Anda di halaman 1dari 15

Terapi Komplementer YOGA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Terapi


Komplementer

Disusun
Nama : IRINA SAFITRI
NIM : 1914201323

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS


BUKITTINGGI

Tahun Ajaran 2019-2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Yoga adalah aktifitas yang secara nyata mampu menggabungkan unsur psikologis-
fisiologis, sementara aktifitas lainnya mayoritas lebih memiliki efek pada unsur fisik luar semata,
sehingga yoga dapat dipandang sebagai salah satu filsafat hidup yang dilatar belakangi ilmu
pengetahuan yang universal yakni pengetahuan tentang seni pernafasan, anatomi tubuh manusia,
pengetahuan tentang cara mengatur pernafasan yang disertai senam atau gerak anggota badan,
bagaimana cara melatih konsentrasi, menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (Sani,1999). Jadi
yoga merupakan sebuah system yang menyadarkan dan mengantarkan kita ke pengembangan
diri, kesehatan lahir batin untuk mencapai kebahagiaan.
Yoga dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat intelektual,
menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya dan bahagia. Yoga juga membawa
kesadaran, kebebasan dan pencerahan. Maka dalam kehidupan modern, tubuh yang menahan
beban fisik dan stress keseharian yang akan bertumpuk di bagian tubuh tertentu, dan
mengakibatkan berbagai ketidak nyamanan fisik, mental, maupun psikis, sehingga melalui yoga,
hal itu diperbaiki sebab dikatakan oleh Jung ( dalam Krisna, 1999) bahwa latihan yoga juga
menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik dan mental manusia. Bahkan
yoga dapat juga menurunkan stress dan menambah percaya diri, yang dapat dilihat pada para
anggota yang telah mengikuti yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya (Shindu,
2006)
Pikiran yang tenang, damai, dan rileks dapat mempengaruhi akibat-akibat yang
ditimbulkan karena adanya stres yang negatif. Sehingga menurut Shindu (2003) yoga memberi
relaksasi, ketenangan, kejernihan pikiran, keceriaan, rasa percaya diri dan berkembang intuisi
serta dapat menurunkan stres.
Melalui yoga, tubuh manusia terhubung erat dengan pola gerak, napas, serta pikiran yang
memungkinkan terjadinya keseimbangan, relaksasi, serta harmoni hidup lewat serangkaian
latihan fisik yang cermat dan penuh konsentrasi, seorang pelaku yoga diajarkan untuk
‘membangunkan’ seluruh bagian tubuh maupun jiwa . Oleh karena itu berbagai gerakan yoga
berefek positif bagi peredaran darah, memudahkan penyerapan gizi, serta mmembersihkan racun
dari berbagai bagian tubuh. Sementara dari sisi psikologis yoga meningkatkan konsentrasi, focus,
dan meningkatkan ketenangan, juga kepuasan

1.2 Tujuan
Tujuan Umum yoga menjadi salah satu terapi komplementer yang dapat di terapkan untuk
suatu proses penunjang kesehatan

Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian yoga
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis yoga.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan yoga dan olahraga lain.
4. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan yoga dan kesehatan
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat yang didapatkan dari bermacam-macam postur yoga
6. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pernafasan dalam senam yoga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 A. Pengertian
Yoga adalah sebuah ilmu filosofi praktis dan bukan agama. Dari sisi filosofi, sebenarnya
yoga bisa dikaitkan dengan semua kepercayaan kepada tuhan karena kata yoga diambiil dari
bahasa sanskerta ‘yug’yang berarti ‘menggabungkan’ atau ‘mengharmonikan’. Secara garis
besar, yoga berarti mengharmonisasikan elemen spiritual dan fisikal seseorang manusia untuk
mencapai kondisi ideal sehingga memudahkan terjadinya komunikasi dengan sang pencipta.
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan” atau
“mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan kesadaran manusia dengan
Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan” Tuhan dan manusia secara fisika, namun
kesadaran. Sebenarnya bukannya Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah yang
memisahkan diri. Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan antara
manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun, tiap usaha walaupun
kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti sungai menuju ke samudra yang kemudian
lenyap meninggalkan nama dan bentuknya.
Yoga sering disamakan dengan senam. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab
yoga memang induk dari senam serta berbagai jenis beladiri, tari, musik, nyanyian, bahkan seni
bercinta. Yoga berasal dari bahasa sansekerta “yuj” yang artinya menghubungkan atau
menyatukan (Weller 2001). Secara horizontal berarti menyatukan badan, pikiran, hati, dan jiwa
dalam keselarasan yang alami. Sedangkan dalam arti vertical berarti menyatukan kesadaran diri
kita dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap orang dari berbagai keyakinan dapat mempelajari
teknik-teknik yoga. Yoga bukan hanya di dominasi orang dewasa. Anak remaja dan anak-anak
pun dapat melakukannya. Yoga bahkan dapat melatih anak untuk mengenal dirinya, sekaligus
dapat mengendalikan luapan emosi (Claire 2006).
Yoga sangat baik untuk meningkatkan konsentrasi dan membawa kesadaran diri,
menajamkan pikiran, dan menjauhkan seseorang dari emosi dan pikiran negatif. Yoga berperan
penting dalam meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak, menghilangkan kepenatan,
meningkatkan energi, dan vitalis, meningkatkan kelenturan dan stamina tubuh, menstimulasi
kelenjar hormonal dalam tubuh dan membuatnya stabil. Gerakan-gerakan yoga juga dapat
memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga juga meningkatkan kekebalan tubuh (Shindu
2006).
Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada tulang punggung. Menstabilkan fungsi
kerja tubuh, meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres, memperhalus rasa,
memperbaiki sikap dan perilaku, meningkatkan rasa percaya diri, pola pikir yang lebih positif
dan penghargaan terhadap diri sendiri, memperlambat proses penuaan diri, meningkatkan daya
ingat, fokus terhadap satu masalah dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik),
keseimbangan kondisi fisik dan kejiwaan seseorang dalam dirinya. Aura adalah medan energi
yang memancar dari dalam tubuh. Apa yang dipikir dan dirasakan juga tercetak jelas pada
auranya. Pancaran ini merupakan manifestasi dari kondisi fisik, emosional, mental, spiritual.
Semakin kuat dan semakin jernih aura seseorang, maka akan semakin besar daya tarik seseorang
tersebut. Sebaliknya semakin lemah dan semakin kotor auranya, maka semakin tidak nyaman
orang berada di sekitar kita. (Muchtar AF, 2010).
B. Filosfi yoga

Walaupun dipercaya sebagai sebuah aktivitas yang diturunkan langsung sang maha
pencipta kepada manusia, yoga pertama kali dikenal luas berkat sebuah buku yang ditulis oleh
patanjali, seorang tokoh legenda yang hidup 500 atau 200 SM berjudul “yoga sutras”. Sebuah
kombinasi dari 196 sutra (literatur religius) yang memuat banyak aspek kehidupan, salah satunya
dalam bentuk sistemasi prinsip dan cara berlatih seluruh varian standar yang harus dipenuh para
pelaku yoga. Patanjali memaparkan secara lugas bahwa lewat latihan yoga yang rutin dan benar,
manusia mampu mengubah drinya menjadi lebih baik dengan penguasaan pikiran, emosi dan
masalah. Lewat yoga, pencerahan spiritual serta hubungan diri dengan sang maha pencipta dapat
di capai sepenuhnya.

2.2 Jenis-Jenis Yoga.


Di bumi ini ada ratusan bahkan ribuan macam Yoga. Secara garis besar dapat dibedakan
dalam empat macam yaitu :
*Jnana Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan pengetahuan. Praktisi
yoga ini beranggapan bahwa kebodohan (avidya) merupakan penyebab utama terjadinya
kesalahan dan kelalaian. Terhapusnya kebodohan, maka terhapus pula kemiskinan,
ketidakadilan, kesewenangan, serta kerusakan alam semesta. Dengan demikian semakin damai
dunia. Semua itu dikarenakan manusia tahu akan hakekat dirinya. Manusia yang tahu hakekat
dirinya, maka dia akan tahu hakekat Tuhannya.
*Karma Yoga : merupakan yoga yang dilakukan penekanan pada tindakan. Para
praktisinya selalu memperhatikan segala sesuatu yang diperbuatnya, sehingga tidak
menimbulkan karma yang membawa pada penderitaan. Para praktisinya tidak pernah mengeluh
menghadapi masalah kehidupan. Semua masalah dipandang merupakan akibat dari karma yang
telah dibuatnya, maka harus diterima dan dihadapi sebagai pendidikan dan kasih sayang Ilahi.
*Bhakti Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan pada bakti kepada
Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Semuanya dilakukan dengan
cinta tanpa memiliki pamrih apa pun (termasuk ingin masuk sorga). Kecintaan praktisi Bhakti
bermakna luas. Bukan hanya pada Tuhan, namun juga pada semua ciptaanNYA. Mencintai
ciptaan merupakan manifestasi dari mencintai Sang Pencipta itu sendiri. Cinta seorang Bhakta
tidak membeda-bedakan ras, suku, bangsa, dan agama. Tidak membenci yang miskin maupun
yang kaya, yang indah maupun yang buruk, yang pintar maupun yang bodoh, yang beriman
maupun yang kafir.
~ Raja Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan menekankan pada pengendalian
pikiran. Dengan mengendalikan pikiran, maka terkendali pula semua indra-indra manusia. Hasil
dari semua itu disebut Pencerahan, Manunggaling Kawula Gusti (Jw.). Makrifatullah (Is.).
Apapun namanya, bukan suatu masalah yang patut diperdebatkan. Perkembangan kemudian,
hanya Raja.
Tingkatan dalam yoga
Menurut patanjali, yoga terdiri dari 8 tingkatan. Setiap yingkatan memiliki identitas tersendiri,
namun memperkuat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Tingkatan ini tidaka dapat dilihat
dengan pemahaman bahwa yang satu lebih dari lainnya, namun harus dengan pemahan bahwa
satu tinggkatan takkan pernah dicapai tanpa memahami tingkatan sebelumnya. Secara otomatis
berarti “melepaskan atau mengacuhkan penguasaan terhadap satu tingkatan dapat merusak
konsep hakiki yoga secara keseluruhan”.
1. Yama (disiplin sosial kemasyarakatan)
Memiliki 5 prinsip universal: kejujuran, anti-kekerasan, tidak mencuri, tidak mengumbar
nafsu birahi, dan penguasaan hasrat. sebuah prinsip yang harus dipatuhi dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari.
2. Niyama (disiplin individu)
Juga memiliki 5 persyaratan: bersih diri, bersyukur, tidak berlebihan, mawas diri, dan
menyembah sang maha pencipta. Perilaku ini harus tercermin dalam kehidupan pribadi
setiap saat.
3. Asana (postur tubuh)
Menurut patanjali, “postur yang baik membawa stabilitas dalam tubuh dan keagungan
pikiran”. Melatih asan/postur mampu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan
kesehatan. Dengan asana, seluruh bagian penting tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal,
hati, empedu, pankreas, dan bagian lainnya menjadi terstimulasi untuk bekerja lebih baik.
Namun diatas segalanya, latihan asana bertujuan mencapai keseimbangan antara tubuh
dan pikiran.
4. Pranayama (pengaturan napas)
Secara spesifik, patanjali menekankan fase prayanama hanya bisa dilakukan setelah
dasar-dasar asana dikuasai dengan baik. Melatih pranayama diyakini dapat melepaskan
jiwa dari tekanan, mengendurkan sistem saraf, dan menenangkan pikiran.
5. Pratyahara (pengaturan indera)
Pembatasan diri ini adalah penghubung antara 4 tingkatan awal dangan 3 tingkatan
selanjutnya. Setelah mematuhi semua persyaratan awal, seseorang mampu melakukan
kontrol terhadap pikiran dan segenap panca indera sehingga mampu berkontemplasi
dengan baik, lalu membuang semua elemen negatif demi peningkatan kualitas
spiritualnya.
6. Dharana (konsentrasi)
Kemampuan untuk mengontrol naluri dasar pikiran untuk selalu mengembara dan
mengambang ke segala aspek. Di saat kita sedang menempatkan diri dalam keadaan
tenang, kadang kita mendapati pikiran dipenuhi berbagai hal yang tumpang tindi. Dalam
fase dharana, seseorang dituntut memiliki kemampuan menguasai satu hal dan
mendalaminya tanpa harus mengalami gangguan selama mungkinsalah satu teknik
termudah menguasai fase ini adalah penggunaan mantra atau peembacaan serentetan
literaturdalam hati ataupun secara vokal.
7. Dhayana (meditasi)
Saat pikiran seseorang telah mampu fokus pada satu titik dalam waktu tertentu tanpa
terganggu, ia telah mencapai fase dhayana. Di sini, pikiran, tubuh, dan napas telah
bergabung dan telah menjadi satu-kesatuan.
8. Samadhi (realisasi diri)
Inilah titik kulminasi pencapaian yoga. Sebuah pencapaian spiritual yang hakiki. Di sini,
tercapai esensi yogasesungguhnya- mungkin esensi seluruh tujuan dan aktivitas apapun di
dunia ini. Pada fase ini, tubuh dan indera dalam kondisi relaks, pikiran selalu dalam
kondisi awas, dan semua aspek mampu berjalan harmonis.
Secara faktual, 8 tingkatan ini tidak dapat dilihat sebagai elemen yang berdiri sendiri
karena setiap tingkatan harus dilalui, disadari, dan dilatih keberadaanya secara konsisten
agar menjadi satu-kesatuan utuh. Merasa telah menguasai satu tingkatan kemudian
meningalkanya menuju ke tingkatan lain menimbulkan ketidakseimbangan dan kegagalan
penguasaan yoga secara hakiki.
Ragam
2.3 Perbedaan Yoga dan Olahraga Lain.
Non yoga (contohnya: aerobic)
 Gerakan-gerakannya sporadis, cepat, dan memberikan penekanan yang kuat pada otot.
 Dirancang untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis
 Tidak ada keharusan untuk memperhatikan nafas
 Memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan pada jantung,dll
Senam Yoga:
 Gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba-tiba dan terlalu keras
 Tidak dirancang secara khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak efektif untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil
 Gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan nafas sehingga kekuatan mental
bertambah serta pikiran lebih fokus dan tajam
 Memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure berlebihan pada jantung,
dll

2.4 Hubungan Yoga dan Kesehatan


Berikut ini adalah penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat, dikurangi, bahkan
disembuhkan oleh senam yoga:
1. Acidity, heartburn (sakit jantung),
2. Intoxication (keracunan),
3. Allergies (alergi) ,
4. Alzheimer (kondisi medis yang menyebabkan dementia / penurunan daya ingat),
5. Anemia (kurang darah),
6. Anxiety (khawatir yg berlebihan),
7. Nervous tension (tekanan syaraf),
8. Arthritis (sakit persendian),
9. Asthma (asma),
10. Back pain (sakit tulang punggung),
11. Bronchitis (radang tenggorokan),
12. Cancer (kanker),
13. High blood pressure (tekanan darah tinggi),dll
Yoga dapat bersifat therapeutic bagi penyakit-penyakit diatas jika dipraktikkan sesuai dengan
prinsip berikut:
Dilakukan secara teratur. Berlatih yoga secara teratur membantu meregangkan dan menguatkan
otot, melenturkan persendian dan menguatkan tulang serta menstimuli pengeluaran hormon
secara teratur
 Bernafas dalam. Teknik pernafasan yoga meningkatkan kapasitas paru-paru agar proses
pernafasan menjadi optimal. Teknik pernafasan yoga juga membantu menguatkan organ
tubuh bagian dalam dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk relaks
 Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi asupan gizi bagi tubuh
akan meningkatkan kesehatan saecara holistik
 Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara bekerja dan
beristirahat agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi yang prima.
 Berpikir positif. Pikiran/bathin juga harus selalu diberikan input yang positif agar aspek
mental dan emosional terjaga kesehatannya. Terdapat korelasi antara pikiran dan tubuh.
Pikiran-pikiran positif amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit

2.5 Manfaat yang didapatkan dari bermacam-macam postur yoga :


1. Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali dipergunakan bahkan dalam
banyak olahraga keras sekalipun.
2. Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh
3. Menstimulasi syaraf pada tulang punggung
4. Memperlancar peredaran darah
5. Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh
6. Memijat organ tubuh bagian dalam
7. Menstabilkan fungsi kerja tubuh,
8. Meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres,
9. Memperbaiki perilaku (sifat dan sikap) yang kurang baik,
10. Meningkatkan rasa percaya diri,
11. Pola pikir yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri (self esteem),
12. Memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik).
2.6 Teknik Pernafasan dalam Senam Yoga
Ada 2 teknik pernafasan yang sebaiknya dipelajari dan dikuasai, dan dianjurkan dilakukan setiap
kali secara rutin sebelum melakukan gerakan yoga harian.
1. Kapalabhati (Kapala = tempurung kepala; bhati = yang membawa cahaya)
Metode :
 Lakukan dua kali pernafasan normal.
 Tarik nafas, kemudian hembuskan nafas, tarik abdomen ke dalam. Ulangi sampai 20x, atur
ritme dan penekanan dilakukan lebih kepada saat hembusan nafas.
 Kemudian tarik nafas, hembuskan sepenuhnya, tarik nafas sedalam-dalamnya dan tahan
nafas selama yang anda sanggup. Secara perlahan hembuskan.
Teknik ini cocok dipergunakan untuk membersihkan saluran pernafasan, seperti misalnya
hidung tersumbat cairan atau dada terasa sesak. Prinsip dari teknik ini adalah membuat paru-paru
seperti layaknya pompa, tekanan udara yang dihasilkan sanggup membuang sumbatan yang ada
di saluran pernafasan, mulai dari paru-paru sampai ke lubang hidung.
Ada kemungkinan kepala akan terasa pusing saat melakukan teknik pernafasan cepat ini,
oleh karenanya disarankan untuk menutup latihan dengan beberapa kali pernafasan lambat atau
menghembuskan nafas panjang.
Kapalabhati juga sesuai dipraktekkan sebagai terapi misalnya bila kepala terasa berat,
menderita sinus atau merasa kebas di sekitaran mata.

2. Anuloma Viloma
Metode :
 Siapkan tangan anda dalam posisi Vishnu Mudra (lihat penjelasannya di bawah).
 Tarik nafas melalui lubang hidung kiri, tutup sebelah kiri dengan ibu jari sampai di
hitungan ke-4.
 Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.
 Keluarkan nafas melalu lubang hidung sebelah kanan, tutup hidung kiri dengan jari manis
dan kelingking, sampai hitungan ke-8.
 Tarik nafas melalui hidung kanan, posisi hidung kiri tetap tertutup dengan jari manis dan
kelingking, sampai hitungan ke-4.
 Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.
 Keluarkan nafas melalui hidung kiri, tutup hidung kanan dengan ibu jari sampai hitungan
ke-8.
Prinsip teknik pernafasan ini adalah bernafas dengan satu lubang hidung, tahan nafas dan
hembuskan melalui lubang hidung lainnya. Lubang hidung ditutup dengan memakai teknik
Vishnu Mudra pada tangan kanan. Caranya, lipat jari telunjuk dan jari tengah ke hidung.
Letakkan ibu jari di sebelah kanan lubang hidung dan jari manis serta jari kelingking di sisi
lubang hidung kiri.
Manfaat dari teknik pernafasan Anuloma Viloma adalah mengoptimalkan fungsi kedua
sisi otak; berarti sisi kreativitas dan sisi logika menjadi seimbang. Praktisi yoga menganggap
teknik ini sangat berguna untuk menenangkan pikiran dan sistem syaraf. Para yogis mengetahui
sejak ribuan tahun yang lalu bahwasanya bernafas melalui hidung kiri lebih banyak dari kanan
bisa menimbulkan Asma, sedangkan penyakit diabetes disebabkan lebih sering bernafas melalui
lubang hidung kanan.
Ke-dua teknik di atas adalah sebagian dari sejumlah teknik pranayama. Dengan melatih
teknik pernafasan yang baik dan benar, maka tidak hanya kesegaran yang diperoleh tetapi
sejumlah manfaat seperti untuk media terapi misalnya, dan yang paling penting adalah
keseimbangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Senam yoga bukan asli kebudayaan dari indonesia. Tetapi mengadopsi dari kebudayaan
luar yang masuk ke ndonesia. Senam yoga banyak sekali manfaatnya bagi tubuh manusia apabila
benar cara pelaksanaannya dan dilakukan secara rutin.
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan” atau
“mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan kesadaran manusia dengan
Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan” Tuhan dan manusia secara fisika, namun
kesadaran. Sebenarnya bukannya Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah yang
memisahkan diri. Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan antara
manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun, tiap usaha walaupun
kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti sungai menuju ke samudra yang kemudian
lenyap meninggalkan nama dan bentuknya.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengenali tentang senam yoga
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan manfaat senam yoga dilingkungan masyarakat
umum.
DAFTAR PUSTAKA

M. J. Kirschner. 1997. Yoga untuk kesehatan dan kekuatan. Bandung : Pionir


Erikar Lebang. 2010. Yoga sehari-hari untuk kesehatan. Jakarta. Cetakan I, Pustaka Bunda
Rosalind widdowson. 2003. Yoga. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai