Anda di halaman 1dari 16

KEDUDUKAN HUMAS DALAM ORGANISASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Manajemen Humas (PR)

Dosen Pengampu : Dr. M. Husni Ritonga, M.A

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Ilmu Komunikasi-2 / Semester VI

M. Iqbal Isro’I NIM 0105192029

Vrisya Dwi Tirabusky NIM 0105192031

Khofifah Indah Sari Siregar NIM 0105192066

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT., karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Kedudukan Humas dalam Organisasi dengan maksimal dan baik.
Shalawat beriring salam penulis ucapkan kepada Nabi besar kita junjungan alam
yaitu Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam jahiliah menuju
peradaban seperti saat ini, yang membuka mata hati kita agar terus menuntut ilmu.

Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Dosen Pengampu


mata kuliah Manajemen Humas (PR), Bapak Dr. M. Husni Ritonga, M.A karena
telah memberikan bimbingan dan pengajaran selama perkuliahan. Penulis berharap
semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah
ilmu pengetahuan. Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 03 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Konsep Dasar dan Fungsi Humas dalam Organisasi ................................... 3

B. Organisasi-organisasi Profesi Humas .......................................................... 6

C. Kedudukan Humas dalam Suatu Organisasi ................................................ 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................ 12

B. Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 1906 dalam sejarah istilah Public Relations terjadinya puncak
krisis, saat itu terjadinya pemogokan total buruh industri pertambangan batu bara
di Amerika Serikat dan sebagai akibatnya adalah terancamnya kelumpuhan total
industri batu bara terbesar di negara tersebut. Pada puncak krisis yang berlangsung
tersebut munculah seorang tokoh humas pertama sebagai sebuah teknik Pengguat
dengan adanya aktivitas yang dilakukan Ivy Ledbetter hasil menanggulangi
kelumpuhan industri batubara di Amerika Serikat dengan sukses, kejadian ini
pertama kali muncul istilah Public Relations (PR) yang sering kita kenal dengan
Humas. Terlihat dalam peristiwa tersebut bahwa perusahaan yang besar dan baik
harus memiliki humas agar dapat mempermudah kegiatan penjagaan citra keluar
perusahaan maupun penguatan internal di perusahaan tersebut.

Humas di Indonesia baru dikenal pada tahun 1950-an, setelah kedaulatan


Indonesia diakui oleh Kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949
dibentukdepartemen penerangan yang hanya berdedikasi pada kegiatan
politikdankebijaksanaan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dengan
kata laindepartemen penerangan tersebut tidak menyeluruh.

Peran humas dalam sebuah organisasi sangat penting, dalam riset tentang
kegiatan humas, ada dua peran besar yang secara konsisten muncul dalam kegiatan
humas yaitu peran sebagai teknisi dan manajemen. Peran sebagai teknisi mewakili
seni dari humas seperti menulis, mengedit, mengambil foto, menangani produksi
komunikasi, membuat event spesial, dan melakukan kontak telepon dengan media.
Peran sebagai manajer berfokus pada kegiatan membantu organisasi dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah terkait dengan humas. Manajer humas
melaksanakan tiga peran, pertama: sebagai pemberi penjelasan; kedua: sebagai
fasilitator komunikasi; dan ketiga: sebagai fasilitator pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar dan fungsi humas dalam organisasi?


2. Apa saja organisasi profesi humas?
3. Bagaimana kedudukan humas dalam suatu organisasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar dan fungsi humas dalam organisasi


2. Untuk mengetahui organisasi-organisasi profesi humas
3. Untuk mengetahui kedudukan humas dalam suatu organisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar dan Fungsi Humas dalam Organisasi

Dalam konsepnya, seorang Kepala Humas harus mencantumkan dengan jelas


fungsi Humas yang digarapnya, sebab fungsi itulah yang harus dijabarkan dalam
operasionalisasinya. Telah ditegaskan pula oleh Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy,
MA dalam bukunya yang berjudul “Hubungan Masyarakat Suatu Ttudi
Komunikologis” bahwa fungsi Humas atau Public Relations adalah:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi,


2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan
publik eksternal,
3. Menciptakan kombinasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi,
4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.

Dari keempat butir diatas jelas bahwa pelaksanaan fungsi Humas atau Public
Relations dilaksanakan dengan kegiatan komunikasi. Jenis komunikasi yang mana
yang dilaksanakan, sudah tentu bergantung kepada pesan yang akan disampaikan
atau disebarkan, dan tujuan yang akan dicapai.

Konsep-konsep yang telah dikemukakan sebelumnya mencoba


menggambarkan keanekaragaman pengertian tentang Humas. Untuk lebih
memperjelas apa yang dikerjakan humas atau bagian humas dalam organisasi,
fungsi-fungsi humas yang tercantum dalam booklet PRSA (Public Relations
Society of America) dapat memberikan gambaran yang lebih khusus. Fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut.

 Programming. Fungsi ini antara lain mencakup analisis masalah dan


peluang, menentukan goals dan publik (kelompok orang yang dukungan

3
dan pemahamannya diperlukan organisasi) serta merekomendasi dan
merencanakan kegiatan, dan termasuk didalamnya pembuatan anggaran,
penjadwalan, pembagian dan pendelegasian tugas.
 Relationship. Seorang praktisi Humas yang berhasil harus
mengembangkan keterampilan dalam mengumpulkan informasi dari
manajemen, sejawat dalam organisasi dan dari sumber-sumber di luar
organisasi. Untuk itulah banyak kegiatan humas mensyaratkan para praktisi
untuk selalu bekerja sama dan menjalin hubungan terutama dengan bagian-
bagian lain dalam organisasi seperti kepegawaian, hukum dan pemasaran
serta yang lainnya. Disamping itu, menjaga hubungan dengan pihak luar
organisasi juga sangat penting.
 Writing and Editing. Sejalan dengan sasaran kegiatan humas, yakni
mencapai publik yang amat besar, alat penting yang dapat digunakannya
adalah melalui barang-barang cetakan. Banyak ragam barang cetakan yang
digunakan dalam kegiatan humas seperti, laporan tahunan, booklets, media
releases, newsletter, dan lain-lainnya. Tulisan yang jelas dan masuk akal
sangat penting artinya bagi keefektifan kerja praktisi humas. Sebagian besar
pekerjaan humas berkaitan dengan penulisan dan penyuntingan.
 Information. Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah
satu cara menyebarkan informasi secara efektif. Hal ini berkaitan dengan
usaha pengenalan cara kerja berbagai media atau saluran komunikasi yang
ada, termasuk didalamnya surat kabar, media elektronik, radio dan televisi,
serta multi media. Ini akan sangat membantu pekerjaan praktisi humas,
terutama dalam menyebarkan berbagai informasi kepada publik.
 Production. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan produksi media
komunikasi yang digunakan dalam menyebarkan pesan-pesan yang
dirancang oleh praktisi humas. Untuk itu, praktisi humas harus memiliki
pengetahuan tentang tata letak, tipografi, fotografi dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan produksi media komunikasi yang digunakan dalam
kegiatan humas.
 Special Event. Konferensi pers, pameran, ulang tahun perusahaan,
pemberian penghargaan, kunjungan perusahaan dan sebagainya merupakan

4
kegiatan-kegiatan yang harus ditangani oleh praktisi humas. Kegiatan
seperti ini biasanya diarahkan untuk dapat menarik perhatian dan
memperoleh pengakuan dari publik terhadap keberadaan perusahaan.
Aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian biasanya berkaitan dengan
protokoler, perencanaan dan koordinasi, detail-detail jadwal dengan
kegiatan-kegiatannya, serta persiapan publikasi penunjangnya seperti
booklets, publisitas dan juga laporannya.
 Speaking. Keterampilan penting yang juga harus dimiliki oleh seorang
praktisi Humas adalah keterampilan berbicara, baik untuk tatap muka
individual maupun untuk tatap muka kelompok (public speaking). Menulis
pidato adalah bagian dari tugas humas.
 Research and Evaluation. Aktivitas penting yang dilakukan seorang
praktisi humas adalah pengumpulan fakta. Banyak cara dapat dilakukan
untuk itu, bisa dilakukan secara formal maupun informal serta dapat
menggunakan berbagai teknik. Penelitian biasanya digunakan baik pada
awal maupun pada akhir sebuah program kehumasan. Pengevaluasian
kegiatan humas juga sekarang mulai memperoleh perhatian yang semakin
besar.

Dari pemaparan tentang konsep dasar dan fungsi Humas diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa ciri khas proses dan fungsi Humas adalah:

 Menunjukan kegiatan tertentu (action)


 Kegiatan yang jelas (activities)
 Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)
 Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)
 Adanya kepentingan bersama (common interest)

Secara garis besar, fungsi Humas adalah:

 Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan


publiknya (maintain good communication)
 Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)

5
 Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain
goodmorals & manners)

B. Organisasi-organisasi Profesi Humas

1. PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia)


Didirikan para praktisi Humas di Indonesia pada 15 Desember 1972 di
Jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS, yaitu:

 Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungan


masyarakat di Indonesia,
 Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat,
 Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para
anggotanya
 Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun
dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.

Tahun 1977, PERHUMAS memprakarsai berdirinya organisasi humas di


Asia Tenggara, yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public Relations
Organization) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui PERHUMAS ditunjuk
menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di Jakarta.

Sebagai organisasi resmi, PERHUMAS telah menetapkan kode etik profesi


dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan
waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International Public Relations
Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat
Internasional.

2. APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations)


Merupakan organisasi yang menghimpun perusahaan Humas yang didirikan
pada 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat independen. Tujuan APPRI adalah
sebagai berikut.

6
 Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public
relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta
dalamusaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945,
 Mewujudkan fungsi Humas yang sehat, jujur dan bertanggung jawab,
sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara
nasional dan internasional,
 Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan
memberikan kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan
kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah,
 Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi
syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang Humas dan akan
bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
 Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan
usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik Humas.
 Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui
mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
 Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public
relations.

APPRI juga telah menetapkan kode etik profesi dan memberlakukan pada
anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat
internasional.

3. Organisasi Profesi Humas di Luar Negeri


Berikut beberapa organisasi profesi dari beberapa negara di belahan dunia,
yaitu:

a. PRSA (Public Relations Society of American)


Berkantor pusat di New York, PRSA berdiri tahun 1947. PRSA
memiliki tujuan sebagai berikut.

7
 Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang
humas.
 Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang
kehumasan.
 Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas
dan seterusnya kepada kelompok-kelompok usaha.
 Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para
majikan dan klien.
 Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang
tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
 Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan
pamflet, buku, monografi, majalah dan sebagainya.
 Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset
serta memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian
beasiswa.

b. Institute Public Relations of British (IPR)


IPR merupakan organisasi humas di Inggris didirikan secara resmi dan
mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan IPR adalah sebagai berikut:

 Untuk memajukan perkembangan humas.


 Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional
yangtinggi untuk para anggotanya.
 Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain
mengenaimasalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara
umun bertindaksebagai wadah bagi pertukayan gagasan mengenai
praktek kehumasan.

c. Netherlands Society of Public Relations


Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan
profesi humas yang pada tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan,
dengan nama Netherlands Society of Public Relations dan pada tahun 1979

8
namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor Public Relations en
Voorlichting/ Asosiasi PR dan Informasi).

C. Kedudukan Humas dalam Suatu Organisasi

Bahwa kedudukan humas atau PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agar
tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi.
Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran
(target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlepas dari
dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan
fungsinya, seorang PR/Humas sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki
empat kemampuan, yaitu:

1. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan


berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu
mengevaluasi suatu problematika yang dihadapinya.
2. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi
yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target
sasarannya.
3. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan
atau opini publik (crystallizing public opinion) yang searah dengan
kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling
menguntungkan.
4. Kemampuan Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling
menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik
publik internal maupun eksternal.

Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations
practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:

1. Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak


publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas
bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan
disampaikan itu.

9
2. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar
pelaksanaan public policy nya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut
membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak
jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh
publik.
3. Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau
memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan
akan data atau sumber informasi aktual dan faktual, yang menyangkut
kepentingan organisasi maupun publiknya.

Kustadi Suhandang (2012), mengemukakan bahwa Humas dan pimpinan


perusahaan merupakan dwi-tunggal yang harmonis dalam menggerakan
perusahaan. Pimpinan perusahaan sebagai pemegang kebijaksanaan, dan Humas
sebagai penerjemah kebijaksanaan tersebut. Penerjemah dari bahasa pimpinan
kepada bahasa publik. Secara organisator, Public Relations jelas harus berada di
bawah kekuasaan pimpinan perusahaan, tetapi lebih atas daripada bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan itu. Lebih jauh, Suhandang berpendapat bahwa secara
visual dan struktural, kedudukan Humas dapat digambarkan sebagai berikut:

Struktural Kedudukan Humas

Humas di dalam organisasi harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun


strategi untuk meningkatkan citra dan reputasi organisasi, apalagi di zaman yang
semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki era yang
disebut era kompetisi di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra
(termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting). Humas profesional terkadang

10
melibatkan diri dalam sebuah kegiatan dengan membawa brand organisasi. Hal
semacam ini tentu akan memberikan pengaruh positif pada citra organisasi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apa yang dikerjakan humas atau bagian humas dalam organisasi adalah
programming, relationship, writing and editing, information, production, special
event, speaking, research and evaluation. Dalam konsepnya, seorang Kepala
Humas harus mencantumkan dengan jelas fungsi Humas yang digarapnya, sebab
fungsi itulah yang harus dijabarkan dalam operasionalisasinya

Humas dan pimpinan perusahaan merupakan dwi-tunggal yang harmonis


dalam menggerakan perusahaan. Pimpinan perusahaan sebagai pemegang
kebijaksanaan, dan Humas sebagai penerjemah kebijaksanaan tersebut. Penerjemah
dari bahasa pimpinan kepada bahasa publik. Secara organisator, Public Relations
jelas harus berada di bawah kekuasaan pimpinan perusahaan, tetapi lebih atas
daripada bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun bagi kami. Selain itu, penulis berharap agar pembaca dapat
memahami isi dari makalah ini serta dapat di praktekkan dengan baik di kemudian
hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, dan Soleh Sumirat. (2004). Dasar-dasar Public Relations


Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. (2009). Human Relations & Public Relations. Bandung:
CV. Mandar Maju

Iriantara, Yosal. (2004). Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. Bandung:


Simbiosa Rekatama Media

iliweri, Alo. (2014). Sosiologi & Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Bumi
Aksara

Ruslan, Rosyadi. (2014). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai