Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenaln adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menuju kelahiran dan persalinan dengan
kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil
mengalami perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilan.

Mulai dari trimester I sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan


anatomi dan adaptasi fisiologi tersebut diantaranya adalah perubahan berat badan dan indeks
masa tubuh ( IMT), sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem persarafan, dan sistem
reproduksi. Selama perubahan-perubahan yang sifatnya masih fisiologis atau normal terjadi
dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tidak mengganggu aktivitas dianggap
normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari seperti mengganggu aktivitas maka bukan lagi hal yang normal.

1.2Rumusan masalah
a. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada berat
badan dan indeks masa tubuh (IMT)?
b. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
kardiovaskuler?
c. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
pernapasan?
d. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
persarafan?
e. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
reproduksi?

1
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada
berat badan dan indeks masa tubuh (IMT)
2. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada
sistem kardiovaskuler
3. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada
sistem pernapasan
4. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada
sistem persarafan
5. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada
sistem reproduksi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada berat badan dan
indeks masa tubuh (IMT)

Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan,
dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya
resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm. Berat badan diukur setiap ibu datang atau
berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB atau penurunan BB (Berat Badan). Kenaikan
berat badan ibu normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg (Wikjosastro, 2010). Menurut
buku asuhan kebidanan kehamilan (Saryono,2010) yaitu mengatakan kenaikan berat badan
selama hamil 9- 13,5 kg yaitu pada trimester 1 kenaikan berat badan minimal 0,7 –1,4 kg ,
pada trimester 2 kenaikan berat badan 4,1 kg dan pada trimester 3 kenaikan berat badan 9,5
kg.

Menurut Saryono, 2009 tandar kenaikan berat selama hamil adalah sebagai berikut :
a) Kenaikan berat badan trimester 1 kurang lebih 1 kg. kenaikan berat badan ini hampir
seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu
b) Kenaikan berat badan trimester 2 adalah 3 kg atau 0,3 per minggu. Sebesar 60%
kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu
c) Kenaikan berat badan trimester 3 adalah 6 kg atau 0,3 sampai 0,5 kg per minggu.
Sekitar 60% dan kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan pada janin.
Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg

Menurut Saryono (2010.p.83) berat badan dilihat dari Quetet atau Body mass indek
(Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat
badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi,
janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.

3
Perkiraan kenaikan berat badan ibu hamil (IMT) yang normal :
a) Bila IMT dibawah 18,5 (berat badan dibawah normal), ibu hamil disarankan untuk
menaikkan berat badan sekitar 12,7-18,1 kg.
b) Jika IMT sekitar 18,5-22,9 (berat badan normal) ibu hamil disarankan untuk
menikkan bobot tubuh sekitar11,3-15,9 kg.
c) Apabila IMT diatas sekitar 23 ( kelebihan berat badan), ibu hamil disarankan untuk
menaikkan berat badan sekitar 6,8-11,3 kg.
d) Jika IMT diatas 25 (obesitas), ibu hamil disarankan untuk menaikkan berat badan
sekitar 5,0-9,1 kg.
Perkiraan kenaikan berat badan yang sehat selama kehamilan :
a. Trimester pertama sekitar 0,5-2 kg
b. Setiap minggu di trismester kedua dan seterusnya, 0,4-0,59 kg ( untuk berat badan
rendah)
c. Setiap minggu di trismester kedua dan seterusnya, 0,36-0,45 kg ( untuk berat badan
normal)
d. Setiap minggu di trismester kedua dan seterusnya, 0,23-0,32 kg ( untuk berat badan
berlebih)
e. Setiap minggu di trismester kedua dan seterusnya, 0,18-0,27 kg ( untuk ibu yang
obesitas)

Penyebab berat badan yang tidak normal pada ibu hamil adalah mual disertai muntah,
terlalu menjaga diet (ibu hamil yang mempunyai resiko diabetes), badan ibu hamil yang
sangat kurus, kurang mengkonsumsi makanan sehat dan bernutrisi selama
kehamilan,kurangnya waktu istirahat, terjadi infeksi pada saluran kemih atau infeksi pada
rahim,gangguan emosional, serta genetik atau turunan.
Akibat yang ditimbulkan bila berat badan ibu hamil tidak normal, seperti ibu hamil
lebih mudah depresi, cemas, gula darah ibu hamil tinggi, bayi lahir prematur, ukuran bayi
kecil ketika masih dalam kandungan, berat badan bayi lahir rendah saat lahir, keguguran, bayi
lahir dengan ondisi kesehatan tidak normal contohnya gangguan pernapasan, suhu tubuh
tidak normal, dan mudah terkena infeksi penyakit, Pertumbuhan janin terhambat, Bayi
meninggal dunia setelah dilahirkan, meningkatkan risiko masalah nutrisi dan perkembangan
pada bayi dan perdarahan pascapersalinan.

4
2.2 perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
kardiovaskuler
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium  yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar
darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk
dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung ):
Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan
organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan
organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan
organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai
sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas
tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan
pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi
organ tersebut.

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
a) Jantung, sebagai organ pemompa.
b) Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
c) Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.

Perubahan anatomi dan fisiologi adaptasi pada ibu hamil kardiovaskuler


1) Trimester I
Sirkulasi darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula,
mammae dan alat lain yang memmang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume
plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus
meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum.
Perubahan rata-rata volume plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC
meningkat 18% tanpa suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar
yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat rata-rata

5
50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penurunan hematokrit
selama kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis.
    Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi
penurunan dalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh
progestrone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15
mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan sekitar 30-50% dn mencapai
level maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan.
Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung
terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik impuls
maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm.
Derajat pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada
akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahanya
cardiac output. Hidung tersembat /berdasas karena pengaruh hormone estrogen dan
progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi
darah.
2) Trimester II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi. Setelah
24 minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum
aterem. Perbubahan auskultasi mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung.
Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil uskultasi
yang umum terjadi selama masa kehamilan. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar.
S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmurejeksi sistoloik
tingkat II dapat didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut
meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm.
Dapat timbul palpitasi.
3) Trimester III
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000
dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000
penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan
setelh melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga kan mengaami perubahan. Pada
kehamilan, terutama trimesetr ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan
secara bersamaan limfosit dan monosit.

6
Denyut nadi pada orang dewasa umumnya adalah 60-100 kali per menit, sedangkan
nadi normal ibu hamil 80-90 kali permenit. Denyut nadi normal pada ibu hamil per menit
dapat dihitung ketika berada dalam kondisi istirahat, santai, dan sedang tidak melakukan
aktivitas fisik.

Beberapa hal yang dapat memengaruhi jumlah denyut nadi per menit adalah:

a) Aktivitas fisik, setelah melakukan aktivitas fisik berat biasanya denyut nadi lebih cepat
b) Tingkat kebugaran, semakin bugar biasanya denyut nadi lebih lambat (berada pada
kisaran normal yang paling bawah)
c) Suhu udara, denyut nadi lebih cepat saat suhu udara lebih tinggi (tapi biasanya
kenaikannya tidak lebih dari 5-10 kali per menit)
d) Posisi tubuh (berdiri atau tiduran), terkadang saat berdiri, selama 15-20 detik pertama
denyut nadi akan naik sedikit, kemudian akan kembali lagi ke normal
e) Emosi, seperti stres, cemas, sangat sedih, atau sangat senang dapat meningkatkan denyut
nadi.
f) Ukuran tubuh, orang yang sangat gemuk, biasanya mempunyai denyut nadi yang lebih
tinggi (tapi biasanya tidak lebih dari 100 kali per menit)
g) Obat-obatan

Saat mengandung, volume darah akan naik sekitar 40 persen. Hal tersebut terjadi agar
janin dalam perut mendapat suplai darah yang dibutuhkan guna membantu mereka tumbuh,
berkembang, dan mendapatkan oksigen.

Pada kehamilan trimester kedua, pembuluh darah di tubuh mulai melebar atau menjadi
lebih besar. Hal ini menyebabkan tekanan darah sedikit turun. Sedangkan pada kehamilan
trimester ketiga, sekitar 20 persen darah dalam tubuh akan dialirkan menuju rahim. Tubuh
ibu hamil memiliki darah ekstra, sehingga jantung pun harus bekerja lebih keras dengan
memompa lebih cepat untuk mengalirkan darah tersebut. Akibatnya, detak jantung naik
sekitar 25 persen lebih cepat dari biasanya, atau bertambah 10 sampai 20 denyut per menit.
Inilah yang membuat irama jantung menjadi tidak biasa dan mengakibatkan jantung berdebar
saat hamil.

7
Selain meningkatnya volume darah, jantung berdebar saat hamil juga bisa disebabkan
oleh stres, cemas, mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein, sedang
mengonsumsi obat pilek dan alergi yang mengandung pseudoephedrine, pernah mengalami
gangguan jantung saat kehamilan yang lalu, memiliki riwayat gangguan jantung, atau
merupakan pertanda anemia.

Terkadang, jantung berdebar saat hamil bisa menjadi gejala tiroid yang terlalu aktif,
terutama jika Bunda memiliki gejala kelainan tiroid lainnya. Dalam kasus yang sangat jarang
terjadi, jantung berdebar saat hamil yang disertai sesak napas bisa menjadi pertanda
adanya aritmia jantung, yaitu suatu kelainan pada irama jantung.

2.3 Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
pernapasan

Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan oksigenasi ibu dan
janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2 dari janin ke ibu. Konsumsi oksigen
dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selam masa kehamilan. Volume tidal dan
dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat. Pada aterm konsumsi oksigen akan
meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi semenit meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun
sekitar 28-32mm Hg.

Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu penurunan


konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara
perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam afinitas
hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen dimana hemoglobin mencapai setengah
saturasi ketika berikatan dengan oksigen meningkat dari 27 ke 30 mm Hg. Hubungan antara
masa akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung memicu perfusi jaringan. Posisi dari
diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran
dari diameter anteroposterior dan transversal dari cavum thorax. Mulai bulan ke lima,
expiratory reserve volume, residuak volume,dan functional residual capacity menurun,
mendekati akhir masa kehamilan menurun sebanyak 20 % dibandingkan pada wanita yang
tidak hamil.

8
Pada ibu hamil jumlah pernafasan sekitar 20 kali permenit. Rahim terus berkembang
seiring bertambahnya bulan dan akibatnya, perut menjadi lebih besar dari sebelumnya,
terutama selama trimester ketiga. Pertumbuhan ini memberi tekanan besar pada
diafragma dan paru-paru menjadi sempit.

Pada masa kehamilan, ibu hamil akan merasa sulit bernafas normal. Terkadang,
ada yang mengalami kasus kesehatan terburuk. Ini karenakapasitas paru-paru atau
ruang ekspansi dan kontraksi yang rendah.

Berikut penyebab dan akibat ibu hamil mengalami gangguan pernapasan atau kondisi
ketidakormalan pada pernapasan ibu hamil:

a) Peningkatan Hormon Progesterone

Pernapasan dipengaruhi oleh pengingkatan hormon progesteron. Hal ini menyebabkan ibu
hamil perlu bernapas lebih dalam.Ini membuat ibu hamil juga seolah-olah berusaha keras
untuk mendapatkan udara.

b) Rahim yang membesar

Pernapasan ibu hamil juga jadi lebih sulit karena rahim yang membesar. Rahim yang
semakin membesar seiring dengan pertumbuhan janin ini menekan diafragma sehingga
menjadikan sesak napas. Paru-paru juga akan tertekan sehingga tak dapat mengambil udara
sebanyak mungkin setiap kali napas.

c) Asma

Ibu hamil mungkin sudah memiliki asma sebelum kehamilannya. Kondisi ini bisa jadi
memburuk saat kehamilan. Ibu hamil harus mengonsultasikannya ke dokter saat mengalami
sesak napas dan ganguan pernapasan lainnya.

9
d) Anemia

Anemia atau kurangnya zat besi dalam darah, dapat menyebabkan pernapasan menjadi
tidak normal. Gejala anemia lainnya termasuk kelelahan, sakit kepala, dan warna kebiruan di
bibir dan ujung jari.

e) Penggumpalan darah yang masuk ke paru-paru

Jika ibu hamil merasa sakit saat menarik napas, bisa jadi ini karena terjadi pembekuan
darah di paru-paru.

Secara umum, ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga


kapasitas paru total tidak mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penurunan
functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi bagi mereka yang mengalami
perubahan pada closing volume lebih awal sebagai akibat dari merokok, obesitas, atau
skoliosis dapat mengalami hambatan jalan nafas awal dengan kehamilan lanjut yang
menyebabkan hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi supin juga dapat mengurangi
hubungan abnormal antara closing volume dan functional residual capacity. Volume residual
dan functional residual capacity kembali normal setelah proses persalinan.

2.4 Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
persarafan

Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan
kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan
saraf kita dapat merasakan suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot. Sistem
persarafan bekerja sebagai sistem elektrik dan konduksi yang bekerja mengatur dan
mengendalikan semua kegiatan tubuh.

Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada empat  yaitu :


a. Menerima informasi ( rangsangan ) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf
sensory ( Afferent Sensory Pathway )
b. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat

10
c. Mengolah informasi yang diterima baik di tingkat medula spinalis maupun di otak
untuk selanjutnya menentukan jawaban ( respon )
d. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik
Pathway) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan.

Sistem persarafan terdiri dari dua yaitu secara stuktural dan secara fungsional. Secara
struktural Sistem Persarafan terdiri atas Sistem Saraf Pusat (SSP) dan sistem saraf tepi.
Sedangkan secara fungsional terdiri dari serebrospinal dan sistem otonom.
Sistem persarafan secara struktural:
a. Sistem saraf  pusat 
Terdiri atas otak dan medula spinalis. Di bungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak
kecil (cerebelum) dan batang otak(brainstem). Otak orang dewasa mempunyai berat lebih
kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah kurang lebih 20% dari cardiac out
put serta membutuhkan kalori sekitar 400kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang
banyak menggunakan energi yang di dukung oleh  metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan
oksigen dan glukosa relatif konstan,hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang
merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti bila kadar oksigen
dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan
saraf akan mengalami kerusakan

b. Sistem Saraf Tepi


Susunan saraf tepi terdiri dari saraf cranial termasuk sensorik dan motorik serta
ganglion. Fungsi saraf cranial bervariasi,yaitu sensor motorik dan gabungan dari keduanya.
Saraf-saraf motorik dipersarafi oleh beberapa percabangan saraf cranial. Percabangan saraf
cranial yaitu olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklear, trigeminus, abdusen, facial,
vestibulkokhlearis, glosofaringeal, vagus, asesori, hipoglosal.

Sistem persarafan secara fungsional :


a. Serebrospinal
Melindungi otak dan medula spinalis dengan dukungan jaringan otot,bertindak
sebagai media dalam transport elemen-elemen dari aliran darah ke sistem saraf
jaringan otot
b. Sistem Saraf Otonom
11
Terdiri dari dua subsistem eferen : subsistem simpatis dan parasimpatis. Organ-
organ dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dikontrol oleh satu atau dua
subsistem. Mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan terkontrol tanpa
pengendalian secara sadar struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf
otonom yaitu otot jantung pembuluh darah ,iris mata,organ torakalis,abdominalis
dan kelenjar tubuh. SSO juga enerima informasi tentan fungsi vital tubuh dari
kemoreseptor dan presoreseptor di dalam pembuluh darah dan organ internal.

1) Trimester I
a) Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan
permeabilitas pembuluh darah.
b) Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau dapat
menyebabkan terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih
disukai.
c) Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak
suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama
kehamilan.
d) Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam
yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang mulai berkurang.
e) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi
pada awal kehamilan.

2) Trimester II
a) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti
tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan
penglihatan, sinusitis, atau migran.
b) kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan tekanan pada pembuluh
darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju ektremitas
bagian bawah.
c) Jika ibu mengalami kekurangan kalsium (hipoklasemia) maka akan menimbulka
masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani.
d) Mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan
uterus pada saraf kutan lateral femoral.

12
e) Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi
supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan
vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan
periode yang lama.
3) Trimester III
a) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau
kompresi akar syaraf.
b) rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur tubuh
ibu yang membungkuk.
c) Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunel syndrom
selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah
ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi
abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf
sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
d) Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan. Pembengkakan
tersebut menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan dan
tangan.
e) Akroestesia ( kaku dan gatal di tangan ) yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus
brachialis.

2.5 perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil trimester I, II, III pada sistem
reproduksi

a. Trimester I

1. Uterus

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara produksi
meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat
dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan
dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan
bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar
1,5 cm bahkan kurang.

13
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan
sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran
uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,
ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada
akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga
mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi
implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga
akan menyebabkan uterus tidak rata.

Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.


Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
alvokat. Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan
membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Istimus uteri pada
minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ithmus
menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12
minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring
perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping,
dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus
akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.

2. Serviks

Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak jaringan ikat
yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang
disebut tanda Chadwick.

3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan
sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.

14
4. Vagina dan Vulva

Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan kebiruan
(tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan
terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina
akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan produksi
mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan
vagina.

b. Trimester II

1) Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada akhir
kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti
berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
2) Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis.
3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
4) Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan
atau kiri

Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion dimana desidua
kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara
pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20
minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak
setinggi pusat.

5) Serviks

Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda Gooldell.
Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan
dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick.

15
6) Ovarium

Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuk nya
plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira pada
kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).

7) Vagina dan vulva

Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang


menyolok,serta meningkatkan libido.

a. Trimester III

1. Uterus

Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir kehamilan empat
puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas
pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada
kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III ,
istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus
atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus
menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas
yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran
retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.

1. Serviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang
terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung
jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat
partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan
bagian bawah janin kebawah .

16
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan
tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan
kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.

Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih
banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan
fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada
serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

1.) Ovarium

Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil alih
oleh plasenta.

2.) Vagina dan Vulva

Mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina


dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di
sebut tanda chadwick.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penyusunan makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada wanita hamil terjadi
perubahan-perubahan psikologis yangs angat spesifik, mulai dari perubahan berat badan dan
indeks masa tubuh (IMT), kardiovaskuler, pernapasan, persarafan, dan sistem reproduksi.
Perubahan-perubahan yang terjadi saling berhubungan satu sama lain. Perubahan ini
merupakan hal yang wajar dan normal yang tidak perlu ditakuti oleh ibu hamil. Perubahan-
perubahan yang terjadi slama kehamilan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
perubahan fisiologis adalah  respon tubuh karena adanya pembuahan atau fertilisasi
yang terjadi didalam uterus yang bertujuan untuk mempertahankan hasil pembuahan agar
tetap hidup dan berkembang. Setiap trimester yang dialami oleh ibu hamil mengalami
perubahan yang berbeda-beda. Peristiwa ini  normal dan wajar terjadi kemudian akan
kembali seperti semula keadaan semula beberapa minggu.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penyusun sangatlah memerlukan kritik
dan saran dari pembaca agar dapat menjadi susunan makalah yang berguna bagi siapapun
yang membacanya dan menjadi makalah yang baik dalam penyusunannya.

18

Anda mungkin juga menyukai