Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kala I persalinan ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,


intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks
yang progresif.Kala I persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar
10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat.Oleh karena itu, kala I persalinan
disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Asuhan yang dapat diberikan bidan
kepada ibu adalah memberikan informasi, memberikan dorongan semangat, menyiapkan
ruangan untuk persalinan, teman yang mendukung, mobilisasi, makan dan minum selama
persalinan, buang air kecil dan besar, kenyamanan, dan kebersihan (Depkes RI, 2000)

Persalinan adalah serangkaian proses dimana jalan lahir disiapkan untuk


memungkinkan bayi bisa keluar dari rongga rahim ke dunia luar. Dalam proses ini
biasanya bisa terlaksana dengan persalinan pervaginam baik secara spontan,
instrumental, dan section caesarean (Capogna, 2015). Menurut Johariyah (2012)
persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
sebagai akibat dari kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan teratur yang
mulamula kecil kemudian terus menerus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan
serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Dalam
serangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi pada persalinan tersebut maka ibu
bersalin akan mengeluarkan banyak energy yang dapat mengakibatkan perubahan, baik
secara fisiologis maupun psikologis secara alamiah. Dengan adanya perubahan fisiologis
dan psikologis secara alamiah pada proses persalinan tersebut, ibu bersalin
membutuhkan tindakan pendukung dan penenang selama persalinan, sehingga mampu
memberikan efek yang postif baik secara emosional ataupun fisiologis terhadap ibu dan
janin.

Oleh sebab itu, penting bagi seorang tenaga kesehatan (bidan) untuk bisa
memahami perubahan fisiologis dan psikologis ibu bersalin

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fase laten pada perubahan psikologis kala 1?
2. Bagaimana fase aktif pada perubahan psikologis kala 1?
3. Bagaimana fase transisi pada perubahan psikologis kala 1?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fase laten pada perubahan psikologis kala 1
2. Untuk mengetahui fase aktif pada perubahan psikologis kala 1
3. Untuk mengetahui fase transisi pada perubahan psikologis kala 1

2
BAB II

ISI PEMBAHASAN

A. Persalinan Kala I

Kala I persalinan ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,


intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks
yang progresif.Kala I persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar
10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat.Oleh karena itu, kala I persalinan
disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks

Persalinan merupakan hal yang paling ditungu-tunggu oleh para ibu hamil,
sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling
mendebarkan. Persalinan akan menyenangkan karena si kecil yang selama Sembilan
bulan bersembunyi didalam perut ibu dan akan muncul lahir ke dunia. di sisi lain
persalinana juga akan terasa mendebarkan khususnya pada calon ibu baru, dimana
terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energy yang begitu
banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.

B. Perubahan Psikologis Kala 1


Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat –saat
merasakan kesakitan-kesakitan pertama menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif
ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi suatu “realitas
kewanitaan” sejati: yaitu munculnya rasa bangga melahirkananaknya. Khususnya rasa
lega itu berlangsung ketika proses persalinan dimulai, mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula diangggap sebagai suatu keaddan yang belum
pati, ibu kini benar-benar akan menalami kejadian yang konkret.
Perubahan psikologis kala I :
1. Perasaan tidak enak
2. takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
3. Sering memikirkan apakah persalinan berjalan dengan normal
4. apakah penolong persalinan dapat sabrdanbijaksana dalam menolongnya
5. apakah bayinya normal apa tidak
6. apakah ia sanggup merawat anaknya

3
7. ibu merasa cemas
Perubahan psikologis kala I dipengaruhi oleh:
1. Pengalaman sbelumnya
2. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dan lain-lain)
3. Lingkungan
4. Sikap terhadap kehamilan

Fenomena perubahan psikologis yang menyertai proses persalinan


bermacammacam. Adapun menurut Macfarlane A (1980) dan Dixon L, et al (2013)
yakni.

1. Perubahan Psikologis kala I


Pada setiap tahap persalinan, pasien akan mengalami perubahan psikologis
dan perilaku yang cukup spesifik sebagai respon dari apa yang ia rasakan dari proses
persalinannya. Berbagai perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan persalinan pada pasien dan bagaiaman ia mengatasi tuntutan terhadap
dirinya yang muncul dari persalinan dan lingungan tempat ia bersalin.
a. Kala I fase laten
Pada awal persalinan, kadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan
benar-benar melahirkan meskipun tanda persalinan sudah cukup jelas. Pada
tahap ini penting bagi orang terdekat dan bidan untuk meyakinkan dan
memberikan support mental terhadap kemajuan perkembangan persalinan.
Seiring denga kemajuan proses persalinan dan intensitas rasasakit akibat his
yang menngkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah. Ia akan selalu
menanyakan apakah ini sudah hampir berakhir? Pasien akan senang setiap kali
dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher) dan berharap bahwa hasil
pemeriksaan mengindikasikan bahwa proses persalinan akan segera berakhir.
Beberapa pasien akhirnya dapat mencapai suatu coping mechanism terhadap
rasa sakit yang timbul aktibat his, mislanya dengan pengetauran nafas atau
dengan posisi yang dirasa paling nyaman dan pasien dapat menerima keadaan
bahwa ia harus menghadapi tahap persalinan dari awal sampai selesai.

fase laten persalinan wanita mengalami emosi yang bercampur aduk ,


wanita merasa gembira, bahagia dan bebas karena kehamilan dan penantian
yang panjang akan segera berakhir, tetapi ia mempersiapkan diri sekaligus
4
memiliki kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi. Secara umum, dia tidak
terlalu merasa tidak nyaman dan mampu menghadapi situasi tersebut dengan
baik. Namun untuk wanita yang tidak pernah mempersiapkan diri terhadap apa
yang akan terjadi, fase laten persalinan akan menjadi waktu ketika ia banyak
berteriak dalam ketakutan bahkan pada kontraksi yang paling ringan sekalipun
dan tampak tidak mampu mengatasinya sampai, seiring frekuensi dan intensitas
kontraksi meningkat, semakin jelas baginya bahwa ia akan segera bersalin.bagi
wanita yang telah banyak menderita menjelang akhir kehamilan dan pada
persalinan palsu, respons emosionalnya terhadap fase laten persalinan kadang-
kadang dramtis, perasaan lega, relaksasi  dan peningkatan kemampuan koping
tanpa memerhatikan lokasi persalinan.  Walaupun merasa letih, wanita itu tahu
bahwa pada akhirnya ia benar-benar bersalin dan apa yang ia alami saat ini
produktif.

b. Kala I fase aktif


Fase aktif, ketakutan wanita meningkat. Pada saat kontraksi semakin kuat
lebih lama, dan terjadi lebih sering , semakin jelas baginya bahwa semua itu
berada di luar kendalinya. Dengan kenyataan ini , ia menjadi lebih serius wanita
ingin seseorang mendampinginya karena ia takut ditinggal sendiri dan tidak
mampu mengatasi kontraksi yang diatasi. Ia mengalami sejumlah kemampuan
dan ketakutan yang tak dapat dijelaskan. Ia dapat mengatakan kepada anda
bahwa ia merasa takut, tetapi tidak menjelaskan dengan pasti apa yang
ditakutinya.
Memasuki kala I fase aktif, sebagaian besar pasien akan mengalami
penurunan stamina dan sudah tidak mampu lagi untuk turun dari tempat tidur,
terutama pada primipara. Pada fase ini pasien sangat tidak suka jika diajak
bicara atau diberi nasehat menganai apa yang seharusnya ia lakukan. Ia lebih
fokuss untuk berjuang mengendalikan rasa sakit dan keinginan untuk meneran.
Jika ia tidak dapat mengendalikan rasa sakit dengan pengaturan nafas dengan
benar. Maka ia akan mulai menangis atau bahkan berteriak-teriak dan mungkin
akan meluapkan kemarahan pada suami atau orang terdekatnya. Perhatian
terhadap orang-orang disekitarnya akan sangat sedikit berpengaruh, sehingga
jika ada keluarga atau teman yang datang untuk memberikan dukungan mental,

5
sama sekali tidak akan bermanfaat dan mungkin justru akan sangat
mengganggunya. Kondisi ruangan yang tenang dan tidak banyak orang akan
sedikit mengurangi perasaan kesalnya. Hal yang paling tepat untuk dilakukan
adalah membiarkan pasien mengatasi keadaannya sendiri namun tidak
meninggalkannya. Pada beberapa kasus akan sangat membantu jika suami
berada di sisinyasambil membisikkan doa di telinganya. Secara singkat berikut
perubahan psikologis pada ibu bersalin kala I.
 Perasaan tidak enak
 Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
 Sering memikirkan apakah persalinan berjalan normal
 Menganggap persalinan sebagai percobaan Apakah penolong persalinan
dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
 Apakah bayinya normal apa tidak
 Apakah ia sanggup merawat bayinya
 Ibu merasa cemas
c. Kala I Fase Transisi

Fase transisi biasanya ibu merasakan perasaan gelisah yang mencolok,


rasa tidak nyaman menyeluruh, bingung, frustasi, emosi meledak-ledak akibat
keparahan kontraksi, kesadaran terhadap martabat diri menurun drastis, mudah
marah, menolak hal-hal yang ditawarkan kepadanya, rasa takut sukup
besar.Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang wanita di
lingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang
mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikologisnya pada saat
kondisinya sangat rrentan setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyerinya
tibul secara continue.Dukungan dan anjuran suami dan anggota keluarga yang
lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka
untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang
mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk
didampingi oleh teman atau saudara yang khusus (Enkin, et al, 2000).
Keluarga dapat pula memberikan support kepada ibu dengan cara
mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu,
membantu ibu bernafas pada saat kontraksi , memijat punggung kaki atau
kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya, menyeka muka ibu
6
dengan lembut, menggunakan kain yang dibahasi air hangat atau dingin, dan
menciptakan suasana keluargaan dan rasa aman. (pusdiknakes, 2004)
C. Cara Mengatasi Masalah-Masalah Psikologis Ibu Pada Saat Persalinan
1. Sugesti. sugesti adalah member pengaruh pada ibu dengan emikiran yang
diterima secara logis. menurut psikologis sosial individu yang keadaan psikisnya
labil akan lebih mudah dipengaruhi dan mudah mendapt sugesti
2. Mengalihkan perhatian perasaan sakit akan bertambah bila perhatian dikhususkan
pada rasa sakit itu. prasaan sakit dapat berkurang dengan memberikan perhatian
kepada ibu. misalnya diajak untuk bercerita, sedikit bercanda gursu, kalau ibu
masihkuat berilah buku bacaan yang menarik.
3. Kepercayaan. diusahakan agar ibu memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri
bahwa ibu mampu melahirkan anak normal seperti wanitalain, percaya bahwa
persalinan yang dihadapi akan lancar pula seperti wanita lainnya.
4. Kegiatan konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan kepada
ibu yang akan melahirkan. Adapun langkah-langkah konseling kebidanan pada
ibu melahirkan seperti:
a. Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengank lien.
b. Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
c. Kehadiran Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi
mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepad
aklien. Bidan dalam memberikan pendampingan klien yang bersalin
difokuskan secara fisik dan psikologis.
d. Mendengarkan Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan
klien.
e. Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin Sentuhan bidan terhadap
klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan, bidan memberikan
sentuhan pada daerah pinggang klien. Sehingga pasien akan merasa nyaman.
f. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada klien bahwa
klien dapat menyelesaikan persalinanya.
g. Memandu persalinan
Misalnya :bidan menganjurkan klien meneran padas aat his berlangsung

7
h. Mengadakan kontak fisik dengan klien
Misalnya: mengelap keringat, mengipasi , memeluk pasien, menggosok
klien.
i. Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya
Misalnya :bidan mengatakan: “bagus ibu, pintar sekali menerannya”.
j. Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran anaknya dan
mengatakan ikut berbahagia
D. Gangguan psikologis pada persalian
Gangguan yang terjadi pada seorang ibu menjelang persalinan yang bersumber
ada rasa takut dan sakit pada fisik yang teramat sangat. Pada ibu hamil banyak terjadi
perubahan, baik fisik maupun psikolagis. Begitu juga pada ibu bersalin wajar terjadi pada
setiap orang namun ibu perlu bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ibu
dapat menerima keadaan yang terjadi selama pesalinan dan dapat memahaminya
sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya
1. Kegelisahan dan ketakutan menjelang persalinan
Pada setiap wanita baik yang bahagia maupun yang tidak pasti dihhinggapi
campuran perasaan yaitu: rasa takut,berani, rasa lemah, takut, ngeri, rasa cinta dan
benci, yang semuanya menjadi semakinintensif pada saat mendekati rasa kelahiran
bayinya.
1. Takut mati
Walaupun proses kelahiran adalah proses yang fisiologis yang normal, namun
hal tersebut tidak lantas menghilangkan resiko-resiko dan bahaya kematian.
bahkan proses normal sekalipun senantiasa di sertai dengan pendarahan dan
kesakitan yang hebat. peritiwa inilah yang menimbulkan ketakutan,terutama
takut akan mati, baikkematian sendiri maupun kematian bayi yang akan
dilahirkan.
2. trauma kelahiran
trauma kelahiran ini berupa ketakkutan akan berpisahnya bayi dari rahim
ibunya.yaitu merupakan ketakutan untuk dilahirkan ke dunia, dan takut
terpisahnya dari ibunya.
3. perasaan bersalah atau berdosa
a. sebab lain yang menimbulkan ketakutan akan kematian pada proses
melahirkan bayinya

8
perasaan berdosa ini erat kaitannya dengan dengan ketakutan akan mati
pada saaat wanita tersebut melahirkan bayinya. oleh kerana ino, banyak
dijumpai adat kebiasaan zaman dahulu sampai sekarang berupa:
 orang lebih suka atau merasa lebih mantap kalu ibu atau neneknya
menunggu pada saat persalinan
 maka sangat penting kehadiran ibu tersebut saat anaknya melahirkan
b. Ketakutan riil
pada setipa wanita hamil, ketakutan untuk melahirkan bayinya ini bisa
diperkuat oleh sebab konkret. Misalnya:
 takutkalau bayinya lahir cacat atau lahirdalam keadaan patologiss
 takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa
masa lampau
 takut kalau beban hidupnya menjadi lebih berat oleh lahirnya sang
bayi
 munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak
disadari, kalau dia akan dipisahkan dari bayinya
 takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan
sampai waktu melahirkan bayinya.
2. Gangguan Bonding Attachment
Bonding Attachment adalah suatu proses untuk membangaun ikatan lahir dn
batin antara orang tua dan bayinya atau anaknya. Hal inimerupakan proses
dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antar bayi dan orang
tua yang bersifat saling mencitai memberikan keduanya pemenuhan
emosionaldan saling membutuhkan.Oleh sebab itu banyak hal Bonding
Attachment ini dapt terganggu seperti:
a. respon ayah dan keluarganya
Ayah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan terutama bila
hal ini meupakan anak yang pertama. sebagai ayh baru, peran ayah tidak
kurang rumitnya di bandingkan peran istri. pendekatan terbaik adalah
menjadi ayah yang seaktif mungkin. Tidak ada alasan mengapa seorang
tidak mampu melaksanakan pekerjaan sehari-sehari mengurus rumah dan
anak sebaik mungkin.alangkah baiknya jika jika pekerjaan ini dikerjakan

9
dengan perasaan sudah selayaknya menerima tanggung jawab didalm
rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga sehari-hari.
b. sibling rivally
salah satu perisriwa kunci dalm kehidupn anak adalah memiliki adik baru.
Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairahlah
karena mendapat teman bermain baru, takut akan ditelantarkan dan sering
kecewa ketika sang adik tidak mau segera main. tidak mudah memang
untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara menyesuaikan diri dengan
kebutuhan bayi baru dan membantu anak yang lebih besar mengatasi
perubahan itu.usahakan agar anak yang lebih besar mendaptkan beberapa
keistimewaan , mungkin dengan waktu tidur lebih larut atu khusus untuk
erhatian yag tidak terbagi untuknya. pastikan pula untuk anak yang lebih
kecil dilindungi dari perlakuan marah dan suka memerintah dari anak yang
lebih besar, lebih kuat dan lebih pandai.
c. kurangnya support system
kurangnya perhatian dari suami dan keluarga kepada ibu yang telah
melahirkan dan menjadi psikologis dari seorang ibu akan terganggu.
d. ibu dengan resiko sakit
ibuyang sakit-sakitan akan berkonsentrasi untuk kesehatnnya dan anaknya
biasanya dirawat oleh mertua atau suaminya. ibu akan kehilangan banyak
waktu dengan anaknya sehingga itu juga akan dapat memperanggang
keadaan ibu dengan anaknya.
e. bayi engan resiko (bayi premature, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik)
ibu merasa dengan anak yang dilahirkannya, ibu merasa bahwa itu adalah
aib. ibu cenderung tidak akan memperdulikan anaknya
f. kehadiran bayi yang tidak diinginkan
bayi yang lahir dari hasil hubungan yang tidak diinginkan akan menjadi
suatu dosa yang diderita kepada ibu selama hidunya. dia akan merasa hak
kebebasannya yang seharusnya nasih ia miliki terampas dengan adanya itu.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan kontraksi persalinan sejati,


yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10cm).hal ini dikenal sebagai tahap pembukaan. Ada sejumlah tanda dan gejala
peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan anda bahwa seorang wanita sedang
mendekati waktu bersalin. Wanita tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut,
mungkin semua atau malah tidak sama sekali.

Berbagai perubahan psikologi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan


tuntutan pada wanita dan bagaimana ia mengatasi tuntutannya terhadap dirinya yang
muncul dari persalinan dan lingkungan tempat ia bersalin. Kondisi psikologis
keseluruhan wanita yang sedang menjalani persalinan sangat bervariasi , tergantung pada
persiapan dan bimbingan antisipasi uang ia terima selama persiapan menghadapi
persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya atau orang terdekatannya.

B. Saran

Untuk perkembangan lebih lanjut maka penyusun memberikan saran yang sangat
bermanfaat dan dapat membantu pembuatan makalah selanjutnya :

1. Perlunya penambahan sumber-sumber yang tepat sehingga makalah yang disusun


lebih akurat dan lengkap.
2. Untuk mengoptimalkan hasil makalah, dianjurkan untuk benar-benar memanfaatkan
waktu dengan baik
3. Sangat diperlukan kekompakkan di dalalam satu kelompok jangan hanya
megandalkan beberapa orang saja

11

Anda mungkin juga menyukai