KUANTITATIF
2021
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Kuantitatif yang berjudul "Memahami Langkah – Langkah Penelitian
Metodologi Kuantitatif". Selain itu, tujuan dari penyusunan makalalah ini adalah
untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Metodologi Penelitian Kuantitatif
secara lebih luas. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Berliani Ritonga,
M.Pd selaku dosen mata kuliah ini yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Apa langkah - langkah pokok pada penelitian kuantitatif ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode penelitian kuantitatif ?
5. Bagaimana proses penelitian kuantitatif ?
5
BAB II
1
Dr. Hj. Neliwati, Metode Penelitian Kuantitatif (Kajian Teori dan Praktek), (Medan : Widya
Puspita, 2018), hal. 67
2
Poerwandari, K, Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial, (Jakarta: LPSP-UI).
6
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah
(scientificinquiry) yang didasarkan pada filsafat positivisme
logikal(logicalpositivism) yang beroperasi terhadap peraturan - peraturan ketat
mengenai logika, kebenaran, hukum - hukum dan prediksi.3 Fokus penelitian
kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas,
terbatas dan memilah - milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka.
3
Sudarwan, Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia, 2002), hal. 24.
7
Untuk selanjutnya, penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para penganut paham
positivisme yang dipelopori oleh August Comte. Mereka berpendapat bahwa untuk
memacu perkembangan ilmu - ilmu sosial, maka metode - metode ilmu pengetahuan
alam harus diadopsi ke dalam riset - riset ilmu sosial.
4
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2009) hal. 14.
8
Metode penelitian kuantitatif merupakan sebuah studi yang diposisikan sebagai
bebas nilai (valuefree). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat
menerapkan prinsip - prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain
melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti
yang melakukan studi penelitian kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal - hal yang
dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai - nilai pribadi. Jika
dalam penelaahan muncul bias itu, penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah -
kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.5
Dalam penelitian kuantitatif diyakini adanya sebuah asumsi sebagai dasar untuk
melihat fakta atau gejala. Asumsi - asumsi yang dimaksud adalah :
1. Objek - objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, baik bentuk,
struktur, sifat, maupun dimensi lainnya.
2. Suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu.
3. Suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan,
melainkan merupakan akibat dari faktor - faktor yang mempengaruhinya.
5
Syahrum, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Bandung: Cita Pustaka Media, 2012) hal 14.
9
4. Basis pengetahuan kausalistis, yaitu menguji hubungan antar fenomena dan
menentukan kausalistas dari variabel - variabel.
5. Menguji atau mengubah teori. Penelitian melakukan kontrol atas variabel
penelitian, menerapkan kontro yang ketat atas dasar teori, kerangka berfikir,
instrumen, teknik analis, penarikan kesimpulan, penyusunan rekomendasi,
dan lain - lain.
6. Menggunakan instrumen pengumpul data yang akan menghasilkan dara
numerikal.
7. Elemen dasar analisis : angka.
8. Analisis menggunakan metode statistika.
9. Melakukan generalisasi.
6
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), hal : 7
10
2. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
A. Identifikasi Masalah
B. Pemilihan Masalah
1. Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
2. Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
4. Menghubungkan dua variabel atau lebih (Nazir: 1988)
Sumber Masalah
C. Perumusan Masalah
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
2. Jelas dan padat
3. Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul
penelitian
11
1. Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang
gejala-gejala yang dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu
dengan gejala lainnya.
2. Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak berarti dua, artinya tidak ada
maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan masalah
tersebut juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga tidak
diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. Masalah yang baik selalu
dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan unsur akibat
sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.
3. Masalah yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut
secara empiris. Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan
antargejala tetapi juga bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur.7
1. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/
capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah
dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi
kalimat pernyataan.
2. Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).
Telaah Pustaka
7
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES, 1985)
hal : 5
12
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian,
pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk
klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat
berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang
dibangun oleh peneliti sendiri.
Perumusan Hipotesis
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti).
Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan
sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seeprti konsep
partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct.
Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang
dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi
operasional.Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi
menjadi dua:
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1992), hal : 11.
13
1. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
2. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai aturan.
3. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau lebil
variable.
4. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalam sebuah model.
9
Harahap, Nasruddin, Penelitian Sosial : Latar Belakang, Proses : Persiapan Pelaksanaannya,
dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan
Kalijaga
14
Penentuan kelayakan masalah itu mi Poerwandar inimal didasarkan pada
pertimbangan kualitas masalah itu dan dapatnya masalah itu
dikonseptualisasikan.
Pertimbangan subjektif
c. Sumber Masalah
d. Judul
1. Hubungan
2. Kontribusi
3. Pengaruh
4. Perbedaan
5. Persepsi
15
Untuk melangkah menuju desain penelitian kuantitatif seorang peneliti
hendaknya menentukan konsep penelitiannya. Sedangkan konsep penelitian
dapat diperoleh dengan generalisasi dan abstraksi. Generalisasi adalah
proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang
berasal dari literature dan empiris. Sedangkan abstraksi mencakup ciri-ciri
umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan itu.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam
membuat konsep penelitian adalah desain variabel dan interaksi antar
variabel. Dan perlu diingat bahwa konseptualisasi dalam penelitian
kuantitatif akan terbentuk jika peneliti membaca teori yang akan digunakan
dalam penelitiannya. Apabila teori dan konsep telah terbentuk peneliti bisa
menentukan metode penelitian yang akan digunakan.10
10
Abdullah Fajar, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1
Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,
1985.
18