Mahluk bio-psiko-sosio-spiritual
Tindakan pembedahan menimbulkan trauma:
Fisik dan Psikis
Membutuhkan persiapan yang baik
Peran dan fungsi perawat ?
Your role as a nurse
Berhati – hati
Berhati – hati dalam
mempersiapkan pasien
Berfikir
Check
Double check
Double Double check
Bertanya bila ragu-ragu
Protect your patient
PERAWATAN PERIOPERATIF
PRE OPERASI
Informed consent
Program puasa
Persiapan daerah operasi
Persiapan darah utk transfusi
Pemasangan infus
Konfirmasi jadual operasi
6
PERAWATAN PRE-OPERATIF
Persiapan Pre-operasi:
> Fisik
> Mental
> Penunjang
Personal hygiene
Kondisi fisiologis mempengaruhi
proses pembedahan
Persiapan Mental
Tindakan pembedahan merupakan ancaman
potensial maupun aktual pada integritas
seseorang yang dapat membangkitkan reaksi
stres fisiologis maupun psikologis (Long, 1989)
Penyebab kecemasan pasien menghadapi
pembedahan, yaitu:
takut terhadap nyeri yang akan dialami
bedah
takut operasi gagal - cacat
operasi
pengetahuan pasien tentang prosedur peri-
operatif
pengertian yang salah/keliru tentang
pembedahan
faktor pendukung/support system
Persiapan Penunjang
1. * Radiologi: foto thorax, abdomen dll
* USG
* CT. Scan
* MRI
* BNO - IVP
* Colon in Loop
* EKG
* ECHO
* Pemeriksaan Laboratorium
2. Inform Consent
Penjelasan operasi dokter
Diagnosa keperawatan pre-operatif yang
mungkin terjadi:
Defisit Pengetahuan terkait dengan pengalaman
perioperatif
Kecemasan dan ketakutan yang berhubungan dengan
pengalaman perioperatif
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa takut
operasi yang akan datang
Koping individu tidak efektif yang berhubungan
dengan stres operasi yang akan datang
Antisipatif berduka terkait dengan efek pembedahan
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan diantisipasi dalam penampilan tubuh atau
fungsi
Patient Education
Menilai kebutuhan belajar
Mendiskusikan tes diagnostik
Menenangkan ketakutan tentang anestesi
Membahas diet dan kunjungan keluarga
Meninjau prosedur ruang operasi
Menjelaskan tabung I.V dan saluran air
Mempersiapkan pasien untuk pemulihan
Mengendalikan nyeri
Melakukan latihan pasca-operasi
PERAWATAN DI KAMAR OPERASI
15
RUANG PERAWATAN PASCA OPERASI
Neuro-ICU
16
MONITORING
Keadaan Umum : tenang-gelisah-ngamuk
17
MONITORING
Temperatur : hipo-hipertermi
N G T : warna-jumlah produk
Kejang : +/-
18
ASKEP POST-OPERATIVE
Post OPERASI dimulai saat pasien akan
dipindahkan dari kamar operasi ke RR
PERIODE POST OPERATIVE DIBAGI
MENJADI 2 FASE:
SEGERA POST ANESTHESIA AND POST
OPERATIVE PERIOD: beberapa jam setelah
pasien operasi, ketika klien mulai sembuh dari
pengaruh anestesi
KEMUDIAN POST OPERATIVE: penyembuhan
luka operasi dan pencegahan komplikasi
20
KOMPLIKASI IMMEDIATE
Komplikasi spinal anestesi
Komplikasi pernafasan
Komplikasi kardiovaskuler
Komplikasi terkait dengan fungsi renal
keseimbangan cairan dan elektrolit
Ganggguan temperatur
Nyeri
Komplikasi lain
Kriteria pasien keluar dari RR ke
bangsal
Vital sign stabil
Drain produksinya tidak berlebih
Efek fisiologis anestesia telah distabilisasi
Pasien sudah sadar dan dapat mempertahankan
kepatenan jalan nafas
UO adekuat minimal 30 cc/jam
Perawat siap mengawasi transport pasien dan
bangsal yang bersangkutan sudah siap menerima
pasien
Pengkajian yang perlu dilakukan di
bangsal
Status respirasi
Status kardiovaskuler
Status neurologis
Luka operasi
Infus
Posisi
nyeri
Tujuan Perawatan Post Operasi
Mengembalikan homeostasis dan mencegah komplikasi
Memelihara fungsi jalan nafas dan pernafasan
Menjaga fungsi kardiovaskuler dan perfusi jaringan
Menjaga fungsi keseimbangan cairan dan elektrolit dan fungsi
ginjal
Meningkatkan istirahat dan tidur
Adekuatnya fungsi nutrisi dan eliminasi
Membantu proses penyembuhan luka
Menjaga fungsi mobilitas dan aktivitas
Memberikan support emosional
Rencanakan discharge planning
PERHATIKAN
POSISI :Telentang, head –up 20-30 0
25
Komplikasi post operasi:
Suturing
Proliferation Maturation
1 –2 years
Maturation
Injury 4h 12h
PENGKAJIAN YANG DIPERLUKAN:
Kaji kondisi balutan;monitor awal 24 jam post operasi
Kaji kondisi luka dan balutan, adanya perdarahan
Penggantian balutan ; setelah 48 jam atau tergantung
kondisi balutan
KAJI LUKA OPERASI : tanda infeksi; kemerahan, cairan,
bau, nyeri, pembengkakan
Kaji aproksimasi luka
Monitor drain operasi; letak, produksi, balutan
Angkat jahitan 7-10 hari; bila terlalu lama menimbulkan
abses, skar dan minculnya sinus, pertimbangkan status
gizi.
Faktor yg mempengaruhi penyembuhan
luka
Usia
Penurunan perfusi jaringan dan
oksigenasi
Infeksi
Medikasi /steroid
Radiotherapy dan kemotherapi
Malignancy
Obesitas
Benda asing
Nutrisi
Prinsip Perawatan luka incisi
Buka balutan dari atas ke bawah atau dari yg
bersih ke kotor
Pembersihan luka dimulai dari pusat luka
Hindari penggunaan bahan yang bersifat citotoxic
Observasi kondisi jahitan, adakah cairan, pus
Berikan topikal terapi /tull
Tutup luka dg kassa min 3 lembar
Plester dengan tertutup
Pertahankan luka tetap kering
Berikan nutrisi tinggi protein, vitamin dan mineral
Pertahankan kebersihan lingkungan
Komplikasi luka
Hematoma (hemoragie)
Infeksi luka
Dehiscence (rusaknya luka bedah)
Infeksi pada luka post operasi
Infeksi luka operasi akan Lamanya operasi
muncul 36-48 jam Lamanya dirawat
postoperasi dan sebelum operasi
gejalanya muncul 5-7
Usia
hari post op.
Alat-alat yang digunakan
Faktor resiko infeksi luka
dalam pembedahan
operasi:
Selang drain
Kulit pasien
Periode selama operasi
Mencukur
Periode setelah operasi
Persiapoan kulit sebelum
operasi
Pemakaian sarung tangan
Menjaga fungsi mobilitas dan
aktivitas
Komplikasi imobilisasi dapat dicegah
dengan:
Perubahan posisi
ROM
Nafas dalam dan batuk
Memberikan support emosional
Operasi-operasi yang terkait dengan body
image memerlukan dukungan sosial agar
pasien bisa berkoping positif
Fasilitasi klien untuk mengexpresikan
perasaan dan diskusi dengan orang
terdekat
Rencanakan discharge planning
NYERI AKUT
RESIKO CEDERA
RESIKO INFEKSI
GANGGUAN MOBILITAS FISIK
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
KURANG PENGETAHUAN
CONTOH TRIPLE N
NANDA
Resiko infeksi
NOC
Penyembuhan luka : Tujuan utama
NIC
Perawatan luka
Kontrol infeksi
Proteksi infeksi
convensional
Balutan yg baik
KASUS
Bp. Parno , 48 th mengalami kecelakaan kerja
kakinya remuk terkena alat pemotong kayu dan
telah menjalani amputasi kaki kirinya sebatas
lutut. 3 hari pasca operasi, luka jahitan operasi
tampak kemerahan dan ada pus dibagian tengah
luka. Klien hanya tidur 2 jam dan hanya mau
makan beberapa sendok saja makan . Istrinya
mengatakan suaminya tidak berani makan ikan
dan telur karena takut luka amputasinya tidak
sembuh-sembuh.
Pertanyaan :
Dx dan intervensi keperawatan