Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP DASAR PENELITIAN

“Statistik Dasar”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Konsep Dasar Penelitian

Dosen Pengampu :

Sri Handayani, S.Pd, MKM

Disusun Oleh:

Kelompok 4 Kelas 2B Kebidanan

Nadifa Widianingtyastuti P17124022056

Nadira Dwi Hapsari P17124022057

Najia Yulistyani P17124022058

Nashiha Ash Sholiha P17124022059

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1


2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
Konsep Dasar Penelitian mengenai “Statistik Dasar” dapat selesai pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Penelitian dan bertujuan agar pembaca dapat mengetahui “Statistik Dasar”. Pada
kesempatan ini juga, penulis menyampaikan ucapakan terima kasih yang ditujukan
kepada:

1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Dr. Hariyanti, SKM, MKM selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Konsep Dasar Penelitian di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta 1.
4. Sri Handayani, S.Pd, MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar Penelitian di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta 1.

Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu
arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 18 Januari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Makalah ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Skala Pengukuran: pengertian, jenis dan cara pengukuran ...................... 3
2.1.1 Pengertian.............................................................................................. 3
2.1.2 Jenis ....................................................................................................... 3
2.1.3 Cara pengukuran .................................................................................. 5
2.2 Definisi Operasional (DO) ....................................................................... 6
2.2.1 Pengertian.............................................................................................. 6
2.2.2 Isi dalam Definisi Operasional (DO) ................................................. 7
2.3 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 8
2.3.1 Pengertian hipotesis penelitian ........................................................... 8
2.3.2 Ciri-ciri hipotesis yang baik................................................................ 9
2.3.3 Kegunaann hipotesis .......................................................................... 11
2.3.4 Jenis-jenis hipotesis ........................................................................... 11
2.3.5 Perumusan hipotesis ........................................................................... 13
2.3.6 Cara menguji hipotesis ...................................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statistik dasar menjadi fondasi utama dalam dunia penelitian, menyediakan
landasan untuk memahami konsep-konsep kunci seperti skala pengukuran,
definisi operasional, dan hipotesis penelitian. Skala pengukuran memainkan
peran sentral dalam mengklasifikasikan variabel berdasarkan tingkat
ukurannya, mulai dari skala nominal yang sekadar mengelompokkan hingga
skala rasio yang memiliki titik nol mutlak.
Definisi operasional, sebagai perpanjangan konsep tersebut, memberikan
arahan konkret dalam mengukur variabel penelitian, menerjemahkan konsep
abstrak menjadi langkah-langkah yang dapat diukur secara empiris. Sebagai
contoh, pada variabel "tingkat kepuasan pelanggan," definisi operasional dapat
mencakup pertanyaan survei dan indikator kepuasan yang dapat diobservasi.
Di sisi lain, hipotesis penelitian menjadi kunci dalam menetapkan prediksi
yang diuji secara ilmiah, membedakan antara hipotesis nol yang menyatakan
ketidakadaan efek dengan hipotesis alternatif yang menunjukkan adanya efek
atau perbedaan yang signifikan. Dengan memahami dan menerapkan konsep-
konsep ini, statistik dasar membuka pintu untuk analisis data yang lebih lanjut,
pengambilan keputusan berbasis bukti, dan pengembangan pemahaman yang
solid dalam berbagai bidang penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masakah pada makalah ini, yaitu
1. Apa yang dimaksud dengan skala pegukuran?
2. Apa yang dimaksud dengan definisi operasianal?
3. Apa yang dimaksud dengan hipotesis penelitian?

1
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini, yaitu
1. Untuk mengetahui skala pengukuran.
2. Untuk mengetahui definisi operasinal.
3. Untuk mengetahui hipotesis penelitian.
1.4 Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan serta
wawasan tentang statistika dasar dan untuk memenuhi tugas mata kuliah
konsep dasar penelitian

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Skala Pengukuran: pengertian, jenis dan cara pengukuran
2.1.1 Pengertian
Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam satuan alat
ukur. Dengan menggunakan skala pengukuran, maka alat ukur yang
digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Setelah proses
pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif yang berupa angka-
angka tersebut barulah kemudian ditentukan analisis statistik yang
cocok untuk digunakan (Nilda Miftahul, 2020).
2.1.2 Jenis
a. Skala nominal, skala ini merupakan tingkat pengukuran yang
paling sederhana. Numerikal yang diberikan kepada objek tidak
mempunyai makna besaran (hanya sekedar label) dan tidak bisa
diurut atau dijumlah. Misalnya : Jenis kelamin (1 = Pria; 2 =
Wanita), Agama (1 = Islam; 2 = Kristen; 3 = Buddha), Apakah anda
suka statistika (1 = Ya; 2 = Tidak), dan lain-lain.
b. Skala ordinal, penomoran pada objek ini disusun menurut besar
atau urutan (rank), tetapi nomor-nomor tersebut tidak menunjukkan
jarak yang sama antara dua nomor. Misalnya : Stadium penyakit (1
= Berat; 2 = Sedang; 3 = Ringan), Tingkat pendidikan (1 = SD; 2 =
SLTP; 3 = SLTA; 4 = Sarjana), dan lain-lain.
c. Skala interval, skala ini mempunyai sifat berurutan. Pada skala ini
jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dan nilai
pengamatan lainnya dapat diketahui dengan pasti. Besar interval
dapat ditambah atau dikurangi, dimana yang dijumlahkan bukanlah
kuantitas atau besaran, tetapi interval. Misalnya : Temperatur ( oC
atau oK), Tekanan darah, dan lain-lain. Misalnya, temperatur 36 oC
jelas 12 oC lebih panas dari 24 oC, dan tidak dikatakan bahwa 36

3
oC 1½ kali dari 24 oC. Alasanya, penentuan skala 0 oC bukan
keberadaan panas absolut, tetapi hanya merupakan batas
pengukuran positif dan negatif. Dengan kata lain, pada skala interval
tidak dijumpai nol absolut.
d. Skala rasio, skala ini merupakan tingkat pengukuran tertinggi.
Skala rasio selain memiliki sifat skala nominal, ordinal dan interval,
juga mempunyai titik nol absolut dengan makna empiris. Pada skala
rasio semua operasi matematik (penambahan, penguangan,
pengalian dan pembagian) dapat diterapkan. Misalnya : Temperatur
yang diukur dalam skala Kelvin, besar penghasilan, berat badan,
elektrolit serum, dan denyut nadi.

Pada dasarnya teknik pembuatan skala adalah cara (teknik)


mengurutkan sesuatu dalam suatu kontinum yang nyata dari sifat-sifat
tertentu. Misalnya dalam hal warna, selalu terdapat kontinum dari warna
putih, merah jambu, kuning, hijau dan seterusnya sampai dengan warna
hitam. Kontinum persetujuan “paling tidak setuju” sampai dengan
“amat setuju”. Mengingat banyak data dalam ilmu-ilmu sosial memiliki
sifat kualitatif yang di dalamnya juga terdapat sifat-sifat kontinum.

Penggunaan statistik dalam penelitian, menuntut adanya


transformasi data dari kualitatif ke data kuantitatif. Mengubah data
kualitatif menjadi data kuantitatif saat sekarang ini sudah menjadi mode,
hal terjadi karena adanya tuntutan penggunaan statistik (matematik)
dalam setiap pengolahan data, disamping memiliki kemampuan presisi
yang lebih baik dalam hal menentukan gradasi. Sehingga ada ahli yang
berpendapat bahwa teknik membuat skala adalah cara mengubah fakta-
fakta kualitatif (atribut) menjadi suatu urutan kuantitatif (variabel).
Banyak sekali jenis skala yang telah dikembang dalam ilmuilmu sosial,
diantaranya :

4
1. Skala pengukuran jarak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Skala Bogardus
b. Skala Sosiometrik
2. Skala Penilaian (Rating Scale)
a. Skala Penilaian Grafik (Graphic Rating Scale)
b. Skala Penilaian Deskriptif
c. Skala Penilaian Komperatif
3. Skala Thurstone
4. Skala Likert
5. Skala Guttman
6. Skala Perbedan Semantik

2.1.3 Cara pengukuran


1. Mengisolasi kejadian empiris
Aktivitas ini merupakan konsekuensi langsung dari masalah
identifikasi dan formulasi. Intinya kejadian empiris dirangkum
dalam bentuk konsep/konstruksi yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
2. Mengembangkan konsep kepentingan.
Yang dimaksud dengan konsep dalam hal ini adalah
abstraksi ide yang digeneralisasi dari fakta tertentu.
3. Mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional
Definisi konstitutif mendefinisikan konsep dengan konsep
lain sehingga melandasi konsep berkepentingan. Jika suatu konsep
telah didefinisikan secara konstitutif dan benar, berarti konsep
tersebut telah siap untuk dibedakan dengan konsep lain.

5
2.2 Definisi Operasional (DO)
2.2.1 Pengertian
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:
38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang
memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-
variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan
dalam mengumpulkan data.
Pada Definisi Operasional, peneliti mendefinisikan istilah yang
digunakan khususnya pada kalimat Judul Penelitian. Hal ini
dimaksudkan agar terdapat kesamaan persepsi mengenai arti atau makna
istilah yang digunakan. Hal ini juga diperlukan jika terdapat beragam
definisi terhadap istilah yang sama, maka Peneliti perlu menegaskan
definisi mana yang digunakan.
Definisi yang digunakan ditentukan oleh dasar teori yang menjadi
acuan dalam melaksanakan penelitian. Definisi istilah dalam penelitian
tidak mengacu pada kamus melainkan pada dasar teori yang digunakan
dalam penelitian tersebut.
Definisi operasional merupakan penjabaran interpretasi dari variabel
yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dalam implementasinya definisi
operasional dari satu peneliti dengan peneliti lain bisa sangat berbeda.
Menguraikan DO atau definisi operasional variabel pada sebuah
penelitian adalah sesuatu yang esensial. Ini dikarenakan agar ketika
pengumpulan data peneliti tidak melakukan kekeliruan.

Kekeliruan yang terjadi biasanya adalah data akan menjadi bias atau
berbelok arah. Kekeliruan bisa dikarenakan dalam penentuan instrumen
penelitian yang tidak tepat serta pembuatan pertanyaan penelitian yang
tidak konsisten. Meskipun begitu tidak menjadikan setiap variabel harus
ada definisi operasionalnya, jika terdapat variabel yang sudah jelas tanpa
ada interpretasi maka tidak usah ada definisi operasional

6
2.2.2 Isi dalam Definisi Operasional (DO)
Isi dalam definisi operasional mencakup beberapa elemen utama:
1. Variabel yang Diamati:
Menyebutkan secara jelas variabel yang ingin diukur atau diamati.
Variabel dapat berupa konsep abstrak seperti kebahagiaan, motivasi,
atau kualitas hidup.
2. Ukuran atau Pengukuran:
Menyatakan cara atau alat pengukuran yang akan digunakan.
Misalnya, skala likert, pengukuran kuantitatif, atau observasi
kualitatif.
3. Satuan Pengukuran:
Menjelaskan satuan atau interval yang digunakan dalam pengukuran.
Contohnya, dalam skala 1-5 atau dalam satuan waktu tertentu seperti
hari, bulan, atau tahun.
4. Instruksi atau Prosedur:
Merinci instruksi atau prosedur yang harus diikuti oleh peneliti atau
responden dalam mengukur variabel tersebut. Ini dapat mencakup
panduan pengisian survei, prosedur observasi lapangan, atau
langkah-langkah pengukuran lainnya.
5. Contoh Pertanyaan atau Indikator:
Menyediakan contoh pertanyaan survei atau indikator konkret yang
menggambarkan cara variabel diukur. Contoh ini membantu
memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pembaca.
6. Waktu dan Tempat Pengukuran:
Menyatakan kapan dan di mana pengukuran akan dilakukan. Ini
memberikan konteks waktu dan ruang untuk memahami situasi
pengukuran.
7. Metode Analisis Data:
Jika relevan, definisi operasional dapat mencakup langkah-langkah
analisis data yang akan digunakan setelah pengukuran selesai.

7
Contoh Definisi Operasional (DO):
1. Variabel Penelitian: Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Bidan
2. Pengukuran: Skala Likert dari 1-5 (1 = Sangat Tidak Puas, 5 = Sangat
Puas)
3. Instruksi: Pasien diminta memberikan penilaian terhadap pelayanan
bidan berdasarkan pengalaman mereka selama perawatan kehamilan,
persalinan, dan masa nifas dalam 6 bulan terakhir.
4. Contoh Pertanyaan: "Sejauh mana Anda puas dengan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh bidan selama perawatan kehamilan
Anda?"
5. Waktu Pengukuran: Survei akan dilakukan setelah pasien
menyelesaikan perawatan kehamilan dan melahirkan.
6. Metode Analisis Data: Data akan dianalisis menggunakan statistik
deskriptif dan regresi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan bidan.
Analisis ini akan membantu meningkatkan kualitas layanan
kesehatan maternal dan neonatal yang disediakan oleh bidan.

2.3 Hipotesis Penelitian


2.3.1 Pengertian hipotesis penelitian
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar)
dan tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang
ditentukan dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan
baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti. Adapun
definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
a Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018).
b Menurut Johnson & Christensen Hipotesis Sebuah prediksi atau
tebakan terpelajar; pernyataan formal prediksi peneliti tentang
hubungan yang ada di antara variabel yang diselidiki (Johnson, 2019).

8
c Hipotesis merupakan praduga atau asumsi yang harus diuji melalui
data atau fakta di lapangan yang diperoleh melalui suatu penelitian
(Dantes, 2012)

Dari berbagai pengertian hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa


pengertian dari hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat
hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya
sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat
membuat kesimpulan kesimpulan terhadap penelitian yang
dilakukannya.

2.3.2 Ciri-ciri hipotesis yang baik


Dalam merumuskan hipotesis, hendaknya hipotesis tersebut dapat
memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Berikut ciri-
ciri hipotesis yang baik:
a. Menurut Ary dalam Wagiran (2014), hipotesis yang baik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki daya penjelas, yaitu hipotesis harus merupakan
penjelasan yang mungkin bisa diterangkan.
2. Merupakan hubungan yang diharapkan diantara variabel-
variabel.
3. Harus dapat diuji.
4. Konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, yaitu tidak
bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum-hukum yang
sebelumnya sudah ada.
5. Dinyatakan dengan kalimat yang sederhana. (Wagiran, 2014)
b. Sugiyono
1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variable: mandiri,
perbandingan keadaan variable pada berbagai sampel, dan
merupakan dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau
lebih

9
2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran
3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode
metode ilmiah (Sugiyono, 2018)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang baik


antara lain :

a. Hipotesis harus menduga hubungan diantara beberapa variabel


Hipotesis harus dapat menduga hubungan diantara dua variabel
atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap
turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian
diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu
membawa perubahan pada variabel lainnya.
b. Hipotesis harus dapat diuji Hipotesis harus dapat diuji untuk
dapat menerima atau menolaknya. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan data-data empiris.
c. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah dan terkhusus
pada permulaan penelitian, harus berhati-hati untuk mengusulkan
hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan.
d. Hipotesis dinyatakan secara sederhana Suatu hipotesis akan
dipresentasikan ke dalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna
dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk
membuktikan hipotesis tersebut.

10
2.3.3 Kegunaann hipotesis
Keberadaan hipotesis dalam suatu penelitian merupakan sesuatu
yang harus ada dan harus dilakukan. karena hipotesis suatu penelitian
berguna untuk:
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan
kerja penelitian.
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta
yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang
bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang
menyeluruh.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.

Sedangkan menurut Muh. Fitrah dan Luthfiyah, hipotesis suatu


penelitian dapat memberikan fungsi atau kegunaan seperti berikut
(Fitrah, 2017):

a. Sebagai arahan atau petunjuk dalam suatu penelitian sehingga


berguna untuk mencegah pengumpulan data yang tidak relevan dan
tidak mendukung dengan topic penelitian yang sedang diteliti
b. Menambah kejelian peneliti terhadap suatu permasalahan penelitian
c. Dengan merumuskan hipotesis, peneliti akan lebih memahami
permasalahan yang sedang diteliti
d. Digunakan sebagai kerangka/acuan untuk menyakinkan peneliti
2.3.4 Jenis-jenis hipotesis
Hipotesis dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan
proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :
1. Hipotesis kerja, yaitu hipotesis sintesis dari hasil kajian teoritis.
Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
2. Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari
hipotesis kerja dan sering disingkat Ho.

11
Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan
Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas
pertimbangan bahwa Ho sengaja dipersiapkan untuk ditolak
sedangkan H1 dipersiapkan untuk diterima (Sudarwan, 2018).
b. Ditinjau dari proses perolehannya, hipotesis dibedakan menjadi :
1. Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan
pengamatan untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian
kualitatif).
2. Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian
kuantitatif).
Hubungan antara hipotesis dengan observasi dan teori ilmiah pada
hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut
(Trochim, 2017):
Bagan hipotesis deduktif

THEORY
HYPOTHES
IS OBSERVATION
CONVIRMATION
Bagan induktif

THEORY

TENTANTIVE
HYPOTHESIS

PATTERN

OBSERVATION

12
2.3.5 Perumusan hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu
tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan
teoritis dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan
ketika melakukan telaah pustaka. Menggali dan merumuskan hipotesis
mempunyai seni tersendiri. Peneliti harus sanggup memfokuskan
permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka.
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin
dipecahkan dengan cara banyak membaca literature-literatur yang
ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang
tempat-tempat, objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan satu
sama lain dalam masalah yang sedang diselidiki.
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan
dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan
bidang yang bersangkutan. (Sugiyono, 2018)
2.3.6 Cara menguji hipotesis
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang
didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol,
maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik, sebuah hasil
penelitian bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut
hampir sesuai dengan yang diperoleh di lapangan atau tidak mungkin
disebabkan oleh faktor yang kebetulan. Keputusan dari uji hipotesis
hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol (Ho).
Interpretasi dari uji hipotesis yaitu jika nilai p lebih kecil dari tingkat
signifikan tes yang diharapkan (p value < α), maka hipotesis nol bisa
ditolak. Jika nilai p lebih besar dari tingkat signifikan tes yang diharapkan
(p value > α), maka hipotesis nol bisa diterima (Nazir, 2015). Sebelum
peneliti melakukan uji hipotesisnya, maka harus memenuhi prosedur uji
hipotesis sebagai berikut:

13
1. Tentukan parameter yang akan diuji
2. Tentukan hipotesis nol (Ho)
3. Tentukan hipotesis alternatif (Ha)
4. Tentukan nilai α (taraf signifikansi)
5. Pilih statistik yang tepat
6. Tentukan daerah penolakan
7. Hitung statistik uji (uji analisa data)
8. Putuskan apakah Ho ditolak atau tidak

Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan


pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Di dalam menentukan
penerimaan dan penolakan hipotesis, maka hipotesis alternatif (Ha)
diubah menjadi hipotesis nol (Ho). Dalam kasus di atas, ada dua kondisi
yang mungkin terjadi terhadap orang tersebut.

a. Orang tersebut tidak sakit


b. Orang tersebut sakit

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam dunia penelitian, pemahaman konsep-konsep seperti skala
pengukuran, definisi operasional, dan hipotesis penelitian memiliki peran
krusial. Skala pengukuran menjadi pedoman dalam menentukan interval
dalam satuan alat ukur, menghasilkan data kuantitatif yang esensial untuk
analisis statistik. Definisi operasional memberikan rinciannya tentang cara
mengukur variabel penelitian, memastikan bahwa proses pengumpulan data
dilakukan dengan konsistensi dan kejelasan. Sementara itu, hipotesis
penelitian, sebagai prediksi sementara, menjadi dasar untuk menjawab
rumusan masalah penelitian dan memberikan arah bagi pengumpulan dan
analisis data.
Ketiga konsep ini saling terkait, membentuk landasan penelitian
yang kokoh. Skala pengukuran memberikan dasar untuk pengukuran yang
sistematis, definisi operasional mengarahkan cara variabel diukur, dan
hipotesis memberikan landasan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Pemahaman holistik terhadap konsep-konsep ini memungkinkan peneliti
merancang penelitian yang lebih terarah, mengumpulkan data dengan
konsistensi, dan menganalisis hasil penelitian dengan keseluruhan yang
kokoh.
3.2 Saran
Kami harap dengan dibuatnya makalah ini dapat menjadi jembatan ilmu
bagi mahasiswa untuk memahami tentang Statistik Dasar Di Kebidanan

15
DAFTAR PUSTAKA
Ulya, Ni’matul. 2022. Metodologi Penelitian Kebidana. Padang: PT Global
Eksekutif Teknologi.

Evalina, Dame. (2018). Modul Metode Penelitian & Statik Dasar. Medan

Nilda Miftahul, J. (2020). Variabel dan skala pengukuran statistik. Jurnal


Pengukuran Statistik, 1-8.

Saputra, Nanda, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Aceh: Yayasan Penerbit


Muhammad Zaini

16
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Statistika Dasar”. Telah
dikoreksi oleh dosen pengampu mata kuliah dan telah dikoreksi oleh tim.

Jakarta, 18 Januari 2024

Dosen Penanggung Jawab

Dr. Sri Handayani, S.pd, MKM

17

Anda mungkin juga menyukai