Anda di halaman 1dari 19

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Oleh :

SULFIANA (042020032)
NAJMIAH ABDUH (042020317)
ILMIYAH (042020306)
OVA SULKARNAEM (042020322)

PDODI S1 KEBIDANAN INTSTITUT KURNIA JAYA PERSADA PALOPO


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah s.w.t

karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik

dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu metode penelitian

yang membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan

terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan

data-data dalam pembuatan makalah ini kami menjelaskan tentang metode penelitian

kuantitatif

Mungkin di dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kita

ketahui . maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.

Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Sengkang, 21 juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang...................................................................................................1

B.Rumusan Masalah..............................................................................................1

C.Tujuan Penulisan................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A.Pengertian Metode penelitian kuantitatif...............................................................2

B. Jenis-jenis analisis kuantitatif................................................................................7

C. Contoh metode kuantitatif.....................................................................................10

BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan........................................................................................................18

B.Saran..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum


memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut positivisme
yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memacu
perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi ke dalam riset-
riset ilmu sosial (Harahap, 1992).

Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi
penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan
berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti
yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.

B.Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian dari penelitian kuantitatif?
B. Jenis-jenis analisis kuantitatif ?
C. Contoh metode kuantitatif?

C.Tujuan Penulisan
A.Untuk mengetahui pengertian dari pelitian kuantitatif ?
B.Untuk mengetahui jenis-jenis analisis kuantitatif ?
C. Bagaimana contoh penelitian kuantitatif ?
BAB 2

PEMBAHASAN

Apa itu penelitian kuantitatif


Menurut Sugiyono (2018;13) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan
diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah
yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

Menurut SunyotoPenelitian kuantitatif merupakan angka atau bilangan yang sudah pasti
sehingga dapat dirangkai dan juga memudahkan dalam membaca, serta mempermudah
peneliti untuk membuat sebuah pemahaman (Sunyoto 2016, hlm. 21)

Model analisis data kuantitatif

Metode yang digunakan dalam penelitian beragam dan disesuaikan dengan tipe data yang
sudah dikumpulkan. Selama ini, selain metode kualitatif, metode kuantitatif menjadi
metode yang paling sering dipakai dalam penelitian. Metode kuantitatif sendiri digunakan
untuk menganalisa data kuantitatif atau data yang berhubungan atau berupa angka. Dalam
kata lain, data kuantitatif juga disebut dengan data numerik yang bisa dikalkulasikan.
Dikarenakan data ini umumnya berupa angka, maka dalam proses analisanya lebih sering
menggunakan bantuan perhitungan matematis dan statistik.

Model analisis data kuantitatif sendiri dibagi menjadi 3 macam yaitu analisis deskriptif,
analisis regresi, dan analisis faktor. Ketiganya akan dijelaskan lebih mendetail dan bisa
kamu simak sebagai berikut:

1.Analisis deskriptif

adalah model analisis data kuantitatif yang lebih sering dipakai untuk menganalisa
data dalam jumlah yang besar. Model analisis data ini tergolong yang paling mendasar
dalam menggambarkan data secara umum. Menurut Wiyono (2001), analisis deskriptif
terdiri dari beberapa bagian seperti distribusi frekuensi, pengukuran tendensi pusat, dan
pengukuran variabilitas.
Dalam distribusi frekuensi, data-data yang acak akan dikategorikan berdasarkan kategori
khusus supaya lebih sistematis. Distribusi frekuensi ini juga dibagi lagi menjadi beberapa
jenis yakni distribusi frekuensi berkelompok, tidak berkelompok, dan grafik distribusi.
Pengukuran tendensi pusat dilakukan untuk mencari gambaran jelas mengenai populasi
atau sampel. Selain itu, tendensi pusat juga berfungsi untuk mengetahui bagian terbesar
dalam distribusi data. Pengukuran tendensi pusat ini meliputi mean/rata-rata, median/nilai
tengah, dan modus/nilai paling banyak.
Kemudian, pengukuran variabilitas bertujuan untuk tingkat homogenitas dan heterogenitas
data penelitian. Pengukuran ini menggunakan rentang antarkuartil, rata-rata simpangan,
simpangan kuartil, simpangan baku, serta koefisien variasi.
Secara umum, data yang dianalisa menggunakan analisis deskriptif akan berupa tabel,
diagram, dan grafik. Cara perhitungan datanya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
menggunakan software SPSS atau secara manual. Pada cara yang manual, perhitungan
akan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus tertentu sesuai dengan jenis
pengukuran yang diterapkan.

2. Analisis Regresi

Model analisis data kuantitatif selanjutnya disebut dengan analisis regresi. Model ini
mempunyai tujuan untuk menganalisa adanya pengaruh antara satu variabel dengan
variabel yang lain dengan menggunakan bantuan persamaan regresi. Analisis regresi cukup
sering dijadikan sebagai model analisis data kuantitatif terutama dalam bidang teknik dan
ekonomi.
Terdapat dua jenis dari analisis regresi sederhana yaitu regresi linier sederhana dan regresi
linier berganda. Dalam analisis regresi sederhana, satu variabel independen dipakai untuk
memprediksi hasil variabel dependen. Analisis regresi sederhana umumnya akan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Y = a + bX
Dengan keterangan:
Y: Variabel dependen
X: Variabel independen
a: Konstanta (nilai dari Y jika X = 0)
b: Koefisien regresi
Sementara itu, analisis regresi berganda menggunakan dua atau lebih variabel independen
untuk menganalisa hasil dari variabel dependen atau terikat. Untuk analisis regresi
berganda dapat menggunakan beberapa software seperti SPSS, STATA, hingga Eviews.

3.Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan model analisis data kuantitatif berikutnya yang dijuluki dengan
analisis multivariat. Analisis ini lebih didasarkan pada hubungan antar variabel yang
bertujuan untuk menjelaskan suatu analisa data dengan lebih sederhana dengan bantuan
reduksi jumlah variabel (faktor).
Dengan kata lain, analisis faktor mempunyai fungsi untuk meringkas variabel lama
menjadi variabel baru dengan jumlah yang lebih sedikit, akan tetapi secara umum masih
mengandung informasi yang sama dengan variabel lama. Dengan kelebihannya ini, analisis
faktor juga menjadi salah satu model analisis data kuantitatif yang sering dipakai pada
disiplin ilmu psikologi dan sosio-ekonomi.
JURNAL FENOMENA KESEHATAN
Artikel Penelitian
Volume 03 Nomor 02 Oktober 2020 Halaman xxx

PENGARUH PENYULUHAN KB TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG
KONTRASEPSI DI POSYANDU

THE EFFECT OF KB DISCUSSION ON THE KNOWLEDGE OF THE SUBURITY AGE OF


CONTRACEPTION IN POSYANDU WORKING AREA OF PUBLIC HEALTH CENTER

Dewiyanti1, Cheristina2, Indah Ikayanti3


Dosen Prodi S1 Keperawatan, STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo
1,2

3
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan, STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo

ABSTRAK
Upaya mengatur kehamilan salah satunya dilakukan dengan menggunakan metode kontrasepsi.
Metode kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang efektif untuk menunda dan menjarangkan
kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
penyuluhan KB terhadap tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Angkona.
Metode penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian
rancangan pra eksperimen dengan desain one group pre post test. Populasi dalam penelitian ini yaitu
pasangan usia subur yang terdata di Posyandu Mawar pada bulan Juni sebanyak 75 0rang dengan jumlah
sampel sebanyak 43 orang. uji analisa data yang digunakan adalah uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi (p value 0,000).
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan pada PUS untuk mencari informasi melalui petugas
kesehatan agar memperoleh informasi yang tepat dan benar dan pada petugas puskesmas untuk
melakukan intervensi promosi kesehatan dengan pendekatan pendidikan kesehatan.
Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, PUS, Kontrasepsi

ABSTRACT
Breast milk is grease emulsion in protein liquid, lactose and an organic mineral salt
that is contraceptive methods are effective methods for delaying and sparing pregnancy, and stopping
fertility. This study aims to analyze the effect of family planning counseling on the level of knowledge of
fertile age couples about contraception in the Posonaandu Area of the Pusona Public Health Center.
The research method used is quantitative research that uses a pre-experimental research design
design with one group pre post test design. The population in this study is fertile age couples recorded in
Posyandu Mawar in June as many as 75 people with a total sample of 43 people. The data analysis test
used is the Wilcoxon Signed Ranks Test.
The results of this study are that there is an influence of health education on the level of
knowledge of fertile age couples about contraception (p value 0,000).
Based on the results of the study it is advisable for EFA to seek information through health
workers in order to obtain the right and correct information and at the health center staff to conduct
health promotion interventions with health education approaches.
Keywords: Health Education, EFA, Contraceptio
PENDAHULUAN

Mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009
tentangperkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa
keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes, 2013).

Upaya mengatur kehamilan salah satunya dilakukan dengan menggunakan metode


kontrasepsi. Metode kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang efektif untuk menunda
dan menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Oleh karena itu pemerintah
berusaha meningkatkan pemakaian kontrasepsi (Dewi, 2014).

Target nasional indikator tersebut pada tahun 2015 adalah Contraceptive Prevalence Rate
(CPR) sebesar 65%, Age Specific Fertility Rate (ASFR) usia 15-19 tahun sebesar 30/1000
perempuan usia 15-19 tahun dan unmet need 5%. Pada data dari Kemnekes RI (2013)
ditemukan bahwa penggunaan Non- MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan MKJP
setiap tahun semakin tinggi, atau pemakaian kontrasepsi non-MKJP lebih besar dibandingkan
dengan pemakaian kontrasepsi MKJP. Padahal Couple Years Protection (CYP) Non-MKJP
yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk putus penggunaan kontrasepsi (20-
40%) (Kemenkes, 2013).

.Data WHO pada tahun 2018


terdapat sebanyak 214 juta wanita usia produktif di negara berkembang yang metode
kontrasepsi modern dan secara global, penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat,
dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015. Secara regional, proporsi wanita
berusia 15-49 tahun yang melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah
meningkat secara minimal atau meningkat antara tahun 2008 dan 2015. Di Afrika naik dari
23,6% menjadi 28,5%, di Asia naik sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, dan di Amerika Latin
dan Karibia tetap stabil di 66,7% (WHO, 2018).

Data BKKBN pada tahun 2015 mencatat bahwa hasil pelayanan peserta KB Baru Pasca
Persalinan yaitu sebanyak 94.311 peserta, Metode yang paling banyak di gunakan oleh peserta
KB Baru Pasca Persalinan yaitu metode suntikan sebanyak 53.613 peserta (56,85%)
sedangkan untuk peserta KB baru Pasca Persalinan yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) yaitu sebanyak 22.337 peserta (23,68%). Selain itu peserta KB baru
pasca persalinan yang menggunakan metode KB pria hanya sebanyak 2.276 peserta (2,41%).

Penggunaan KB suntik adalah penggunaan KB terbanyak yang digunakan


sebesar 31,2% pemakai. Data peserta KB di Sulawesi selatan pada tahun 2014
sebanyak 1.012.913 orang
(BPS, 2015). Pada tahun 2014 Data peserta KB aktif pada tahun 2017 sebanyak
47.558 (70%) dari jumlah penduduk yang ada (Anwar, 2017). Data dari BKKBN
Kabupaten Wajo jumlah peserta KB aktif pada tahun 2016 sebanyak 49.892 dengan
pengguna KB implant sebanyak 7714 orang, tahun 2017 sebanyak 50.759 orang
dengan pengguna KB implant sebanyak 8.242 orang dan pada tahun 2018 terdapat
sebanyak 46.649 orang dengan pengguna KB implant sebanyak 6.767 orang.
Metode KB dapat dibedakan menjadi metode KB cara modern adalah sterilisasi,
pil, IUD, suntik, susuk KB, kondom,intravagina/diafragma,kontrasepsi darurat dan
Metode Amenorea Laktasi (MAL). Sedangkan cara tradisional misalnya pantang
berkala dan senggama terputus. suntik dan pil adalah cara KB modern yang paling
diketahui oleh masyarakat di semua golongan usia, termasuk pada usia risiko tinggi di
atas 35 tahun. Kedua jenis kontrasepsi tersebut dinilai kurang efektif untuk mencegah
kehamilan. Jenis kontrasepsi yang efektif untuk kehamilan bagi wanita risiko tinggi
adalah MKJP seperti IUD, sterilisasi wanita dan sterilisasi pria.
dalam pemilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai bagi pengguna itu sendiri
(Mahmudah, 2015).
Hasil survei awal yang dilakukan penulis kepada 10 calon akseptor KB di
Puskesmas Angkona ditemukan 4 orang sedang mempertimbangkan penggunaan KB,
3 orang merasa takut untuk menggunakan KB karena takut gemuk, dan 3 orang
mengatakan tidak mau menggunakan KB karena adanya pertimbangan tertentu.

METODE

Rancangan

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian


rancangan pra eksperimen dengan desain one group pre post test desaign.
Populasi dalam penelitian ini yaitu pasangan usia subur yang terdata di
Posyandu Mawar pada bulan Juni sebanyak 75 0rang jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 43 orang. Teknik yang digunakan yaitu purposive sampling. Uji analisa
data menggunakan uji Wilcoxon.

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam
upaya meningkatkan pengetahuan wanita usia subur. Konseling adalah suatu hubungan
baik dan harmonis antara konselor dan klien untuk membantu klien memecahkan masalah
yang dialami (Yulifah, 2009). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Proses mencari tahu ini
mencakup berbagai metode dan konsep- konsep, baik melalui proses pendidikan maupun
pengalaman, termasuk dalam sesi tanya jawa selama proses pendidikan kesehatan
(Notoatmojo, 2012).

Melalui pendidikan kesehatan, wanita usia subur dapat meningkatkan pengetahuan


tentang akseptor KB yang dapat digunakan. Sehingga membuat pengguna KB lebih
nyaman terhadap kontrasepsi tersebut dan dengan pengetahuan yang baik akan alat
kontrasepsi dapat menghindari kesalahan program keluarga berencana memiliki makna
yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam
HASIL
Karakteristik
Responden Tabel 5. 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik n (%)
Usia
20-24 tahun 5 11.6
25-29 tahun 10 23.3
30-34 tahun 12 27.9
35-39 tahun 9 20.9
40-45 tahun 7 16.3
Pekerjaan
IRT 40 93.0
swasta 1 2.3
swasta 1 2.3
PNS 1 2.3
Pendidikan
tidak tamat SD 3 7.0
SD 12 27.9
SMP 9 20.9
SMA 15 34.9
D4/S1 4 9.3
Pernah mendapatkan informasi
pernah 43 100.0
Sumber informasi
petugas kesehatan 43 100.0
Total
43 100.0
Sumber : data primer 2019

Karakteristik responden berdasarkan usia terdapat usia 30-34 tahun sebanyak 13


orang (40,6%), 30-34 tahun sebanyak 5 orang (15,6%) dan 40-45 tahun sebanyak 14
(43,8%). Berdasarkan pekerjaan terdapat IRT sebanyak 23 orang (71,9%), wiraswasta
sebanyak 7 orang (3,1%), PNS sebanyak 1 orang (3,1%) dan Honorer sebanyak 1
orang (3,1%). Berdasarkan pendidikan terdapat pendidikan SD sebanyak 4 orang
(12,5%), SMP sebanyak 2 orang (6,3%), SMA sebanyak 20 orang (62,5%) dan
pendidikan tinggi
sebanyak 6 orang (18,8%).

11 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


Deskripsi Pengetahuan
Tabel 5. 2
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan Sebelum Setelah

Frekuensi % Frekuensi %

baik 11 25.6 40 93.0


kurang 32 74.4 3 7.0
Total 43 100.0
43 100.0
Sumber : data primer 2019

Data distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan sebelum pendidikan


kesehatan yang baik sebanyak 11 orang (25,6%) dan yang kurang sebanyak 32 orang
(74,4%). Dan pengetahuan setelah pendidikan kesehatan yang baik sebanyak 40 orang
(93%) dan yang kurang sebanyak 3 orang (7%).

Deskripsi Statistik
Tabel 5. 3
Deskriptif Statistik Responden Berdasarkan Pengetahuan
Std. Mini Maxi
N Mean Deviation mum mum
pengetahuan
sebelum pendidikan 43 14.9535 2.86982 12.00 26.00
kesehatan
pengetahuan setelah 43 21.6744 3.30743 13.00 29.00
pendidikan
kesehatan
Sumber : data primer 2019

Data deskriptif statistic reponden berdasarkan pengetahuan sebelum pendidikan


kesehatan nilai mean (rata-rata) responden 14.9535, standar deviation 2.86982, nilai
minimum 12 dan nilai maksimum 26. Dan deskriptif statistic reponden berdasarkan
pengetahuan setelah pendidikan kesehatan nilai mean (rata-rata) responden 21.6744,
standar deviation 3.30743, nilai minimum 13 dan nilai maksimum 29.

12 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


Analisa Bivariat

Tabel 5.5
Pengaruh Penyuluhan KB Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia
Subur Tentang Kontrasepsi
Mean Sum of P
N Rank Ranks value
pengetahuan Negative 0 a
0.00 0.00
setelah intervensi Ranks
- Positive 39b 20.00 780.00 0,000
pengetahuan
sebelum Ranks
Ties 4c
Total 43
Sumber : data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas, nilai negatif ranks atau selisih (negatif) antara pengetahuan
sebelum dan setelah pendidikan kesehatan untuk mean ranks dan sum of ranks adalah
0 yang artinya hal tersebut menunjukkan tidak adanya pengurangan (penurunan) nilai
setelah edukasi. Untuk nilai positif ranks diatas ditemukan atau selisih (positif) antara
pengetahuan sebelum edukasi dan setelah edukasi untuk jumlah peserta yang
memperoleh peningkatan hasil setelah sebanyak 39 orang dengan nilai mean ranks
(rata-rata peningkatan sebesar 20 dengan jumlah ranking positif (sum of ranks)
sebesar
780.00. Untuk nilai kesamaan nilai sebelum dan setelah edukasi sebanyak 4 orang.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil dari nilai α
0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji wilcoxon pendidikan kesehatan berpengaruh
diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil terhadap pengetahuan ibu-ibu tentang
dari nilai α 0,05 sehingga disimpulkan KB IUD.
bahwa ada pengaruh pendidikan Tenaga kesehatan memegang peranan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan penting dalam memberikan informasi
pasangan usia subur tentang tentang metode KB pasca persalinan
kontrasepsi. Hasil penelitian ini sejalan kepada calon akseptor yang dalam hal
dengan hasil penelitian yang dilakukan ini khusus ibu hamil, bersalin dan nifas.
oleh Ridho (2017) yang menyimpulkan Pemberian informasi ini dilakukan
bahwa melalui konseling dengan
menggunakan alat bantu pengambilan

13 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


keputusan (ABPK) ber-KB (Kemenkes, bahwa responden mampu memahami
2014). dan mengaalisa informasi yang
Berdasarkan hasil penelitian, nilai diberikan melalui pendidikan kesehatan.
negatif ranks atau selisih (negatif) Notoatmojo (2010) menjelaskan bahwa
antara pengetahuan sebelum dan setelah memahami diartikan sebagai suatu
pendidikan kesehatan untuk mean ranks kemampuan untuk menjelaskan secara
dan sum of ranks adalah 0 yang artinya benar tentang objek yang diketahui dan
hal tersebut menunjukkan tidak adanya dapat menginterpresentasikan materi
pengurangan (penurunan) nilai setelah tersebut secara benar. Orang yang telah
edukasi. Hal ini ditemukan karena paham terhadap objek atau materi harus
adanya pemberian intervensi yang dapat menjelaskan, menyebutkan
dilakukan sehingga pasangan usia subur contoh, menyimpulkan, meramalkan
memperoleh informasi yang dapat dan sebagainya terhadap objek yang
memperbaharui pendidikan yang dipelajari. Kemampuan responden
dimiliki. Selain itu, pasangan usia subur menganalisa yang baik sehingga dapat
pada penelitian ini adalah usia produktif mengingat informasi yang diberikan
sehingga mereka memiliki daya ingat meskipun telah melewati beberapa hari
yang baik dan menerima informasi yang setelah intervensi hal ini karena
diberikan dengan baik. Adanya responden sudah dapat menganalisa
pemberian intervensi ini dapat dengan baik materi yang disampaikan.
memberikan pengetahuan walaupun Analisis adalah suatu kemampuan untuk
beberapa resonden ditemukan tidak menjabarkan materi atau suatu objek ke
sekolah dan pendidikan mereka rendah. dalam komponen-komponen, tetapi
Wawan (2011) menyatakan bahwa masih di dalam satu struktur organisasi,
meskipun seseorang memiliki dan masih ada kaitannya satu sama lain.
pendidikan yang rendah tetapi jika ia (Notoatmojo S. , 2010). Untuk nilai
mendapatkan informasi yang baik dari kesamaan nilai sebelum dan setelah
berbagai media misalnya TV, radio atau edukasi sebanyak 4 orang. hal ini dapat
surat kabar maka hal itu akan dapat terjadi karena berdasarkan hasil
meningkatkan pengetahuan seseorang penelitian, hal tersebut ditemukan pada
termasuk informasi yang diberikan oleh responden dengan pendidikan rendah.
petugas kesehatan. Sehingga walaupun ada intervensi yang
Untuk nilai positif ranks diatas diberikan namun kemampuan untuk
ditemukan atau selisih (positif) antara memahami terbatas, membuat tingkat
pengetahuan sebelum edukasi dan pengetahuan responden berada pada
setelah edukasi untuk jumlah peserta level tahu. Adanya infomasi yang
yang memperoleh peningkatan hasil diberikan setidaknya ada pengetahuan
setelah sebanyak 39 orang dengan nilai yang diberikan meskipun pada level
mean ranks (rata-rata peningkatan tahu. Tahu diartikan sebagai mengingat
sebesar 20 dengan jumlah ranking suatu materi yang telah dipelajari
positif (sum of ranks) sebesar 780.00. sebelumnya. Termasuk kedalam
hal ini karena berdasarkan hasil pengetahuan tingkat ini adalah
penelitian ditemukan, responden berada mengingat kembali sesuatu yang
pada usia produktif yang dapat spesifik dan seluruh bahan yang
menerima dengan baik informasi yang dipelajari atau rangsangan yang
disampaikan. Pada hasil penelitian ini diterima. Oleh karena itu, tahu
dapat diketahui merupakan tingkat pengetahuan

14 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


yang paling rendah (Notoatmojo S. , BPS. (2015). Banyaknya Pasangan
2010). Usia Subur dan Peserta KB Aktif
Menurut Kabupaten/Kota di
KESIMPULAN DAN SARAN Provinsi Sulawesi Selatan, 2014.
Kesimpulan Retrieved from Badan Pusat
Data distribusi frekuensi Statistik Propisi Sulawesi
berdasarkan pengetahuan sebelum Selatan: diakses pada tanggal 8
pendidikan kesehatan yang baik maret 2019 dari
sebanyak 11 orang (25,6%) dan yang
https://sulsel.bps.go.id/linkTable
kurang sebanyak 32 orang (74,4%).
Dinamis/view/id/111
Dan pengetahuan setelah pendidikan
kesehatan yang baik sebanyak 40 orang Dewi, P. H. (2014). Rendahnya
(93%) dan yang kurang sebanyak 3 Keikutsertaan Pengguna Metode
orang (7%) dan disimpulkan bahwa Kontrasepsi Jangka Panjang
disimpulkan bahwa ada pengaruh Pada Pasangan Usia
pendidikan kesehatan terhadap tingkat Subur. Jurnal Biometrika dan
pengetahuan pasangan usia subur Kependudukan, Vol. 3, No. 1 ,
tentang kontrasepsi setelah dilakukan diakses pada tanggal 8
penyuluhan KB. maret 2019 dari
Saran http://journal.unair.ac.id/downloa
Disarankan bagi petugas d-fullpapers-
puskesmas untuk melakukan intervensi biometrik6ad6c0a8502full.pdf.
promosi kesehatan dengan pendekatan
pendidikan kesehatan. Induniasih, W. R. (2017). Promosi
Kesehatan, pendidikan
UCAPAN TERIMA KASIH kesehatan dalam keperawatan.
Penulis tidak lupa mengucapkan Yogyakarta: Pustaka Baru.
terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan Kemenkes. (2013). Bulitine jendela,
ini, terutama kepada teman yang telah data dan informasi kesehatan.
banyak memberikan sarannya kepada Jakarta: Kementrian Kesehatan
penulis. RI.

Kemenkes. (2014). Pedoman pelayanan


DAFTAR PUSTAKA keluarga berencana pasca
Anggraeni, S. d. (2013). Metode persalinan di fasilitas kesehatan.
penelitian kualitatif dan Jakarta: Kementrian Kesehatan
kuantitatif dalam bidang RI.
kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika. Kemppainen, V. K. (2013). Nurses'
roles in health promotion
Anwar, R. (2017). Bupati canangkan practice: an integrative
kampung KB di Pattirosompe. review. Health
Retrieved from Wajo. News: Promotion International,
diakses pada tanggal 8 maret Volume 28, Issue
2019 dari News wajokab.go.id 4,
https://doi.org/10.1093/heapro/d
as034, 490–501 diakses pada
tanggal 5 juli 2019 dari
https://academic.oup.com/heapro

15 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


/article/28/4/490/556908.

16 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


Mahmudah, L. T. (2015). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Wanita Di Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang. Unnes Journal of Public Health2 (2), diakses
pada tanggal 5 maret 2019 dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/ind ex.php/ujph/article/view/7222.
Notoatmojo. (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, T. d. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Sarjono, H. d. (2011). SPSS Vs Lisrel sebuah pengantar, aplikasi untuk riset. Jakarta:
Salemba empat.

Surajitno. (2016). Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan,


Kemenkes RI.

Wawan, D. d. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.

WHO. (2018). Family


planning/Contraception. Retrievedfrom World health
organization: diakses pada tanggal 8 maret 2019
https://www.who.int/news- room/fact-sheets/detail/family- planning-contraception

WHO. (2019). Health education. Retrieved Juli 5, 2019, from World Health
Organization: https://www.who.int/topics/healt h_education/en/
Yulifah, R. d. (2009). Komunikasi dan konseling dalam kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

17 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Sugiyono (2018;13) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang


berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan
diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah
yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan.
Metode yang digunakan dalam penelitian beragam dan disesuaikan dengan tipe data
yang sudah dikumpulkan. Selama ini, selain metode kualitatif, metode kuantitatif menjadi
metode yang paling sering dipakai dalam penelitian. Metode kuantitatif sendiri digunakan
untuk menganalisa data kuantitatif atau data yang berhubungan atau berupa angka. Dalam
kata lain, data kuantitatif juga disebut dengan data numerik yang bisa dikalkulasikan.
Dikarenakan data ini umumnya berupa angka, maka dalam proses analisanya lebih sering
menggunakan bantuan perhitungan matematis dan statistik.
Model analisis data kuantitatif sendiri dibagi menjadi 3 macam yaitu analisis
deskriptif, analisis regresi, dan analisis faktor.

B. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jia dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.

18 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020


DAFTAR PUSTAKA

Online. https://stikeskjp-palopo.e-journal.id/JFK/article/download/119/93. Pada


Tanggal 21 juni 2022. Pukul 15.00 Wita
Online . https://serupa.id/metode-penelitian-kuantitatif-pengertian-karakteristik-jenis/.
Pada Tanggal 21 juni 2022. Pukul 16.00 Wita.
Online. https://serupa.id/metode-penelitian-kuantitatif-pengertian-karakteristik-jenis/.
Pada Tanggal 21 juni 2022. Pukul 17.00 Wita.

19 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai