah-persalinan-dan-nifas-adat-jawa/
https://www.scribd.com/document/70646581/Aspek-Sosial-Budaya-Dalam-Masa-Nifas
https://www.academia.com/paper/2018/02/19/Sosial-Budaya-Dasar-di-Indonesia-/
https://www.kompasiana.com/nurus/552b1b5e6ea834f844552d1a/asuhan-kebidanan-pada-
masa-nifas?page=all
https://ruardy.wordpress.com/2012/03/06/tulisan/
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=cara+beradaptasi+di+suku+jawa
https://media.neliti.com/media/publications/246203-none-f9ae28de.pdf
https://www.kompasiana.com/cena/54f820c2a33311855e8b4583/adaptasi-dengan-budaya-
indonesia