Anda di halaman 1dari 48

Pencegahan dan

Manajemen Luka
Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk
kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu
jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi.
- Kecelakaan kerja 20%
- Kecelakaan rumah tangga 60%
- Lain – lain 20%
 Luka bakar akibat terbakar api
 Luka bakar akibat terkena air panas
 Luka bakar akibat sengatan listrik, petir, dan
radiasi
 Luka bakar akibat bahan kimia
 Luka bakar akibat sengatan matahari
 Luka bakar akibat ledakan BOM
 Luka bakar akibat benda panas atau udara
yang panas
1. Emergent / fase syok (cedera 72 h)
Syok karena sakit, ketakutan, atau
kelelahan teror, kegagalan vasokonstriktor
mechanis msh hipotensi, peningkatan
permeabilitas, hilangnya plasma, lecet,
edema, hemokonsentrasi, hipovolemia,
hipotensi, menurun perfusi ginjal.
-Masalah Utama fase ini; Airway,
Breathing, Circulation
-Airway: cedera inhalasi; nasal hair
hangus, batuk. Kejadian 30%, kematian
80-90%
-Pernapasan: distress pernapasan
-Sirkulasi: Kurangnya perfusi (hipovolemia
shock)
Intubasi, endotracheal tube
  cricothyroidotomy
Emergency chest escharatomy
Baxter formula
Adult : 4ml (RL) x % burn x Weight (kg)
Children : 2ml (RL) x % burn x Weight (kg) PLUS
MAINTENANCE
MAINTENANCE : < 1 year : Weight (kg) x
100ml
1 – 3 year: Weight (kg) x 75ml
> 3 year: Weight (kg) x 50ml
RATE : First 24 hours
½ in first 8 hrs post injury
½ in second 16 hrs
Urine: 30 – 50 ml/hrs (adult) or 0,5 – 1 ml/kg
2. Fase setelah syok berakhir/sub akut (> 72 jam –
epithelisasi/awal penutupan luka)
 Adanya diuresis berlebihan, proses penguapan
cairan tubuh disertai panas (evaporatif heat loss)
 Masalah utama fase ini:
 Sepsis
 Hypermetabolic
 Treatment: Infection control, wound
management, nutritional support
 Masalahutama:
 Hypertrophic scarring contracture, and
impaired mobility

 Treatment:
 Prevention of scarring and contracture
 functional restoration,
 and psychoscial treatment.
Rehabilitation Phase

• Impaired mobility
• Body image disturbance
- Rules of Nine
- Metode Palm/flat of hand
LUAS LUKA BAKAR
EXTENT OF BURN WOUND
Age (Years)
Area 0-1 1-4 5-9 10-15
Head 19 17 13 10
Neck 2 2 2 2
TABEL LUND &
Anterior trunk 13 13 13 13 BROWDER
Posterior trunk 13 13 13 13
Buttock 5 5 5 5
Genitalia 1 1 1 1
Arm 4 4 4 4
Forearm 3 3 3 3
Hand 2½ 2½ 2½ 2½
Thigh 5½ 6½ 8½ 8½
Leg 5 5 5½ 6
Foot 3½ 3½ 3½ 3½
Rule of Nines

Area luka bakar Persentase(dalam persen)

Seluruh kepala(muka dan belakang) dan leher 9

Dada 9

Perut 9

Ekstremitas atas (kiri dan kanan) 2x9

Punggung dan bokong 2x9

Paha dan betis (kiri dan kanan) 4x9

Perineum dan genitalia 1

Total 100
Derajat/ Lapisan Tanda/ Penampil Penyembuh
penyeba Kulit Gejala an an
b Luka
Derajat I Epidermis Gatal,hiperst Erythema,e Sembuh
Sengatan esia,supersen dema spontan dalam
sitif,nyeri ringan,pd 5-7 hari
matahari, bila kena perabaan
uap panas dingin hangat
Derajat II Epidermis + Nyeri,hiperst Ada -Sembuh 2-3
Air/benda sebagian esia,sensitif blister,per mgg
panas, dermis terhadap mukaan -Kadang
api, zat dingin luka depigmentasi,
kimia tampak dgn sedikit
basah,edem skar,infeksi
a mungkin
Derajat III Epidermis, Analgesia,k Kering,puc Sembuh dalam 25-
Api,terken dermis, emungkina at,eschar,w 35 hari atau
a cairan subkutis n axy dan lebih ,terdapat
panas syok,adany translusen, skar hipertrofik,
dalam a arus ada Penting tindakan
kontak masuk & pembuluh skin graft
waktu keluar ( LB darah yg
tertentu, listrik) mengalami
listrik, trombosis
aspal panas
Derajat IV Semua Tanda Luka Sembuh > lama (3
Listrik lapisan kematian tampak -5 bulan),
kulit pada tulang hitam,bone Amputasi
(termasuk yang tissue Skin graft
otot,pembul exposed,infe expose menunggu
uh ksi
KEDALAMAN LUKA BAKAR

First degree of
burn
Derajat II

Superficial Skin Burn


Deraja III

Partial Thickness Skin Burn


Derajat IV

Full Thickness Skin Burn


Terbatas pada epidermis superfisial (lapisan kulit terluar)
Dapat terlihat dalam bentuk kemerahan pada kulit
Biasanya tidak terdapat lepuh, kulit bisa mengalami
pengelupasan
Biasanya sangat nyeri
Tidak terbentuk jaringan parut (bekas luka) dalam proses
penyembuhan
Contoh: Misalnya diakibatkan oleh terpaan sinar
matahari terlalu lama
 meliputi seluruh epidermis dan sebagian dermis juga
mengenai sebagian appendik kulit (seperti: kelenjar
keringat, dll)
 Biasanya terdapat lepuh dan sensasi sensor kulit masih
utuh, biasanya disertai nyeri
 Pada keparahan ini dapat sembuh tanpa membentuk
jaringan parut (keloid).
meliputi nekrosis (matinya jaringan) yang
mengenai seluruh lapisan kulit, termasuk seluruh
apendiks kulit
Tanda-tandanya:
Daerah yang terbakar terlihat berwarna putih
Mati rasa
Hampir selalu terbentuk jaringan parut yang
parah.
 Dikenal sebagai karbonisasi, dimana seluruh jaringan
terbakar dan menjadi arang
 Terjadi kerusakan total pada kulit dan jaringan bawah
kulit
 Tulang juga mengalami karbonisasi baik sebagian
maupun keseluruhan
 Hentikan penyebabnya, misalkan padamkan api.
 Periksa jalan napas dan pernapasan.
 Singkirkan benda-benda yang ikut panas
(pakaian, cincin, arloji, perhiasan).
 Bagi korban yang tidak sadar lakukan perawatan,
atasi pendarahan, dinginkan luka dengan air biasa
atau mencucinya di bawah air yang mengalir.
RINGA BERAT
N

CATATA
N !!!
Aliri dengan air biasa yang bersih dan dingin selama 10-15 menit
(jangan terlalu lama); atau kalau tidak ada air, tutupi dengan
kompres lembab. Hal tersebut bertujuan agar suhu bagian yang
terluka segera netral, sebab bagian tersebut mengalami
peningkatan suhu didalam
Oleskan salep khusus luka bakar (misalnya : bioplacenton, dsb)
Tutupi luka dengan perban atau kain bersih yang tidak lengket (jika
perlu). Pastikan perban atau kain menutupi daerah kulit yang
terbakar. Bisa juga pakai daun pisang muda yang masih tergulung
untuk membalut luka bakar. Untuk meredakan rasa sakit bisa
digunakan lendir tanaman lidah buaya.
Jangan pakai mentega, pasta gigi dan bahan yang berlemak dan
jangan memecah gelembung yang terjadi pada luka.
 Jika pakaian korban terbakar, padamkan api dengan selimut,
handuk, seprai yang tebal, dsb. Bekap supaya api tidak
mendapat udara.Balutkan sampai api padam.
 Lepaskan pelan-pelan pakaian yang menempel. Jangan
melepaskan kain yang melekat pada luka bakar - gunting di
sekelilingnya. Jika mungkin, serahkan kepada ahli yang ada
karena mereka tahu cara melepaskan dengan baik.
 Cari bantuan medis. Apabila bantuan lama datangnya, tutupi
luka yang sudah dingin dengan kasa atau kain yang lembab.
Jangan pakai kapas atau kain yang berbulu.
 Jika memungkinkan, sambil menunggu bantuan medis
tinggikan bagian yang terluka atau pindahkan korban ke tempat
perawatan.
 Apabila korban sadar dan meminta minum, beri minum air
hangat. Air membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang.
 Jangan menggunakan es untuk mendinginkan luka, karena bisa menyebabkan
frostbite (luka bakar karena dingin) pada kulit.
 Jangan pakai mentega, pasta gigi dan bahan yang berlemak dan jangan
memecah gelembung yang terjadi pada luka. Hal itu tidak bermanfaat, malah
dapat menimbulkan resiko kontak infeksi akibat reaksi panas yang ditimbulkan.
 Jangan mengoleskan Kecap, obat gosok, dll. Zat-zat ini justru akan sangat
mengganggu proses pengobatan. Kulit yg terbakar pasti akan dibersihkan oleh
dokter. Dan karena kecap dkk menempel sangat kuat pada kulit, sehingga sangat
sulit membersihkan jaringan yg rusak.
 Tutup luka dengan kassa steril, jangan menggunakan bahan katun yang terlalu
lunak, karena bisa mengiritasi kulit. Balutlah dengan longgar dan tidak menekan.
 Pada masa penyembuhan, usahakan tidak menggaruk bekas luka. Hal tersebut
menimbulkan luka cacat/parut di kulit.
 Hindari kontak sinar matahati pada masa penyembuhan, karena mengakibatkan
jaringan kulit yang baru menjadi rusak.
 Waspadai tanda-tanda infeksi seperti demam, luka memerah, bengkak atau
bernanah.
 Segera ke Unit Gawat Darurat bila terjadi luka bakar pada muka, sendi atau alat
kelamin. Atau telah mengalami gangguan sesak napas akibat kebakaran.
Derajat II < 15% pada orang
dewasa
Derajat II < 10% pada anak
Derajat III < 2%
Derajat II 15 – 25% pada orang
dewasa
Derajat II 10- 20% pada anak
Derajat III 2 – 10 %
 Derajat II > 25% pada orang dewasa
 Derajat II > 20% pada anak
 Derajat III > 10%
 Kena wajah telinga mata genitalia /
perineum
 Luka bakar dengan
 Cedera inhalasi
 Listrik
 Disertai trauma organ lain
 Penangnan teliti dan sistematik
 Prioritas
- Airway (A)
- Breathing (B)
- Circulation (C)
 Perhatian
- Derajat luka bakar
- Luas luka bakar
- Sebab luka bakar
 Diagnosa
- Derajat luka bakar
- Luas luka bakar
- Sebab luka bakar
 Luka bakar luas mengancam jiwa
- Airway
- Breathing analgetik kuat
- Sirkulasi infus kristaloid hari pertama 30- 50 cc /
jam
- Pasang kateter untuk monitor produksi urin
- Bila perlu pasang NGT
- Nyeri hebat
 Morvin IV
 Anastesi
- Pencegahan tetanus
 Tujuan
 Mencegah kontraktur
 Mempercepat penyembuhan
 Mengurangi masa perawatan
 Indikasi
 LB derajat II tidak sembuh dalam 3 minggu
 LB derajat III setelah dilakukan eksisi
 Terdapat granulasi yang luas (diameter > 3cm)
1 Pengobatan/perawatan luka
 Luka bakar derajat I
▪ Cuci luka dg NACL,beri salf mata
▪ Sembuh 5 – 7 hari tanpa meninggalkan skar
 Luka bakar derajat II
▪ Cuci luka dg NACL
▪ Ditutup dg Tulle/absorb dressing dan kassa steril
tebal,biarkan 1 mgg jika balutan kering
▪ Sembuh 10 – 14 hari dg sedikit skar,pd luka bakar yg
mengenai seluruh ketebalan dermis sembuh 25 – 35
hari
▪ Bila ada bulla ukuran besar (> 3cm) diaspirasi dg spuit
steril tanpa membuang lapisan epidermis diatasnya
(dipertahankan sebagai biological dressing)
 Luka bakar derajat III – IV
▪ Cuci luka dg NaCl
▪ Debridement tiap hari
▪ Beri Silver sulfadiazin/hydroactive gel/hydrogel
▪ k/p Escharcectomy + skin graft
 Tujuan penanganan luka:
 Mencegah degradasi luka
 Mengupayakan penutupan luka (proses epitelisasi)
 Hypertropi jaringan
 Kontraktur.
 Kerusakan integritas kulit b/d trauma injuri
 Nyeri akut b/d cedera bahan-bahan kimia
 Defisit / kelebihan volume cairan b/d
pertukaran hemodinamik
 Gangguan body image b/d gangguan /
kerusakan / bekas luka
 Resiko infeksi b/d kerusakan integritas kulit
 Tidak efektifnya coping individu / keluarga
b/d pengalaman trauma
Terima kasih...........

Anda mungkin juga menyukai