Anda di halaman 1dari 18

MEMAHAMI LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN METODOLOGI

KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

"Metodologi Penelitian Kuantitatif"

Dosen Pengampu : Berliani Ritonga, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Dinda Gita Puspita NIM 0105192009

2. Anggi Damayanti NIM 0105192013

3. M. Ali Akbar Siregar NIM 0105192016

4. Mutiara Azhari NIM 0105192030

5. Alila Ramadhani NIM 0105192032

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Kuantitatif yang berjudul "Memahami Langkah – Langkah Penelitian
Metodologi Kuantitatif". Selain itu, tujuan dari penyusunan makalalah ini adalah
untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Metodologi Penelitian Kuantitatif
secara lebih luas. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Berliani Ritonga,
M.Pd selaku dosen mata kuliah ini yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa


kesalahan meskipun kami sudah berusaha memberikan yang terbaik kepada para
pembaca. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari para pembaca agar
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 20 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

1.1 Latar Belakang...........................................................................4


1.2 Rumusan Masalah......................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6

2.1 Pengertian Penelitian Kuantitatif ..............................................6


2.2 Ciri – Ciri Penelitian Kuantitatif................................................9
2.3 Langkah – Langkah Pokok Pada Penelitian Kuantitatif............10
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kuantitatif....................13
2.5 Proses Penelitian Kuantitatif......................................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................17

3.1 Kesimpulan................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian
meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan
perencanaan di mulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap
penelitian yang sudah dikerjakan dan sudah diketahui, sampai pada penetapan
kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut.
Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun
pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling,
instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan hasil penelitian.
Data yang didapatkan selama penelitian disajikan dalam bentuk angka,
statistik dan sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan. Jadi,
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif, yakni dari khusus
ke umum atau bersifat menggeneralisasi data - data yang didapatkan di lapangan.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandasakan kepada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Apa pengertian penelitian kuantitatif ?


2. Apa ciri - ciri penelitian kuantitatif ?

4
3. Apa langkah - langkah pokok pada penelitian kuantitatif ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode penelitian kuantitatif ?
5. Bagaimana proses penelitian kuantitatif ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian penelitian kuantitatif.


2. Untuk mengetahui ciri - ciri penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui langkah - langkah pokok pada penelitian kuantitatif.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode penelitian kuantitatif.
5. Untuk mengetahui proses penelitian kuantitatif.

5
BAB II

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

2.1 Pengertian Penelitian Kuantitatif

Berdasarkan pendekatan yang mendasarinya, secara garis besar dapat


dibedakan dua macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Kedua pendekatan tersebut memiliki asumsi, tujuan, karakteristik dan prosedur yang
berbeda. Namun, demikian permasalahannya tidak terletak pada keunggulan atau
kelemahan setiap pendekatan, tetapi sejauh mana peneliti mampu bersikap responsif
dengan mengembangkan desain yang tepat untuk penelitiannya. Pembahasan ini tidak
bermaksud mempermasalahkan kebenaran atau kekurangan kedua pendekatan
penelitian melainkan untuk menguraikan perbedaan - perbedaan mendasar antara
penelitian - penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
dengan penekanan pada penelitian kualitatif (mengingat pendekatan kualitatif jarang
dilakukan), serta kemungkinan untuk menggabungkan kedua pendekatan penelitian
tersebut.1

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif telah lama mendominasi


tidak hanya pada penelitian ilmu - ilmu alam tetapi juga ilmu - ilmu sosial. Prinsip -
prinsip teoritis penelitian kuantitatif yang salah satunya adalah mengkonstruksikan
pengetahuan pada prosedur eksplisit, eksak, formal dalam mendefinisikan konsep
serta mengukur konsep - konsep serta variabel.2 Namun, terdapat beberapa peneliti
sosial yang melakukan penelitian kualitatif berpendapat bahwa fenomena - fenomena
sosial sangat unik sehingga sulit dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu bahkan
dapat menghilangkan makna yang sesungguhnya.

1
Dr. Hj. Neliwati, Metode Penelitian Kuantitatif (Kajian Teori dan Praktek), (Medan : Widya
Puspita, 2018), hal. 67
2
Poerwandari, K, Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial, (Jakarta: LPSP-UI).

6
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah
(scientificinquiry) yang didasarkan pada filsafat positivisme
logikal(logicalpositivism) yang beroperasi terhadap peraturan - peraturan ketat
mengenai logika, kebenaran, hukum - hukum dan prediksi.3 Fokus penelitian
kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas,
terbatas dan memilah - milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel,


menentukan kausalitas dari variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif (untuk meramalkan suatu gejala).

Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang


menghasilkan dara numerikal (angka). Analisis data dilakukan dengan menggunakan
teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokkan data, kontrol, instrumen, dan
analisis statistik digunakan untuk menghasilkan temuan - temuan penelitian secara
akurat. Dengan demikian, kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui
penelitian kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.

Pendekatan kuantitatif seperti penjelasan di atas mementingkan adanya variabel -


variabel sebagai objek penelitian dan variabel - variabel tersebut harus didefinisikan
dalam bentuk operasionalisasi variabel masing - masing. Penelitian kuantitatif
memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan
tahapan - tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik
yang akan digunakan. Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya
dengan penafsiran angka.

Penelitian kuantitatif dibangun oleh paradigma positivisme. Sebuah paradigma


yang di ilhami oleh David Hume, John Locke, dan Berkeleyyang menekankan
pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki
kesamaan hubungan dengan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme.

3
Sudarwan, Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia, 2002), hal. 24.

7
Untuk selanjutnya, penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para penganut paham
positivisme yang dipelopori oleh August Comte. Mereka berpendapat bahwa untuk
memacu perkembangan ilmu - ilmu sosial, maka metode - metode ilmu pengetahuan
alam harus diadopsi ke dalam riset - riset ilmu sosial.

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya


adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Defenisi lain menyebutkan bahwa penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan
gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya.

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti dan
populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat statistik/kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.4

Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, scientific


dan metode discovery. Metode kuantitatif dikatakan metode tradisional karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
untuk penelitian. Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah atau scientific karena
metode - metode ini telah memenuhi kaidah - kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris,
obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka - angka
dan analisis menggunakan statistik.

4
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2009) hal. 14.

8
Metode penelitian kuantitatif merupakan sebuah studi yang diposisikan sebagai
bebas nilai (valuefree). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat
menerapkan prinsip - prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain
melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti
yang melakukan studi penelitian kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal - hal yang
dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai - nilai pribadi. Jika
dalam penelaahan muncul bias itu, penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah -
kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.5

Dalam penelitian kuantitatif diyakini adanya sebuah asumsi sebagai dasar untuk
melihat fakta atau gejala. Asumsi - asumsi yang dimaksud adalah :

1. Objek - objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, baik bentuk,
struktur, sifat, maupun dimensi lainnya.
2. Suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu.
3. Suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan,
melainkan merupakan akibat dari faktor - faktor yang mempengaruhinya.

2.2 Ciri - Ciri Penelitian Kuantitatif

Burns dan Grovedalam Danim (2002) mengatakan bahwa fokus penelitian


kuantitatif diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pembangun ilmu - ilmu keras


2. Proses kerjanya berlangsung ringkas, sempit dan reduksionistik. Reduksi
berarti melakukan pembedahan atas sesuatu menjadi bagian - bagian yang
bagian itu dapat diuji secara kuantitatif.
3. Ketat dalam objektivitas.

5
Syahrum, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Bandung: Cita Pustaka Media, 2012) hal 14.

9
4. Basis pengetahuan kausalistis, yaitu menguji hubungan antar fenomena dan
menentukan kausalistas dari variabel - variabel.
5. Menguji atau mengubah teori. Penelitian melakukan kontrol atas variabel
penelitian, menerapkan kontro yang ketat atas dasar teori, kerangka berfikir,
instrumen, teknik analis, penarikan kesimpulan, penyusunan rekomendasi,
dan lain - lain.
6. Menggunakan instrumen pengumpul data yang akan menghasilkan dara
numerikal.
7. Elemen dasar analisis : angka.
8. Analisis menggunakan metode statistika.
9. Melakukan generalisasi.

2.3 Langkah – Langkah Pokok Pada Penelitian Kuantitatif

1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi dilakukannya


penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan penelitian biasanya karena adanya
kesenjangan antara kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam
bagian ini dimuat deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil
penelitian peneliti sebelumnya. Secara rinci latar belakangberisi6:

1. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari


bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
2. Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
3. Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
4. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan situasi
dan kebutuhan zaman
5. Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
6. Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara
danbagi perkembangan ilmu

6
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), hal : 7

10
2. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
A. Identifikasi Masalah

Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya


kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam
kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.

B. Pemilihan Masalah
1. Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
2. Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
4. Menghubungkan dua variabel atau lebih (Nazir: 1988)

Sumber Masalah

Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil


penelitian terdahulu, dan lain-lain.

C. Perumusan Masalah
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
2. Jelas dan padat
3. Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul
penelitian

Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, suatu masalah dapat


dirumuskan dengan menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi
ada perbedaan dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di
dalamnya. Kalimat berita lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik
masalah yang bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan
adanya tantangan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.

Terlepas dari bentuk perumusan masalah yang digunakan, terdapat beberapa


kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk merumuskan masalah, yaitu
sebagai berikut :

11
1. Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang
gejala-gejala yang dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu
dengan gejala lainnya.
2. Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak berarti dua, artinya tidak ada
maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan masalah
tersebut juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga tidak
diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. Masalah yang baik selalu
dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan unsur akibat
sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.
3. Masalah yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut
secara empiris. Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan
antargejala tetapi juga bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur.7

Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/
capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah
dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi
kalimat pernyataan.
2. Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).

Telaah Pustaka

Manfaat Telaah Pustaka

1. Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti


2. Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran
3. Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan
perumusan hipotesa
4. Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian

Pembentukan Kerangka Teori

7
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES, 1985)
hal : 5

12
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian,
pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk
klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat
berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang
dibangun oleh peneliti sendiri.

Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis


dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa
merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka.
Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti).
Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan
sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seeprti konsep
partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct.
Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang
dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi
operasional.Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi
menjadi dua:

a. Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.


b. Variabel Continues misal : variabel umur8

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kuantitatif

Kelebihan Metode Kuantitatif:

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 1992), hal : 11.

13
1. Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
2. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai aturan.
3. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau lebil
variable.
4. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalam sebuah model.

Kekurangan Metode Kuantitatif:

1. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi).


2. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
3. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi atau sampelnya sama.
4. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang
jumlahnya sedikit.9

2.5 Proses Penelitian Kuantitaif

Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti dalam


melakukan penelitian kuantitatif. Minimal ada enam langkah yang harus dilakukan
oleh peneliti yang meliputi:

1. Mengeksplorasi, merumuskan dan penentuan masalah yang akan diteliti


seperti:
a. Topik
b. MasalahAdapun pertimbangan dalam memilih masalah minimal ada dua hal:
 Pertimbangan objektif

Maksud dari pertimbangan objektif disini adalah pertimbangan


berdasarkan masalah itu sendiri, layak tidak layak masalah itu diangkat.

9
Harahap, Nasruddin, Penelitian Sosial : Latar Belakang, Proses : Persiapan Pelaksanaannya,
dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan
Kalijaga

14
Penentuan kelayakan masalah itu mi Poerwandar inimal didasarkan pada
pertimbangan kualitas masalah itu dan dapatnya masalah itu
dikonseptualisasikan.

 Pertimbangan subjektif

Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan seputar kredibilitas peneliti


terhadap apa yang akan ditelitinya. Sehingga hal-hal yang
dipertimbangkan disini mencakup minat, dana, kemampuan, waktu dan
lain-lain yang dimiliki peneliti terhadap masalah yang akan ditelitinya.

c. Sumber Masalah

Stoner mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari


apabila:

1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan


2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan
3. Ada pengaduan
4. Ada kompetisi

d. Judul

Adapun ciri-ciri judul penelitian kuantitatif biasanya kata yang digunakan


diawal judul adalah:

1. Hubungan
2. Kontribusi
3. Pengaruh
4. Perbedaan
5. Persepsi

2. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian

15
Untuk melangkah menuju desain penelitian kuantitatif seorang peneliti
hendaknya menentukan konsep penelitiannya. Sedangkan konsep penelitian
dapat diperoleh dengan generalisasi dan abstraksi. Generalisasi adalah
proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang
berasal dari literature dan empiris. Sedangkan abstraksi mencakup ciri-ciri
umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan itu.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam
membuat konsep penelitian adalah desain variabel dan interaksi antar
variabel. Dan perlu diingat bahwa konseptualisasi dalam penelitian
kuantitatif akan terbentuk jika peneliti membaca teori yang akan digunakan
dalam penelitiannya. Apabila teori dan konsep telah terbentuk peneliti bisa
menentukan metode penelitian yang akan digunakan.10

10
Abdullah Fajar, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1
Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penelitian dapat dibagi menjadi 2 yaitu, Penelitian Kuantitatif dan Penelitian


Kualitatif. Penelitian Kuantitatif telah lama mendominasi tidak hanya pada penelitian
ilmu – ilmu alam tetapi juga ilmu – ilmu social. Ciri – ciri dari penelitrian kuantitatif
ini ada 8 diantaranya pembangunan ilmu – ilmu keras, Proses kerjanya berlangsung
ringkas, Ketat dalam objektivitas, Basis pengetahuan Kausalistis, menguji atau
mengubah teori, Menggunakan instrument pengumpul data yang akan menghasilkan
data numerical, Elemen dasarnya angka, Analisis menggunakan metode statistika,
melakukan generalisasi.

3.2 Saran

Demikian makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Metodologi


Penelitian Kuantitatif tentang memahami langkah – langkah penelitian metodologi
kuantitatif, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca dan
seluruh masyarakat sehingga dapat melakukan penelitian dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Fajar, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Jurnal Penelitian Agama

Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Harahap, Nasruddin, Penelitian Sosial : Latar Belakang, Proses : Persiapan

Pelaksanaannya, dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni – Agustus

1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga

K. Poerwandari. Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial. Jakarta: LPSP-UI

Neliwati. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Medan: Widya Puspita.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,

1985.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, PT.

Rineka Cipta, 1992.

Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Cita Pustaka Media.

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos: Jakarta, 1997.

18

Anda mungkin juga menyukai