Anda di halaman 1dari 17

JOOB DESK ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

“Bahu Macet, Letak Sungsang, Atonia Uteri, dan Retensio Plasenta”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir

Dosen Pengampu :

Siti Rahmadani, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 5 LAB BESAR Kelas 2B Kebidanan :


Laila Rahmawati (P17124022053)
Nabiilah Putri Widyana (P17124022055)
Nadifa Widianingtyastuti (P17124022056)
Nadira Dwi Hapsari (P17124022057)
Najia Yulistyani (P17124022058)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

2023/2024
JOOB DESK DISTOSIA BAHU / BAHU MACET

N LANGKAH / ILUSTRASI
O TUGAS
PERSIAPAN
1. Persiapan :
▪ Pasien
▪ Penolong
▪ Bayi

SIKAP DAN PERILAKU


2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bersikap sopan dan meminta izin untuk melakukan tindakan
4. Sabar dan teliti
LANGKAH
5. Ganti sarung tangan DTT atau steril
6. Bersihkan daerah perineum
7. Pasang duk di bawah bokong ibu
8. Lakukan episiotomi secukupnya
Lakukan manuver McRobert’s :
9. a. Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu
untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah
dadanya. Minta dua asisten untuk membantu ibu
b. Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke
arah bawah (ke arah anus ibu) untuk menggerakkan bahu
anterior di bawah simfisis pubis. Hindari tekanan yang
berlebihan pada kepala bayi karena mungkin akan
melukainya
c. Secara bersamaan mintalah salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan suprapubis ke arah bawah
dengan lembut. Jangan lalukan dorongan pada fundus,
karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa
menyebabkan ruptura uteri.
10. Jika bahu tetap tidak lahir, lakukan manuver Rubin:
a. Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan lakukan
penekanan pada bahu anterior dari arah belakang bahu, ke
arah sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan
mengurangi diameter bahu.
b. Kemudian lahirkan bahu atas

11. Jika bahu masih tetap tidak lahir :


a. Masukkan satu tangan ke dalam vagina mengikuti
lengkung sakrum, sampai jari penolong menemukan fossa
cubiti
b. Dengan tekanan jari tengah , lipat lengan bawah ke arah
dada
c. Setelah terjadi fleksi lengan keluarkan lengan dari vagina
kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan
be;akang dapat dilahirkan
d. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke
depan (jangan menarik lengan bayi tetapi dorong bahu
posterior) dan putar bahu depan ke belakang ( mendorong
anterior bahu depan dengan jari tengah,) mengikuti arah
punggung bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
12. Manuver Woods” Corkscrew”
Tahan fundus, putar bahu belakang (dorong bagian anterior
bahu) ke arah depan (180), dapat di kombinasi dengan perasat
massanti

13. Jika bahu masih tetap tidak lahir setelah melakukan manuver-
manuver di atas, minta ibu untuk berganti posisi merangkak.
Coba bantu kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan cara
melakukan tarikan perlahan-lahan pada bahu anterior ke arah
atas dengan hati- hati; segera setelah bahu anterior lahir,
lahirkan bahu posterior dengan tarikan perlahan-lahan ke arah
bawah dengan hati-hati. Jika tetap tidak berhasil, rujuk ibu
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
39
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING
JOOB DESK KOMPRESI BIMANUAL UTERUS (ATONIA UTERI)

NO LANGKAH / TUGAS ILUSTRASI

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN


1. Persiapan alat, perlengkapan dan obat
a. Infus set (blood set) 2
b. Cairan infus RL 3
c. Abocath no. 18 2
d. Plester atau tegaderm
e. Kapas suntik + alkohol
f. Benang kasur panjang kira-kira 20 cm (sudah steril)
g. Kondom :1
h. Tiang infus :1
i. Folley cateter no 16: 1
j. Celemek dan perlengkapan perlindungan diri lainnya
(sepatu boot, kaca mata pelindung dan handuk
pribadi) terpasang
k. Sarung tangan DTT/steril panjang : 1 pasang
l. Sarung tangan DTT/steril : 1 pasang
m. Waskom berisi larutan clorin 0.5% dan larutan DTT
n. Ergometrin 0,2 mg = 1 amp
o. Oksitosin = 6 amp
p. Misoprostol 6 tablet
q. Spuit 3 cc = 3 buah
2. Persiapan Pasien
a. Persiapan Tindakan Medik ( Informed Concent )
Beritahu pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan Berikan
dukungan emosional
b. Memberitahukan suami/keluarga terdekat akan kondisi
ibu dan tindakan yang akan dilakukan
c. Posisi litotomi
d. Pastikan kembali kelengkapan alat dan kondisi pasien
e. Penerangan yang cukup
f. Tempat yang hangat
3. Persiapan Penolong
Penolong dalam kondisi menolong persalinan menggunakan
celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu bot
KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
4. Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal
15 detik)

5. Bersihkan bekuan darah dan atau selaput ketuban dari vagina


dan lubang serviks
6. Kosongkan kandung kemih, jika kandung kemih penuh
7. Lepaskan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
8. Cuci tangan
9. Keringkan tangan dan gunakan sarung tangan panjang
disinfektan tingkat tinggi atau steril

10. Penolong berdiri pada sisi kanan ibu

11. Dengan lembut masukan tangan (dengan menyatukan kelima


ujung jari) ke introitus vagina dan kedalam vagina ibu
12. Ubah tangan tersebut menjadi kepalan tinju dan letakkan
kepalan tangan pada forniks anterior. Tekan dinding anterior
uteri (usahakan seluruh dataran punggung jari telunjuk hingga
kelingking menyentuh fornik anterior), sementara telapak
tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding
belakang uterus kearah kepalan tangan dalam.
13. Tetap berikan tekanan pada uterus dengan kedua tangan secara
kuat selama 5 menit. Kompresi uterus ini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah (bekas implantasi plasenta) di
dalam dinding uterus dan merangsang miometrium untuk
berkontraksi
14. Evaluasi Keberhasilan :
- Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang,
teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian
perlahan – lahan keluarkan tangan dari dalam vagina
pantau kondisi ibu selama kala IV.
- Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus
berlangsung, periksa perineum, vagina dan serviks apakah
ada laserasi di bagian tersebut. Segera lakukan penjahitan
jika ditemukan laserasi
- Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit,
lanjutkan langkah berikut
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
15. Ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal
(KBE) sementara penolong melanjutkan dengan langkah –
langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya :
16. Pakai sarung tangan steril atau DTT
17. Tekan dinding perut bawah untuk menaikkan fundus uteri agar
telapak tangan kiri dapat mencakup dinding belakang uterus.
18. Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan kanan
dapat menekan korpus uteri bagian depan
19. Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak tangan
kiri dan kanan dan perhatikan perdarahan yang terjadi.
20. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik.
21. Mencuci tangan pada larutan klorin 0,5% dan melepaskannya
22. Menggunakan sarung tangan steril
23. Berikan ergometrin 0,2 mg IM bila tekanan darah tidak tinggi
atau misoprostol 600-1000 mcg per rectal
24. Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang
infus line pertama 500 cc larutan ringer laktat habiskan secepat
mungkin kemudian pasang infus line ke 2 500 cc larutan ringer
laktat yang mengandung 20 unit oksitosin berikan 24 tetes
permenit.
25. Mencuci tangan pada larutan klorin 0,5% dan melepaskan
sarung tangan secara terbalik.

KOMPRESI BIMANUAL INTERNA ke-2


26. Jika uterus tidak berkontraksi, pakai sarung tangan steril atau
disinfektan tingkat tinggi dan ulangi KBI selama 5 menit.
27. Jika uterus tetap tidak berkontraksi segera rujuk ibu.
28. Sambil membawa ibu ke tempat rujukan teruskan tindakan KBI
atau gunakan kondom kateter hingga ibu tiba di tempat rujukan
29. Lanjutkan infus ringer laktat hingga tiba di tempat rujukan atau
hingga menghabiskan 1,5 L infus. Kemudian berikan 125
cc/jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 cc
kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minimum untuk
rehidrasi.
PERAWATAN LANJUTAN
30. Tuliskan hasil tindakan dan instruksi perawatan lanjutan,
jelaskan dan serahkan pemantauan dan status pada petugas
31. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan
dan hasilnya serta perawatan lanjutan yang masih diperlukan.
32. Namun apabila setelah KBE, perdarahan belum berhenti,
lakukan inform consent untuk perujukan.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
39
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING
JOOB DESK LETAK SUNGSANG

NO LANGKAH / TUGAS ILUSTRASI

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN


1. Persiapan alat, perlengkapan dan obat
a. Persiapan alat:
- Alat Resusitasi
- Partus set
- Cunam Piper
- Spuit dan Jarum no 23
- Hecting Set
b. Persiapan Obat
- Oksitoksin
- Ergometrin
- Lidocain 1%
- Larutan antiseptik (providon iodin 10%)
- Oksigen dengan regulator
c. Persiapan pasien, infus RL terpasang dengan baik
d. Persiapan penolong menggunakan APD lengkap
2. Persiapan Pasien
Persiapan ibu :
- Informasikan pada ibu apa yang akan dilakukan dan
diberikan
- dukungan agar ibu percaya diri dan berani bertanya
- Dengarkan apa yang ingin disampaikan ibu
- Berikan dukungan emosional dan jaminan
Pastikan bahwa prasyarat persalinan sungsang terpenuhi :
- Letak bokong murni
- Ukuran rongga panggul yang adekuat
- Bayi tidak terlalu besar
- Tidak ada riwayat SC karena CPD
- - Kepala flek
3. Persiapan Penolong
Penolong dalam kondisi menolong persalinan menggunakan
celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu bot
TINDAKAN PRA PERSALINAN SUNGSANG
4. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk yang bersih

5. Menggunakan sarung tangan DTT, pasang handuk diatas perut


ibu dan pasang duk dibawah bokong ibu.
6. Membersihkan daerah vulva dengan cairan antiseptik

7. Jika diperlukan, kateterisasi kandung kemih

PERSALINAN SUNGSANG
MELAHIRKAN SECARA BRACH
8. Memimpin ibu meneran setiap ada his

9. Menyuntikkan 2-5 unit oksitoksin IM pada saat bokong


crowning (membuka vulva)
10. Mencengkram bokong secara brach (menggunakan duk) yaitu
kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjangn paha, jari-jari
lain memegang panggul. Jangan melakukan intervensi, ikuti
terus proses keluarnya janin

11. Meminta asisten untuk menahan fundus agar kepala tetap fleksi
dan mengurangi kejadian tangan menjungkit
12. Memimpin ibu meneran sampai umbilikus di luar vulva, tali
pusat dikendorkan
13. Melakukan hiperlordosis pada badan janin, lahirlah berturut-
turut pusar, perut, bahu, dagu, mulut, hidung, mata, dahi sampai
anak lahir seluruhnya.
14. Meletakkan bayi diatas perut ibu, bungkus bayi dengan handung
hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong (sambil
melakukan penilaian awal bayi baru lahir)

MELAHIRKAN SECARA KLASIK


15. Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika bahu
belakang lebih rendah dibandingkan bahu depan dan dengan
cara bracht, bahu dan tangan tidak bisa lahir.
● Melahirkan bahu kiri merupakan bahu belakang (Puka)
maka pegang pergelangan kaki bayi menggunakan tangan
kanan (jari tengah berada diantara kedua kaki bayi) dan
menariknya jauh (mengelevasi) ke arah kiri atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang ada di belakang dengan cara
tangan kiri menelusuri skapula, klafikula, akromion, lengan
sampai fasa kubiti, kemudian tekan fosa kubiti sehingga
tangan bayi keluar seperti gerakan mengusap mata
● Memegang pergelangan kaki oleh tangan kanan di ambil
alih oleh tangan kiri, dan ditarik jauh kearah kanan bawah
untuk melahirkan bahu depan dengan cara yang sama seperti
di atas
● Melahirkan bahu kanan merupakan bahu belakang (puki)
maka pegang pergelangan kaki bayi menggunakan tangan
kiri dan menariknya jauh ke arah kanan atas ibu untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang dengan
cara yang sama seperti di atas
● Memegang pergelangan kaki oleh tangan kiri di ambil alih
oleh tangan kanan, dan ditarik jauh kearah kiri bawah untuk
melahirkan bahu depan dengan cara yang sama seperti di
atas
16. Pengeluaran bahu dan tangan secara muller dilakukan jika bahu
depan lebih rendah dibandingkan bahu belakang dan dengan
cara
bracht, bahu dan tangan tidak bisa lahir

17. ● Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan cara (bayi


dipegang dengan teknik femuro-pelvik) penolong menarik
kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah
belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
● Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan dengan
langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan
belakang. (teknik pegangan pada kaki bayi dan cara
pengeluaran bahu sama seperti pada cara klasik, hanya arah
elevasinya ke arah bawah terlebih dahulu sesuai letak
punggung bayi).
Prinsip melahirkan bahu bayi adalah bahu kiri bayi dilahirkan
dengan tangan kiri penolong dan bahu kanan bayi dilahirkan
oleh tangan kanan penolong
MELAHIRKAN CARA LOVSET
18. Pengeluaran bahu/lengan cara lovset dilakukan bila dengan cara
bracht tidak lahir dan salah satu atau kedua tangan menjungkit’
• Pegang Badan bayi sedemikian rupa (empat jari kedua
tangan memegang dada bayi, ibu jari memegang
skapula)
• Putar 1800
badan bayi kearah tangan yang menjungkit
• Lakukan pada tangan yang lainnya bila tangan
menjungkit

MELAHIRKAN KEPALA
19. Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau - Smelle –Veit :
● Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina
● Letakkan badan bayi di atas tangan kiri penolong sehingga
badan bayi seolah-olah menunggang kuda
● Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maxila
bayi, dan jari tangan di dalam mulut bayi
● Tangan kanan memegang/mencengkram tengkuk bahu
bayi dan jari tengah mendorong aoksipital sehingga kepala
menjadi fleksi
● Minta asisten menekan atas tulang pubis ibu, sewaktu
melahirkan kepala
● Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus
uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah
sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukan
untuk menekan dagu/mulut
● Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) ke atas
untuk melahirkan mulut hidung dan seluruh kepala

20. Melakukan penilaian awal BBL


21. Setelah melahirkan bayi periksa apakah ada perlukaan jalan
lahir
22. Jahit luka episiotomi jika sebelumnya dilakukan episiotomi
23. Lakukan asuhan segera pada ibu post partum dan bayi baru lahir
TINDAKAN SETELAH PERSALINAN SUNGSANG
24. Sebelum melepaskan sarung tangan, buang terlebih dahulu
kapas atau kassa dan sampah lainnya ke dalam tempat sampah
yang tidak bocor/kantong plastik
25. Rendam instrumen ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit untuk dekontaminasi
26. Bilas kedua sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% :
● Lepaskan sarung tangan dengan arah dari dalam keluar
● Jika sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan
disposibel buang ke dalam tempat sampah yang tidak
bocor/kantong plastik
● Jika sarung tangan akan digunakan kembali dekontaminasi
terlebih dahulu keadaan larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
27. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kemudian
keringkan dengan handuk bersih

28. Observasi 2 jam post partum


29. Lakukan proses pendokumentasian
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
39
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING
JOBDESK RETENTSIO PLACENTA

ILUSTRASI
NO LANGKAH / TUGAS

PERSIAPAN
1. Penolong :
Penolong dalam kondisi menolong persalinan menggunakan
celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu bot

2. Klien :
a. Cairan dan slang infus sudah terpasang
b. Observasi TTV
3. Alat :
a. Bak Instrumen berisi :
- Sarung tangan panjang DTT (kanan): 1 buah
- Duk DTT : 1 buah
- Catheter steril : 1 buah
- Pinset anatomis : 1 buah
- Kom kecil : 1 buah
- Kasa steril
b. Alas bokong (under pad): 1 buah
c. Bethadine
d. Tempat placenta
e. Kolaborasi pemberian medikamentio Medikamentosa :
- Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kg BB / Ketamin HCl 0,5
mg/kg BB / tramadol 1-2 mg/kg BB
- Sedativa ( Diazepam 10 mg )
- Uterotonika (Oksitosin, Ergometrin, Prostaglandin)
f. Oksigen dan regulator
4. Jelaskan dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Informed Consent
TINDAKAN
6. Bersihkan daerah perut bawah, lipat paha, vulva, tali pusat dengan
menggunakan larutan antiseptik.
7. Pasang duk di atas perut ibu
8. Periksa kandung kemih jika penuh lakukan catheterisasi

9. Ganti duk/underpad di bawah bokong


10. Celup tangan ke dalam larutan chlorin 0,5 % lepaskan sarung tangan
kanan, dalam keadaan terbalik di larutan chlorin 0,5 %

11. Kenakan sarung tangan panjang pada tangan kanan


12. Regangkan tali pusat sejajar lantai dengan tangan kiri
13. Secara obstetrik masukkan tanggan kanan (punggung tangan
menghadap ke arah bawah) kedalam vagina dengan menelusuri tali
pusat, sampai pada batas servix

14. Minta tolong asisten memegang tali pusat; tangan kiri penolong
menahan fundus uteri
15. Tangan kanan masuk ke dalam kavum uteri, sampai pada tempat
insersi tali pusat.
16. Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu jari
merapat ke pangkal jari telunjuk)
17. Tentukan implantasi placenta, raba tepi placenta yang melekat pada
dinding rahim.
18. Cari sisi placenta yang sudah terpisah (ada separasi), selipkan ujung
jari di antara placenta dan dinding rahim.
19. Gerakkan tangan kanan ke kiri dan ke kanan sehingga semua
permukaan maternal placenta dapat dilepaskan.
20. Lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian
placenta yang masih melekat pada dinding rahim.
21. Pindahkan tangan luar ke supra simphisis, lakukan dorongan pada
rahim ke arah dorso kranial
22. Instruksikan Assisten yang memegang kocher untuk menarik tali
pusat, tangan kanan penolong membawa placenta ke luar (hindari
percikan darah)

23. Letakkan placenta ke tempat yang sudah disediakan

24. Setelah placenta lahir perhatikan kontraksi rahim, jumlah perdarahan


dan periksa kelengkapan placenta
25. Lakukan langkah pertolongan persalinan selanjutnya

26. Rapihkan klien


27. Dekontaminasi pasca tindakan, rapihkan alat-alat

28. Cuci tangan pasca tindakan

TINDAKAN LANJUTAN
29. Memonitor perdarahan pervaginam dam memeriksa tanda-tanda
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
39
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN

Joob Desk perkuliahan dengan pokok bahasan “Bahu Macet, Letak Sungsang, Atonia Uteri, dan
Retensio Plasenta”. Telah dikoreksi oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Asuhan Persalinan Dan
Bayi Batu Lahir.

Jakarta, 30 Agustus 2023

Siti Rahmadani, SST, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai