Anda di halaman 1dari 10

Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

CHECKLIST
PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU

nilai
No Tindakan
0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2 Bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan tindakan
3 Memposisikan pasien
4 Tanggap terhadap reaksi pasien
5 Sabar dan Teliti
B CONTENT/ ISI
6 Cuci tangan dan memakai sarung tangan DTT
7 Bersihkan daerah perineum
8 Pasang duk dibawah bokong ibu
9 Meminta bantuan asisten
10 Membuat episiotomi yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi
jaringan lunak dan memberikan ruangan yang cukup untuk melakukan
tindakan
a. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah antara kepala bayi dan
perineum.
b. Masukan jarum secara subkutan, mulai komisura posterior
menelusuri sepanjang perineum dengan sudut 45 kearah kanan
ibu ( tempat akan dilakukan episiotomi)
c. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak memasuki
pembuluh darah
d. Suntikan lidocain 1% 5-10 ml sambil menarik jarum keluar.
e. Tekan tempat infiltrasi agar anestesi menyebar. Tunggu 1-2
menit sebelum melakukan episiotomi
f. Lakukan episiotomi
11 Posisikan ibu dalam posisi Mc Robert
ibu terlentang, menfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi
sedekat mungkin ke dada, dan rotasikan kedua kaki kearah luar
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

12 Dengan memakai sarung tangan yang telah di DTT :


a. Melakukan tarikan yang kuat dan terus menerus kearah bawah
pada kepala janin untuk menggerakan bahu depan dibawah
sympisis pubis (hindari tarikan yang berlebihan pada kepala
yang dapat mengakibatkan trauma pada fleksus brakhialis
b. Meminta seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara
simultan ke arah bawah pada daerah suprapubis untuk membantu
persalinan bahu (jangan menekan fundus karena dapat
mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat mengakibatkan
ruptura uteri).

13 Jika bahu masih belum dapat dilahirkan, lakukan Manuver Rubin :


a. Masukan tangan kedalam vagina
b. Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan
arah sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan
diameter bahu
c. Jika diperlukan lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai
dengan arah sternum

14 Jika bahu masih belum dapat dilahirkan, lakukan Manuver Wood :


a. Identifikasi dulu punggung bayi
b. Masukkan tangan penolong yang bersebrangan dengan
punggung bayi ke vagina
c. Temukan bahu posterior, telusuri lengan atas dan buatlah sendi
siku menjadi fleksi (bisa dilakukan dengan menekan fossa
cubiti)
d. Peganglah lengan bawah dan buatlah gerakan mengusap ke
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

arah dada bayi


e. Jika perlu, lakukan penekanan pada suprasifisi kearah
posterior
f. Lakukan tarikan kepala kea rah posterokaudal dengan mantap

15 Membereskan alat dan merendam dalam larutan klorin 0,5%


16 Melepas sarung tangan secara terbalik dan mencuci dalam larutan
klorin 0,5%
17 Memberitahu hasil tindakan

Sumber:

Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal &

Neonatal, ( diunduh 23 september 2017), tersedia dari:

http://d3kebidananpoltekkesgorontalo.files.wordpress.com/2015/12/modul-askeb-gadar.pdf
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

CHECKLIST
PERTOLONGAN RETENSIO PLASENTA

nilai
No Tindakan
0 1 2
1 MemberI salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3 Mempersiapkan alat dan bahan
4 Mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun kemudian
dikeringkan
5 Memberikan sedative dan analgesik melalui infuse
6 Memakai sarung tangan hingga mencapai siku
7 Memasang kateter apabila pasien tidak dapat berkemih sendiri
8 Beri infus oxitosin 4o IU dalam hartmann’s 500Ml
a) atur kecepatan 120 mL/jam
b) ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap
c) observasi vital sign dan tinggi fundus uteri setiap 5 menit
9 Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan tali pusat sejajar lantai
10 Masukkan satu tangan secara obstetri ke dalam vagina dengan
menelusuri bagian bawah tali pusat
11 Setelah tangan mencapai permukaan servix, meminta asisten untuk
memegang klem, kemudian tangan penolong yang lainnya menahan
fundus uteri
12 Masih dengan menahan fundus uteri, masukkan tangan yang lain ke
dalam cavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
13 Membuka tangan obstetri menjadi seperti memberi salam
Melepas plasenta dari dinding uterus
14 Menentukan tempat implantasiplasenta, temukan tepi plasenta paling
bawah
 bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas. Bila
dibagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan tali pusat
dengan punggung tangan menghadap keatas
 Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelipkam ujung jari
diantara placenta dan dinding uterus, dengan punggung tangan
menghadap ke dinding dalam uterus
 Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

15 Menggerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke


cranial sehingga semua permukaan dapat dilepaskan
 Sambil melakukan tindakan perhatikan keadaan ibu, lakukan
penanganan yang sesuai bila terjadi penyulit
Mengeluarkan plasenta
16 Satu tangan masih di dalam cavum uteri,lakukan eksprolasi ulang
untuk memastika tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus
17 Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus saat
plasenta dikeluarkan
18 Instruksikan asisten yang memegang klem untuk menarik tali pusat
sambil tangan dalam menarik plasenta keluar (hindari percikan darah)
19 Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan
20 Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke
dorsokranial setelah plasenta lahir
 Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar
21 Memeriksa kelengkapan plasenta
22 Dekontaminasi ala Membersihkan dan merapikan ibu
23 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir t bekas pakai ke
dalam larutan klorin 0.5% dan membuka sarung tangan di dalam
larutan klorin 0.5%
24 Satu tangan masih di dalam cavum uteri,lakukan eksprolasi ulang
untuk memastika tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus
Perawatan lanjutan
25 Memonitor perdarahan pervaginam dam memeriksa tanda-tanda vital :
 setiap 15 menit pada jam pertama
 setiap 30 menit pada jam kedua
26 Meyakinkan bahwa uteru Beritahukan kepada ibu dan keluarganya
bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu masih memerlukan perawatan
s tetap berkontraksi
27 Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan
28 Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau
29 Memonitor perdarahan pervaginam dam memeriksa tanda-tanda vital :
 setiap 15 menit pada jam pertama
 setiap 30 menit pada jam kedua
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

30 Meyakinkan bahwa uteru Beritahukan kepada ibu dan keluarganya


bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu masih memerlukan perawatan
s tetap berkontraksi
31 Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan

Sumber:

Clinical Guidelines Obstetrics And Midwifery.2017. Third Stage Of Labour


Management,( diunduh 21 september 2017), tersedia dari:
http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_guidelines/sectionb/5/5437.pdf
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

CHECKLIST
PERTOLONGAN ATONIA UTERI

N nilai
Tindakan
o 0 1 2
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3 Mempersiapkan alat dan bahan
4 Mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun kemudian dikeringkan
5 Memakai sarung tangan
6 Teruskan pemijatan uterus
7 Pemberian uterotonika
1. Oksitosin IV : infus 20 unit dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan 60
tetes per/menit IM : 10 unit
2. Ergometrin : Pemberian IM atau IV ( secara perlahan) : 0,2 mg
3. Misoprostol : Oral 600 mcg atau fectal 400 mcg
8 Jika perdarahan terus berlangsung maka pastikan placenta lengkap, jika masih
ada sisa plasenta keluarkan
9 Jika masih perdarahan lakukan kompresi bimanual interna

a. Masukkan tangan secara obsterik kedalam lumen vagina, ubah menjadi


kepalan dan letakkan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking
pada forniks anterior dan dorong segmen bawah uterus ke kranioanterior
b. Upayakan tangan luar mencakup bagian belakang corpus uteri sebanyak
mungkin
c. Lakukan kompresi uterus dengan mendekatkan telapak tangan luar dan
kepalan tangan dalam. Tetap berikan tekanan sampai perdarahan berhenti
dan uterus berkontraksi. Jika uterus sudah mulai berkontraski,
pertahankan dengan baik secara perlahan lepaskan tangan dan pantau ibu
secara ketat

d. Jika uterus tidak berkontrasi setelah 5 menit. Lakukan Kompresi


bimanual eksternal (oleh asisten/keluarga)
e. Berikan ergometrin 0,2 mg IM, pasang infus dengan 20 unit oksitosin
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

dalam 1 L cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes permenit berjalan


baik dan metil ergometri 0,4 mg, tambahkan misoprostol jika diperlukan
10 Lakukan kompresi bimanual eksterna

a. Lakukan dengan cara menekan dinding belakang uterus dan korpus uteri
di antara genggaman ibu jari dan keempat jari lain, serta dinding depan
uterus dengan telapak tangan dan tiga ibu jari yang lain.

b. Pertahankan posisi tersebut hingga uterus berkontraksi dengan baik jika


perdarahan pervaginam berhenti
c. Lanjutkan ke langkah berikut jika perdarahan belum berhenti
11 Kompresi aorta abdominalis

a. Raba pulsasi arteri femoralis pada lipat paha


b. Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari telunjuk hingga
kelingking pada umbilicus kearah kolumna vertebralis dengan arah tegak
lurus
c. Dengan tangan yang lain, raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui
cukup tidaknya kompresi, Jika pulsasi masih teraba, artinya tekanan
kompresi masih belum cukup
d. Jika kepalan tangan mencapai aorta abdominalis, maka pulsasi arteri
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

femoralis akan berkurang/terhenti

e. Jika perdarahan pervaginam berhenti, pertahankan posisi tersebut dan


pemijatan uterus (dengan bantuan asisten) hingga uterus berkontraksi
dengan baik
f. Jika perdarahan masih lanjut :
Lakukan rujukan dengan prosedur BAKSO (Bidan – Alat – Kendaraan –
Surat Rujukan – Obat yang dibutuhkan )
12 TAMPONADE UTERUS MENGGUNAKAN KONDOM KATETER

1. Persiapan alat:
a. Baki steril berisi :kondom, benang/tali sutra, kateter no. 24, jegul, klem
ovarium, spekulum sim (2 bh), handscoen.
b. Set infus+cairan (normal saline/NaCl).
c. Bengkok.
2. Atur posisi pasien dengan lithotomi.

3. Penolong dan asisten memasang sarung tangan.

4. Masukkan kateter karet steril ke dalam kondom secara aseptik dan diikat
dengan benang sutra atau tali kenur di daerah mulut kondom

5. Hubungkan selang infus bagian atas dengan botol/kantong cairan NaCl


fisiologis

6. Vesica urinaria dipertahankan dalam kondisi kosong dengan pemasanga


kateter Foley

7. Kondom kateter dimasukkan ke dalam cavum uteri, dan ujung luar kateter
dihubungkan dengan selang infus bagian bawah selanjutnya alirkan cairan NaCL
fisiologis sebanyak 25 – 500 mL

8. Lakukan observasi perdarahan, bila berkurang banyak, maka aliran cairan


segera dihentikan , ujung luar kateter dilipat dan diikat dengan benang
Intan Aliyatul Ummah 201510330311181

9. Kontraksi uterus dipertahankan dengan pemberian oksitosin drip selama


kurang
lebih 6 jam kemudian

10. Posisi kondom kateter dipertahankan dengan memasukkan jegul atau dengan
memasukkan kondom kateter lain ke dalam vagina

11. Kondom kateter dipertahankan 24 - 48 jam dan secara perlahan dikurangi


volumenya (10 – 15 menit) dan akhirnya dilepas

12. Pasien diberi antibiotika Ampicillin, metronidazole dan gentamicin secara IV.
selama 7 hari
Sumber:

Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal &

Neonatal, ( diunduh 23 september 2017), tersedia dari:

http://d3kebidananpoltekkesgorontalo.files.wordpress.com/2015/12/modul-askeb-gadar.pdf

Anda mungkin juga menyukai